Sebulan yang lalu.
Jane mendapatkan panggilan dari atasannya, yang memiliki jabatan dengan sebutan Kepala Operasi. Tapi Jane memangilnya dengan menyebut "Mr" karena untuk namanya yang asli memang tidak pernah diketahui oleh siapapun, termasuk Jane sendiri.
Dengan langkah perlahan-lahan tapi lebar, Jane menuju ke kantor agen yang tersembunyi. Tidak banyak yang tahu, jika bangunan tak biasa itu, dengan bentuknya yang kecil tersebut digunakan untuk aktivitas keagenan yang cukup terkenal di mata orang-orang yang memiliki kepentingan.
Setiap langkah yang dilakukan oleh Jane, seperti terhitung jumlahnya dengan detik dan menit yang sangat berharga. Semua ini demi keberhasilan misi yang diembannya, sebagai seorang Agen Rahasia berjuluk "Mata Elang". Perhitungan waktu yang tepat, selalu menjadi pertimbangan untuk keberhasilan Jane.
"Apalagi misi kali ini? Semoga tidak ada kaitannya dengan preman jalanan," gumam Jane saat hampir tiba di kantornya.
Clek!
Pintu dibuka Jane dengan mudah, sebab pintu tersebut memang tidak pernah dikunci. Tapi meskipun demikian, tidak pernah ada orang-orang sembarangan yang masuk ke dalam kecuali orang-orang yang memiliki kepentingan di kantor ini.
Sebagai seorang agen rahasia, setiap misi dari pekerjaannya adalah temannya. Tidak peduli seberapa besar kesulitan yang dihadapi, Jane selalu mampu menghadapinya karena ia tidak mengenal rasa takut.
Saat memasuki ruangan yang lebih besar, seorang pria paruh baya sudah menunggunya di balik meja. Dia adalah Kepala Operasi, yang memanggil Jane untuk datang ke kantor.
"Selamat datang, Mata Elang." Kepala Operasi menyambut dan menyapa Jane yang kini berdiri tegak di depannya.
"Selamat malam, Mr. Ada tugas baru untukku?" Jane langsung bertanya tanpa basa-basi.
"Hm, kau selalu to the poin, Jane. Apakah kau tidak ada keinginan untuk bertanya tentang kabarku?" jawab Kepala Operasi, tapi dengan tersenyum karena ia hanya bermaksud memberikan candaan ringan.
Kepala Operasi sangat paham betul bagaimana watak dan karakter anak asuhnya tersebut. Jane memang tidak suka berbasa-basi jika menghadapi tugasnya, karena dia tidak mau membuang-buang waktu hanya untuk sesuatu yang tidak berguna bagi penyelesaian misi yang akan dilaksanakan olehnya.
"Jane, aku tahu kau adalah agen rahasia terbaik kami. Tapi misi ini cukup sulit, dan yang pasti sangat penting. Jadi karena itulah, aku percayakan tugas ini padamu." Kepala Operasi akhirnya memulai pembicaraan yang lebih serius.
"Tugas yang sangat penting, tugas apakah itu, Mr?" tanya Jane seperti tak sabar saat mendapatkan "arena mainan" yang baru.
"Ada pesanan untuk bisa menguak konspirasi terbesar yang menyangkut perusahaan besar, dan kami kamu agar bisa menyusup ke sana, melakukan penyamaran."
Kepala Operasi mulai memberikan gambaran dan penjelasan tentang tugas yang harus dilakukan oleh Jane, untuk misinya kali ini.
Dengan penuh perhatian, Jane mendengarkan semua perkataan dan informasi terkait tugasnya. Ia tidak mau ada yang terlewat karena itu sangat mempengaruhi keberhasilan usahanya dalam penyelesaian misi tepat waktu.
Setelah dirasa cukup, Jane mengangguk paham dengan apa yang harus ia kerjakan dengan tugasnya kali ini.
"Saya siap untuk tugas ini, Mr." Jane mengangguk pasti.
"Ingat Jane, orang-orang di balik perusahaan itu bukanlah orang-orang biasa. Mereka juga punya pengaruh pada pemerintahan, jadi ... kau pasti paham dengan situasi yang akan kau hadapi." Kepala Operasi, kembali memperingatkan.
"Saya paham, Mr. Saya pasti akan melaksanakan tugas ini dan membawa hasil yang terbaik," tegas Jane yakin.
Kepala Operasi mengangguk, lalu menyerahkan beberapa berkas yang sudah dipersiapkan untuk dipelajari oleh anak buahnya , si Mata Elang tersebut.
Pria paruh baya itu juga mengatakan bahwa ia mempercayakan tugas ini pada Jane, sebab ia tahu kemampuan Jane yang sudah banyak terbukti bisa melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat waktu.
"Aku percaya kau mampu, Jane. Jadi, jangan kecewakan kepercayaanku ini."
"Siap, Mr!" Jawa. Jane mengangguk pasti.
Setelah semua urusan mereka selesai, Jane pamit pergi. Ia akan mempelajari berkas-berkas tugasnya itu di apartemen, karena ia akan lebih leluasa untuk membuat rencana juga setelahnya.
***
Jane kembali berjalan dari lorong ke lorong untuk sampai di jalan raya, di mana mobilnya terparkir. Ia memang sengaja memarkirkan mobilnya jauh dari lokasi kantor, sebab tidak mau jika ada orang yang mengikutinya.
Bayangan pekat bergerak cepat seiring langkah Jane. Tidak ada yang tahu, apa yang ingin ia kejar, tapi Jane sendiri tahu betul apa yang ia lakukan kali ini.
Setelah masuk ke dalam mobil, Jane melaju menuju jalanan pusat kota. Ini bukan jalan ke arah apartemennya, sebab iya memang ingin melihat lokasi di mana ia akan bertugas setelah ini.
"Aku tidak asing dengan nama perusahaan Luminex Enterprises, tapi gedung perkantoran dan lokasinya aku belum tahu. Jadi, lebih baik aku ke sana untuk meninjau terlebih dahulu."
Jane melakukan semua ini untuk bekal rencana penyelidikan yang akan ia lakukan. Ia harus mengetahui bagaimana situasi dan keadaan perusahaan, yang paling utama adalah lokasinya perkantoran yang akan menjadi targetnya.
Dalam berbagai tugas yang pernah ia selesaikan, Jane sering kali mendapati hal-hal yang tidak terduga. Seperti pengkhianat, jebakan dan keduanya. Jadi ia juga harus berhati-hati dan selalu waspada dalam keadaan apapun.
"Hm, ternyata di sini." Jane tuba di lokasi perusahaan Luminex Enterprises.
"Aku akan coba bertanya pada security, siapa tahu ada lowongan. Jadi, aku akan segera bergerak."
Sebelum turun dari mobil, Jane menghela nafas dalam-dalam terlebih dahulu. Ia berusaha senang mungkin karena akan mencoba bertanya pada security seakan-akan dia adalah seorang pencari kerja, meskipun ini waktunya sudah malam.
Tapi sebelum ia benar-benar keluar dari dalam mobil, terdengar suara keras yang mengejutkan.
Bruaakk!
"Ha?" Jane menoleh cepat ke arah sumber suara.
"Apa yang terjadi?" tanya orang yang berlari-lari ke tempat kejadian.
Ada beberapa orang yang kebetulan ada di tempat tersebut, ikut berlari mencari tahu apa yang terjadi dengan suara keras tadi.
Ternyata, Jane melihat bayangan seseorang yang sedangkan sesuatu yang terdengar keras tadi adalah tong sampah, yang isinya kini berserakan dimana-mana.
"Siapa orang itu?" Jane melihat dengan memicing, menembus kegelapan.
Sayangnya, malam tak mendukung sehingga ia kehilangan jejak bayangan tersebut. Tapi Jane juga tidak ingin ikut campur terlebih dahulu, jadi Ia memutuskan untuk segera pergi dari tempat kejadian menuju ke apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
fav n sub sudah mendarat ya kak🤭
2023-12-08
1
Aerik_chan
duh setiap bab dibikin penasaran, jungkir balik dah....
/Rose/buat authornya yang imajinasinya seluas samudra
2023-11-28
0
Elisabeth Ratna Susanti
mantap banget ini imajinasinya 😍
2023-11-24
0