Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"

Sebulan yang lalu.

Jane mendapatkan panggilan dari atasannya, yang memiliki jabatan dengan sebutan Kepala Operasi. Tapi Jane memangilnya dengan menyebut "Mr" karena untuk namanya yang asli memang tidak pernah diketahui oleh siapapun, termasuk Jane sendiri.

Dengan langkah perlahan-lahan tapi lebar, Jane menuju ke kantor agen yang tersembunyi. Tidak banyak yang tahu, jika bangunan tak biasa itu, dengan bentuknya yang kecil tersebut digunakan untuk aktivitas keagenan yang cukup terkenal di mata orang-orang yang memiliki kepentingan.

Setiap langkah yang dilakukan oleh Jane, seperti terhitung jumlahnya dengan detik dan menit yang sangat berharga. Semua ini demi keberhasilan misi yang diembannya, sebagai seorang Agen Rahasia berjuluk "Mata Elang". Perhitungan waktu yang tepat, selalu menjadi pertimbangan untuk keberhasilan Jane.

"Apalagi misi kali ini? Semoga tidak ada kaitannya dengan preman jalanan," gumam Jane saat hampir tiba di kantornya.

Clek!

Pintu dibuka Jane dengan mudah, sebab pintu tersebut memang tidak pernah dikunci. Tapi meskipun demikian, tidak pernah ada orang-orang sembarangan yang masuk ke dalam kecuali orang-orang yang memiliki kepentingan di kantor ini.

Sebagai seorang agen rahasia, setiap misi dari pekerjaannya adalah temannya. Tidak peduli seberapa besar kesulitan yang dihadapi, Jane selalu mampu menghadapinya karena ia tidak mengenal rasa takut.

Saat memasuki ruangan yang lebih besar, seorang pria paruh baya sudah menunggunya di balik meja. Dia adalah Kepala Operasi, yang memanggil Jane untuk datang ke kantor.

"Selamat datang, Mata Elang." Kepala Operasi menyambut dan menyapa Jane yang kini berdiri tegak di depannya.

"Selamat malam, Mr. Ada tugas baru untukku?" Jane langsung bertanya tanpa basa-basi.

"Hm, kau selalu to the poin, Jane. Apakah kau tidak ada keinginan untuk bertanya tentang kabarku?" jawab Kepala Operasi, tapi dengan tersenyum karena ia hanya bermaksud memberikan candaan ringan.

Kepala Operasi sangat paham betul bagaimana watak dan karakter anak asuhnya tersebut. Jane memang tidak suka berbasa-basi jika menghadapi tugasnya, karena dia tidak mau membuang-buang waktu hanya untuk sesuatu yang tidak berguna bagi penyelesaian misi yang akan dilaksanakan olehnya.

"Jane, aku tahu kau adalah agen rahasia terbaik kami. Tapi misi ini cukup sulit, dan yang pasti sangat penting. Jadi karena itulah, aku percayakan tugas ini padamu." Kepala Operasi akhirnya memulai pembicaraan yang lebih serius.

"Tugas yang sangat penting, tugas apakah itu, Mr?" tanya Jane seperti tak sabar saat mendapatkan "arena mainan" yang baru.

"Ada pesanan untuk bisa menguak konspirasi terbesar yang menyangkut perusahaan besar, dan kami kamu agar bisa menyusup ke sana, melakukan penyamaran."

Kepala Operasi mulai memberikan gambaran dan penjelasan tentang tugas yang harus dilakukan oleh Jane, untuk misinya kali ini.

Dengan penuh perhatian, Jane mendengarkan semua perkataan dan informasi terkait tugasnya. Ia tidak mau ada yang terlewat karena itu sangat mempengaruhi keberhasilan usahanya dalam penyelesaian misi tepat waktu.

Setelah dirasa cukup, Jane mengangguk paham dengan apa yang harus ia kerjakan dengan tugasnya kali ini.

"Saya siap untuk tugas ini, Mr." Jane mengangguk pasti.

"Ingat Jane, orang-orang di balik perusahaan itu bukanlah orang-orang biasa. Mereka juga punya pengaruh pada pemerintahan, jadi ... kau pasti paham dengan situasi yang akan kau hadapi." Kepala Operasi, kembali memperingatkan.

"Saya paham, Mr. Saya pasti akan melaksanakan tugas ini dan membawa hasil yang terbaik," tegas Jane yakin.

Kepala Operasi mengangguk, lalu menyerahkan beberapa berkas yang sudah dipersiapkan untuk dipelajari oleh anak buahnya , si Mata Elang tersebut.

Pria paruh baya itu juga mengatakan bahwa ia mempercayakan tugas ini pada Jane, sebab ia tahu kemampuan Jane yang sudah banyak terbukti bisa melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat waktu.

"Aku percaya kau mampu, Jane. Jadi, jangan kecewakan kepercayaanku ini."

"Siap, Mr!" Jawa. Jane mengangguk pasti.

Setelah semua urusan mereka selesai, Jane pamit pergi. Ia akan mempelajari berkas-berkas tugasnya itu di apartemen, karena ia akan lebih leluasa untuk membuat rencana juga setelahnya.

***

Jane kembali berjalan dari lorong ke lorong untuk sampai di jalan raya, di mana mobilnya terparkir. Ia memang sengaja memarkirkan mobilnya jauh dari lokasi kantor, sebab tidak mau jika ada orang yang mengikutinya.

Bayangan pekat bergerak cepat seiring langkah Jane. Tidak ada yang tahu, apa yang ingin ia kejar, tapi Jane sendiri tahu betul apa yang ia lakukan kali ini.

Setelah masuk ke dalam mobil, Jane melaju menuju jalanan pusat kota. Ini bukan jalan ke arah apartemennya, sebab iya memang ingin melihat lokasi di mana ia akan bertugas setelah ini.

"Aku tidak asing dengan nama perusahaan Luminex Enterprises, tapi gedung perkantoran dan lokasinya aku belum tahu. Jadi, lebih baik aku ke sana untuk meninjau terlebih dahulu."

Jane melakukan semua ini untuk bekal rencana penyelidikan yang akan ia lakukan. Ia harus mengetahui bagaimana situasi dan keadaan perusahaan, yang paling utama adalah lokasinya perkantoran yang akan menjadi targetnya.

Dalam berbagai tugas yang pernah ia selesaikan, Jane sering kali mendapati hal-hal yang tidak terduga. Seperti pengkhianat, jebakan dan keduanya. Jadi ia juga harus berhati-hati dan selalu waspada dalam keadaan apapun.

"Hm, ternyata di sini." Jane tuba di lokasi perusahaan Luminex Enterprises.

"Aku akan coba bertanya pada security, siapa tahu ada lowongan. Jadi, aku akan segera bergerak."

Sebelum turun dari mobil, Jane menghela nafas dalam-dalam terlebih dahulu. Ia berusaha senang mungkin karena akan mencoba bertanya pada security seakan-akan dia adalah seorang pencari kerja, meskipun ini waktunya sudah malam.

Tapi sebelum ia benar-benar keluar dari dalam mobil, terdengar suara keras yang mengejutkan.

Bruaakk!

"Ha?" Jane menoleh cepat ke arah sumber suara.

"Apa yang terjadi?" tanya orang yang berlari-lari ke tempat kejadian.

Ada beberapa orang yang kebetulan ada di tempat tersebut, ikut berlari mencari tahu apa yang terjadi dengan suara keras tadi.

Ternyata, Jane melihat bayangan seseorang yang sedangkan sesuatu yang terdengar keras tadi adalah tong sampah, yang isinya kini berserakan dimana-mana.

"Siapa orang itu?" Jane melihat dengan memicing, menembus kegelapan.

Sayangnya, malam tak mendukung sehingga ia kehilangan jejak bayangan tersebut. Tapi Jane juga tidak ingin ikut campur terlebih dahulu, jadi Ia memutuskan untuk segera pergi dari tempat kejadian menuju ke apartemennya.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

fav n sub sudah mendarat ya kak🤭

2023-12-08

1

Aerik_chan

Aerik_chan

duh setiap bab dibikin penasaran, jungkir balik dah....

/Rose/buat authornya yang imajinasinya seluas samudra

2023-11-28

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mantap banget ini imajinasinya 😍

2023-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Bully-an
2 Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3 Bab 3: Membalas Pembully
4 Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5 Bab 5: Ketegangan Meningkat
6 Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7 Bab 7: Ancaman Terungkap
8 Bab 8: Si Mata Elang
9 Bab 9: Pengkhianatan
10 Bab 10: Jejak Tersembunyi
11 Bab 11: Permainan Intrik
12 Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13 Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14 Bab 14: Ancaman Terbuka
15 Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16 Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17 Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18 Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19 Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20 Bab 20: Resolusi
21 Bab 21: Menjadi Target
22 Bab 22: Rahasia Pecah
23 Bab 23: Kembali beraksi
24 Bab 24: Tertipu
25 Bab 25: Melepaskan diri
26 Bab 26: Menikah
27 Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28 Bab 28: Labirin
29 Bab 29: Tekad
30 Bab 30: Resiko
31 Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32 Bab 32: Kecelakaan
33 Bab 33: Pesan Rahasia
34 Bab 34: Terluka
35 Bab 35: Jebakan?
36 Bab 36. Tak Terduga
37 Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38 Bab 38: Objek Ekploitasi
39 Bab 39: Diserang
40 Bab 40: Gagal
41 Bab 41: Rasa ini
42 Bab 42: Jejak yang hilang
43 Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44 Bab 44: Tertembak
45 Bab 45: Tertangkap Basah
46 Bab 46: Sudah Biasa
47 Bab 47: Kita menikah saja
48 Bab 48: Menikahlah Denganku
49 Bab 49: Akhirnya Menikah
50 Bab 50: Masalah terselesaikan
51 Bab 51: Beraksi lagi
52 Bab 51: Usaha Keras
53 Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54 Bab 54: Kecelakaan
55 Bab 55: Tanpa Dirinya
56 Bab 56: Terkuak
57 Bab 57: Sebuah Keputusan
58 Bab 58: Bukan Akhir
59 Bab 59: Kekhawatiran
60 Bab 60: Masalah yang sama
61 Bab 61: Dilema
62 Bab 62: Tragis
63 Bab 63: Menuntut Balas
64 Bab 64: Bukan Orang Biasa
65 Bab 65: Keputusan
66 Promo novel
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Bully-an
2
Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3
Bab 3: Membalas Pembully
4
Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5
Bab 5: Ketegangan Meningkat
6
Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7
Bab 7: Ancaman Terungkap
8
Bab 8: Si Mata Elang
9
Bab 9: Pengkhianatan
10
Bab 10: Jejak Tersembunyi
11
Bab 11: Permainan Intrik
12
Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13
Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14
Bab 14: Ancaman Terbuka
15
Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16
Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17
Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18
Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19
Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20
Bab 20: Resolusi
21
Bab 21: Menjadi Target
22
Bab 22: Rahasia Pecah
23
Bab 23: Kembali beraksi
24
Bab 24: Tertipu
25
Bab 25: Melepaskan diri
26
Bab 26: Menikah
27
Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28
Bab 28: Labirin
29
Bab 29: Tekad
30
Bab 30: Resiko
31
Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32
Bab 32: Kecelakaan
33
Bab 33: Pesan Rahasia
34
Bab 34: Terluka
35
Bab 35: Jebakan?
36
Bab 36. Tak Terduga
37
Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38
Bab 38: Objek Ekploitasi
39
Bab 39: Diserang
40
Bab 40: Gagal
41
Bab 41: Rasa ini
42
Bab 42: Jejak yang hilang
43
Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44
Bab 44: Tertembak
45
Bab 45: Tertangkap Basah
46
Bab 46: Sudah Biasa
47
Bab 47: Kita menikah saja
48
Bab 48: Menikahlah Denganku
49
Bab 49: Akhirnya Menikah
50
Bab 50: Masalah terselesaikan
51
Bab 51: Beraksi lagi
52
Bab 51: Usaha Keras
53
Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54
Bab 54: Kecelakaan
55
Bab 55: Tanpa Dirinya
56
Bab 56: Terkuak
57
Bab 57: Sebuah Keputusan
58
Bab 58: Bukan Akhir
59
Bab 59: Kekhawatiran
60
Bab 60: Masalah yang sama
61
Bab 61: Dilema
62
Bab 62: Tragis
63
Bab 63: Menuntut Balas
64
Bab 64: Bukan Orang Biasa
65
Bab 65: Keputusan
66
Promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!