Jane duduk di meja kerjanya, dia memegang secarik kertas dengan wajah tegang. Akhir-akhir ini, suasana di kantor sangat tegang dan membuat perasaan cemas. Tiba-tiba, Ella datang berkata dengan nada kasar.
"Hei, kamu, Jane! Kapan kamu menjadi ahli dalam pekerjaanmu?" teriak Ella dengan menatap tajam.
Jane merasa kesal, tapi tetap mencoba untuk bersikap tenang.
"Sudahlah, Ella. Aku tidak ingin melakukan pertengkaran denganmu," terang Jane memberikan jawaban yang datar.
"Lagi-lagi, kamu menyerah begitu saja. Kamu seharusnya malu!" Ella menuding ke arah wajah Jane.
Tiba-tiba, manager masuk ke dalam ruang kerja Jane, lalu bertanya mengejutkan.
"Hei kalian berdua, ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin Jane mengetahui bahwa dia buruk dalam pekerjaannya." Ella, menjawab dengan membela diri.
"Pekerjaan apa, Jane?" tanya manager dengan beralih menatap Jane.
Ella, terlihat panik dan tegang saat manajer bertanya pada Jane. Ia baru sadar jika pekerjaan yang dimaksudnya adalah laporan yang seharusnya dia kerjakan tapi dilimpahkan pada Jane waktu itu.
Tentunya Ella takut jika manajer tahu kecurangannya, yang meminta Jane yang menyelesaikan pekerjaannya dan bukan dirinya sendiri.
"Bukan apa-apa, pak. Ini hanya pekerjaan biasa," sahut Ella sebelum Jane memberikan jawaban.
"Baiklah, kalau tidak ada yang lain, mari kita lanjutkan pekerjaan kita." Manager memberikan perintah.
Ella dan karyawan lainnya mulai bekerja, namun Jane masih berpikir tentang apa yang dilihatnya.
"Bukan seperti itu, pak!" Jane memberikan interupsi pada saat manager ingin meninggalkan ruangan.
"Bu Ella, memberikan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya pada saya." Ella, memberitahu manajer tentang kecurangan Ella.
Ella cepat menggandeng Jane pergi ke sudut ruangan, memberikan ancaman dengan menatap tajam ke arah Jane. Dia sangat marah lalu mengeluarkan ancaman yang membuat Jane merinding.
Manager masih berdiri di tempatnya, memperhatikan kedua bawahannya yang sedang berseteru.
"Akhir-akhir ini kamu selalu mengganggu pekerjaanku, Jane. Aku sarankan kamu jangan terlalu cerewet, atau kamu akan menyesalinya."
Jane yang merasa sangat tidak nyaman dengan ancaman Ella, berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukan rasa takut pada Ella.
"Maaf Ella, aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu. Aku hanya mencoba untuk melakukan tugas yang diberikan kepadaku dengan baik. Kamu tahu aku tidak suka pekerjaan yang asal-asalan. Tapi tidak untuk pekerjaan yang bukan tanggung jawabku!"
Ella merasa kesal dan semakin tidak sabar pada Jane. Tapi, Jane tidak merasa gentar pada Ella.
"Sudah cukup, Jane Aku telah memperingatkan kau. Atau, kau mau aku menghajarmu?" tanya Ella mengancam
Ella terus memandang Jane, sambil sesekali meletakkan tangan di atas meja kerja Jane, mencoba untuk memaksa Jane untuk menghentikan perbuatannya yang bisa membahayakan posisinya di kantor ini.
"Sudahlah, Ella. Aku tidak akan mundur dalam mencari kebenaran. Apapun ancamanmu, aku akan terus maju," ujar Jane dengan yakin, menantang Ella.
Plak!
Ella, menampar wajah Jane hingga membekas merah. Tapi Jane hanya tersenyum sinis tanpa memberikan perlawanan.
Ella merasa frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Jane, yang masih duduk di sudut ruangan.
"Ella, tunggu!" manager menghentikan langkah Ella.
"Jadi, laporan yang kemarin itu Jane yang mengerjakan dan bukan dirimu?" tanya manager dengan tatapan tajam.
"Aa ... itu__"
Ella gugup dan terpaksa menggangguk. Dia tidak bisa melakukan pembelaan karena apa yang dikatakannya tadi didengar langsung oleh managernya, juga perbuatan kasarnya pada Jane.
"Kamu, ke ruangan saya sekarang, Ella!" tegas manager dengan tatapan tajam tak akan akan ingin menelan Ella yang ketahuan berbuat curang.
"Ya, pak." Ella menggangguk lesu.
Setelah Ella dan manager pergi, Jane tersenyum dengan meringis, merasakan pipinya yang terasa panas. Dia kembali ke meja kerjanya, membuka laptopnya dan mulai mencari informasi tentang Luminex Enterprises di internet. Jane mencari info tentang hubungan perusahaan dengan klien dan rekan bisnisnya, dari awal berdiri.
Jane mulai tertarik dengan yang ia temukan dan terus mencari-cari hingga tiba-tiba internet melambat. Ia sendiri tidak mengetahui kalau semua itu sengaja diperlambat oleh seseorang yang mengawasinya dari jauh.
Drettt Drettt Drettt
Jane menoleh pada ponselnya yang bergetar, memberikan notifikasi pesan yang membuatnya terbelalak paket.
"Hentikan pencarianmu!"
Pesan singkat tersebut dari nomor yang tidak dikenal, yang membuat Jane mengerutkan kening karena berpikir bahwa dirinya sedang dimata-matai.
"Apakah ada kamera tersembunyi di sekitarku?" gumam Jane bertanya.
Matanya awas memperhatikan sekitar tempatnya berada, mencari-cari sesuatu yang kemungkinan besar adalah kamera tersembunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
kasian di Ella 🤭🤭
2023-12-19
0
Elisabeth Ratna Susanti
kopi untuk teman nulis ❤️
2023-12-05
1