Bab 3: Membalas Pembully

Pria setengah baya itu duduk di ruangan yang dipenuhi dengan banyak buku tebal, juga berkas-berkas dan arsip. Sementara itu, layar monitor juga menyala.

Jane, wajahnya tampak sedikit tegang melihat dengan sopan penuh penghormatan - siap memberikan laporan dengan detail. Sebab laporan ini yang diperlukan oleh atasannya, pria setengah baya itu.

"Saya minta maaf, jika Mr merasa terganggu." Jane, mengucapkan permintaan maafnya sebelum memberikan laporan.

"Tidak apa-apa, Jane. Aku memang sudah menunggu laporanmu, sebab itu akan memperjelas misimu."

"Baik, Mr. Ini berkenaan dengan misi di perusahaan 'Luminex Enterprises'..."

Pria itu mengangguk, memberi isyarat agar Jane melanjutkan kalimatnya yang tidak selesai karena terlihat ragu.

"Saya memperoleh informasi yang cukup penting, terkait kegiatan Luminex Enterprises yang terlibat karena perusahaan melakukan aktivitas ilegal. Ini ada beberapa kegiatan, mulai dari pencucian uang hingga penganan isu lingkungan yang sedang ramai dibicarakan oleh para aktivis. Tapi untuk bukti konkretnya, saya belum mendapatkannya."

"Lalu, Luminex Enterprises sendiri bagaimana?" sahut Pria itu, memberikan pertanyaan pada Jane.

"Mereka sangat tertutup dan ini adalah rahasia perusahaan, Mr. Semua informasi tentunya dijaga dengan ketat. Saya butuh waktu untuk menemukan celah tanpa menarik perhatian orang," terang Jane memberikan alasan.

Pria itu menyimak dengan serius mengenai laporan Jane. Ia matanya menatap Jane, seolah-olah sedang membaca setiap pergerakan bibir bawahnya tersebut.

"Bagaimana dengan rekan-rekan kerjamu di sana? Apakah kamu mendapat kesulitan?" tanyanya kemudian.

Jane tersenyum tipis lalu menarik nafas dalam-dalam. Ia merasa tidak perlu memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, sebab ia bisa mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.

Semua yang terjadi di kantor, tempatnya melakukan penyelidikan dengan menyamar, memang tidak "sehat" karena ia mendapatkan tekanan dan bullyan.

Beberapa dari mereka, rekan kerjanya, merasa menjadi seorang senior yang harus dipatuhi dan dihormati. Tapi Jane tidak pernah ambil pusing, sebab ia hanya berkonsentrasi dengan misinya.

"Belum ada yang curiga, Mr. Tapi, beberapa dari mereka ada yang memberikan tekanan pada saya," terangnya kemudian.

"Identitas aslimu adalah prioritas utama, Jane. Jadi kau harus tetap waspada, dalam bertindak. Informasikan setiap ada perkembangan dan waspadalah terhadap adanya tanda-tanda ancaman." Pria itu memberikan nasehat.

"Saya akan menjaga rahasia identitas diri daya yang sebenarnya, Mr. Misi ini pasti akan saya selesaikan."

Jane yakin dengan kemampuan dirinya sendiri, sebab ia bukanlah seorang wanita yang lemah. Berbagai latihan dan latihan - baik fisik maupun mental yang dilakukannya, tentu bisa membuatnya lebih kuat apalagi hanya melewati bully-an dari beberapa orang saja.

"Semoga berhasil, Jane. Aku percaya dengan kemampuanmu, jadi aku hanya berpesan agar kau tetap berhati-hati."

Pria itu mengangguk samar, begitu selesai menasehati Jane.

Pembicaraan mereka ini sedikit berbeda karena ada kesan yang lebih tegang dan rasa tanggung jawab masing-masing dalam posisinya, menggarisbawahi pentingnya tantangan dan risiko yang dihadapi Jane dalam menjalankan misi rahasia ini.

"Tapi, bolehkah saya sedikit 'bermain-main' dengan mereka yang sudah mempermainkan saya?" tanya Jane meminta izin.

"Tentu, tapi itu diluar tanggung jawabku. Kau, yang bertanggung jawab penuh atas tindakanmu itu. Jadi, berhati-hatilah!"

"Tentu, Mr. Terima kasih."

***

Ella, Lisna, dan Rico berkumpul di ruang kantor, berbicang dengan suara yang kadang kala rendah tapi penuh tekanan. Hal ini menciptakan suasana tegang dengan tatapan sinis dan cemoohan mereka.

Jane, kali ini, tampak lebih tegar ketika dia berjalan melewati mereka menuju meja kerjanya.

"Oh, lihat, si paling keren datang lagi. Apa yang kamu cari, huh?" tanya Ella dengan nada mengejek.

"Kamu tidak berhak ada di sini, pecundang!" bentak Lisna dengan senyum miring.

Jane berhenti sebentar di depan meja kerjanya, matanya menatap tajam ke arah mereka.

Tadinya, Jane tidak ingin menggubris apapun pernyataan mereka. Tapi ia ingat dengan izin yang diberikan oleh atasannya, membuatnya mendapatkan ide yang brilian untuk melawan mereka.

"Mungkin sekarang saatnya kita berbicara dengan jujur. Saya tidak akan membiarkan perlakuan kalian mengganggu pekerjaan saya," jawab Jane setelah terdiam sejenak.

"Ah, kau bisa bicara besar sekarang, ya? Aku pikir, kau itu bisu. Hahaha ... " Rico, tertawa terbahak-bahak.

"Saya tidak mencari masalah. Tapi saya tidak akan membiarkan perilaku tidak profesional seperti ini menghambat kesuksesan saya di sini." Jane, berkata pelan penuh penegasan.

"Eh, lo pikir, lo bisa mengancam kita-kita?" ejek Ella dengan sinis.

"Ini bukan ancaman. Ini adalah peringatan. Mulai sekarang, saya akan mengambil langkah yang diperlukan, jadi jangan pernah mengganggu saya lagi!" tegas Jane.

Jane masih berusaha untuk memilih kata-kata dengan hati-hati, tidak langsung menunjukkan bahwa ia seberani yang sesungguhnya. Dia hanya memberikan peringatan, agar mereka tidak lagi berbuat seenaknya.

Jika ia terus diam membiarkan pembully-an mereka merusak kenyamanannya atau menahan kesuksesannya dalam menjalankan misi rahasia, ia sendiri yang akan kesulitan.

Jane ingin menunjukkan bahwa meskipun dia tetap menjaga rahasia identitasnya, bukan berarti dia lemah. Namun, sebagai agen rahasia, tujuannya adalah melindungi identitasnya sambil menjalankan misi.

Jane akan memperlihatkan bahwa bully-an tidak membuatnya patah semangat. Dia akan menjaga ketenangan dan tidak menunjukkan reaksi yang mudah diintimidasi di depan para pembully. Apalagi ia telah berhasil mencari informasi yang dikumpulkannya untuk menyusun rencana, yang membuat reputasi para pembully tercoreng. Ini bisa melalui strategi untuk mengekspos kesalahan-kesalahan mereka atau membuka sisi buruk mereka di mata karyawan lain.

Jane tetap mengambil langkah-langkah hati-hati dalam membalas pembully. Tujuannya bukan untuk membalas dendam, tetapi untuk menunjukkan bahwa dia tidak akan menjadi sasaran yang mudah mereka injak-injak seenaknya.

***

Di kafe sepulang kerja, Ella sedang berkumpul bersama Lisna dan Rico. Para pembully itu tengah duduk bersama, membicarakan keluh kesah akan situasi yang semakin tidak nyaman akhir-akhir ini.

"Aku merasa seperti semua orang menghindari kita akhir-akhir ini. Apa yang terjadi?" Ella, bertanya dengan wajah yang terlihat tidak suka.

"Aku juga merasa begitu. Seperti kita dianggap sebagai pihak yang bersalah, padahal kita tidak melakukan apa-apa yang buruk." Lisna, setuju dengan pendapat Ella.

"Ada yang aneh. Aku juga merasa seperti reputasiku tercoreng karena beberapa pekerjaan yang aku tangani tampak tidak sempurna." Rico ikut menyahuti.

"Mungkin kita harus lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain," gumam Ella, seakan untuk dirinya sendiri.

Di kafe ini, pembicaraan mereka semakin menunjukkan bahwa mereka mulai merasakan tekanan setelah mereka masing-masing mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.

"Aku merasa semakin terasingkan, tidak seperti dulu. Atau, semua orang tahu tentang apa yang kita lakukan?" tanya Ella curiga.

Lisna dan Rico menggeleng. Mereka berdua tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, yang seakan-akan mendapatkan tekanan tanpa diketahui dari mana penyebab dan arahnya.

Tanpa mereka sadari, apa yang mereka rasakan kali ini adalah dampak dari apa yang mereka lakukan pada Jane. Dan tanpa mereka tahu, Jane telah bergerak untuk melakukan rencananya, memberikan tekanan demi tekanan untuk balas dendam tanpa mereka sadari.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Keren Jane, lanjutkan

2023-12-01

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

kopi untuk karya keren ini 😍

2023-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Bully-an
2 Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3 Bab 3: Membalas Pembully
4 Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5 Bab 5: Ketegangan Meningkat
6 Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7 Bab 7: Ancaman Terungkap
8 Bab 8: Si Mata Elang
9 Bab 9: Pengkhianatan
10 Bab 10: Jejak Tersembunyi
11 Bab 11: Permainan Intrik
12 Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13 Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14 Bab 14: Ancaman Terbuka
15 Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16 Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17 Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18 Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19 Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20 Bab 20: Resolusi
21 Bab 21: Menjadi Target
22 Bab 22: Rahasia Pecah
23 Bab 23: Kembali beraksi
24 Bab 24: Tertipu
25 Bab 25: Melepaskan diri
26 Bab 26: Menikah
27 Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28 Bab 28: Labirin
29 Bab 29: Tekad
30 Bab 30: Resiko
31 Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32 Bab 32: Kecelakaan
33 Bab 33: Pesan Rahasia
34 Bab 34: Terluka
35 Bab 35: Jebakan?
36 Bab 36. Tak Terduga
37 Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38 Bab 38: Objek Ekploitasi
39 Bab 39: Diserang
40 Bab 40: Gagal
41 Bab 41: Rasa ini
42 Bab 42: Jejak yang hilang
43 Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44 Bab 44: Tertembak
45 Bab 45: Tertangkap Basah
46 Bab 46: Sudah Biasa
47 Bab 47: Kita menikah saja
48 Bab 48: Menikahlah Denganku
49 Bab 49: Akhirnya Menikah
50 Bab 50: Masalah terselesaikan
51 Bab 51: Beraksi lagi
52 Bab 51: Usaha Keras
53 Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54 Bab 54: Kecelakaan
55 Bab 55: Tanpa Dirinya
56 Bab 56: Terkuak
57 Bab 57: Sebuah Keputusan
58 Bab 58: Bukan Akhir
59 Bab 59: Kekhawatiran
60 Bab 60: Masalah yang sama
61 Bab 61: Dilema
62 Bab 62: Tragis
63 Bab 63: Menuntut Balas
64 Bab 64: Bukan Orang Biasa
65 Bab 65: Keputusan
66 Promo novel
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Bully-an
2
Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3
Bab 3: Membalas Pembully
4
Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5
Bab 5: Ketegangan Meningkat
6
Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7
Bab 7: Ancaman Terungkap
8
Bab 8: Si Mata Elang
9
Bab 9: Pengkhianatan
10
Bab 10: Jejak Tersembunyi
11
Bab 11: Permainan Intrik
12
Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13
Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14
Bab 14: Ancaman Terbuka
15
Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16
Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17
Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18
Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19
Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20
Bab 20: Resolusi
21
Bab 21: Menjadi Target
22
Bab 22: Rahasia Pecah
23
Bab 23: Kembali beraksi
24
Bab 24: Tertipu
25
Bab 25: Melepaskan diri
26
Bab 26: Menikah
27
Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28
Bab 28: Labirin
29
Bab 29: Tekad
30
Bab 30: Resiko
31
Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32
Bab 32: Kecelakaan
33
Bab 33: Pesan Rahasia
34
Bab 34: Terluka
35
Bab 35: Jebakan?
36
Bab 36. Tak Terduga
37
Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38
Bab 38: Objek Ekploitasi
39
Bab 39: Diserang
40
Bab 40: Gagal
41
Bab 41: Rasa ini
42
Bab 42: Jejak yang hilang
43
Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44
Bab 44: Tertembak
45
Bab 45: Tertangkap Basah
46
Bab 46: Sudah Biasa
47
Bab 47: Kita menikah saja
48
Bab 48: Menikahlah Denganku
49
Bab 49: Akhirnya Menikah
50
Bab 50: Masalah terselesaikan
51
Bab 51: Beraksi lagi
52
Bab 51: Usaha Keras
53
Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54
Bab 54: Kecelakaan
55
Bab 55: Tanpa Dirinya
56
Bab 56: Terkuak
57
Bab 57: Sebuah Keputusan
58
Bab 58: Bukan Akhir
59
Bab 59: Kekhawatiran
60
Bab 60: Masalah yang sama
61
Bab 61: Dilema
62
Bab 62: Tragis
63
Bab 63: Menuntut Balas
64
Bab 64: Bukan Orang Biasa
65
Bab 65: Keputusan
66
Promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!