Rasa syukur

Raja dan Raisya menikmati lontong sayur yang di sediakan Buk Nuni. Raja menikmati sambil melirik istrinya.

"Kenapa Mas.?" Tanya Raisya yang risih di lirik terus.

Raja tersenyum dia pun mengelap mulut istrinya yang belepotan. "Makan tuh jangan buru-buru." Raja mengelap dan menjilatinya. Sontak saja perlakuan Raja membuat nya malu. Raisya sampai tersedak akibat ulah suaminya.

"Ya kan. kamu nggak hati-hati begini. kebiasaan ya." Tanya Raja menggosok punggung istrinya dan memberikan minuman. ia tidak sadar karena ulahnya itu membuat Raisya tersedak.

"Aduh Non. mbok jadi iri. romantis sekali ya non suaminya. Cariin juga dong anak saya satu yang kayak gini. udah lah kaya.ganteng, sayang lagi sama istri.Gida ibuk-ibuk yang juga duduk makan bersama mereka.

"Oh maaf buk. udah habis stoknya. hanya satu ini saja..!" Jawab Raja santai.

"Waduh.. gimana.. kalau anak saya jadi yang kedua saja Aden.." Julit ibu tersebut.

Raisya melotot. baru sehari dia jadi istrinya. sudah ada yang mau jadi pelakor

 itu masih di kampungnya sendiri, apalagi di kota nanti. dia makin takut saja.

"Saya bukan Raja yang punya istana dan pengawal yang banyak. yang harus punya banyak selir. istri saya cukup satu saja." Jawab Raja mantap dan melirik istrinya yang tadi sangat cemas. Ia pun memegang tangan istrinya dan menciumnya. Tentu saja sikap tersebut bikin heboh kedai pagi ini.

Raisya benar-benar tidak berkutik. dia menunduk terus. padahal dia yang asli penduduk di sana. tapi malah dia yang malu dengan sikap Raja yang jadi perhatian penduduk pagi itu.

Setelah lumayan berjalan lagi itu. Mereka pun pulang. Arya yang melihat kedua pengantin jalan beriringan. langsung saja Julit mereka timbul.

"Waduh. pengantin baru dari mana ini.kok nggak ajak kita.?" Tanya Arya menghadang keduanya.

"Kalau ajak kalian berdua..malah makin parah. Oh ya papa mama mana Bro.?" Tanya Raja pada Aldi yang diam saja.

Arya yang merasa di cuekin kesal sekali. Aldi terkekeh menutup mulutnya. takut nanti Arya malu di dekat Raisya. Tapi dia sendiri kaget dengan pertanyaan Raja.

"Oh. Om dan Tante di dalam lagi sarapan. kami kira kalian berdua belum bangun. sebab kamar yang masih tertutup." Jawab Aldi. sebab ia sudah mengirim pesan, Tapi tidak ada jawaban. Ia tidak ingat kalau sinyal di sini sangat susah. karena belum ada sinyal.

"Makasih. yuk sayang." Ajak Raja dan menggandeng tangan istrinya. membuat keduanya melongo.

"Anjir.. ini nyatakan bro.?" Tanya Arya pada Aldi yang hanya tersenyum.

mereka pun masuk. Semuanya sudah duduk di ruang tengah. Pak Bas yang melihat anaknya yang sedang menggandeng tangan mantunya. hanya menarik nafas dalam. Sedangkan Viona tersenyum melihatnya.

"Oh ya. silahkan duduk nak." Ucap Pak Kades pada mantunya.

Raja pun duduk di samping papanya yang dari tadi menatapnya."Kenapa papa lihat aku seperti itu.?" Tanya Raja pelan.Pak Bas. hanya mendehem. ada wajah kecewa, namun ia tidak bisa berbuat apa.

Sementara Viona tersenyum saja duduk di dekat mantunya."Oh. Berapa lama kuliah di Kairo nak?" Tanya Viona yang membuat Pak Bas melotot.

"5 Tahun lebih ma. hanya sampai S2 saja. walau waktu itu di tawarin S3. sambil mengajar. Tapi bapak melarang dan meminta aku pulang. Padahal kesempatan sekali." Jawab Raisya menunduk. ada rasa sedih. Karena ia ingin sekali mengambilnya, karena ini kesempatan emas baginya seorang anak desa.

"Apa.? Kenapa tidak ambil. itu kan kesempatan emas Sya.?" Tanya Arya tidak percaya. Semua mata tertuju padanya, itu membuat Raisya salah tingkah.

"Kalau di biarkan. mungkin dia tidak ingat pulang dan menjadi orang sana, dan lagi mungkin tidak ketemu dengan nak Raja." Jawab pak Kades tersenyum.

Pak Bas yang tadinya tidak respek. langsung serius menatap menantunya yang tidak henti-hentinya menunduk.

"Iya juga ya pak. lantas, kapan nak Raisya pulang. Dan apa keinginan selanjutnya.?" Tanya Viona yang masih penasaran.

Raisya terdiam sejenak. ia melihat suaminya yang juga menatapnya. " Raisya bercita-cita buat pesantren ma. yang santri juga ada menghasilkan uang. seperti: bahan makanan di sediakan hasil sendiri." Raja menjelaskan.

Membuat keluarganya melotot mendengar penjelasannya.

Raisya diam menundukkan wajah. karena suami dan mertuanya dari tadi tidak lepas menatapnya.

Pak Bas sangat kagum dengan menantunya. tadinya ia mengira kalau menantunya. hanya gadis desa biasa. tapi dia gadis sederhana dengan kelebihan yang ia miliki.

"Kalau begitu izinkan papa untuk membantu." Ucap Pak Bas.

"Wah. benar pa. aku bangga deh sama papa." Raja memeluk papanya yang dari kemarin sangat membuatnya canggung.

Pak Bas mengangguk. Dia mengangkat kedua jempol menandakan serius. Semuanya mengucapkan syukur. Apalagi Raisya sampai bersujud mengucapkan syukur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!