Kejujuran

Raja yang duduk di samping Jaja pun memperbaiki posisi duduknya. " Maaf pak Kades.bokehkah saya bicara. sebelum nya saya minta maaf. karena saya juga telah membuat kesalahan, walau tidak secara sengaja menabrak anak gadis bapak. hingga kami terjatuh dalam posisi yang bapak lihat.Namun.. kalau boleh saya usul..." Ucap Raja diam sejenak.

Ia melihat ke arah Raisya yang sudah mulai tenang. namun masih menunduk." mungkin Pemuda ini menyukai anak bapak. hingga ia berani melakukan hal tersebut. Kenapa tidak di nikahkan saja Pak. Dari pada anak bapak sering pergi sendiri. kan ada yang menemani dan lebih aman.." Usul Raja.

Jaja mengangkat wajahnya. ia sangat senang kalau ia akan di nikahkan dengan gadis yang telah lama ia sukai

Sedangkan Raisya menggelengkan kepalanya. ia sangat tidak suka dengan Jaja yang seharian hanya berkeliaran. ia tahu siapa pemuda nganggur tersebut yang hanya mengandalkan uang ayahnya yang juga termasuk orang berada di desanya..

Pak Bagas pun tahu siap Jaja. jadi ia sangat keberatan sekali dengan usuk tersebut." Saya memang akan menikahkan Raisya. tapi saya belum menemukan yang cocok buat anak saya. Namun saya bingung siapa yang akan bertanggung jawab dengan peristiwa ini.?" Pak Kades sangat terpukul. ia terhenyak di kursi.

"Kalau Bapak tidak keberatan. biar saya yang akan menikahkan anak bapak. tapi saya tidak bisa sekarang. karena kami sebenarnya sedang sibuk membuat proyek di kampung sebelah. yang akan di buat perumahan." Jawab Raja mantap. Karena tak tega melihat kesedihan Pak Kades. lagian ia sudah tertarik dengan kembang desa ini.

Mendengar jawaban Raja. Pak Kades tersenyum. " Apakah nak Raja serius..?" Tanya Pak Bagas tak percaya. Padahal ia baru semalam mengenal pemuda tersebut,namun ia tertarik dengan pemuda yang rajin dan punya sopan santun ini.

Raisya yang mendengarkan penuturan Raja. tersenyum, ia tertarik dengan pemuda kota tersebut. apalagi saat mereka bertatapan tadi, ada desiran aneh yang menjelma di dadanya. namun senyumnya ia sembunyikan. Ia takut ini hanya candaan, siapa yang mau dengan gadis kampung sepertinya.

"Serius Pak. itu kalau Anak bapak setuju." Tantang Raja menatap Raisya yang menunduk. mendapat tantangan Raja, Raisya pun menatapnya. Dan di sambut senyum oleh Raja.

"Bagaimana nak. apakah kamu setuju kalau nak Raja menikahi mu?" Tanya Pak Bagas pada anaknya.. Raisya melihat ayahnya dan Raja bergantian. Sedangkan Jaja yang tadi sudah bahagia akan di nikahkan dengan gadis pujaannya sangat kesal.

"Ini maksud Pak Kades gimana? Katanya anak bapak akan di nikahkan dengan saya. kenapa jadi pemuda nggak jelas ini.!" Tunjuk Aja pada Raja.

"Saya akan menikahkan anak saya kalau ia setuju... kamu pilih siapa nak..?" Tanya Pak Bagas pad anaknya.

Raisya terdiam sejenak." Yah. apakah saya boleh minta waktu.. siap Zuhur saya akan beritahu.. ini masalah hidup saya.. saya ingin menenangkan diri dulu.." Jawab Raisya bimbang.

Ia bimbang dengan Raja. karena ia belum kenal dengan pemuda tersebut, apakah ia akan di jadikan istri pertama atau untuk yang ke sekian. karena ia belum ada bercerita dengan pemuda tersebut.

"Baiklah... jadi siap Zuhur kalian berdua kembali ke sini. Dan saya harap anak saya tidak mengecewakan." Ucap Pak Kades.

Kedua pemuda tersebut pamit keluar, Raja kembali naik ke paviliun. ingin beristirahat. dan hal itu di lihat Jaja. ia heran.. kenapa pemuda asing tersebut naik ke rumahnya pak kades yang di paviliun. Yang jasa di tempati anak laki-laki pak Kades yang sedang merantau.

Raja tidak mebgetahui. ia yang sudah calek akhirnya teetidur. Ketiga pemuda tersebut tidur dengan nyenyak karena semalam bergadang, mereka yang kemalaman dan tidak mungkin pulang, mereka berniat menginap. mengingat Hanya ini kampung yang terdekat.

Dan rencananya mereka akan pulang saat setelah siap Zuhur. ke kampung sebelah di mana mereka meninjau proyek.

Mereka terbangun, saat ada ketukan pintu paviliun di ketuk dari luar." Assalamualaikum.. nak Raja...." Teriak Pak Kades sedikit agak keras. Raja pun membukakan pintu.

"Waalaikumsalam Pak. maaf. kamu semalam begadang. jadi menjelang pagi baru tidur. nah saya terbangun karena panggilan alam ingin ke kamar kecil. tapi karena ada suara teriakan minta tolong.. makanya saya berlari ke arah suara.." Raja menjelaskan. Dan dianggukan pak Kades. Karena ia melihat Raja yang lari makanya ia juga ikut berlari mengejar mendengar suara teriakan anaknya.

"Saya sudah lihat sendiri kejadiannya. Namun saya hanya ingin mendengar langsung. saya harap nak Raja serius dengan ucapan tadi. saya sangat senang jika nak Raja yang mendampingi hidup anak saya." Ucap pak Kades berharap.

Kedua teman Raja kaget dan berdiri di samping Raja." Maaf Pak Kades.. apakah saya salah dengar..? bapak menjauhkan anak bapak dengan teman saya yang jomblo ini. wah... itu tepat sekali pak. teman saya ini orangnya susah jatuh cinta pak. padahal banyak gadis yang menginginkannya." Cerita Arya.. Raja mencubit lengan temannya yang ceplas-ceplos..

"Aduh. kenapa aku di cubit. aku kan hanya membantu. jadi biar ada wanita di samping mu. nggak jomblo terus.. kalau jalan." Ledek Arya. Raja makin kesal... Ketiga laki-laki dewasa tersebut tertawa. Melihat Raja yang sudah memerah mukanya karena malu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!