Jalan-jalan Pagi

Pengantin baru tersebut akhirnya merasakan kenikmatan syurga dunia yang awalnya mereka tunda sampai mereka sama menginginkan. Jadi lepas kendali. Yang namanya sudah halal tentu saja tidak bisa mereda kondisi yang harusnya terjadi.

Pagi menjelang subuh. Raisya menggerakkan badannya. rasanya sangat pegal seluruh tubuhnya. Ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Raisya menoleh.

"Kau ganteng sekali mas. Dan mungkin banyak gadis di sekitar mu yang berharap menjadi istri mu. Tapi bolehkan aku berharap. Aku harap kamu bisa jadi nahkoda yang kuat untuk membawa kapal kita ke tujuan." Lirih Raisya.

"Amin. Doakan selalu ya sayang. Oh ya makasih kamu sudah menyadari kegantengan ku." Jawab Raja dengan mata yang masih terpejam.

Raisya kaget, dia ingin memberontak. Tapi Raja makin memegangnya kuat. "Apakah kamu ingin jatuh lagi." Suara Raja membuat Raisya terdiam.

"Kenapa kamu malu begitu ah. toh aku sudah lihat semuanya, dan merasakannya." Bisik Raja. dia pun menatap istrinya yang malu-malu.

"Mungkin karena belum terbiasa."Lirih Raisya menutup mukanya.

Raja gemes sekali. Ia pun mencium tangan istrinya yang menutupi mukanya."Mandilah.. atau kita mandi bersama.?" Tanya Raja, sontak saja Raisya melototkan matanya.

"Dia pun bangkit dan berjalan cepat ke kamar mandi. ia menarik selimut yang menutupi tubuhnya tadi.

Tentu saja sikapnya itu membuat Raja terkejut. Karena mereka berdua tadinya memakai selimut itu berdua menutupi tubuhnya.

Raisya langsung mandi. dia tahu kalau suaminya yang uring-uringan sendiri di luar karena ulahnya.

*****

Setelah kedua pengantin tersebut selesai mandi dan sholat subuh berjamaah. Raisya mengajak suaminya untuk keluar menghirup udara segar. sebab ia akan ke kota mengikuti suaminya.

Suasana pagi di daerah pegunungan sangat sejuk. makanya Raisya ingin memiliki rumah di perumahan yang banyak tanaman. Karena dulu di saat di Kairo. ia tinggal di apartemen. yang tidak begitu banyak tanaman di sekitar, gersang sekali. Hanya gedung-gedung bertingkat berjejer di sepanjang jalan.

"Bagaimana mas. sejukkan.?" Tanya Raisya saat berjalan beriringan.

Raja berhenti. ia memegang tangan istrinya lembut."Ya. nanti aku akan tanyakan pada Arya. tapi untuk sementara kamu mau kan tinggal di apartemen? atau kamu mau tinggal dulu di rumah mami.!" Tanya Raja menyelidik.

Dengan cepat Raisya menggelengkan kepalanya. Raja mengerutkan keningnya. "Kenapa?" Tanya Raja hati-hati.

"Bukan begitu. kita masih dalam pacaran secara halal. dan belum saling kenal betul. Nah aku takut nanti keluarga mu mas salah paham. aku rasa.. belum semuanya yang bisa menerimaku di keluarga mu mas." Jawab Raisya mantap.

Raja pun tersenyum. ucapan istrinya benar. ia masih ragu dengan papinya. yang berkeinginan menjodohkannya dengan anak temannya.

"Ok. kita tinggal di apartemen ku ya.?" Tanya Raj yang tidak perlu di jawab istrinya. Karena ia tidak mau jauh dari istrinya lagi. Karena sebelum menikah saja, seminggu ia uring-uringan. apalagi setelah menikah. Tidak terbayangkan baginya lagi.

Perjalanan pagi itu sangat hangat dan romantis. Raja memperhatikan lingkungan sekitar. "Pagi begini sudah rame.?" Tanya Raja pada istrinya.

Raisya menatap suaminya."Oh. ya Mas. itu para pedagang yang mau membeli hasil panen penduduk untuk di bawa ke kota., namun ada juga untuk kebutuhan sendiri, karena harga lebih murah dan masih segar dan baru siap di panen. beda dengan di kota, semuanya sudah di Peking untuk beberapa waktu.dan di jual di supermarket atau lainnya." Raisya menjelaskan panjang lebar tentang kehidupan penduduk di lingkungannya.

Raja mengangguk-angguk. " Kita ke sana yuk?" Raja penasaran dengan aktivitas penduduk yang asyik. Raisya tidak bisa menolak. karena suaminya sudah duluan melangkah ke sana.

Raja terpesona melihatnya. Selama ini ia belanja tidak pernah tawar menawar. ia cukup memilih barang yang ia suka. terus di hitung dan bayar. pagi ini ia melihat kesibukan orang-orang yang saling tawar menawar dan juga sibuk mengangkut barang ke sebuah mobil fix up.

"Eh. Non Raisya. tumben pagi-pagi sudah ajak suaminya ke sini.?" Tanya seorang ibu-ibu yang berpapasan dengannya.

"He..he.. iya buk. melihat langsung kegiatan penduduk sini." Jawab Raja. Raisya hanya tersenyum saja, Karena sudah di jawab suaminya sendiri.

"Oh.. gitu ya Den. Kalau Aden dan Non tidak keberatan. kita makan lontong sayur dulu di sana. di kedai saya." Ajak ibuk-ibuk yang sudah di kenal Raisya. tak lain salah seorang ibu temannya.Yaitu Bik Nino ibu Sinta.

Raja menoleh pada istrinya, dan di anggukan. " Kamu kenal beliau sayang.?" Tanya Raja ragu.

"Dia buk Nuni, ibu temanku Sinta. salah seorang yang ada di foto yang mas lihat itu." Jawab Raisya menjelaskan dan menarik tangan suaminya yang ragu masuk.

"Oh gitu. Ok lah." Jawab Raja mantap. Karena di desa tetangga tempat ia membangun Fila bersama temannya. Kata penduduk sana. jangan sembarangan makan kalau nggak kenal. makanya Raja selalu hati-hati semenjak di beritahu.

NB: Jangan lupa lake dan komentarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!