Saling Terbuka

Kedua pengantin tersebut saling canggung saat berada di ruangan yang hanya 4 x4 Meter tersebut. Raja begitu grogi untuk memulai. untung saja ia ingat dengan handphone nya.

"Maaf dek. kalau boleh mas tahu. berapa lama di Kairo. dan kapan kembalinya. terus kenapa memilih tinggal lagi di kampung dari pada tinggal di kota.?" Tanya Raja membabi buta .

Raisya yang tadinya menunduk. reflek melotot." Maksudnya mas tahu dari mana.?" tanya Raisya yang tidak menjawab pertanyaan suaminya.

Raja menyerahkan handphonenya. Raisya melihat dengan wajah malu. " Oh kamu dapat dari mas Dudung ya.?" Tanya Raisya yang tahu. karena cuman Dudung yang selamat ini membantunya mengambil foto dan lainnya bersama sahabatnya Ana.

"Ya. apakah salah kalau aku bertanya.?" Raja sedikit kecewa karena pertanyaan nya belum di jawab.

"Nggak Mas. oh ya Mas.. gantilah baju dulu. nanti akan aku jawab pertanyaan. Atau mungkin mas mau ke kamar kecil dulu. silahkan.. Aku keluar sebentar mengambil sesuatu" Raisya menghindari pertanyaan suaminya.

Dengan rasa kecewa, Raja akhirnya masuk ke kamar kecil dan mengganti pakaian yang telah di sediakan istrinya.

Raisya mencari saudara jauhnya. Dudung. Ia harus tau dulu, kenapa Dudung yang memberikan fotonya pada suaminya.

Tak lama ia pun mendapati Dudung yang berjalan hendak pulang ke rumahnya " Eh Bang Dudung. sini dulu. aku mau tanya?" Cecar Raisya. Dudung sudah tahu pasti dia akan di tanya masalah foto.

"Ia dedek cantik aku. Nona Ica..ha. ha.." Goda Dudung pada adiknya sepupunya.

"Maksud Abang apa sih.?" Tanya Raisya tanpa basa basi. karena ia takut terlalu lama di luar.

"Oh. kamu tanya aja langsung ke orangnya. Toh udah masuk kamar kan tadi.?" Tanya Dudung entah ke mana.

"Udah Abang. tapi kenapa Abang berikan foto aku kan malu bang."Kesal Raisya merajuk.

Dudung menjewer hidung adiknya yang mancung. " Adikku tercinta. sana masuk. nggak baik tinggalin suami sendiri. aku juga udah ngantuk " Dudung pun pergi meninggalkan adiknya yang masih kesal padanya.

Dengan terpaksa. Raisya masuk kamarnya yang terlebih dahulu membawa air minum dan sedikit cemilan.

"Aku kira, kamu tidur sama ibu." Ledek Raja pada istrinya, saat muncul.

"Jangan suuzhon dulu mas. aku ambil ini." Jawab Raisya setenang mungkin.

"Terus apa kata sepupumu.?" Tanya Raja membuat Raisya tersindir..

Raisya meletakkan minuman dan cemilan yang di bawanya ke nakas.Dia melangkah mendekati suaminya.

"Kau mengintai ku mas.?" Tanya Raisya menyelidik.

Raja mendehem menetralkan harinya." Bukan aku yang hendak mengintai mu. hanya saja, Arya melihat mu keluar menemui Sepupumu, saat aku baru masuk kamar. Dan dia bertanya padaku. apakah aku salah?" Tanya Raja hati-hati.

Raisya terdiam. mereka duduk agak berjarak di kasur tersebut. keduanya makin kaku saja.

"Bang Dudung tidak mengatakan apa-apa. Dia menyarankan bertanya langsung padamu. apa penyebab Bang Dudung bercerita tentang aku sampai mengirim foto itu semua. apakah mas bertanya langsung?" Tanya Raisya tanpa ragu.

Raja menarik nafas dalam. ternyata senjata makan tuan. tujuannya dia yang akan bertanya, eh malah dia yang kena batunya sendiri.

"Mungkin Abang mu dengar. kalau aku cerita. apakah kamu bisa tinggal di kota. sedangkan kamu biasa hidup di lingkungan sepi seperti ini." Jawab Raja memandang istrinya yang duduk di sebelahnya menunduk. Raja meraih tangan istrinya yang sangat dingin.

"Maaf. bukan aku bermaksud merendahkan mu. tapi aku tidak tahu kehidupan mu sebelumnya. karena kita belum pernah cerita panjang lebar seperti ini. Jadi aku ragu mengambil langkah selanjutnya." Jawab Raja tulus. Dia membelai tangan istrinya lembut.

Raisya menarik tangannya." Mas memang benar.kalau mas tanya aku. karena. aku sudah istrimu. terserah pada mas. apakah tinggal di sini. atau ikut mas ke kota. semuanya aku serahkan pada mas. karena mas adalah suamiku." Jawab Raisya menatap suaminya.

Mendengar jawaban istrinya. tanpa ragu,Raja pun mendekati istrinya." Kalau begitu kita pacaran aja dulu ya. kita saling kenal dulu satu sama lain. aku juga akan belajar menjadi suami yang baik buat kamu. terlepas aku bukan ahli agama seperti kamu." Raja kembali meraih tangan istrinya. Raisya pun tersenyum mengangguk.

"Kalau kamu tidak keberatan. bisa kah menjawab pertanyaan ku tadi.?" Tanya Raja hati-hati.

Raisya terdiam sejenak mengingat pertanyaan suaminya tadi. " Oh aku di Kairo Selama 5 tahun. itu pun dua periode. 3.5 tahun aku tamat S1 dan kembali lagi bik S2 selama 1.5 tahun. Aku memilih tinggal di Sini. sesuai Foto yang Mas lihat tadi. Aku ingin sekali membuat pesantren yang modern. yang mana siswanya bukan hanya belajar akademik tapi juga belajar wirausaha." Jawab Raisya penuh semangat.

Ada rasa bahagia. saat ia bercerita tentang cita-citanya." Apakah kamu sangat ingin sekali seperti gambar ini.?" Tanya Raja melihat kan kembali handphonenya. Dan di anggukan Raisya.

"Lantas ini...? Apakah ini juga termasuk rencana mu.?. aku sangat tidak bosan melihat kebahagiaan mu menangkap bebek. seperti ada kepuasan gitu.?" Tanya Raja melihatkan foto Raisya yang sedang menangkap bebek. Raja mendelik melihat wajah istrinya yang tersenyum malu..

"Dasar gombal.!" Keluh Raisya lambat menutup mulutnya. Karena dia takut nanti suaminya marah.

"Aku gombal sama istri aku apakah salah.? Tatap wajah ku saat kita berbicara ya" Ucap Raja mengangkat dagu istrinya yang lebih banyak menunduk.

Raisya tidak sadar menutup matanya.Raja yang sudah terpesona melihat wajah ayu istrinya, terus mendekat dan mencium bibir istrinya sekilas. Lantas keduanya sama tersentak dan melepaskan diri. Hingga kecanggungan kembali melanda keduanya.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!