Menyangkalnya

Ketiga pemuda tersebut bercerita sampai menjelang pagi baru mereka tertidur. Raisya yang setiap pagi pergi mencuci baju di sungai bersama dengan temannya. tapi waktu itu ia hanya sendiri. karena ia mau cepat selesai, sebab ia harus bantu ibu memasak. Sebab ada tamu di rumahnya.

Namun. karena dia sendiri malah membuat bencana, ada seorang pemuda kampung yang menyukai Raisya, namun tak berani menemui ayahnya yang terkenal keras membuatnya ciut untuk menemuinya. makanya setiap Raisya mencuci dengan temannya selalu ia intip.

Tapi hari ini Raisya sendiri, jadi ia merasa beruntung. dengan terang-terangan Jaja mendekati Raisya yang sedang mencuci sambil bersenandung. menghilangkan rasa sepinya.

"Halo cantik." Sapa Jaja membuat Raisya kaget. Raisya mencoba tenang walau ia sudah ketakutan.

"Hai kak. ada apa ya kak.. maaf saya tergesa-gesa, jadi jangan ganggu" Sarkas Raisya spontan.

"Ah. nggak usah takut, saya hanya mau melihatmu mencuci, atau menemani mu. atau membantumu." Ucap Jaja mengambil pakaian dalam Raisya yang kebetulan ia lihat.

Tentu saja membuatnya takut."Maaf kak. kembalikan milikku...." Ucap Raisya mencoba menarik kembali pakaian dalamnya yang ada di tangan Jaja.

Jaja tersenyum." Kenapa sayang.. ini akan menjadi milikku. atau mungkin kita akan menikmati pemiliknya, aku mau sayang... aku sudah lama ingin memiliki mu sayang.." Jalan memandang pakaian dalam yang beruntung segi tiga tersebut.

Raisya tidak menahan diri lagi. ia berteriak sekencang-kencangnya. karena ia merasa tak nyaman lagi. ucapan pemuda yang di depannya sudah mulai ngelantur kemana-mana. ia pikir pemuda tersebut kilat, bisa bahaya sekali.

"To...Lo....ng., tolong....." Teriak Raisya kencang.

Raja yang hendak buang air kecil. mendengar teriakan gadis yang mirip dengan gadis yang ia kenal kemarin. membuatnya kaget dan mencari arah suara

"Raisya., ada apa dengan gadis tersebut." Pikir Raja. matanya yang tadinya masih ngantuk akibat begadang. Mel sekitar dan lari mencari suara.

Jaja melihat Raisya yang berteriak, segera mendekati gadis tersebut. ia akan membekap mulutnya.

"Tolong aku.. ayah..." Teriak Raisya mencoba lari menjauhi Jaja. Raisya terus berlari melihat ke belakang ke arah Jaja yang mengejarnya.

Raja pun berlari ke arah suara. hingga ia melihat gadis tersebut. Raisya yang tidak melihat. menabrak tubuh Raja yang juga berlari ke arahnya.

Hingga mereka jatuh berpelukan. dengan posisi Raja di atas. Kejadian tersebut terjadi begitu cepat.

Jaja yang mengejar terpana melihat pemandangan tersebut. Ayahnya Raisya pun melotot melihat anaknya yang sedang posis tidak baik. ia berlari mendengar teriakan anaknya yang minta tolong.

Sedangkan Raisya dan Raja tidak menyadari keadaan. mereka berdua hanya diam membeku.

"Raisya.....!" Teriak Bagas sang ayah. Bagas yang merupakan kepala Desa merasa tertampar melihat anaknya berbuat senonoh di depan salah satu warganya.

Mendengar suara Pak Bagas. Raja tersentak, ia langsung berdiri dan membantu Raisya berdiri, namun di tolak gadis tersebut. ia menunduk, tak sanggup dengan kemarahan ayahnya. Baru kali ini ayahnya memarahinya.

Pak Bagas menarik tangan anaknya." Kalian berdua ikut aku ke rumahku.!" Pak Bagas berjalan sambil menarik tangan anaknya.

Raisya berjalan tertatih karena cengkraman ayahnya yang kuat. membuat pergelangan tangannya terasa sakit. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikut langkah ayahnya

Sampai di rumah. Pak Bagas meminta kedua pemuda tersebut duduk. " Aku ingin tahu cerita kalian bertiga. sebelum saya ambil keputusan. hukuman apa yang akan saya berikan pada kalian bertiga." Ucap Bagas.

Jaja tersenyum, ia Ken dengan Kepala Desanya yang keras jika ada warga yang berbuat salah.

Dengan santai Jaja mencuci tangan." Saya tadinya ingin menyelamatkan Raisya dari perbuatan Pemuda asing ini." Ucap Jaja yang tak kenal dengan pemuda yang di sebelahnya. ia tidak tahu kalau Raja merupakan salah satu tamu pak Kades.

"Maksudmu.?" Tanya Pak Bagas menatap Jaja dan Raja bergantian. Raja hanya santai. sebab ia tidak berbuat apa-apa selain kejadian yang tak terduga tadi.

"Kan Pak Kades lihat sendiri mereka berdua berbuat senonoh. masa anak pak Kades begitu. apa kata warga kalau mengetahui anak pak Kades berbuat senonoh dengan pemuda asing di semak-semak." Ucap Jaja makin ngelantur kemana-mana.

"Kau....!" Tunjuk Pak Bagas yang tersulut emosi.

Raja pun kaget. tapi ia melihat ada sesuatu yang tersembul dari saku celana Jaja. dengan cekat ia menariknya. karena bentuknya yang mencurigakan.

"Apa ini.?" Tanya Raja mengangkat pakaian dalam Raisya. Raisya yang tadinya menunduk mendongakkan wajahnya. ia sangat malu. pakaian dalamnya di pamerkan. Dengan cekat Raisya menarik dan menyimpannya.

Pak Bagas melihat interaksi tersebut menatap curiga. Sedangkan Jaja mulai gelisah. ia berkeringat dingin menunduk.

"Coba kamu jelaskan nak.?" Tanya Pak Bagas agak lambat.

"Aku.... sedang mencuci. tiba-tiba kak Jaja datang menganggu, aku... takut saat kak Jaja ambil...... hi..hi hi." Tangis Raisya pecah juga. tak sanggup bercerita lagi. ibu yang mendampingi anaknya, memeluknya dan mengusap punggung anaknya.

"Sepertinya kamu mengarang cerita tadi anak muda. karena kau ganggu makanya anak ku minta tolong karena ketakutan.?" Tanya Pak Bagas berdiri di samping Jaja. Jaja yang sudah mulai khawatir makin menunduk.

"Dan kau menyangkalnya... bahkan mengarang cerita busuk. apakah kamu berniat menodai anakku.?" Tanya Pak Bagas yang mulai geram. karena Jaja hanya diam saja.

Raja yang melihat emosi Pak Kades sang Tuan rumah. merasa khawatir, ia harus. mencari solusi.. dia berpikir sejenak.. Dan tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!