Sengit

Raisya sangat bahagia. karena Jaja tidak jadi melamarnya. Raisya bersyukur dan lari ke kamar mengucap syukur. Ia berarti kelas dari laki-laki yang selalu mengganggu nya jika berjalan bersama temannya.

Jaja yang merasa dirinya lebih dari pemuda di kampung tersebut sangat yakin kalau dirinya akan dengan mudah mendapatkan Raisya. Tapi setelah kejadian hari ini malah ia sendiri yang kena batunya.

Sementara Raja dan kedua temannya ikut gabung makan bersama dengan yang lainnya. Raisya tidak ikut makan, ia hanya berdiam diri di kamar setah melakukan sholat sunat tanda rasa Syukurnya.

"Oh ya Pak Kades. kami bertiga akan kembali lagi ke kampung sebelah melanjutkan kerjaan yang masih terbengkalai." ucap Raja mengabarkan.

"Oh begitu ya nak. kapan nak Raja kembali lagi ke sini.?" Tanya Pak Kades hati-hati. Ia takut nanti Raja malah tersinggung.

Raja menatap kedua temannya." Kita lihat situasi dulu ya pak. lagian kita cuman di kampung di sebelah. kalau bapak ke kota kan lewat sana kan.?" Seolah Raja tidak memberi harapan.

Arya yang mendengarkan sangat kaget." Begini ya Pak. dalam waktu dekat ini kita lagi sibuk. jika sudah senggang kami pasti ke sini Pak.Ya kan Di.?" Tanya Arya pada sahabatnya yang dari tadi hanya diam. Dan dianggukan Adi cepat.

Pak Kades tersenyum mendengar ucapan Arya yang cukup membuatnya tenang." Oh. jika kalian sibuk jangan di paksakan. kami tidak ingin merepotkan ananda semua." Sarkas pak Kades sungkan.

"Oh ya kalau begitu kami ucapkan terimakasih ya kak. karena telah Sudi menampung kami di sini. ini sedikit tanda mata dari kami, dan mungkin tidak terlalu banyak." Raja berdiri dan menyerahkan amplop pada aPak Kades saat bersalaman.

"Maaf nak Raja. kami sudah biasa menerima tamu dadakan begini. dan tidak usah sungkan. Dan baiknya kalian gunakan uang ini untuk yang lain." Tolak Pak Danu.

Raja melotot. tak pernah sekali pun ia di tolak kalau masalah uang, itu sangat membuatnya kaget. hampir dua bulan ia di kampung di sebelah bolak balik. Tapi tak seorang pun menolak uangnya.

"Begini ya Pak. Jika Bapak tidak mau menerima kan bisa bapak berikan pada warga di sini. Tapi saya harap bapak terima ya." Raja berkata lembut menahan gejolak hatinya.

Raisya yang hendak keluar tadi melihat langsung kejadian. Ia tak menyangka pemuda yang sempat ia kagumi,malah membuat dia tak percaya.

"Bapak... Terima saja lah. kan bisa bapak gunakan untuk membuat jembatan yang rusak karena banjir kemarin." Sindir Raisya kesal.

Raja kaget... dengar bantahan gadis di depannya. " Apa maksud mu.?" Tanya Raja tak berkedip. karena merasa di tantang.

"Nggak maksud apa-apa. Tuan kan orang kaya.. pasti amplop tersebut sangat banyak isinya. hingga kami bisa memperbaiki jembatan sungai kami yang rusak." Jawaban Raisya santai.

Dengan cepat Raisya mengambil amplop tersebut dan membukanya.Tentu saja ke tiga. pemuda tersebut geleng-geleng kepala melihatnya.

"Pak. sepertinya.. sangat banyak Bapak menambahnya. baiknya kita menggalang dana ke orang kaya lainnya. agar petani di sini bisa bawa hasil panennya dengan motor." Cerita Raisya yang tidak memperdulikan reaksi Raja yang sudah kepiting rebus.

Sedangkan Kedua temannya melihat hanya tersenyum. Karena ia tahu bagaimana Raja tidak mau di bantah dan kalah apalagi seorang cewek. Mereka berdua ingin tahu apa tanggapan sobatnya tersebut.

"Kalau untuk masalah jembatan yang anda sebutkan. nanti saya akan perhitungkan setelah selesai pekerjaan kami." Jawab Raja sedikit menekan emosinya.

Raisya manggut-manggut.sednagkan Pak Kades tidak bisa bicara. Ia bingung berpihak kemana, keduanya sama kerasnya. walau terlihat santai bicaranya. tapi ada nada perlawanan, padahal ia bahagia kalau anak gadisnya dapat jodoh.

"Kalau begitu. Tuan bawa saja ini. Kami tidak mau menerima uang Tuan, karena kami ikhlas menampung Tua-tuan di sini." Jawab Raisya dan menyerahkan kembali amplop tersebut pada Raja. Namun sialnya. Saat Raisya menyerahkan amplop tersebut malah kakinya tersandung kali kursi dan hampir saja jatuh jika tidak cekatan Raja menariknya. Hingga mereka berdua kembali berpelukan.

Semuanya terpana, karena kejadiannya sangat cepat. Raisya yang sadar dengan cekat melepaskan diri. Dia langsung lari ke kamarnya. Ia sangat malu. Sudah dua kali ia berpelukan tanpa sengaja.

Sedangkan Raja uring-uringan. dan Arya dan Adi berdiri di sampingnya. menyenggol lengannya. Hingga kembali wajah Raja memerah karena malu.

Jangan lupa like dan komentar ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!