"Tuan!" pekik salah satu pria dengan badan besar dan tinggi.
"Tuan! Tuan Mahcu!" pekiknya sekali lagi sembari berlari menghampiri seorang pria yang tengah duduk dengan laptop yang berada didepannya.
"Ada apa, Hiro?" tanya Mahcu melepas kacamata yang berat karena sudah berjam-jam dirinya hanya melihat layar komputer.
"Tuan Michael sadar!" lapornya dengan senyum yang merekah.
"Apa?! Kau tidak bercanda 'kan?" tanya Mahcu berdiri dan langsung melangkahkan kakinya dengan lebar. Menghampiri ruangan yang terdapat seorang pria dengan jantung baru didalamnya.
Benar, Mahcu telah menepati sumpahnya untuk membawakan sebuah jantung dari para aparat yang cocok itu untuk Michael. Dan jantung itu telah terpasang empat bulan yang lalu.
"Taun! Anda telah sadar?" tanya Mahcu menghampiri Michael yang tubuhnya masih terpasang kabel-kabel penunjang hidupnya selama ini. Selama ini, Michael seperti hidup namun tak hidup.
Dirinya tetap bernafas namun tidak ada pergerakan ataupun kehidupan didalam tubuhnya.
"Wanita itu! Bagaimana dengan wanita itu?" tanya Michael membuka mulutnya.
Tubuh Mahcu menegang, dirinya lupa akan wanita yang dipasrahkan oleh Michael padanya kala itu. Apa kabar wanita itu? Dan bagaimana keadaannya sekarang, wanita yang dikurung itu tidak akan bisa keluar, dan sekarang sudah satu tahun sejak tuannya mengurung wanita itu didalam mansion nya.
Apa wanita itu masih waras dengan kesendirian yang dihadapinya?
"Tu-tuan," lirih Mahcu menatap Michael sendu.
Michael mengangkat satu alisnya. "Hari apa ini?" tanya Michael.
"Sekarang hari Selasa, dengan tanggal 28 November tahun 2039" ujar Mahcu menjawab dengan gugup.
"Satu tahun" ingatan Michael tidak lumpuh, dia masih ingat, sangat ingat dengan kejadian itu. Dirinya sudah lama mengalami koma
"Bagaimana bisa aku masih hidup?" tanya Michael mengingat bahwa dirinya telah tertembak di bagian dadanya.
"Maafkan saya tuan, saya telah membuat sebuah sumpah" ujar Mahcu melutut.
"Apa maksudmu?" tanya Michael tak mengerti, dia duduk dan bersandar pada ranjangnya.
"Saya bersumpah untuk membalaskan atas mereka perbuat pada tuan dengan cara mengambil jantung yang cocok untuk tuan dan meletakkan jantung itu pada dada tuan. Maafkan saya, saya hanya berpikir jika dengan itu anda bisa selamat dan jantung itu bisa berguna untuk kehidupan tuan" ujar Mahcu.
Michael terdiam sebentar, melihat seluruh tubuhnya yang masih terpasang oleh kabel. Lantas dia tersenyum simpul. "Aku bangga padamu, aku akan mempercayai apapun langkah yang kau ambil ketika aku tidak ada" ujar Michael menarik kabel yang tertancap pada tubuhnya dengan sekali tarikan satu persatu.
Mahcu mendongak, menatap wajah Michael yang masih pucat. "Terimakasih tuan, namun jangan dilepa—"
"Aku ingin bertemu dengan wanita itu"
"Tua—"
"Antar aku, Mahcu"
•
•
•
•
Hiks...
Hiks...
Hiks...
"Suamiku, kemana perginya gadis judes itu" tanya seorang wanita yang sekarang tengah berada didalam pelukan suaminya.
"Entahlah, dia menghilang seperti ditelan bumi" jawab sang suami mengelus punggung kecil istrinya.
"Kenapa kau tidak mencarinya, selama satu tahun ini aku sendirian" ujar wanita itu.
"Aku sudah mencarinya, bahkan aku sudah menyewa detektif namun hasilnya nihil"
"Kau pa—"
Tok...
Tok...
Tok...
"Tuan, ini berkas dari divisi keuang—" ucapan wanita itu terpotong melihat bosnya tengah memeluk tubuh sang istri.
"Maafkan say—"
"Apa kau wanita tak tahu diri! Pergi! Tidak sopan!" pekik Isa melepas pelukan Geo.
"Maafkan saya nyonya" ujar wanita itu menunduk.
"Pergi, aku tidak butuh maafmu!"
Dengan ragu, wanita itu melangkah pergi dari ruangan itu.
"Mau sampai kapan? Hmm... sudah lima kali aku mengganti sekertaris, sayang" ujar Geo menghampiri Isa yang kini sudah menggendong anak nya.
Selama satu tahun ini, Geo harus bergonta-ganti sekertaris karena sang istri tidak cocok. Istrinya ingin Kana yang menjadi sekertaris nya, sementara dirinya juga butuh seorang sekertaris. Namun Geo tidak masalah akan hal itu, jika harus menerangkan pada sekertaris baru akan tugasnya itu lebih baik dari pada ketidaknyamanan sang istri. Kenyamanan orang terkasih lebih penting dari apapun.
"Sampai kau bertemu dengan Kan—"
Drtt...
Drt..
Drt....
"Sebentar sayang" ujar Geo mengelus rambut Isa. Wanita itu bertambah sebal.
"Loud speaker" ujar Isa datar.
Geo mengangguk,
"Ada apa?"
"Ada sekertaris Kana tuan, dia datang dengan seorang bayi digendongnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
millie ❣
ya ampun bisa lolos juga akhir'y Kana semoga mrk sehat2 aja n bs ngelanjutin hidupnya deh kasian bgt 😥😥
2023-11-29
1