Tiga hari lagi.

"Tuan, mereka datang!" lapor seorang pria pada Michael yang sekarang tengah memantau pekerjaan para anggota kartel milik Martin.

Michael melirik kearah Mahcu, "Matikan seluruh kegiatan yang berada disini, kemudian keluar melalui berbagai pintu untuk mengepung mereka" titah Michael berjalan keluar kerah pintu sesuai dengan instruksinya.

Semuanya sudah tersusun sesuai rencana yang telah dibuat oleh, Mark dan Martin. Michael hanya tinggal memimpin dan memberikan instruksi.

Michael membuka pintu berbentuk persegi panjang berbahan besi yang sedikit berat karena diatasnya terdapat batu makam samaran yang usang.

Michael tidak manja sehingga meminta orang lain untuk membukakan pintu yang hanya sekali dorong itu. Selain karena orang-orangnya sibuk dengan urusan masing masing, Michael juga ingin memantau keadaan diluar secara langsung.

Sebelum pintu itu didorongnya. Michael melihat layar monitor yang terdapat di tembok samping tangga yang memperlihatkan keadaan diatas kuburan itu. Tidak ada pergerakan sama sekali.

Michael menekan sesuatu di telinganya. Lalu satu detik kemudian dia mendengar suara seseorang. "Iya, tuan?" tanya Mahcu.

"Mereka sampai dimana? Dan perkiraan mereka akan sampai berapa lama lagi?" tanya Michael masih melihat layar monitor kuburan tua dan kuno itu dengan datar.

"Mereka akan sampai dalam 15 menit, tuan" jawab Mahcu.

Michael berdeham kecil. "Apa kau sudah melakukan tugas yang aku berikan?"

"Sudah tuan, semuanya telah mati dan senyap. Para anggota juga sudah bergerak, dan berkamuflase diatas hanya seperdua, dan sisanya tengah berada di bankar dan akan keluar jika keadaan mendesak"

"Setelah mereka datang, semuanya harus saling terhubung satu sama lain" ujar Michael sembari membuka pintu yang memiliki berat 5 kilo itu perlahan.

"Baik, tuan, ada lagi?"

"Kapan anggota dari barat akan datang dan mengambil sisa stok dan alat-alat produksi yang berada disini?"

"Mereka sampai tiga hari lagi tuan."

"Bukannya besok telah datang?"

"Mereka datang melalui jalur bawah laut, dan mengalami sedikit keterlambatan karena kapal selam anti deteksi milik tuan Martin sedikit mengalami masalah" jawab Mahcu memantau setiap tempat dibawah tanah itu. Memastikan bahwa tempat itu telah senyap.

"Kau keluarlah, dan hubungkan semuanya sekarang" ujar Michael ketika yang telah sampai diatas kuburan itu. Dia melihat sekelilingnya, semua anggota sudah berada pada posisi dan kamuflase mereka.

"Baik tuan!"

Sepuluh menit berlalu, pria yang telah berdiri diatas pohon yang rimbun serta memakai baju kamuflase batang pohon itu tengah tersenyum smirik melihat para aparat bodoh yang sedang berbaris dengan rapi.

Mereka tengah mencoba membuat kerugian padanya dan membuat kedua sahabatnya bangkrut.

Jika dihitung, para aparat itu berjumlah sekitar seratus orang. "Mahcu, jika mereka telah mengetahui jika ada ruang dibawah sana, dan setelah aku memberikan aba-aba, kau harus menembakkan peluru pada aparat itu"

Michael terdiam sebentar. "Kita harus menyelamatkan stok dan alat pembuatnya. Hanya itu tugas kita sekarang. Selamatkan bahkan dengan nyawa kalian!"

"Baik tuan. Apa kalian mendengarnya?" tanya Mahcu pada anggota yang sekarang berjumlah sembilan puluh delapan. Dan sisa anggota yang lain berada ditempat khusus— tepatnya dibawah tanah tak jauh dari kuburan itu.

Di bawah tanah sebelah kanan dari depan kuburan kuno itu.

"Kami mendengarnya, tuan" jawab para anggota yang mendengar itu.

"Ada berapa anggota yang ikut dengan kita, Mahcu?"

"Ada sembilan puluh delapan, tuan"

"Kalian harus menembak mereka tepat sasaran. Harus! Sehingga kita hanya perlu mengeluarkan satu peluru di setiap masing-masing pistol, paham?!"

"Paham, tuan" jawab mereka berbisik.

"Kita kekurangan persediaan peluru, sementara bantuan tiga hari lagi, pergunakan dengan baik jika masih ingin bernafas" ujar Michael panjang lebar.

"Baik tuan"

Michael melihat jam tangannya, kemudian dia memencet tombol disamping jam tangan itu. Dengan perlahan benda yang ada didalamnya keluar.

Michael mengotak-atik jam tangan yang dapat disentuh layarnya. Kemudian, senyum meremehkan tersungging dibibir tebalnya.

"Perhatikan baik-baik, mereka adalah mafia narkoba. Mereka yang memproduksinya, dan mereka sendiri yang menyebarkannya. Saya mendapatkan satu laporan, yang berisi bukti, entah itu benar atau tidak. Dan kita sekarang berdiri disini untuk memeriksa, jika ternyata ada maka langsung kita hancurkan, paham?!"

"Paham ketua"

"Ah, ternyata penghianat" Michael menganggukkan kepala nya beberapa kali. Dia melihat seekor nyamuk yang hinggap di lengannya, seekor nyamuk yang bukan nyamuk sembarangan.

Nyamuk buatan yang mampu menjadi cctv beserta audionya. Nyamuk yang hanya ada beberapa di dunia karena nyamuk itu adalah ciptaannya sendiri. Yang terinspirasi dari kartun yang tidak sengaja dia lihat disalah satu kafe diujung kota.

"Ada apa tuan?" tanya Mahcu ketika mendengar sang tuan menyebutkan kata 'penghianat'.

"Aku rasa kita akan lama berada disini dengan kondisi yang memperhatikan, Mahcu" ujar Michael geram.

Diantara anggotanya pasti ada seorang penghianat. Dan tidak mungkin para aparat bodoh ini menemukan seluruh markas dan tempat produksi kartel mereka.

"Maksudnya, tuan?"

"Apa disekitar kuburan ini ditutup dan dijaga oleh mereka, Mahcu?"

Kening Mahcu mengkerut, tuannya membahas dia perkara berbeda.

"Benar tuan, dari kabar yang saya dapat, tempat ini akan ditutup satu Minggu ke depan" jawabnya lugas, sembari berbisik.

"Hahaha..." Michael tertawa kecil. Namun firasatnya mengatakan hal sebaliknya.

"Aku berpesan padamu, Mahcu, wanita yang berada dirumah ku jangan pernah dibiarkan keluar dari kamar itu, apapun situasinya, kecuali kebakaran. Jangan pernah"

'Tiga pembahasan yang berbeda' batin Mahcu, sementara para anggota yang mendengar percakapan dari tuan dan asistennya itu hanya dapat diam tidak menimpali.

"Baik tuan,"

Michael terdiam sebentar, dia melirik kearah aparat yang kini sudah mulai bergerak dengan anjing pelacak nya.

"Ada pengkhianatan disini. Dan mungkin tidak ada yang bisa diselamatkan,"

Kana menghela nafasnya lelah, sudah sekitar tiga hari dirinya berada didalam ruangan ini, tanpa keluar sedetik pun.

Kana merasa jika dirinya tengah dikurung dengan difasilitasi kemewahan. Teman sehari-harinya hanya buku, musik, rokok elektriknya dan kesunyian.

Tidak ada yang berbicara dengannya, dan Kana takut jika itu akan berdampak pada psikisnya kelak. "Keman pria itu? Apa dia lupa jika tengah mengurungku?" tanya Kana pada dirinya sendiri.

Kana geram dengan sikap pria itu, dirinya tidak diperbolehkan keluar barang selangkah pun. Jika pelayan yang mengantarkan makanannya, lalu keluar dan mengunci pintu kamarnya dari luar.

Kana sempat bertanya pada pria yang biasa mengantarkan makanannya. Dan jawabannya sama persis seperti apa yang Michael berikan.

'Tidak boleh keluar apapun keadaan, kecuali kebakaran!'

"Atau jangan-jangan dia mati?" Kana menggeleng, sembari menghisap rokok elektriknya.

"Huh... Setidaknya beri aku akses internet" monolog nya, Kana meletakkan rokok yang pegangnya diatas meja. Lalu meletakkan kepalanya diatas meja.

Memejamkan matanya, hingga dia tertidur tanpa sadar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!