Setelah Zero berhasil menangani masalah harta gono-gini yang menjadi hak miliknya sepenuhnya itu berencana meninggalkan hutan terlarang setelah mengambil bunga chartarope yang cukup. Dia juga memerlukan bunga tersebut untuk membuat elixir merahnya.
" Tunggu sebentar! Sebelum kita meninggalkan tempat ini, karena aku juga merasa bersalah setelah merusak rangkaian arai disini. Aku akan memperbaikinya! " Zero membuat sebuah lingkaran enam elemen.
Dengan lingkaran enam elemen itu dia menyebarnya ke sudut tempat itu dan membuat sebuah arai lain yang menyelimuti dan menggantikan arai yang hampir rusak dan sudah rapuh sebelumnya karena energi spiritnya diserap olehnya untuk membuat sebuah serangan terakhir pada Drable.
Dengan kesan yang khawatir Aireng memperhatikan Zero. " Apa tuan tidak apa-apa membuat sebuah Arai yang lebih hebat dari Arai sebelumnya? "
" Ho, Aireng. Tentu saja tidak apa-apa, aku sudah dibayar sangat mahal hari ini. Dan aku tidak boleh memberikan pelayanan yang setengah-setengah juga kan? Ini adalah Arai yang bisa kubangun dengan kemampuanku sekarang. Jadi, tidak masalah bagiku. " Sementara itu Zero yang masih berbinar-binar karena telah mendapatkan harta bertumpuk itu membuatnya sangat senang.
" Hah... sepertinya rasa khawatirku tidak berguna. " Aireng pun duduk di bawah pohon.
Drable mendekati Aireng dan duduk di sebelahnya. " Tenanglah Aireng! Tuan kita sudah bertambah kuat dari sebelum dia melawanku. Pasti pembuatan Arai ini tidak akan menguras tenaganya sama sekali. Meski Arai yang dibuat olehnya ini merupakan tingkatan lebih tinggi dari Arai sebelumnya. "
" hoe, menurutku itu tidak penting lagi. Dan kenapa kau bisa berubah wujud menjadi seorang wanita? " Aireng kaget karena Drable tiba-tiba berubah wujudnya menjadi seorang wanita cantik berambut hitam sepinggang. Wajahnya juga imut seperti wajah belasan tahun.
" Oh, sekarang dalam wujud ini kau jangan memanggilku Drable ya! Panggil aku Geby! " Dengan ini panggilannya juga akan berubah.
" Kenapa kau seenaknya mengubah namamu! " Aireng terlihat marah pada Geby.
" Sssttt... tenanglah! Tuan juga sudah menyetujuinya. Lagian tuan tidak tahu kalau aku sebenarnya perempuan. Jadi, dia juga akan memanggilku Geby saat dalam bentuk ini. " Geby tersenyum, sementara itu Aireng terlihat jengkel.
" Dia benar Aireng. Aku tidak tahu kalau dia sebenarnya adalah perempuan. Jadi, tolong panggil dia Geby kalau dia dalam wujud manusianya! " Zero hampir selesai memasang Arai level 7-nya.
" Baiklah tuan, jika itu memang keinginan dari tuan. " Aireng langsung menundukkan kepalanya kepada Zero.
" Benarkan Aireng? Tuan sudah setuju. Jadi, panggil aku Geby! " Geby memegang wajah Aireng dengan gemas.
Dalam hati Aireng. " Kenapa aku harus menurut padanya juga? Aku kan senior disini. Hah, dan jawaban darinya juga tidak berniat menjawab pertanyaanku. Sudahlah, anggap saja itu sebagai kemampuannya yang tersembunyi. "
" Hoe, lepaskan aku! Aku bukan anjing piaraan seperti apa yang kau lihat. Aku devil wolf! " Aireng terlihat masih jengkel.
Zero akhirnya menyelesaikan membangun Arai tingkat 7-nya. Sebuah formasi Arai dengan ketahanan yang luar biasa ini dibangun untuk melindungi inti dungeon menggantikan Drable, maksudnya Geby yang akan dia bawa sebagai makhluk summoningnya.
" Yah, kita sudah selesai disini dan ayo kembali ke kota. Sebelum kita kembali ke kota dan berada di dalam kota. Sebaiknya kalian bersembunyi di ruang summoning. Akan gawat nantinya jika aku membawa seekor wolf dan naga ke kota. " Zero meminta mereka masuk ke dalam ruang summoning untuk menyembunyikan mereka.
" Bukankah tidak apa-apa membawa anjing ke kota tuan? " Geby sepertinya memulai perangnya dengan Aireng.
" Sudah kubilang kalau aku devil wolf dan bukan anjing. Dasar kadal tidak bermoral! " Aireng benar-benar marah.
Zero hanya tersenyum ragu. " Apakah mereka benar-benar bisa akur nantinya ya? "
Setelah keluar dari hutan terlarang, Zero berjalan dan sampai di gerbang kerajaan Intern.
Seorang penjaga gerbang datang menghampiri Zero. " Bisa tunjukkan kartu identitasnya tuan! "
Zero yang telah memiliki kartu identitas sebelumnya tidak perlu khawatir tentang pemeriksaan identitas untuk sekarang dan kedepannya.
Zero pun menunjukkan kartu guildnya.
Si penjaga langsung mengembalikan kartunya. " Oh, selamat datang tuan patualang. Maaf mengganggu anda sebentar karena prosedur ini. Anda bisa langsung masuk dan beristirahat setelah menjalankan misi anda. "
Biasanya petualang keluar dari kerajaan untuk menjalankan misi dari guild. Dan penjaga itu mengira Zero sedang keluar untuk urusan misi dan baru kembali.
Dari balik bayangan dan bertelepati ke Zero, Geby bertanya ke Zero. " Hei tuan! Memangnya kita sedang dalam misi apa? "
Seketika Aireng menimpali. " Dasar kadal tak ber-etika. Kita tidak sedang dalam misi. Itu hanya pengalihan keadaan saja. "
" Ho, aku paham. " Geby mengangguk.
" Hah, apa yang kau pahami? " Aireng merasa terlalu jengkel.
" Sudahlah kalian berdua. Kita akan sampai di tempat kita mengambil misi. " Zero sampai di toko Erine.
" Hah, ternyata kita benar sedang menjalankan sebuah misi? " Aireng merasa dirinya bodoh sekarang.
" Aireng-aireng, " Geby yang menepuk perlahan mengelus kepala Aireng benar-benar terasa Aireng menahan giginya dengan erat.
...[ Tok-tok-tok. ]...
" Masuklah! Kau kembali cukup cepat ternyata. Aku tidak berfikir kau akan kembali secepat ini. " Erine cukup terkejut karena Zero kembali dengan cepat.
" Oh, tentu saja. Aku tidak akan mengecewakan klienku dengan membuatnya menunggu lama untuk sebuah penyelesaian misi. " Zero yang sedikit mendalami perannya.
" Sudahlah, dimana barang-barangnya? " Erine mengacaukan penghayatan Zero.
" Hah, kau tidak bisa sedikit mengikuti alurnya kah? Aku hanya ingin sedikit mendalami kemampuan bertutur-kataku. " Zero mengambil beberapa tanaman obat yang di minta oleh Erine dengan jumlah yang pas.
" Baiklah, ini cukup. Dan bagaimana kau mendapatkan bunga Chartarope ini? " Erine penasaran.
" Maaf, untuk segala prosesnya itu menjadi sebuah rahasia perusahaan. " Zero menambil dalih. Karena jika dia menceritakan semuanya. itu bakal jadi panjang lebar dan dia tidak mau membocorkan informasi inti dungeon meski kepada Erine.
" Terserah lah, aku tidak peduli lagi bagaimana kau mendapatkannya. Yang lebih penting kau membawa sesuatu yang aku minta dan tidak mengecewakanku. Dan ini bayaranmu! " Menaruh sebuah kotak di atas meja.
Zero sudah menantikan ini dan dia tahu di dalamnya ada sebuah batu sihir yang merupakan batu sihir dari seekor naga berelemen cahaya yang mungkin sudah menjadi legenda. Dan tidak akan mudah di temukan jika kalau masih ada. Seperti halnya menemukan Geby di dalam dungeon sebagai bos penjaga inti dungeon.
" Baiklah, aku akan mengambil bayarannya dan kembali. Kabari aku jika kau perlu sesuatu lagi! " Zero berniat untuk segera kembali. Tapi, Erine menghentikannya.
" Tunggu! Apa kau tidak melupakan sesuatu? " Erine memandang Zero seperti tatapan seorang polisi yang menatap seorang maling.
Lalu, Zero teringat kalau dia belum mengembalikan satu buku untuk jatuh temponya.
" Ehehehe, aku lupa mengembalikan bukunya. " Zero kemudian mengembalikan buku tersebut dan bisa kembali ke penginapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments