"Ada sebuah cahaya yang terang, apakah aku sudah mati? Eh, aku kan baru-baru ini mati. Dan sekarang mati lagi? Kali ini mungkin aku benar-benar ke surga... . " Setelah 3 hari pingsan karena kehabisan mana. Zero terbangun di sebuah ruangan yang seperti kamar, tapi ini bukanlan kamar di penginapannya.
" Ho, kau sudah bangun ya nak? Kau lama sekali tidurnya. " Sosok yang sangat menyebalkan yang membuatnya koma selama 3 hari itu berada terlalu dekat dengan wajah Zero untuk mengamati Zero.
" Dasar monster bajingan sialan! " Kata-kata pertama yang keluar dari mulut zero adalah pujian di pagi hari.
" Kau kasar sekali setelah membuat tanganku patah tulang. Seharusnya kau meminta maaf dulu padaku! " Yang berada di ruang tersebut adalah Tertaroze yang menunggu tiap pagi tentang kapan Zero akan siuman.
" Dia yang membuatku berbaring di tempat tidur ini selama beberapa hari itu malah meminta supaya aku yang meminta maaf padanya? " Zero merasa jengkel dalam hati.
" Kenapa kau disini? Apakah kau ingin menertawakanku karena pingsan kehabisan mana, Hah? " Zero masih marah-marah.
" Ho, kau begitu pendendam sekali. Aku datang kesini setiap pagi menjengukmu. Dan hari ini aku memiliki hadiah untukmu. Kimberly, berikan itu pada tuan yang suka marah-marah ini sebagai ucapan permintaan maafku padanya. " Tertaroze meminta kimberly untuk memberikan sesuatu ke Zero.
" Yah, meski kau sampai pingsan 3 hari karena kehabisan mana. Tubuhmu sepertinya akan pulih setelah istirahat beberapa hari. Aku terkejut karena biasanya orang akan terluka sampai akan mati jika terkena serangan dari Kapten guild di mode serius itu. Tapi, kau berhasil bertahan dengan menyembuhkan luka vital pada dirimu sebelum kau dibawa kesini. Dan lagi, sebelum kau pingsan juga berhasil membuat serangan yang berakibat patahnya lengan Kapten guild. Kurasa di kota ini hanya ada dua orang yang bisa membuat Kapten guild merasakan patah tulang seperti itu. Dan ini adalah kartu petualangmu yang sudah dijanjikan oleh Kapten. " Kimberly memberikan kartu guild Zero.
Dalam hati dia terkejut karena peringkat Ranknya berada di Rank B. Dia tidak perlu susah payah menaikkan Ranknya. " Hah? Monster gila ini beneran memberikanku Rank B langsung. Buakankah ini berlebihan meski aku sudah membuatnya patah tulang. "
" Yah, tadinya aku ingin memberimu Rank yang lebih tinggi. Tapi, karena suatu alasan itu tidak bisa melebihi Rank B. " Pernyataan Tertaroze tersebut malah membuat Zero lebih terkejut.
" Apa? Bahkan dia mau memberikanku lebih dari Rank B, Tapi karena suatu alasan... tunggu dulu, itu mungkin tipu daya darinya supaya kelihatan baik di depanku. Dan tidak mau memberiku lebih karena dia memang tidak mau. Dasar Monster sialan! " Zero marah-marah dalam hati.
" Kimberly, Siapa orang satunya lagi yang kamu maksud? " Zero bertanya kepada Kimberly tentang orang yang bisa membuat Tertaroze bertarung serius selain dirinya.
" Yah, dia adalah Komandan dari prajurit Kerajaan Intern. Namanya adalah Sholthyre. Dia merupakan Swordman kebanggaan Kerajaan Intern. Baiklah, kami akan pamit dulu. Jika ada yang ingin ditanyakan, kau tahu aku ada dimana kan? " Kimberly berjalan keluar.
" Hoe, Kapten! Kau juga ikut keluar. Kalau kau disitu terus, kau malah akan membuat Zero tambah sakit nanti. " Kimberly memanggil Kapten untuk keluar dari ruangan tersebut.
" Ho, padahal aku masih ingin disini untuk permintaan maafku kepada Zero. " Kapten itu lesu karena dia berharap supaya Zero cepat sembuh dan melakukan duel lagi bersama dia.
" Kau ikut keluar saja. Yang dikatakan Kimberly itu benar adanya. " Zero pun menyuruh Kapten guild keluar dari ruangan tersebut.
Zero melihat langit langit dan bergumam dalam hati. " Ternyata masih ada orang dengan tingakatan yang seperti itu. Kuharap sifatnya tidak kekanak-kanakan seperti Kapten. Baiklah, semuanya sepertinya disembuhkan dengan baik. Jadi, guild memiliki orang yang bisa menyembuhkan sampai pada tahapan sekarat sekalipun. Jadi, aku tahu alasan si monster itu menyerangku dengan sungguh-sungguh waktu itu. Yah, istirahat sehari lagi mungkin sudah bisa membuatku sembuh total. "
Zero yang sepenuhnya sudah pulih itu pun pergi ke ruangan aula guild untuk sedikit bersantai dan menikmati waktunya.
Seseorang menghampirinya dan bertanya kepada Zero. " Maaf tuan, apa anda mau segelas bir dingin? "
Seorang yang bertugas sebagai pembantu dalam mengurusi tempat dan kebersihan guild menawarkan segelas bir dingin untuk Zero.
" Oh iya, tolong ambilkan aku satu gelas ya! Dan ini uangnya. " Sambil memberikan uang untuk membayar bir tersebut Zero meminta untuk diambilkan segelas bir dingin.
Di Guild Petualang memang tidak menyediakan makanan untuk para petualang. Tapi, mereka tetap menyediakan bir untuk para petualang hanya untuk bersantai setelah menyelesaikan misi atau sedang menunggu sesuatu di aula guild.
Zero sambil menikmati bir dingin itu teguk demi teguk sambil melihat jendela stat-nya dan berfikir.
" Ternyata latih tanding dengan monster gila itu membuatku mendapatkan exp yang cukup banyak. Levelku juga meningkat drastis menjadi level 65, selain itu aku juga sepertinya mendapatkan hadiah karena sudah menembus level 65. Kira-kira apa hadiahnya ya? Ku buka saja lah. Ho, menarik sekali. Aku mendapatkan skill Stealth, kalau tidak salah ini adalah skill assasin yang sangat berguna. " Segelas bir dingin pun habis dan Zero ingat harus mengembalikan satu buku untuk hari ini.
...[ Stat Zero Saat ini, level individu 65, HP 3567/5400, MP 5876/8600, Blacksmith level 20, skill baru Stealth, ketahanan terhadap racun level meningkat ke level 50, pemahaman terhadap sihir tanpa rapalan level Max. ]...
Zero yang berada di ruangan aula guild itu sedang diawasi oleh seseorang yang duduk sendirian di meja pojok. Zoro berencana untuk menyapanya. Jadi, dia harus menyapa dengan benar.
Zero berjalan ke sebuah tiang di dalam ruangan. Dan setelah dilihat dari sudut pandang orang yang mengawasi Zero, dia tiba-tiba menghilang.
" Dia menghilang? Tidak mungkin. Hawa keberadaannya pun lenyap. Apa dia menggunakan teleport? Tapi, tidak ada bekas mana dari sihir teleport yang itu tidak mungkin disembunyikan. " Orang yang mengawasi Zero kebingungan kemana perginya Zero.
Tiba-tiba dari arah belakang Zero berkata. " Boleh, aku duduk disini? Sepertinya kau memperhatikanku dari kemarin. Jadi, apa yang kau inginkan dariku? "
" Iya, kau boleh duduk di sini. " Dengan menyembunyikan kekagetannya, orang itu mempersilahkan Zero duduk di mejanya.
" Datang dari mana dia tadi? Bukankah aku benar-benar telah mengikuti kemana dia berjalan tadi. Kenapa dia begitu saja menghilang dan muncul di belakangku. Aku harus lebih berhati-hati lagi dalam bertindak. Atau aku bisa dalam bahaya nanti. " Dalam hati, orang itu bergumam.
Zero yang penasaran kenapa dia selalu diawasi olehnya. Dan bagaimanapun, Zero harus menyelesaikan ketidaknyamanan karena selalu diawasi seperti seorang buronan itu. Zero duduk di sebelah orang itu. Dan kini Zero akan tahu kenapa dirinya selalu diawasi oleh orang tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments