Setelah Zero duduk di samping orang itu.
" Hei, kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku. " Zero kembali bertanya kepada orang bertudung tersebut.
" Kau memang orang yang menarik. Alasanku hanya sama seperti mereka semua yang ada disini. Bagaimana aku tidak tertarik dengan seorang petualang baru yang berani menentang petualang yang lebih senior darinya. Kau tahu kan Jiho itu petualang yang sebentar lagi menduduki Rank B dan kau dengan entengnya menentang dia di depan banyak orang. Begitulah ceritaku. " Orang yang belum diketahui oleh Zero tersebut memang orang yang memperhatikannya saat Jiho sedang seolah-olah dipermalukan oleh Zero.
" Lalu, apakah kau temannya? Atau kau berniat untuk membalaskan apa yang kulakukan tempo hari? " Zero melontarkan sebuah pertanyaan lagi.
" Hahaha, kau bercanda. Apa aku adalah orang yang akan membela si bresengsek seperti dia? " Fakta bahwa orang ini itu lebih kuat dari Jiho itu bukanlah hal yang bisa di sembunyikan dari Zero.
" Yah, setidaknya aku tahu kau tidak ingin bermusuhan denganku. " Zero sedikit lega karena dia berfikir kalau dengan tindakannya di tempo hari bisa membawakannya musuh yang tidak terduga.
" Musuh? Hahaha, itu tergantung dari situasi yang akan terjadi nantinya. " Orang itu menodongkan pedangnya ke perut Zero.
" Sebaikanya kau lebih berhati-hati dalam ucapan dan tindakanmu itu. " Zero pun sudah menaruh deggernya di leher orang tersebut.
" Ho, kau karakter orang yang tidak suka di ganggu urursanmu ya? Aku cukup tahu dengan tindakanmu tersebut. " Pria berjubah tersebut melihat kearah lehernya.
Dalam hari pria berjubah tersebut. " Bagaimana dia bisa tidak ketahuan olehku saat mengeluarkan deggernya dan kini sudah ada dileherku. Jika dia tidak memberitahuku kalau saja dia sudah menaruh deggernya di leherku. Itu bisa menjadi hal yang fatal bagiku nantinya."
" Baiklah, namaku adalah Edward dan aku adalah petualang Rank A. Senang dengan perkenalan yang menarik seperti ini. Semoga kita bisa bertemu lain kali dengan keadaan yang lebih baik dari saat ini. " Edward menaruh pedangnya lagi di sarung pedangnya.
Edward kemudian berdiri dan meninggalkan Zero.
" Orang itu, sudah kuduga dia adalah orang yang kuat. Tidak kusangka dia merupakan petualang Rank A, Kekuatannya sebanding denganku jika ku ukur dengan jendela statusnya. Aku dapat melihat statusnya. Jadi perbedaan kekuatan kita tidak begitu jauh. " Zero telah melihat skill dan kekuatan dari Edward dan dia tahu kalau Edward sebanding dengannya.
Setelah sampai di luar gulid. Edward memberikan sebuah ekspresi wajah yang kesal. " Dia bisa mengetahui tentang kekuatanku. Tapi, bagaimana aku tidak bisa mengetahui kekuatannya. Dan skill yang dia gunakan itu lebih seperti Assasin kelas atas. Jika kemampuannya melebihiku. Bagus jika aku tidak memiliki urusan dengannya. " Bagaimanapun Edward tahu kalau dia tidak bisa melihat satat Zero. Itu dikarenakan Statnya masih berada dibawah Zero.
Zero yang teringat kalau dia harus mengembalikan satu buku yang di pinjamnya itu pun bergegas pergi menuju toko buku Erine.
" Semoga saja aku tidak apa-apa mengembalikannya tidak tepat waktu. Yah, kemarin aku tertidur 3 hari. Jadi, menurut perhitungannya aku terlambat sehari dalam mengembalikan buku tersebut. " Zero segera sampai di depan pintu toko Erine.
...[ Tok-tok-tok. ]...
Zero mengetuk pintu toko Erine. Dan dari dalam toko Erine berteriak.
" Yah, masuklah bocah yang suka terlambat. " Sebuah kata yang terlontar menandakan Erine tahu kalau yang berada di balik pintu itu adalah Zero.
Zero pun masuk. " Bagaimana kau tahu itu aku yang ada di balik pintu? "
" Kau tidak perlu tahu bagaimana aku bisa mengetahui itu kau atau tidak. Yang terpenting mana buku yang kau pinjam? Kau sudah terlambat satu hari untuk mengembalikan buku tersebut. Biasanya ada tambahan biaya keterlambatan. Tapi, karena kau baru pertama kali terlambat. Jadi, dendanya di tindakan. " Erine memberikan kompensasi atas keterlambatan Zero mengembalikan bukunya.
" Huft, untung tidak di denda. " Zero lega karena dia tidak perlu mengeluarkan uang karena keterlambatannya mengembalikan buku Erine.
" Tapi, jika kau ulangi lagi perbuatanmu yang seperti itu. Tidak ada kata maaf bagimu. Dan kau harus membayar denda 50 koin perunggu. " Erine menerangkan biaya keterlambatan jika Zero masih terlambat besoknya.
" Hah? itu adalah stengah dari harga sewa buku-buku ini. Kau pasti sedang bercanda kan? " Zero melihat kearah Erine yang sepertinya tidak bercanda.
" Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda menurutmu? " Erine menatap Zero dengan tatapan yang dingin.
" Hah, baiklah. Aku akan mengikuti aturannya. " Zero merasa lemas jika harus membayar untuk keterlambatannya nanti.
" Ngomong-ngomong, apa kau sudah selesai membaca satu buku ini? " Erine ragu kalau Zero menyelesaikan membacanya dalam waktu tiga hari itu.
" Yah, aku sudah memahami isi buku tersebut dalam tiga hari ini. " Sebuah kebohongan dari Zero karena dia hanya memerlukan waktu semalam untuk satu buku tersebut.
Dalam hati Zero berkata kepada dirinya sendiri. " Yah, sebenarnya aku menyelesaikan membaca buku tersebut dengan waktu yang lebih singkat yaitu semalam saja. Dan aku tidak berkeinginan memberitahunya karena itu mungkin baginya adalah suatu hal yang mustahil. Dan aku sendiri juga bingung kenapa aku bisa menyelesaikannya dengan begitu cepat. Mungkin untuk satu buku ini, tapi aku belum tahu untuk buku yang lainnya. Contohnya sendiri adalah buku Blacksmith. Aku butuh waktu lebih lama untuk memahaminya. Apa karena ada suatu hal yang harus diterapkan dan itu membutuhkan sebuah pemikiran. Jadinya aku perlu waktu untuk menyelesaikannya. " Setelah berbicara pada diri sendiri di dalam hati. Zero di kejutkan oleh Erine.
" Hei, kenapa kau malah melamun begitu? Apa yang kau pikirkan? Sebenarnya aku ingin menarik biaya tambahan kalau kau belum selesai dalam membacanya tadi. Tapi, kau bisa menyelesaikannya dalam 3 hari. Aku sendiri tidak tahu bagaimana kau bisa secepat itu memahami isi buku ini. Yah, karena ini bahasa yang lebih dari 500 tahun menghilang. Jadi, aku sendiri kesulitan membacanya. Tapi, kau begitu mudahnya menyelesaikan buku ini. " Erine keget karena Zero berhasil lebih cepat dari dugaannya.
" Yah, mungkin karena dalam bahasa aku lebih cenderung mengerti kalau sudah tahu sedikit. Jadi, itu bukanlah masalah bagiku. Hem, sepertinya kau bukan hanya menjual dan menyewakan buku disini? " Zero bisa merasakan suatu benda yang memiliki tekanan yang kuat.
" Tidak kusangka kau akan menyadarinya. Lalu apakah kau akan membeli itu? " Erine bertanya kepada Zero begitu meski dia kaget Zero bisa mengetahui barang yang disimpannya di dalam laci sebelah rak buku.
" Yah, tergantung harganya juga sih. Kalau aku mampu untuk membelinya. Maka akan kubeli, sepertinya aku juga memerlukan item tersebut untuk kelancaran skill blacksmith ku nantinya. " Zero melihat kearah laci tempat item itu disimpan oleh Erine.
Sebuah item yang akan menunjang skill blacksmith Zero. Lalu seberapa berharganya item tersebut dan bagaimana reaksi Erine jika memang Zero akan membeli item tersebut. Sudah dipastikan itu adalah item Rank S menurut analitik Zero. Dari sini beralih kepada Erine mau menjualnya atau tidak kepada Zero.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments