Setelah Zero menemukan penginapan untuknya. Dia melihat waktu masih menunjukkan kalau masih sore. Dia berfikir tentang perlengkapannya. Terutama degger yang menjadi satu-satunya senjatanya yang dia miliki.
Di dalam kamar penginapan Zero. Dia berbaring dan berfikir untuk meningkatkan skill blacksmithnya. Tapi, dia tidak tahu ada buku yang mengajarkan bagaimana membuat senjata.
" Yah, deggerku terlihat primitif sekali. Apa karena skill blacksmithku yang memang rendah ya? Aku akan keluar dan mencari tempat dimana aku bisa meningkatkan skill tersebut. Apakah di kota ini ada sebuah perpustakaan tua atau semacamnya tidak ya? " Zero memutuskan untuk keluar dan berjalan mencari sebuah perpustakaan atau toko buku yang memungkinkan dia bisa meningkatkan skill blacksmithnya.
Butuh beberapa waktu sampai Zero lelah mengelilingi Kota Garm, dan akhirnya dia duduk di sebuah tempat duduk umum di kota dan memandang kearah depan. Ada sebuah toko buku kecil yang bertuliskan perpustakaan dan toko buku Erine. Toko buku kecil yang cukup tua dan Zero ragu apakah dia bisa menemukan sebuah buku yang bisa membantunya dalam menangani masalahnya. Dia sudah berkeliling kesemua toko buku atau perpustakaan besar di kota. Dan dia hanya mendapatkan beberapa buku sihir dasar. Yah, bukan tidak berguna juga karena dia juga memerlukan belajar sihir untuk kedepannya.
Zero akhirnya memutuskan untuk masuk ke toko buku tersebut. Dia bahkan ragu kalau toko buku tersebut masih buka atau tutup karena tidak ada pengunjung.
Zero mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam. Kemudian dia mencoba memegang gagang pintu yang tanpa disengaja membuka pintu tersebut.
... [ Krieekk ... . ]...
Suara khas pintu yang sudah berumur itu membunyikan decitan yang khas.
" Ho, ada pelanggan rupanya. Silahkan masuk dan mencari apapun yang ingin kau cari. " Sebuah sapaan dari penjaga toko tersebut sedikit tidak enak. Dan meski demikian Zero tetap harus masuk untuk memastikan ada tidaknya buku yang dia cari.
Dari yang dilihat oleh Zero bahwa penjaga toko tersebut merupakan seoarang elf atau mungkin lebih tepatnya adalah helf elf. Dari usianya, Zero tidak bisa memastikan karena elf memiliki usia yang cukup panjang ketimbang manusia biasa.
" Baiklah, permisi... . " Zero masuk dan mencari di rak buku yang jumlahnya memang sedikit.
Zero melihat-lihat kalau banyak buku yang tidak ingin dia cari berada disini. Meski ada perbedaan dengan perpustakaan lain. Buku disini lebih tua dari usianya mungkin itu yang membedakan.
Akhirnya Zero menyerah dan bertanya kepada pemilik toko tersebut. " Maaf, apakah anda memiliki sebuah buku tentang senjata? "
Pemilik toko tersebut menatap Zero dengan tatapan yang cukup datar. " Kalau kau mencari sebuah buku untuk membunuh, aku tidak punya. "
" Bukan tentang membunuh, tapi tentang pembuatan senjata. " Zero menerangkan apa tujuannya.
" Senjata juga digunakan untuk membunuh. Aku tidak punya itu. " Elf itu semakin ketus dalam berbicara.
Zero akhirnya menyerah untuk hari ini, dan berniat untuk melanjutkannya besok. Sampai saat Zero memegang pintu keluar, tiba-tiba suara sebuah buku di letakkan di atas meja dengan sedikit membanting terdengar oleh Zero.
...[ Gubrak. ]...
" Tapi jika kau bisa memastikan senjata itu untuk melindungi seseorang. Aku biasa pinjamkan buku ini, yah itupun kalau kau bisa mengerti bahasa di dalam buku ini. " Pemilik toko tersebut mengeluarkan sebuah buku usang yang berdebu di atas meja.
Zero memutuskan untuk melihat dulu tentang buku apa yang dikeluarkan oleh pemilik toko tersebut.
Tertulis di buku tersebut adalah tulisan dengan huruf yang berbeda dari yang dia kenal di kota. Meski dia tahu itu mungkin bahasa yang berbeda dari yang dipakai di Kota Garm. Zero bisa membacanya karena skill bawaan yang bisa memahami bahasa dunia ini.
" Blacksmith. " Sebuah kata yang dibaca oleh Zero di sampul buku tersebut.
" Jadi, kau bisa membacanya ya? Aku tidak paham kenapa kau bisa membaca bahasa yang sudah 300 tahun itu menghilang dari dunia ini. Yah, aku berjanji akan meminjamkanmu juga kalau kau bisa mengerti bahasanya. Jadi, janji tetaplah janji. " Penjaga toko tersebut tidak menjualnya melainkan hanya meminjamkan buku tersebut kepada Zero.
Dalam hati Zero juga bertanya-tanya. " Apa yang dia maksud dengan bahasa yang 300 tahun telah menghilang. Jadi, buku ini usianya mungkin 300 tahun lebih. Pantas saja ini terlihat sangat tua dan berdebu. Kuharap aku tidak menyobeknya saat membaca nanti."
" Oh, aku hanya memiliki skill yang bisa mengerti semua bahasa di dunia ini. Yah, sederhananya seperti itu. " Zero pun tidak ragu menerangkan skillnya pada pemilik toko tersebut. Zero tidak melihat ada niat jahat di pemilik toko itu. Jadi, mungkin tidak masalah jika dia memberi tahu sedikit tentang skillnya.
" Kau? Aku baru mendengar ada skill yang seperti itu. Jadi, kau tidak perlu hidup lama untuk mengerti bahasa yang sudah hilang dan akan tahu dengan sendirinya tanpa harus mempelajari bahasa tersebut. Baiklah, karena keistimewaanmu ini. Aku akan memberimu hadiah buku untuk kau pinjam lagi juga. Buku tentang sihir, dan buanglah buku yang sudah kau beli! Karena itu tidak ada apa-apanya dari buku yang akan kau baca setelah ini. " Pemilik toko mengeluarkan 3 buku lagi yang tidak kalah tua dari buku yang barusan dia keluarkan.
Dalam hati Zero yang ketahuan membeli buku ampas itu malu. " Ahahaha, dia tahu juga kalau aku membeli buku dasar-dasar sihir. yah, mungkin mencolok karena aku tidak menaruhnya di inventoryku. Karena aku saat membeli tadi dikasih tas. Jadi, aku tidak langsung memasukkannya ke ke inventory. "
" Sihir tanpa rapalan. " Zero membaca buku teratas yang di keluarkan oleh pemilik toko tersebut.
" Ho, kau juga bisa membaca bahasa yang telah hilang sejak 500 tahun lalu juga. Baiklah, cukup untuk pembuktian dari skillmu itu. Aku percaya kau memiliki skill tersebut. Meskipun aku tidak tahu darimana kau bisa mendapatkan skill itu. Ambillah buku-buku ini dan Aku memberimu waktu masing-masing dari buku ini untuk kau kembalikan lagi dalam setiap 3 hari satu buku. " Sebuah syarat yang cukup berat dari di pemilik toko.
" Hah, jadi aku hanya punya waktu 3 hari untuk membaca satu buku penuh? Ini syarat yang cukup berat juga. Tapi, baiklah. untuk sementara aku akan menjadi kutu buku untuk beberapa hari atau minggu ini. " Zero menata buku-buku itu dan untuk dibawa pulang.
Sebelum Zero mengangkat buku-buku tersebut. Pemilik toko menghentikannya. " Hei, pembayaran tidak boleh ngutang. Dan kau harus bayar karena untuk menyewa buku-buku ini. Setiap buku yang kau sewa memiliki harga 1 koin perak. Jadi totalnya adakah empat koin perak untuk keempat buku tersebut. "
Zero cukup tercengang dengan harga sewa yang hanya tida hari tersebut.
" Ini sebuah pemerasan." Zero cemberut sambil mengeluarkan uangnya.
" Baiklah, terimakasih." Ucap si pemilik toko.
Zero akhirnya bisa membawa pulang buku-buku tersebut. Dan dengan wajah yang sedih karena habis dirampok dia kembali ke penginapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments