Dengan kondisi yang darurat, Zero saat ini siap terbakar oleh tembakan mana dari naga darkness tersebut.
" Aireng! Alihkan perhatiannya dengan melukai kaki kirinya. " Zero memberi aba-aba kepada Aireng untuk menyerang kaki kiri dari naga tersebut.
" Baiklah tuanku. " Segera Aireng meluncur memutar kearah naga tersebut untuk mencuri celah dimana dia bisa mendaratkan sebuah serangan pada kaki naga itu.
Tapi, naga itu tidak bodoh. Dia tahu kalau Aireng berusaha membuat keseimbangannya runtuh. Jadi, dia membelokkan serangan yang akan dilontarkan kearah Zero itu beralih ke Aireng.
" Aireng, hindari serangan itu! " Zero memeberikan aba-aba kepada Aireng untuk segera menghindari serangan tersebut.
" Kau terlambat, anjingmu akan segera menjadi daging bakar segera. " Sebuah tembakan dari mulut naga itu akhirnya melontar keluar.
...[ Buarrrr... brell... . ]...
Sebuah elemen api hitam terlontar kearah Aireng. Tidak ada jejak yang tersisa dari Aireng. Berfikir naga itu telah melenyapkan anjing pengganggu itu.
" Sekarang Aireng! " Zero memberikan perintah kepada Aireng untuk menyerang.
" Bagaimana bisa? Bukankah anjing itu telah hangus terbakar. Darimana dia akan muncul dan menyerangku. Hah, dari atas. " Tanpa disadari oleh naga itu Aireng sudah berada diatas kepala naga tersebut.
Aireng dengan sigap menyerang mata kiri naga tersebut.
...[ Slash... . tes-tes-tes. ]...
" Ho, aku tidak tahu kalau darahnya juga berwarna hitam. Naga Darkness ini membuatku terkejut saat meneteskan darah hitam tersebut. Tapi, aku tidak akan membiarkan ini menjadi pertarungan yang lama. " Karena Zero tahu jika pertarungan ini berlama-lama tidak akan menguntungkannya. Dari segi ketahanan semua memihak ke naga tersebut. Dan cara yang paling tepat adalah mengalahkannya dengan cepat.
Zero langsung membentuk sebuah busur dari mana dan anak panah yang diisi dari perpaduan mana petir, api, dan angin.
" Baiklah, dengan ini kau tidak akan bisa melihat dengan jelas hei kadal! " Zero melontarkan kearah mata kanan naga tersebut.
...[ Sssssttttt... brell... zzzttzzztt... . ]...
" Aireng, kembali kesini! " Zero meminta Aireng untuk kembali ke sisinya.
" Apakah itu berhasil tuanku? " Aireng bertanya tentang rencana mereka.
" Jika itu tidak berhasil. Kita akan menghadapinya dengan susah payah. Aku tidak bisa menjamin kalau kita akan bertahan meski 30 menit beradu kekuatan dengannya. " Zero tahu kalau dia tidak menggunakan hal licik untuk menang, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menang.
Setelah asap dari serangan Zero menghilang akhirnya dia tahu kalau serangan mereka berhasil.
" Dasar mahluk rendahan. Beraninya melakukan trik kotor seperti ini kepada naga dari abyss yang perkasa ini. " Setelah dibutakan oleh Zero, Naga itu melontarkan serangan api hitam kesegala arah.
Keputusan yang tepat setelah Zero berhasil membuat naga itu buta adalah selanjutnya dia memakai skill stealth yang memungkinkan dirinya dan hawa keberadaannya tidak terdeteksi oleh naga itu.
" Hei, Aireng! Kau bisa berada di depanku sebentar untuk menghalau serangan yang mungkin kearahku dan menahannya sebentar? Aku akan berkonsentari mengumpulkan mana untuk serangan selanjutnya. " Zero akan langsung mengakhiri ini.
" Baiklah tuanku. Percayakan padaku! " Aireng maju di depan Zero.
Zero mengumpulkan mana untuk serangan selanjutnya." Aku mendeteksi kalau dia memiliki tiga jantung yang harus kutembus sekaligus. Kalau tidak dia akan bisa bangkit kembali dan menemukanku meski sedang memakai stealth. Ini tidak akan lama sampai semua siap. Aku hanya harus memastikan itu tepat di jantungnya. "
Sebuah Rantai pengikat muncul dari tanah. Sebuah tehnik yang Zero pelajari dari barier yang melindungi tempat ini akan di pakai untuk menghancurkan mahluk yang melindungi tempat itu juga.
Sebuah Arai level 6 yang memungkinkan untuk membuat rantai pengikat untuk menyegel suatu mahluk buas seperti naga.
" Sepertinya rantai itu juga perlahan mengurangi kekuatannya dan menyerapnya juga. Ini sangat cocok dengan sihir penyegelan. Tapi, kali ini aku tidak akan menyegelmu. Aku akan membunuhmu! " Zero bersiap dengan tiga tombak di atas naga itu. Satu tombak perpaduan elemen tanah, air dan cahaya. Kemudian tombak kedua terdiri dari elemen api, petir, dan angin. Dan yang terakhir elemen cahaya dan kegelapan dilumat jadi satu.
Sebuah serangan yang akan menembus jantung naga ini haruslah kuat. Semua mana Zero dikerahkan untuk serangan kali ini. Karena jika dia gagal untuk serangan yang itu. Dia memiliki potensi mati 98% karena ketahuan oleh naga itu. Tombak itu berputar, semakin kencang berputar sampai elemen yang menyusun tombak itu beresonansi dan membuat percikan mana keluar dari tombak itu. Kalau dipikir itu bukan lagi tombak mana. Tapi, lebih kearah mata bur mana yang berputar cepat sekali. Dengan perputaran tersebut juga telah membuat kekuatan spirit di sekitar tempat tersebut terserah dan menjadikan sebuah pelindung luar dari mata bur mana tersebut.
" Uhuk... . " Zero muntah darah karena terlalu memaksakan kekuatannya di luar ambang batasnya.
" Tuanku! Apa kau baik-baik saja? " Aireng khawatir dengan keadaan tuannya yang semakin memburuk mempertahankan ketiga tombak tersebut.
" Hehehe, tenang saja Aireng. Persiapan telah selesai. " Dengan senyum bengisnya. Zero siap melontarkan ketika senjatanya terjun bebas menusuk naga itu.
...[ Guarrmmm... . ] ...
Aungan naga itu menjadi tanda telah di lepaskannya ketiga tombak Zero dari atas naga tersebut.
" Beraninya kau berbuat seperti ini padaku. Kau tidak akan selamat nantinya jika orang itu menemukanmu. " Seperti pesan terakhir yang di ucapkan diambang sebuah kematian.
Dalam hati Zero penasaran dengan apa yang dimaksud oleh naga darkness itu. " Siapa yang dia maksud orang itu? Dan ternyata ada orang dibalik dungeon yang hebat ini juga. Meski dia ngomong begitu. Aku tidak akan tetap tinggal diam, aku akan menjadi lebih kuat lagi dan lagi samapai tidak ada seorangpun yang bisa membuatku takut. Bahkan dewa yang telah menelantarkanku di dunia ini tanpa sebuah penjelasan yang pantas pun akan kuhancurkan bila dia tidak memiliki pembelaan yang benar atas kondisi ku disini. "
Dengan tekadnya, Zero tidak akan goyah dan membuat kata-kata dari naga darkness itu menjadi motivasi bagi dirinya untuk menjadi lebih kuat lagi dan lagi.
Sebuah barier yang diaktifkan oleh naga itu tidak terlalu berpengaruh pada senjata Zero. Barier itu melindungi naga darkness tapi, senjata Zero juga dilapisi oleh kekuatan spirit yang terkikis dari barier tempat ini berada. Itu membuatnya bertubrukkan satu sama lain. Dan dengan kata lain barier naga itu sama kuatnya dengan kekuatan spirit yang tersedot ke tombaknya Zero, Alhasil barier naga itu retak dan pecah. Tapi, tombaknya Zero masih dalam kekuatan penuh mengesampingkan energi spirit yang terkikis karena bertubrukan dengan barier naga darkness.
...[ Guarrmmm... . ]...
Aungan terakhir dari naga darkness menjadi aungan terakhirnya setelah tombak Zero ketiganya menembus jantungnya.
Sebuah pemandangan dimana tombak Zero langsung hilang karena Zero sudah kehabisan mana untuk mempertahankannya. Dan naga darkness tersebut mati dalam keadaan berdiri menahan rasa sakit yang menusuk jantungnya.
" Uhuk... Huwlekk... . " Zero memuntahkan darah yang cukup banyak karena benar-benar memaksakan dirinya.
Dengan cepat Aireng berlari kearah Zero. " Tuanku...! Apa anda bisa bertahan? Aku akan mencari pertolongan keluar hutan. "
Dengan paniknya Aireng berencana keluar hutan mencari pertolongan. Dan melupakan kalau dirinya seekor srigala.
" Hei, tenanglah Aireng! Aku bisa mengatasi ini, Huwlekk... Aku akan meminum Elixirnya lagi. Dan tolong berjaga di sekitar sini saja selama aku bermeditasi! " Zero mengeluarkan Elixir merahnya dari inventory dan segera meminumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments