Zero yang telah mendapatkan buku skill tentang blacksmith dan juga buku skill sihir itu kembali ke penginapannya.
" Bagaimana aku bisa menguasai setiap buku dalam waktu 3 hari. Apa aku harus memperpanjang durasi penyewaan buku ini? Hah, ini membuatku pusing. Dan si elf itu benar-benar memerasku. Awas saja nanti kalau aku memang bisa menguasainya dalam waktu 3 hari. Hem, andai saja disini ada mesin fotocopy. Eh, tunggu dulu. Apakah mesin fotocoy bisa dibuat sendiri. Ehehehe, sebentar. Aku lihat ke inventory dulu. " Zero yang sedang bingung mengenai pendeknya waktu durasi penyewaan buku tersebut pun mendapatkan ide yang cukup cemerlang.
" Ahaha, meski level blacksmithku masih di level satu. Tapi, untuk menyalin sebuah tulisan itu mungkin bisa aku lakukan. Ahaha, aku hanya perlu mencari lembaran kertas kosong dan tintanya tentunya. Mumpung sekarang masih jam 7 malam. Aku akan keluar dan mencari toko yang menjual alat-alat tulis. Ini merupakan jackpot bagiku. " Zero pun keluar untuk mencari beberapa bahan yang diperlukan dalam menyalin buku tersebut.
Zero berkeliling kota Garm sendiri. Setelah setengah jam, dia akhirnya menemukan sebuah toko alat-alat tulis.
Zero masuk kedalam toko tersebut dan menghampiri penjaga toko. " Permisi... ! Apakah disini ada selembaran kertas kosong dan tinta untuk menulis? "
" Iya tuan, kami menyediakan berbagai macam alat untuk menulis dan melukis. Kira-kira berapa lembar yang anda perlukan tuan? " Penjaga toko dengan keramah tamahannya menyambut Zero sebagai pelanggan.
Zero berfikir dalam hati. " Hem, aku tidak yakin berapa jumlah semuanya. Tapi, untuk berjaga-jaga aku harus membeli lebih. Untuk satu buku kira-kira ada 50 lembar halaman lebih. Jadi, aku harus membeli 100 lembar setiap bukunya. "
" Hem, baiklah. Kira-kira aku membutuhkan 400 lembar kertas kosong dan beberapa tinta untuk menulis. Apakah kamu bisa menyediakannya? " Zero bertanya kepada penjaga toko.
" Oh, banyak sekali tuan lembaran kertas kosongnya. Apakah tuan seorang penulis terkenal? " Penjaga toko berbasa-basi.
" Hahaha, untuk sekarang mungkin aku belum terkenal. Tapi, suatu saat nanti kau akan tahu kehebatanku. " Zero yang terbawa suasana menjadi sedikit sombong.
" Semoga sukses tuan dengan karya tulis anda! Dan tunggu sebentar, akan kuambilkan pesanan tuan penulis dengan segera. " Penjaga toko tersebut kemudian berjalan dan memasuki sebuah ruangan penyimpanan.
" Ho, untuk sekarang. Rencanaku berjalan lancar. Dan, bagaimana respon si elf kalau aku bakal mengembalikan buku-buku itu dengan cepat. Eh, jangan ku kembalikan dengan cara itu. Aku akan mengembalikannya tepat seperti waktu yang dia tentukan sebagai pengalihan supaya dia tidak begitu curiga saat bukunya ku salin." Zero sedang memikirkan strategi yang jitu.
Setelah menunggu beberapa saat. Si penjaga toko tersebut keluar dari ruangan penyimpanan dengan barang yang diminta oleh Zero.
" Ini barang yang anda minta tuan, total dari keseluruhan barang yang anda minta adalah 35 koin perunggu tuan. Saya memberikan barang dengan kualitas yang baik, supaya melancarkan dalam penulisan anda. " Penjaga toko memberikan nota yang harus di bayar oleh Zero.
" Ho, baiklah. Ini uangnya dan terimakasih. " Zero mengambilnya dan menaruhnya di inventory.
" Oh, tuan penulis sepertinya memiliki skill yang cukup langka ya. Ehehe, tidak usah dipikirkan tentang ucapan saya tadi. Dan terimakasih telah membeli di toko kami. Semoga lancar dalam menulis karya anda tuan penulis! " Salam hangat dari penjaga toko.
Zero pun kembali ke penginapan dan menjalankan rencananya.
" Huahahaha, akhirnya berhasil menyalin semua buku ini. " Zero tertawa kegirangan.
Zero kemudian membaca buku tentang blakcksmit dulu dan dengan mencengangkan dia heran isi dari buku tersebut bukanlah menegangkan bagaimana membuat senjata dengan cara biasa.
" Ini buku hebat sekali. Tapi, aku perlu memakai sihir untuk membuat barang-barang yang aku butuhkan. jadi aku harus meningkatkan sihirku dulu. Tapi, aku harus mencari tempat untuk menguji sihirnya. Hah, aku harus keluar lagi dari apartemen ini. Aku tidak bisa menghancurkan tempat ini dengan percobaan sihirku nanti. " Zero pun keluar dari kamarnya.
Sebelum dia keluar dari penginapannya. Dia di sapa oleh penjaga apartemen tersebut.
" Oh, tuan Zero sangat sibuk ya hari ini. " Penjaga penginapan tersebut melihat Zero keluar masuk penginapan sering sekali di hari ini.
" Oh iya, aku sendang ada urusan. Sampai nanti! " Zero pun keluar dari penginapan.
" Hem, setiap orang memiliki kesibukannya masing-masing ya. Baiklah, aku juga sedang sibuk untuk membersihkan lantai ini supaya terlihat mengkilap. " Si penjaga penginapan itu bersemangat sekali dalam mengayunkan sapunya.
Zero akhirnya keluar dari kota karena dia mencoba mencari tempat untuk eksperimen sihirnya. Akhirnya dia sampai dihutan tempatnya pertama kali terbangun di dunia ini. Meski tidak terlalu jauh kedalam. Dia juga tidak mau nanti di serang monster dan kerepotan sendiri dalam eksperimen sihirnya.
" Baiklah, aku sudah sampai di tempat yang cukup sepi. Kalau begitu aku akan belajar malam ini." Zero dengan semangat membaca dan mempraktekkan apa yang ada di buku sihir nomer satu.
Karena dia tidak tahu harus memulainya dari buku sihir yang mana. Dia mencoba membaca dari buku sihir yang tidak terlalu tebal. Dia berusaha sampai dia lupa waktu.
Waktu menunjukkan jam 3 dini hari. Zero akhirnya sampai di penginapan dengan wajah yang kelah sekali.
" Ho, Tuan Zero sudah kembali. Apa semua berjalan dengan lancar? " Si penjaga penginapan tersebut nampaknya sudah akrab dengan Zero.
" Iya, semua berjalan dengan lancar. Tapi aku sangat lelah hari ini. Apa kau punya segelas minuman dingin? " Zero duduk di bangku yang berada di ruangan tersebut.
" Oh, tentu saja. Apakah anda mau segelas bir dingin untuk hari yang melelahkan ini? " Penjaga penginapan itu mengambilkan segelas bir dingin.
" Iya tidak apa-apa. Ini mungkin bisa mengusi rasa lelahku sejenak sebelum tidur. " Zero meneguk sampai gelas itu kosong.
" Oh iya, aku belum tahu tentang namamu. Bisa aku tahu siapa namamu, aku sering berbicara padamu, tapi aku belum tahu siapa namamu. " Zero dengan mata yang lelah itu bertanya kepada penjaga penginapan.
" Panggil saja aku Ted, Orang-orang biasa memanggilku dengan nama sebutan tersebut. " Zero akhirnya tahu nama dari si penjaga penginapan tersebut.
" Oh iya Ted, aku sangat lelah. Dan sepertinya aku akan segera kembali ke kamarku. Jadi, berapa harga untuk satu gelas bir tadi? " Zero merogoh kantungnya untuk mengambil beberapa koin perunggu.
" 10 koin perunggu untuk segelas bir tadi tuan. " Ted memberitahu harga untuk satu bir yang diminum oleh Zero tadi.
" Baiklah, ini uangnya. Aku akan kembali ke kamarku dulu. " Setelah memberikan uang kepada Ted. Zero berjalan dengan lelah ke kamarnya untuk istirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments