Setelah berhasil mengendalikan tekanan yang hebat dari Elixir merah pekat itu, Zero kini di kelilingi aliran mana yang sangat kuat.
" Hem, aku baru sadar kalau sebenarnya aku juga memiliki karakteristik seorang mage. Kukira aku hanya akan menjadi seorang magicsword saja dengan memiliki empat lingkaran sihir di tubuhku. Tapi, sepertinya asumsiku dengan diriku terlalu rendah. Aku sudah bisa membuat sampai tingkatan lingkaran 7. Menurut cerita dari novel atau komik yang kubaca, ini merupakan tingkatan yang cukup hebat dimana aku akan segera menjadi seorang sage jika sudah menempuh jalan ini menjadi 9 circle mage. Entah bagaimana sistem ini beroperasi. Sepertinya tubuhku akan mencakup semua hal yang ada untuk di pelajari. Dan dengan level infinite break yang kumiliki, mungkin yang membuatku bisa memperlajari semua tehnik dari mage, swordman, ataupun necromancer sekalipun. Aku bahkan bisa mempelajari tehnik blacksmith yang sudah hilang selama ratusan tahun. Meski aku leveling dari 0 besar. Tapi, sepertinya 0 besar itu telah menetas dengan sempurna. " Zero memakai bajunya kembali karena meditasinya sudah selesai.
Sementara itu Aireng yang begitu semangat melindungi tempat sekitar Zero bermeditasi itu telah menumpuk segunung monster yang menjulang.
" Hei Aireng? Bukankah aku cuma memintamu menjagaku saja. " Zero bengong melihat tumpukan monster didepannya.
" Ho, tuan sudah sadar. Hem, jadi ketimbang aku harus menjaga tempat ini. Aku berfikir akan lebih mudah ketika mereka semua dimusnahkan. " Aireng yang memalingkan mukanya dan mencari alasan yang bisa menutupi kalau dirinya sebenarnya sedang bersenang-senang saat berburu monster di sekitar area itu.
" Yasudahlah, lagian ini juga memiliki nilai jual tersendiri. Nanti akan kujual sedikit demi sedikit supaya pihak guild tidak terlalu mencurigaiku karena sudah melakukan sebuah pembantaian. " Zero memasukkan semua monster itu kedalam inventorynya.
" Lalu, bagaimana selanjutnya tuanku, apakah kita akan pergi ke tempat monster tersebut? " Aireng menanyakan bagaimana rencana Zero selanjutnya.
" Hem, tentu saja kita akan pergi kesana. Ada sesuatu yang perlu kukerjakan disana selain mengambil bunga Cartarope. " Zero berjalan di belakang Aireng untuk memberinya jalur ke tempat bunga Cartarope, meski sebenarnya indra pendeteksi Zero telah meningkat karena telah menjadi 7 circle mage. Tapi, dia tidak mau mengecewakan Aireng yang sudah semangat sekali dalam memandu tour kali ini.
[ Status Zero saat ini, level individu 85, HP 8970/9860, MP 1676/19200, Tambahan menjadi seorang mage circle 7 yang sebelumnya circle 4 sebelum meminum Elixir merah. ]
Setelah berjalan cukup jauh ke inti dalam dari hutan terlarang. Zero menemukan sebuah tempat yang cukup tinggi dengan perlindungan barier di sekelilingnya.
" Tuanku, seperti yang Anda lihat kalau tempat ini dilindungi oleh barier level tinggi. Sulit bagi seseorang untuk masuk kedalamnya. Tapi, dengan kemampuan anda dan saya dengan gerakan bayangan bisa melintasi barier ini tanpa harus menghancurkan atau merusak barier itu lebih dulu. " Aireng mengingatkan Zero kalau mereka bisa masuk tanpa harus melubangi barier tersebut.
" Tenanglah Aireng! Kau masuk saja dulu. Aku hanya akan menganalisa susunan barier ini. Tidak ada yang perlu kau cemaskan. Aku tidak akan merusaknya. " Dengan pertimbangan dari Zero tersebut. Aireng masuk dulu kedalam zona yang dilindungi oleh barier tersebut.
Zero mengulurkan telapak tangannya ke barier tersebut. Dia mencoba menganalisa barier tersebut dengan skill analitiknya.
" susunan ini? Sebuah Arai. Aku tahu ini bukan barier biasa. Ini adalah susunan Arai tingkat 6 yang dimana cuma seorang martial art atau bisa kusebut ahli beladiri yang sangat hebat yang memasangnya. Semua celah ini ditutup oleh kekuatan yang cukup untuk menghancurkan wilayah ini. Meski mereka bukan mahluk hidup melainkan hanya sebuah benda pusaka yang di tanami oleh energi si pembuat Arai ini. Entah dimana orang yang membuat ini, aku tidak tahu kalau orang yang membuatnya tidak ada disini. Dan sepertinya yang berada di atas bukit tersebut adalah familier dari si pembuat Arai ini. Dia meninggalkannya dan memasrahkan semua pada monster tersebut. Yah, aku juga tidak mungkin bisa menghancurkan pelindung ini untuk sekarang. Jadi, aku akan menggunakan gerakan bayangan untuk bisa masuk kedalam zona itu. " Zero berfikir dan menganalisa barier yang ada di depannya tersebut.
Sebuah barier yang di analisa Zero termasuk barier tingkat tinggi yang tidak mudah memasukinya. Dia menganalisa barier tersebut dan susunannya setelah selesai dengan susunan barier itu dia langsung masuk kedalam zona barier itu dengan gerakan bayangan.
" Tuanku, aku menemukan bunga yang tuan maksud itu dari atas bukit sana. Dan disana ada monster yang sudah sejak lama menaungi wilayah hutan terlarang ini. " Aireng menyebut bahwa ada seekor monster yang kuat berada di atas bukit tepat di depan mereka.
Dalam hati Zero berfikir. " Mungkinkah hutan ini merupakan bentuk dari dungoen? Kalau benar ini adalah dungeon. Maka, monster yang berada di atas bukit tersebut adalah bos dari dungoen ini. "
Mereka berdua menaiki tebing yang memberikan jalan mengitari bukit tersebut untuk sampai pada puncak bukit itu.
Setelah sampai di atas bukit. Zero menemukan sesosok monster yang besar. Seekor Naga Darkness.
" Naga dengan elemen darkness, aku tidak tahu kalau disini juga ada naga. Tapi, yah meski ini dunia yang berbeda dengan duniaku sebelumnya. Tapi, tidak kusangka kalau aku akan bertemu dengan naga secepat ini. Naga mungkin merupakan eksistensi pengganti dewa yang berada di dunia ini. Meski mereka tergolong makhluk buas, tapi mereka tetap makhluk superior. Aku tidak bisa menghadapinya dengan gegabah. " Zero memulai dengan sebuah serangan yang cukup krusial.
" Thunderbold. "
...[ Suett... brell... . ]...
" Apakah seranganku akan berdampak padanya atau tidak. Sepertinya dia memiliki tubuh yang kuat. " Zero melihat dengan seksama, apa yang terjadi pada naga itu.
" Hah, sebuah barier. Bagaimana naga itu bisa memiliki perlindungan diri juga? " Zero kaget karena naga itu mengelilingi tubuhnya dengan barier.
...[ Goarrmmm... . ]...
Sebuah aungan naga bergejolak memecak keheningan hutan.
" Siapa yang berani memberiku efek kejut seperti tadi? Keluarlah kau dasar mahluk rendahan! " Naga itu ternyata bisa berbicara.
Dari balik semak, Zero keluar. " Ho, tidak kusangka ada seekor monster yang bisa berbahasa manusia. Bisa kita bicarakan ini? "
" Huahahaha, bagaimana dengan entengnya kau bilang bicarakan masalah ini dengan sambutan pertamamu padaku adalah sengatan listrik yang tadi? Jika bukan karena aku merupakan monster yang kuat. Itu bisa membunuhku dengan telak. " Bega itu berjalan menuju Zero.
" Ahaha, tentu saja aku tahu kau tidak akan ada efeknya setelah aku melontarkan serangan barusan. Tapi, aku tidak tahu awalnya kau bisa bicara bahasa kami. Jika aku tahu kau bisa berbahasa manusia, mungkin akun akan datang membawakan secangkir teh untuk teman berbincang nantinya. " Zero pintar dalam membelit kan pembicaraan.
" Ho, tapi itu tidak akan mengubah semuanya. Karena tetap saja kau yang menyerangku terlebih dahulu. " Naga itu mengumpulkan sebuah mana di mulutnya dan siap menembakkan sesuatu dari mulut itu.
Zero yang telah salah mengambil langkah pertama dalam menyapa tuan rumah tersebut berakibat mereka akan bertarung sungguh-sungguh dengan naga penguasa hutan terlarang itu. Yah, meski pada awalnya Zero tidak memiliki niatan untuk membicarakan ini baik-baik juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments