05:00 pagi
Daagghh....
Pintu mobil jeep itu dibanting dengan cukup kasar. Laki laki dengan jaket hoodie hitam itu turun dari mobilnya dengan wajah yang nampak gelisah. Tangannya terus bergerak saling meremas satu sama lain seolah ingin menyalurkan perasaannya yang tidak tenang.
King Atlas berjalan mendekati pintu utama rumahnya dengan wajah yang nampak tidak tenang. Sepertinya ucapan Matt Robinson berhasil membuat Atlas kacau. Ia seperti pria yang tidak normal sekarang. Ia terlihat bingung dan ketakutan.
Ceklek.
Pintu utama rumah sederhana itu terbuka. King Atlas masuk ke dalam rumah nya lalu mendudukkan tubuhnya di sebuah sofa panjang disana. Laki laki itu tak bersuara. Matanya nampak berkaca kaca. Kepalanya bergerak gerak. Matanya menatap ke seluruh penjuru arah seolah menggambarkan betapa ia begitu gusar saat ini.
"Aku bukan pembunuh! Aku tidak pernah membunuh!" Ucap pria itu tak tenang sambil menggigit jari tangannya.
Ceklek....
Pintu kamar tamu itu terbuka. Wanita cantik dengan muka bantal yang baru saja terbasuh air itu nampak keluar dari ruangan tersebut sembari mengikat rambut panjangnya.
Wanita itu hendak berjalan mendekati dapur. Berniat membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga King Atlas. Biasanya, laki-laki itu akan pulang dari rumah sakit tempatnya bekerja sekitar pukul 07.30 pagi.
Pipi hendak mengayunkan kakinya berjalan menuju dapur rumah itu. Namun belum sempat ia melakukannya, wanita itu tiba-tiba terdiam. Fokus matanya tertuju pada ruang tamu rumah sederhana tersebut. Dilihatnya di sana, King Atlas sudah berada di atas sebuah sofa panjang di sana seorang diri.
Butterfly melongokkan kepalanya menatap ke arah jam dinding. Baru pukul lima pagi. Kenapa Atlas sudah pulang, batinnya.
Wanita itu kemudian mengurungkan niatannya menuju dapur. Ia kemudian mengayunkan kakinya menuju ruang tamu, mendekati laki-laki yang kini nampak sendirian tersebut.
Bibi diam. Dilihatnya disana, Atlas terlihat tidak seperti biasanya. Laki laki itu nampak duduk dengan gusar. Ia terlihat tidak tenang. Kakinya terus bergerak gerak menghentak bumi dengan ringan, sedangkan tangannya nampak diremas-remas sambil sekali jari jari itu digigitnya. Atlas terlihat begitu cemas.
Bibi mendekat. Ia mendudukkan tubuhnya di samping pria tampan itu. Tangan lentiknya terulur menyentuh pundak kokoh berbalut jaket hitam tersebut.
"Atlas...." Ucap Butterfly.
Atlas diam. Ia menoleh ke arah Bibi yang nampak menatapnya penuh selidik. Wanita itu nampak memiringkan kepalanya.
"Kamu kenapa?" Tanyanya.
Atlas tak langsung menjawab. Kepala itu kembali bergerak gerak. Atlas nampak menggelengkan kepalanya dengan cepat seolah ingin meyakinkan Butterfly bahwa ia tidak apa-apa. Namun hal itu justru membuat Bibi merasa aneh. Ia nampak mengernyitkan dahinya. Gerakan dan tingkah laku King Atlas terlihat lebih aneh dari sebelumnya.
"Enggak! Aku nggak apa apa. Nggak apa apa. Aku nggak apa apa!" Ucap pria itu yang terus mengulang ulang perkataannya
Bibi diam. Ia kemudian mengangguk sambil tersenyum kaku mengiyakan ucapan laki laki itu.
"Oh, okey," ucapnya.
Atlas tersenyum. Ia kemudian meringsut, mengikis jarak dengan wanita itu. Tangannya kemudian bergerak meraih telapak tangan butterfly lalu menggenggamnya.
"Bibi, aku boleh tanya sesuatu?" Tanya Atlas.
"Apa?" Tanya Bibi.
Atlas kembali memiringkan kepalanya.
"Apa aku orang baik?" Tanyanya.
Bibi diam. Ia kembali menyipitkan matanya. "Maksudnya? Kenapa kamu nanya kayak gitu?" Tanya Bibi.
"Aku hanya ingin tahu pendapatmu. Apa aku orang baik menurutmu?" Tanya pria itu lagi. Ia seolah ingin meminta pengakuan bahwa ia bukanlah orang jahat.
Bibi mengangguk. "Iya lah. Kan kamu yang nolongin aku."
Atlas tersenyum. "Iya. Aku orang baik, kan? Aku bukan orang jahat, kan?"
"Bukan!" Jawab Bibi meyakinkan. "Setahuku, kamu orang baik. Memangnya kenapa? Kok kamu kelihatan aneh?"
Atlas nampak menggelengkan kepalanya. "Enggak! Nggak apa apa. Aku hanya takut jika kamu menganggap ku orang jahat. Padahal aku bukan orang jahat," ucapnya berbohong
Bibi mengernyitkan dahinya lagi.
"Kamu aneh. Gimana bisa kamu mikir aku akan menganggap kamu orang jahat. Sedangkan sejak kita ketemu, kamu selalu jagain aku. Aku bahkan bergantung hidup sama kamu," ucap Bibi.
Atlas terkekeh sambil mengangguk. Gurat kekhawatiran nya yang sejak tadi terpancar kini hilang tak berbekas.
Atlas mengangguk. "Iya. Kamu benar. Aku akan selalu jagain kamu. Apapun yang terjadi...." Ucapnya kemudian.
Bibi tersenyum kaku. Lagi lagi, Atlas kadang terlihat aneh.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Nuryanti 94
d tunggu kk smkn penasarn aj.
2023-11-26
2
Nuryanti 94
Pipi hendak mengayukan kakinya🙏🙏
2023-11-26
1
Desyi Alawiyah
iya Atlas aku percaya kok kamu orang baik...tp dengan adanya Bibi aku harap kamu menjadi orang yg lebih baik lagi...🙏
lanjut kak...monggo 😀✌
2023-11-26
2