Surat Misterius

Hari berganti hari. Dunia baru dalam hidup Bibi kini telah dimulai. Satu minggu pasca meninggalnya Tuan Danilo, wanita yang sejak kecil terbiasa hidup bergelimang harta itu kini menjelma menjadi seorang budak yang rendah. Bekerja di rumah miliknya sendiri sebagai hamba sahaya. Menjadi jongos dari seorang pria asing yang sama sekali tak ia kenali. Kehidupan Bibi berubah seratus delapan puluh derajat. Bibi yang manja, glamor, dan elegan berubah menjadi Bibi yang malang, sederhana, tanpa ada satupun barang mewah yang melekat di tubuhnya. Bahkan untuk tidur pun ia harus berbaur dengan para pembantu rumah tangganya. Makan seadanya. Bahkan terkadang ia tak diberi makan jika melakukan kesalahan.

Lalu bagaimana dengan Matt Robinson? Bukankah ia pernah berusaha melecehkan Bibi? Berhasilkah ia setelah satu minggu menempati istana keluarga Carson?

Jawabannya adalah, Matt belum berhasil! Satu minggu berlalu, sepertinya Tuhan masih berbaik hati menyelamatkan Bibi dari sergapan pria buas yang selalu mengintai tubuhnya itu. Bukan sekali dua kali Matt berusaha melecehkan Bibi. Namun hingga detik ini Matt belum pernah sekalipun berhasil menjamah tubuh suci wanita dua puluh lima tahun itu. Tak jarang Matt memberikan hukuman untuk gadis itu yang terus menolak untuk melayani naffsu birahinya. Tidak diberi makan, disiksa, tidur di gudang, kamar mandi, teras, halaman, dan lain lain, adalah hal yang nyaris tiap hari Bibi alami. Semua hanya karena Bibi ingin mempertahankan kesuciannya.

Jangan tanya bagaimana kondisi wanita itu saat ini. Mental dan fisiknya remuk redam. Penampilannya tak se-terawat dulu. Badannya kian hari kian kurus. Matanya hitam dan bengkak karena kurang tidur dan terlampau sering menangis. Sungguh, tuan putri yang biasa hidup bergelimang harta itu kini terlihat sangat menyedihkan.

.....

Siang ini, di rumah megah yang harusnya menjadi milik Butterfly.

Wanita muda berpenampilan menyedihkan dengan beberapa luka memar di sekujur tubuhnya itu nampak menggerak gerakkan sapu di tangannya dengan lemah. Jalannya sedikit pincang. Kakinya sempat terkilir saat di dorong Matt dari tengah tengah anak tangga beberapa waktu lalu.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Mentari sudah sangat terik. Namun wanita itu masih sibuk membersihkan halaman luas itu seorang diri.

Ya, Matt kembali menghukum budak cantik itu. Bibi yang semalam menolak diajak bersengg*ma itu kini dipaksa untuk membersihkan seluruh halaman yang begitu luas itu seorang diri saat tengah hari tiba.

Panas, lelah, haus, lemas. Sejak tadi malam ia tak diberi makan dan minum. Dan kini saat siang hari nan panas tiba ia harus berjibaku dengan sapu dan peralatan bersih bersih itu sendirian.

Sungguh, ia muak hidup seperti ini. Ingin rasanya ia menyerah. Pergi dari tempat ini dan merelakan harta milik orang tuanya dikuasai oleh Matt dan komplotannya. Toh bertahan di tempat ini pun juga tidak ada gunanya. Hanya membuang buang waktu dan tenaga. Bahkan tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu Matt bisa saja memperkoosanya. Mengingat pria itu begitu bernaffsu tiap kali berhadapan dengan Bibi.

Lalu apa gunanya ia tetap berada di tempat ini? Bukankah akan sangat lebih baik jika ia pergi saja dari tempat ini? Tapi kemana? Dan bagaimana caranya? Penjagaan di rumah ini begitu ketat. Ia tak bisa kemana mana.

Bibi menggerakkan tangannya, memasukkan sampah sampah yang baru saja ia kumpulkan menggunakan sapu itu ke dalam tong sampah dengan bantuan pengki bergagang panjang di tangannya.

"Huuftt..."

Bibi membuang nafas panjang. Tangannya tergerak menyentuh perutnya yang terdengar keroncongan. Ia sangat lapar. Sampai detik ini ia belum makan sesuap nasi pun.

Bibi mengedarkan pandangannya ke segala arah. Halaman sudah bersih. Itu artinya ia sudah bisa istirahat dan makan sekarang.

Bibi mengayunkan kakinya yang pincang itu dengan terseok-seok. Ia sudah tidak sabar untuk menyambar santap siangnya hari ini. Ia benar benar sudah rindu dengan nasi.

Bibi mengayunkan kakinya yang sakit itu menuju ke dalam rumah itu. Namun saat hendak mendekati teras rumah.

Tin..tin...

Bibi menghentikan langkahnya. Sebuah mobil mewah berhenti tepat di sampingnya. Itu Matt. Laki laki itu baru pulang setelah gagal menggagahi Bibi subuh tadi.

Butterfly dengan cepat menunduk. Wanita itu kemudian mundur, menjaga jarak dari pria yang kini sudah berdiri di samping mobil dan menatapnya tajam itu.

Bibi meremaas gagang sapunya dengan dada berdebar hebat. Wanita itu terus menunduk, tak berani menatap wajah garang Matt yang mengerikan.

Laki laki itu mengayunkan kakinya mendekati Bibi. Wanita itu makin menunduk, makin bergetar ketakutan. Matt kini bahkan sudah berdiri tepat di hadapan Butterfly.

"Andai kau tidak keras kepala, kau pasti akan mendapatkan apapun yang kau inginkan selama kau bisa memuaskan ku!" Ucap pria itu dingin.

Bibi tak menjawab. Menatap Matt pun tidak. Ia lebih memilih untuk memalingkan wajahnya seolah tak sudi bertatap muka dengan pria perebut harta peninggalan orang tuanya itu.

Matt mengangkat satu sudut bibirnya. Pria dewasa itu kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat itu untuk masuk ke dalam rumah yang kini menjadi miliknya.

Bibi menghela nafas panjang. Gadis itu kemudian bergegas menuju dapur rumahnya melalui samping rumah. Ia berjalan melewati kolam renang lalu masuk ke dalam meja makan yang terhubung langsung dengan dapur itu setelah meletakkan peralatan bersih bersihnya di sana.

"Makanlah! Makan siangmu sudah kami siapkan!" Ucap seorang anak buah Matt Robinson yang ditugaskan menjaga gerak gerik para pelayan di dapur rumah mewah itu.

Bibi diam sejenak. Ia menoleh ke arah yang ditunjuk pria berbadan algojo itu. Sepiring nasi dengan lauk sederhana dan segelas air putih nampak tergeletak di pojok ruangan. Bukan di meja makan, melainkan di lantai. Sudah mirip seperti makanan bagi seekor kucing yang tidak berguna.

Bibi menarik nafas panjang. Mencoba menahan air matanya agar tak terjatuh. Padahal ini rumahnya. Bisa bisanya ia diperlakukan seperti ini oleh orang yang tak ia kenal.

Bibi berjalan dengan langkah gontai mendekati makanan itu. Ia lantas duduk bersimpuh seorang diri disana. Diraihnya piring itu dengan air mata yang kembali menetes tak tertahan. Meratapi kisah hidupnya yang tragis pasca ditinggal mati kedua orang tuanya.

Bibi mulai menggerakkan tangannya, meraih sendok dan mulai makan untuk pertama kalinya di hari ini. Padahal kini jam sudah menunjukkan pukul dua siang.

Gerakan yang semula lambat perlahan semakin cepat. Ia sudah kelaparan. Ia butuh makan. Terserah lah, apa saja yang bisa ia makan. Yang penting perutnya terisi. Batinnya.

Bibi masih asyik dengan makannya. Hingga...

Wanita itu terdiam. Gerakannya nampak terhenti dengan sekumpulan nasi yang masih belum tertelan sempurna.

Dilihatnya disana. Di atas piring. Di bawah tumpukan nasi dan lauk. Ada secarik kertas yang tersembunyi disana. Sedikit kotor, namun sepertinya ada sebuh tulisan yang masih bisa dibaca.

Bibi diam. Ia celingukan menoleh ke kiri dan ke kanan. Memastikan tak ada orang lain di ruangan itu. Anak buah Matt juga sudah pergi.

Bibi buru buru meraih kertas yang terlipat itu lalu membukanya.

"Masuklah ke bagasi mobil ber-plat nomor XXXX sebelum jam dua pagi. Sembunyi disana. Mobil itu akan pergi ke suatu tempat malam ini. Lalu keluarlah setelah mobil berhenti lima belas menit. Dan kau akan bebas!"

Deegghh...

Bibi diam lagi. Ia kemudian mengangkat kepalanya masih dengan nasi yang belum terkunyah di dalam mulutnya.

Surat dari siapa ini? Siapa penulisnya? Apa yang dia katakan? Benarkah apa yang tertulis di dalam kertas ini? Apakah ini artinya ia akan segera mendapatkan pertolongan?

 

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

penjahat baru lg....kpn bahagia bibi

2024-01-28

2

Nenk Jelita

Nenk Jelita

awas jebakan

2024-01-12

0

Enok Wahyu.S GM Surabaya

Enok Wahyu.S GM Surabaya

dr orolognya itu bukan pertolongan...kasihan bibi masuk ke lubang buaya keluar ke kandang harimau 😭

2023-12-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!