Seret King Atlas!

"Menikahlah denganku!" Ucap King Atlas dengan sorot mata lekat seolah tak berkedip ke arah Bibi.

Bibi sedikit terkejut mendengar ucapan laki laki itu. Ia nampak membuka mulutnya, seolah tak percaya dengan yang baru saja Atlas ucapkan. Menikah katanya. Padahal mereka kenal juga belum lama. Atlas tidak tahu latar belakang Bibi, begitu juga sebaliknya. Lalu bagaimana bisa mereka menikah dengan perkenalan yang sesingkat itu. Batin Bibi.

"Bagaimana?" Tanya King Atlas.

Bibi nampak menggerakkan kepalanya, ia lalu tertawa kaku.

"Menikah? Kita?" Tanya Bibi.

Atlas mengangguk pasti. "Ya....kita! Kamu mau?" Tanyanya.

Bibi bingung. Ia nampak tertawa kaku lagi.

"He..gimana bisa? Kita belum terlalu kenal..." ucap Bibi bingung.

"Apa lama kenal menjadi syarat utama menikah?" Tanya Atlas dengan mimik wajah yang perlahan mulai berubah. Sepertinya ia kurang suka dengan jawaban Bibi.

"Ya...bukannya gitu. Aku cu....." Ucapan Bibi dipotong oleh King Atlas.

"Aku mencintaimu. Aku bisa melindungi mu. Aku bisa menjagamu. Aku bisa membahagiakan mu. Aku bisa menjamin keselamatanmu. Apa lagi yang kurang?" Tanya King Atlas.

"Kamu sedang dalam bahaya, Bi. Orang orang itu bisa sewaktu waktu menemukanmu. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Aku ingin untuk bisa lebih melindungi dan menjagamu lagi," ucap Atlas meyakinkan.

Bibi menunduk.

"Aku sayang sama kamu, Bi. Aku tidak selalu bisa bersikap seperti ini pada semua orang. Aku hanya melakukan ini sama kamu. Apa yang sudah kulakukan selama ini kurang meyakinkan mu, Bi. Aku benar benar menyayangi mu. Aku ingin menjagamu dan memastikan kamu selalu aman."

Bibi menoleh.

"Aku tahu kamu orang baik...." jawabnya.

"Jadi kau mau?" Tanya Atlas kembali memotong ucapan Butterfly.

Wanita itu menunduk lagi. Ia bingung mau menjawab apa. Sepertinya Atlas sangat berharap Bibi menjawab iya.

"Bagaimana?" Tanya Atlas.

Wanita itu kemudian kembali mengangkat kepalanya. "Atlas, aku butuh waktu," ucapnya.

"Untuk apa? Sampai kapan?" Tanya King Atlas seperti tidak sabar.

"Atlas, menikah itu bukan untuk main main. Aku kaget kamu tiba tiba bilang mau nikahin aku. Padahal kita mungkin perlu lebih mengenal satu sama lain."

"Aku tidak pernah main main, Bi," ucap pria itu.

"Aku tahu. Tapi aku juga butuh waktu,"

Atlas diam.

"Kasih aku waktu buat berfikir..." Ucap wanita itu kemudian.

"Kamu yatim piatu, aku juga. Kita sama sama sebatang kara. Kita sudah tinggal serumah hampir satu minggu. Aku sayang sama kamu. Aku selalu berusaha untuk melindungi kamu. Aku harap kamu tidak menolak niat baikku, Bi," ucap Atlas.

Bibi tersenyum kaku namun lembut.

"Nggak se simple itu. Aku benar benar butuh waktu buat berfikir," ucap Bibi.

Atlas menghela nafas panjang.

"Sampai kapan?" Tanya Atlas.

"Aku akan segera ngasih jawaban. Tapi tolong, biarkan aku berfikir dulu," ucap Butterfly.

Atlas tersenyum. Tangannya tergerak mencubit pipi mulus wanita itu.

"Aku akan menunggu jawaban dari kamu. Aku harap aku tidak akan terlalu lama menunggu. Aku ingin lebih leluasa melindungi kamu jika kamu jadi istriku," ucap King Atlas.

Bibi tersenyum, lalu mengangguk.

"Ya sudah. Mandi, gih. Habis itu kita makan siang," ucap Atlas.

"Iya," jawab Butterfly.

King Atlas pun lantas pergi meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Bibi yang kini masih terduduk di atas ranjang.

...****************...

Sementara itu di tempat terpisah.

Matt nampak menutup sambungan teleponnya. Laki laki itu diam dengan wajah garang. Sorot matanya tajam bak iblis menatap lurus ke depan.

Dua orang anak buahnya baru saja mengabari bahwa mereka baru saja diusir oleh King Atlas dari kediaman pribadinya. Laki laki dua puluh lima tahun itu bahkan tak peduli kala sang anak buah suruhan mengatakan bahwa Matt Robinson memintanya untuk datang ke markas sekarang juga. Atlas justru mengusir dan memaki maki dua anak buah itu. Hal itupun membuat Matt Robinson muak. Kurang lebih satu minggu ini, King Atlas berubah. Si pria gila itu seolah menjadi susah diatur. Tak seperti dulu, dimana ia begitu tunduk takluk pada Matt Robinson.

Matt jadi penasaran, apa yang sebenarnya terjadi pada King Atlas.

"Tristan!" Panggil Matt Robinson.

Seorang pria berkulit putih dengan tindik di hidung itu mendekat.

"Saya, Tuan!"

"Seret anak tidak berguna itu kemari malam ini! Jika dia menolak, maka aku mengizinkanmu untuk menghajarnya!" Titah Matt Robinson mengerikan.

"Baik, Tuan!"

.

.

.

Jadi, siapa King Atlas dan ada hubungan apa ia dengan Matt Robinson?

...----------------...

Terpopuler

Comments

Enok Wahyu.S GM Surabaya

Enok Wahyu.S GM Surabaya

kenapa TDK pergi ke kantor polisi sih bi

2023-12-31

3

Mariam R RIa

Mariam R RIa

jangan bilang sodaraan ya Thor...

ditunggu ya

2023-11-25

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

Matt...kamu jangan macam" yah sama Atlas 😑😑😑😑

2023-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!