Suara adzan sayup-sayup terdengar di telinga, perempuan cantik itu lantas membuka netranya dan lalu duduk. Seusai itu, doa ia panjatkan sebagai rasa syukur atas kenikmatan yang masih ia dapatkan. Itu semua berupa bangun dari tidur dengan keadaan sehat dan hati yang damai.
Mengikat rambut panjangnya dan segera untuk mandi dan mengambil wudhu. Saat ini, Cici tengah kesiangan, karena biasanya ia bangun sebelum adzan berkumandang. Mungkin, itu semua karena obrolan antara dirinya dan mama serta adiknya semalam yang membuat kesal Caca, sampai adiknya itu terus saja ngomel karena kebodohan papanya.
Memang sedari dulu, Caca tak pernah tahu. Jadi, begitu mengerti bagaimana yang sebenarnya gadis itu langsung merasa tak terima. Bahkan, jika biasanya ia sibuk berbagi kabar dengan sang papa. Semalam saat pria kesayangannya itu menghubungi dirinya, ia tak sudi untuk menjawabnya.
Semua memang sudah berlalu, Rea pun mengatakan pada kedua anaknya jika dua putrinya itu jangan sampai menaruh dendam ataupun amarah yang terpendam pada papa mereka. Karena mau seperti apapun kelakuan Ardi, pada kenyataannya kedua gadis itu tetap harus menghormati lelaki yang menjadi papa bagi mereka itu.
Mengingat semalam, Cici menjadi sedikit memikirkan keadaan pria yang jauh di sana. Yang tak pernah ia tengok barang sekalipun. Pun dengan pesan yang kadang ia balas dengan singkat tanpa kembali bertanya.
"Kak, nanti aku mau lewat Kedai Bakso Favorit, Kakak mau titip nggak?" pertanyaan dari Caca itu membuat wanita cantik yang saat ini masih berdiri di depan kamarnya sedikit terkejut. Jilbab di tangan yang belum sempat ia pakai bahkan sampai terjatuh.
"Ya Allah, si Kakak malah bengong," gerutu Caca lagi.
Cici memungut jilbabnya dan memakai jilbab instannya itu. "Memangnya nanti kamu mau ke mana?" tanyanya pada sang adik.
"Aku mau ke kantor pusat, mau ngelamar kerja di sana. Aku pengin ngerasain jadi orang kantoran Kak." jawab sang adik sembari mendekat.
Cici menganggukkan kepalanya, "memangnya, bisa di tinggal segala urusan di rumah. Toko online kamu gimana?" tanya gadis itu lagi.
"Baru lamar loh, Kak. Kalau di terima ya alhamdulilah, kalau nggak ya ... Udah terusin bisnis online aja," kata Caca lagi.
"Mama udah tahu?" tanya Cici lagi. Sang adik cantik itu lantas mengangguk sebagai jawaban.
"Semoga apa yang kamu inginkan mendapat jalan yang mulus, Ca."
"Aamiin." Caca menggandeng tangan sang kakak dan menariknya ke arah dapur. "Tapi aku mau di buatkan telor gulung dulu Kak," sambungnya pada sang kakak.
Cici tersenyum. "Belajar masak. Udah mau nyalip Kakak masa masih belum bisa masak."
"Mmmm ... Nanti suamiku sukanya delivery."
"Asyik banget sih, dua saudara ini." suara Rea terdengar dari arah dapur.
"Cerita apa sih, mau delivery apa?" tanya wanita dua anak itu lagi.
"Mama udah tahu, kalau Caca mau melamar kerjaan di kantor pusat?" tanya Cici seraya mendekat ke arah sang mama.
"Sudah, kemarin," jawab Rea. "Padahal mama udah bilang, kalau kantor cabang aja nggak nerima mending kembangin bisnis aja, dia malah tambah penasaran," sambung wanita itu menjelas.
"Iya 'kan nggak ada salahnya mencoba, Ma," jelas Caca yang ada di sana.
Cici hanya mengedikan bahunya, lalu mulai membuat sarapan sesuai keinginan sang adik. Sementara Caca dan Rea terus saja saling memberi pendapat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
aqil siroj
pantesan tak tunggu notifnya gak muncul".... 😄😄
2023-11-22
0