Caroline menyodorkan nampan berisikan sepiring nasi beserta lauk pauk makanan manusia segelas susu hamil dan beberapa obat vitamin.
" Terimakasih, tapi bisakah kau ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? aku masih tidak mengerti dengan semua ini. " ucap Leta.
" Aku tidak bisa memberitahumu, hanya kakak ku saja yang berhak mengatakan semuanya padamu. " ucap Caroline.
" KENAPA SELALU KAKAK MU DAN KAKAKMU CARL! AKU MUAK RASANYA! " teriak Leta emosi ia meletakkan nampan yang berada dipangkuan nya dengan kasar.
PRANG...
" Maaf Leta aku harus pergi, tanyakan saja semua pertanyaan mu pada kakak ku dia akan menjawabnya. " ucap Caroline memutuskan untuk pergi.
" ERRGHHH.... " teriak Leta kesal dirinya tidak mood untuk makan lagi.
Tidak terasa malam hari pun tiba Leta yang masih ditahan didalam kamar mewah dan megah itu sudah berbagai cara dirinya mencoba kabur tapi tidak ada celah sedikit pun dirinya keluar.
Dirinya sudah memantapkan akan membujuk lelaki itu agar mau membebaskan nya dengan cara dirinya harus berbaik hati.
KLEKK...
Leta yang sedang duduk diatas kasur membaringkan tubuhnya cepat dan memejamkan matanya. dirinya terlalu kesal dan malas melihat wajah pria itu.
" Aku tahu kau berpura-pura saja. " celetuk Camilius.
Leta membuka matanya dan menegakkan tubuhnya diatas kasur memandang Camilius yang memakai pakaian piyama sedang menatap ke jendela luar.
" Kenapa kau tidak menghabiskan makan mu? " tanya Camilius melihat nampan berisikan makan malam diatas meja.
" Aku tidak lapar. " jawab Leta datar.
" Kau harus menghabiskan nya, bayiku juga butuh nutrisi. " ucap Camilius melirik tajam.
" Dia tidak pernah mengeluh aku makan atau tidak. " ucap Leta.
Camilius menggeram kasar.
" Kau ibu yang kejam. " ucap Camilius.
" Kalau aku ibu yang kejam sudah dari awal aku melenyapkan bayi yang entah bagaimana bisa tumbuh dalam rahim ku ini. " ucap Leta.
" Kau hanya berpura-pura lupa dengan malam panas kita setiap malam. " sahut Camilius.
" Bagiku itu adalah mimpi buruk. " ucap Leta.
" Yang penting penerus ku telah hadir dalam rahim mu. " ucap Camilius beranjak pergi.
" Kenapa kau memilihku untuk mengandung anak monster mu? " tanya Leta.
" Jangan sebut anak-anak ku monster. " ucap Camilius menatap tajam kearah Leta.
" Aku tidak salah kan, mengatakan itu. kau memanglah monster otomatis bayi ini juga monster sama seperti mu. " ucap Leta sarkas membalas tatapan Camilius yang mematikan.
Camilius mendekat perlahan ke arah Leta di cengkram nya leher putih mulus itu dan menatap wajah Leta yang memerah.
" Egh... lepaskan aku sialan! " umpat Leta mencoba menarik tangan Camilius yang semakin kuat mencengkram lehernya.
" Sekali lagi kau mengatakan monster, aku tidak segan-segan membunuh orang tuamu. " ancam Camilius menatap manik mata Leta tajam.
Begitu juga dengan Leta menatap sebaliknya mata berwarna merah pekat itu. Camilius melepaskan cengkraman nya dengan kasar.
" Hah...hah...hah. " Leta menghirup udara sebanyak mungkin menetralkan nafas nya yang sesak.
Camilius yang melihat itu tidak perduli dan bergegas pergi dari sana.
...✿ ✿ ✿ ✿...
3 HARI SUDAH TERLEWAT.
Upaya Leta melepaskan diri dari jeratan pria itu semakin sulit dan peluang nya untuk kabur sangat sedikit. semenjak kejadian malam itu Camilius tidak pernah datang lagi untuk menemuinya.
Hanya Caroline dan beberapa pelayan yang diutus untuk memantau keadaan Leta. Leta yang semakin stress dan frustasi itu membuat Tamara dan Caroline khawatir akan kondisi kesehatan dan juga kandungan nya.
Bagaimana tidak semenjak Leta tinggal di kastil dirinya jarang sekali makan, hampir tidak ada nutrisi yang masuk kedalam tubuhnya.
Leta mogok Makan, dia tidak mau berbicara dengan siapapun, dikamar itu hanya terdengar suara tangisan dan raungan setiap hari nya.
Seperti malam ini Leta hanya makan sedikit dari porsi ibu hamil biasanya. setelah makan dirinya memutuskan untuk tidur dan menyambut hari esok yang seperti kematian baginya.
TENGAH MALAM TEPAT PUKUL 00.00
Gelap malam dengan bulan yang berbentuk sabit di langit mampu menerangi kamar megah dan mewah itu yang memang gelap karena sang pemilik sedang tertidur dengan lelap dan nyaman.
Tapi tiba-tiba, Leta tersentak dari tidurnya wanita itu merasa seperti ada seseorang yang hadir dalam kamarnya wanita itu mendudukkan dirinya diatas kasur dan menghidupkan lampu kamar itu di atas nakas sebelah tempat tidur.
Suasana kamar yang terasa dingin dengan angin yang berhembus kencang menembus jendela kamar nya. Leta beranjak dari kasur dengan pandangan gelap Leta mendekat mencari saklar lampu.
" Tidak biasanya angin deras seperti ini. " gumam Leta ia bangkit dari tempat tidur dan menyalakan saklar lampu kamar di pojok kasurnya.
TEK...
Saat Leta membalikan tubuhnya betapa terkejut nya saat melihat siluet seorang pria berusia 57 tahunan dengan mata merah menyala seperti darah tampak berdiri di dekat jendela kamar tapi pria itu menatap datar dengan pandangan lurus ke depan.
" S-siapa kau!? " pekik Leta ketakutan.
Pria itu adalah Pria yang pernah datang ke dalam mimpi Leta waktu itu walaupun samar wajahnya Leta tahu kalau pria itu orang yang sama. Leta ketakutan tentu saja bagaimana tidak wajah pria itu tidak terlihat baik sama sekali.
Leta ingat kamar yang ia tempati persis bertingkat dan kamar ini tidak menyentuh tanah sama sekali tapi pria itu seolah-olah berpijak pada tanah tapi sebenarnya melayang.
" JANGAN MENDEKAT! " hardik Leta keras saat pria itu berjalan menembus jendela besar kearah Leta dengan seringai yang membuat Leta semakin ketakutan dan mundur secara perlahan.
Pria tua itu mendesis pelan memandang perut Leta membuat Leta memeluk perutnya yang mulai membesar dan semakin mempercepat langkah mundurnya yang sialnya di sudut dinding.
Leta tersentak kaget wanita itu hampir berteriak tapi suaranya seolah tercekat tidak bisa keluar saat pria itu entah sejak kapan berdiri dihadapannya dengan memegang pergelangan tangan nya kuat. hingga Leta memekik tanpa bisa mengeluarkan suaranya dan merasakan tangan nya mulai mati rasa.
" Sebentar lagi, sebentar lagi. aku benar-benar akan memiliki kalian ." pria itu menatap Leta tepat di mata nya dan menyeringai mengerikan.
Seolah Leta adalah mangsa yang memang sudah di incar sedari awal dari pria itu. membuat Leta ketakutan karena pria itu tampak sangat menyeramkan dengan taring panjang yang terlihat di kedua sisi sudut bibirnya Pria itu dan....
" ARRGHHH..... "
Leta terlonjak kaget. ia terbangun dari tidur nya dan melihat kearah tangan nya ada bercak biru keunguan dan lebam yang melingkar sangat jelas disana dan bekas seperti gigitan juga terlihat di sela-sela bercak biru itu.
Leta meringis sakit saat dia menyentuh nya.
" Mimpi apa itu sebenarnya, siapa pria itu. kenapa dia selalu datang ke mimpi ku. " lirih Leta pelan ia memijat pelan pelipis nya pusing dirasa saat tubuhnya dipaksa bangun tiba-tiba.
Leta melirik jam baker di atas nakas sudah pukul 08.00 pagi ia kesiangan sekarang.
KLEK...
" Selamat pagi My Lady, saya membawakan sarapan untuk anda. " ucap pelayan bernama Banny.
" Ah masuk saja bibi Banny. " ucap Leta mempersilahkan.
" Silahkan di makan My Lady, segera dihabiskan ini perintah dari Your Majesty. " ucap Banny.
" Your... apa? siapa dia? apa haknya memerintahkan ku. " tanya Leta kesal.
" Di-dia " ucap Banny ragu.
" Aku yang menyuruhmu untuk menghabiskan nya. " ucap Camilius yang baru saja tiba.
" Saya permisi dulu Your Majesty, My Lady. " pamit Banny.
" Kau? Your Majesty? istilah apa itu? aku tidak pernah mendengar nya. " sahut Leta kebingungan.
" Kau akan mengerti suatu saat nanti. " ucap Camilius melirik Leta pandangan matanya tidak sengaja melihat ke pergelangan tangan Leta.
" Aww.... " pekik Leta saat Camilius tiba-tiba menarik tangan nya.
...****************...
" Siapa? " tanya Camilius melirik tajam.
" Apa maksudmu siapa? " tanya Leta yang mencoba menarik tangan nya yang di genggam kuat.
" Siapa orang yang melakukannya ? bagaimana wajahnya? apa dia yang dia katakan padamu." bentak Camilius.
" A-aku tidak tau siapa dia. " sahut Leta pelan membuat Camilius melepaskan genggaman tangan nya.
" Saat aku terbangun, keadaan ku sudah seperti ini. dan mimpi itu seolah-olah seperti nyata bagiku membuat tubuhku akan terasa lemas saat bangun. " ucap Leta membuat Camilius marah dan menggeram pelan.
" Kau ingat bagaimana rupa nya? " tanya Camilius.
" Maksud kamu? " tanya balik Leta.
" Orang yang mendatangi mu didalam mimpi. " jawab Camilius mendengus kesal.
" Entahlah, aku tidak yakin. tapi pria didalam mimpi itu pernah mendatangi ku sebelumnya. " jelas Leta.
" Jelaskan. " ucap Camilius.
" Pria yang sedikit tua dengan rambut hitam nya dan aku tidak tahu goresan atau apalah yang diwajah nya seperti luka sayatan yang dalam. " ucap Leta mendeskripsikan ciri-ciri pria yang didalam mimpi nya.
" Sialan pria itu. " umpat Camilius segera pergi dari sana tanpa mengatakan apa-apa lagi pada Leta.
" Aneh sekali dia. " dengus Leta segera beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
Tapi Leta melirik ke pintu kamar yang sedikit terbuka. Leta mendekat ke pintu dengan perlahan memastikan apakah hanya halusinasi. Ternyata tidak. pintu itu memang terbuka sedikit.
" Bingo. " batin Leta senang.
Leta sudah tidak memikirkan acara mandi atau makan lagi yang penting dirinya harus lolos dari tempat ini.
Leta menarik sedikit pintu itu lagi dan mengintip keluar. tidak ada penjaga sama sekali. Leta semakin berani membuka pintu itu lebar dan menutup nya pelan lalu bergegas berlari menuju anak tangga.
Sesekali Leta akan melirik kanan dan kiri nya memastikan bahwa tidak ada orang yang melihatnya kabur dari kamar. saat berada di ujung lorong Leta tampak kebingungan ada empat jalan lorong yang lain.
" Sial! yang mana harus ku lewati. " pikir Leta melirik sekelilingnya.
" Yang ini saja. " batin Leta setelah berpikir panjang menatap lurus kearah lorong depan.
Leta langsung berlari sekencang-kencang mungkin tepat diujung lorong sana Leta dapat melihat sebuah pintu gerbang besar sekali.
" Itu pintu keluarnya. " batin Leta senang.
Leta mengentikan langkahnya di balik tembok dinding lorong dan memperhatikan sekitar. tidak ada pengawal atau orang yang berlalu lalang.
" Sepertinya ini hari keberuntungan ku. " batin Leta melangkahkan kakinya cepat.
Saat ini Leta sudah berdiri didepan pintu yang menjulang tinggi itu. dipegang nya gagang pintu itu erat-erat dan merafalkan doa.
" Semoga tidak terkunci semoga saja. " batin Leta berdoa sembari menarik pintu itu.
KLEK...
" Berhasil. " pekik Leta dalam hati dan langsung keluar begitu saja.
Tepat saat diluar kastil itu Leta melihat kearah penjuru ternyata hanya hamparan hutan belantara. Leta meneguk saliva nya takut ada sedikit keraguan memasuki hutan itu.
" Tidak, aku sudah bertekad untuk pergi dari sini. "
" Kau pemberani Leta. " batin Leta memberi semangat pada dirinya.
Leta melangkahkan kakinya memasuki area hutan yang dia sendiri tidak tahu bahwa ada bahaya yang menanti nya didalam sana yang bisa saja mengancam nyawa nya.
Langkah demi langkah Leta semakin memasuki hutan belantara itu yang semakin masuk maka pepohonan disekitar semakin menjulang tinggi dan besar hampir menutupi awan-awan.
" Sial! kenapa tidak ada jalan keluar. " pikir Leta merasa hutan ini tidak beres.
Leta kembali menyusuri jalan yang berbeda dari arah jalan yang ia lalui tadi.
" Aww... " meringis Leta memegangi telapak kaki nya yang berdarah akibat sayatan dari ranting pohon yang patah.
" Sshh... sakit sekali. " Leta meringis melihat kondisi telapak kakinya yang mulai banyak mengeluarkan darah.
Luka sayatan nya cukup dalam membuat darah nya semakin merembes. Leta merobek sedikit dress bawah nya untuk membalut luka sayatan di kakinya.
Saat Leta akan berdiri jemari tangan nya tanpa sengaja seperti memegang sesuatu diatas gundukan tanah yang dipenuhi daun-daun yang berguguran.
Leta mengalihkan pandangan nya kearah telapak tangan nya seperti benda keras tetapi panjang. dengan penuh keberanian Leta menggali tanah itu.
Awalnya Leta tidak tahu benda apa itu saat dirinya bersihkan dan dilihat lebih teliti lagi....
DEG...
" HAH! " pekik Leta spontan dilemparnya benda yang dia pegang ke tanah lagi.
Leta mengatur nafasnya yang tidak karuan.
" Tidak mungkin.... itu bukan... " gumam Leta ketakutan seluruh tubuhnya bergetar hebat.
Leta kembali mengamati tanah disekitar tempat nya terjatuh dirinya menyingkirkan dedaunan yang berguguran dan menggali tanah-tanah berbentuk sedikit gundukan itu.
SATU...
DUA....
TIGA...
EMPAT...
LIMA....
DUA BELAS
Ada dua belas kerangka manusia di tanah itu termasuk tulang kerangka yang Leta lempar tadi. Saat diperhatikan lebih dekat lagi semua kerangka manusia itu berwujud anak bayi kisaran umur 1 tahun.
Leta menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dia temukan. seumur hidup nya baru ini dirinya melihat kerangka manusia asli walaupun wujud kerangka nya tidaklah sempurna.
Baru saja Leta akan berlari terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah nya.
SRAK...
SRAK...
SRAK...
" SIAPA DISANA?! " teriak Leta melihat kearah belakang dimana suara langkah kaki terdengar yang bergesekan dengan dedaunan dan tanah.
Hening tidak ada suara seseorang yang menjawab sama sekali. Leta membalikkan tubuhnya ke depan.
DEGH...
Leta yang kaget spontan memundurkan tubuhnya pelan kebelakang melihat siluet seorang pria berkulit putih pucat dengan mata berwarna kuning ke emasan yang mengerikan dihadapannya.
" Lihat! siapa yang kita temukan di hutan kematian ini. " suara pria itu membuat tubuh Leta bergetar ketakutan air matanya perlahan meluruh semakin deras.
Dihadapannya pria itu tidak sendiri rekan pria itu duduk diatas batang pepohonan yang sedikit rendah.
" Calon ratu sendiri yang mengumpankan diri pada kita rupanya tanpa perlu bersusah payah. " sahut Arson dengan kulit coklat nya menatap tubuhnya dari atas hingga bawah seakan-akan siap untuk dikuliti.
" Kau benar Arson, kita menemukan sang calon ratu werewolf sendirian, kau mengumpankan dirimu sendiri Nona manis. " ucap William tersenyum mengerikan melangkahkan kakinya mendekati Leta.
" BERHENTI! JANGAN MENDEKATI KU! " teriak Leta semakin memundurkan tubuhnya hingga kaki Leta tersandung batu membuat kakinya berdarah.
" ARGHH... " Leta memekik kesakitan membuat tubuhnya tidak seimbang dan terjatuh.
" Bawa dia ke Mansion William. " ucap Arson memandang tajam dan tersenyum miring kearah Leta yang menahan sakit.
" Tidak, aku tidak mau! " teriak Leta segera membalikkan badan nya dan berlari tapi terlambat.
Tubuh Leta kembali ditarik dengan kencang dari arah belakang dan dihempaskan tubuhnya di tanah.
BUGH...
" AGRRHH...." Leta memekik kesakitan tubuhnya seakan dilempar dari ketinggian begitu saja.
" Aku pergi dulu. " ucap William saat tubuh Leta berada di cengkraman tangan nya.
" Le-lepas sialan! " ucap Leta pelan disela-sela tarikan nafasnya dirinya mencoba memberontak tapi tidak bisa.
Seakan-akan ada sebuah tangan yang mencengkram lehernya kuat walaupun pria itu tidak menggunakan tangan nya untuk mencekiknya.
WUSS....
Dalam sekejap mata Wiiliam dan Leta menghilang dari sana menyisakan Arson seorang diri didalam hutan itu.
" Permainan menarik akan segera dimulai Your Majesty. " gumam Arson tersenyum mengerikan dirinya memang sudah menanti akan hal ini.
...✿ ✿ ✿ ✿...
WILAYAH BANGSA WEREWOLF.
PRANG...
" TELUSURI SEPANJANG HUTAN BELANTARA KEMATIAN ITU. TEMUKAN CALON RATU KALIAN BAGAIMANAPUN CARANYA! " teriak Camilius memerintahkan semua pasukan pengawalnya menyebar di setiap hutan yang mengelilingi wilayah kastil.
" Apa kau tidak mencurigai seseorang Cheles. " tanya Edward.
" Shit! kenapa aku baru menyadari sekarang. " umpat Camilius beranjak dari kursi kebesaran nya.
" Kau akan kemana Camilius. " panggil Tamara.
" Jangan kau pergi dulu Your Majesty. "sahut Sebastian yang baru saja datang bersama Caroline.
" Kau dari mana saja bangsat! aku mencari mu dan me-midling mu kau tidak datang juga! " teriak Camilius menendang tubuh Sebastian hingga terpental.
BUGH...
" JANGAN LUKAI SUAMIKU KAK! " pekik Caroline kaget saat tubuh Sebastian ditendang.
" Tenanglah Cheles, kita dengarkan apa yang ingin disampaikan menantuku. " ucap Edward menenangkan amarah Camilius yang berkobar.
" Katakanlah, jika informasi mu tidak membuatku puas. aku tidak segan-segan membunuhmu detik ini juga. " ucap Camilius menghunus tajam ke Sebastian.
" Aku sudah mencari tahu siapa yang menculiknya. " ucap Sebastian sembari menyeka sudut bibir nya yang berdarah.
" Arson dan William. " tanya Camilius telak.
" Your Majesty benar, Arson lah yang beberapa kali datang kedalam mimpi My Queen. " ucap Sebastian.
" Sialan mereka! " umpat Camilius meletup-letup.
" Kenapa dia harus menculik Leta? dia hanya seorang siluman manusia kan? " tanya Caroline.
" Dia menginginkan bayi dalam kandungan nya, jika dia memakan janin serta ibu nya maka Arson akan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari ayah. " jelas Sebastian.
" Ya tuhan, lindungi menantuku. " doa Tamara dalam hati nya.
" Kita pergi sekarang. " ucap Camilius segera menghilang diikuti Sebastian dibelakang nya.
" Ibu, apa mereka akan baik-baik saja nanti. " tanya Caroline cemas.
" Jangan khawatir sayang, suami mu dan kakak mu sangatlah kuat. mereka tidak tertandingi. " ucap Tamara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments