Camilius tersenyum melihat wajah Leta yang tampak menggemaskan saat sedang ketakutan dan panik.
"Apa Your Majesty tidak keterlaluan terhadap My Queen ? " tanya Sebastian.
" Aku rasa tidak, ia harus tahu keberadaan ku cepat atau lambat karena ia Mate ku. aku harus segera membawa nya ke kerajaan dan menjadikan nya seorang Queen seutuhnya. " ucap Camilius menatap kearah Leta dari kejauhan.
UNIVERSITAS LEIDEN
Leta mendesah berat lalu ia meminum secangkir kopi americano ditangan nya.
Hari ini Leta berpenampilan cukup sederhana tidak seperti biasanya dia akan memakai pakaian yang mengundang semua orang untuk menatapnya karena insiden beberapa jam lalu ia tidak sempat lagi memikirkan outfit apa yang akan di gunakan Leta hanya berpikir ia harus cepat pergi ke kampus bertemu dengan teman barunya jujur saja ia sudah cukup dibuat takut di rumah itu.
TING...
Pertanda seseorang masuk kedalam cafe. Leta tersenyum melihat kedatangan seorang wanita cantik walaupun lebih tua 2 tahun dari umur Leta yang berjalan kearahnya.
Leta tersenyum melihat kedatangan wanita itu ia melambaikan nya kearah Leta
" Hai Shella. " sapa Leta membalas lambaian tangan Shella.
Shella menarik kursi didepan Leta...
" Hai maaf, kau harus menunggu ku sedikit lama ada beberapa berkas yang harus aku berikan kepada Mrs. Rose. " ucap Shella tidak enak hati.
" Ahh... tidak apa-apa, aku saja baru beberapa menit sampai disini karena dosen ku terlalu lama mengajarnya. " ucap Leta.
" Baiklah aku minta maaf ya , karena kita sekarang sudah berteman aku akan mentraktir mu hari ini pesan apa yang kau mau. " ucap Shella.
" Oke, aku akan memesan sesuai selera ku di sini. " ucap Leta bercanda.
Mereka bertemu saat di kampus sedang mengadakan seminar setelah 2 hari penerimaan Mahasiswa baru disaat itu Leta dan Shella duduk bersampingan dan akhirnya mereka berkenalan merasa satu frekuensi akhirnya mereka memutuskan untuk berteman.
Setelah memesan makanan Leta dan Shella mengobrol dan bercanda banyak hal menceritakan karakter satu sama lain.
1 jam sudah mereka mengobrol jam sudah menunjukkan pukul 18.00 mereka segera pulang karena langit sudah mulai gelap .
" Sepertinya aku harus pulang. " ucap Leta melihat arloji nya.
" Oh iya, aku juga harus pulang kita sampai lupa waktu. " ucap Shella melirik kearah arlojinya juga.
" Kau ingin pulang bersama ku? " tanya Shella menawarkan tumpangan.
" Apa kau membawa kendaraan mu? aku tidak melihatnya? " Leta berbalik tanya kearah Shella.
" Hehehehe... tidak sih, aku sudah meminta teman ku untuk menjemput ku. " ucap Shella terkekeh tanpa bersalah.
Leta memutar bola matanya malas....
TIN...
TIN...
TIN...
" AYO MASUK. " teriak seorang gadis dari dalam mobil menarik perhatian Shella dan Leta.
" Ayo kamu ikut aja , gak keburu kalau harus cari taksi sekarang. " ucap Shella.
Leta menggelengkan kepalanya menolak tumpangan Shella ia merasa tidak enak.
" Tidak usah aku naik taksi saja , lagian kost mu sama rumah ku beda arah. " ucap Leta menolak halus.
" Oh ayolah , kita kan berteman sekarang. aku tidak bisa membiarkan mu sendirian disini kau tahu saat jam segini banyak para preman berkeliaran memangsa gadis muda. " ucap Shella menakuti.
" Apa kau yakin sepertinya kau salah? " ucap Leta menelan saliva nya takut.
Leta merasa parno ia mengingat kejadian tadi pagi terutama dilihatnya daerah sekitar lumayan sepi tidak ada yang berkeliaran sekarang.
" Kalian sedang apa ? ayo aku antar pulang. " ucap seorang wanita menggunakan dress satin dengan motif keemasan mendekat kearah mereka.
" Hai kenalkan aku Caroline. " ucap Caroline mengulurkan tangan nya kearah Leta.
" Hai aku Leta. " ucap Leta menerima jabatan tangan Caroline.
" Apa yang kalian lakukan kenapa berdebat ? ayo aku antar kalian berdua tidak baik anak gadis keluar saat senja " ucap Caroline menunjuk mobilnya.
" Aku pergi sendiri saja Carl. " ucap Leta.
" Tidak bisa begitu dong, aku akan mengantar kalian terutama kamu seperti nya orang baru ? aku belum pernah bertemu dengan mu. " ucap Caroline.
" Kamu ikut kita aja rumah mu sama Caroline searah. " ucap Shella.
" Aku tidak jahat kok tenang saja. " ucap Caroline terkekeh pelan.
" Ah bukan begitu maksudku tapi baiklah karena kalian memaksa aku ikut. " ucap Leta pasrah.
...✿ ✿ ✿ ✿...
MOBIL
Mereka berada didalam mobil saat ini dengan Caroline yang mengemudi tempat tujuan awal adalah mengantar Shella terlebih dahulu. 15 menit kemudian mobil Caroline berhenti tepat didepan rumah Shella.
" Makasih udah antar aku Carl jaga baik-baik loh anak orang" ucap Shella setelah turun dari mobil.
" Hahahahaha.... aman saja kalau itu kami pergi dulu ya. " ucap Caroline tertawa pelan.
" Babay Shella. " ucap Leta melambaikan tangan nya dari dalam mobil.
Saat ini mobil Caroline membelokan nya ke perempatan jalan dan membelokkan nya ke perumahan bertulisan ' GREEN HOUSE ' .setelah 15 menit perjalanan.
" Di dekat mana rumah mu Leta ? aku tidak pernah tahu ada penghuni baru di komplek perumahan Green house. " ucap Caroline.
" Oh kebetulan itu rumahnya sudah lama kosong yang dibeli orang tua ku karena aku kuliah disini jadi aku tinggal disana. " jelas Leta.
Caroline menganggukkan kepalanya.
" Oh ya, sudah berapa lama kau berteman dengan Shella? baru kali ini aku melihatnya memiliki teman. " tanya Caroline.
" Sekitar satu minggu yang lalu aku berteman dengan nya Carl. " ucap Leta.
Caroline menganggukkan kepalanya
" Kau disini sama siapa ? " tanya Caroline.
" Aku sendirian, keluarga ku seorang pengusaha jadi jarang dirumah. " ucap Leta.
" Kita bernasib sama bagaimana kalau kita tinggal bersama saja. " ucap Caroline seperti memikirkan sesuatu.
Leta terdiam sesaat memikirkan sesuatu.
" Kalau kau keberatan tidak apa-apa aku paham karena kita baru bertemu jadi tidak masalah aku akan sering main ke rumah mu saja. " ucap Caroline mengerti isi dan pikiran hati gadis itu.
" Bukan seperti itu... aku hanya merasa sedikit canggung saja kalau kita akan tinggal bersama seraya kita baru saja berkenalan ? apa keluarga mu tidak mempermasalahkan ? " tanya Leta ragu.
" Tentu tidak mereka tidak tinggal bersama ku orang tua ku berada di China , karena aku bekerja disini sebab itulah aku tinggal sendirian. " ucap Caroline.
" Bagaimana kalau mengajak Shella juga ? " tanya Leta.
" Boleh saja lebih bagus kalau terlihat rame bukan ? apa kau setuju untuk itu ? " tanya Caroline.
" Tentu saja aku sangat senang karena aku hanya tinggal sendirian dirumah itu jadi aku merasa takut dan sedikit bosan tidak ada aktivitas yang menyenangkan sama sekali " ucap Leta.
" Berarti sudah deal mulai besok sore aku dan Shella akan pergi ke rumah mu. " ucap Caroline.
" Aku akan memberitahu Shella secepatnya. " ucap Leta.
Mereka sangat asik mengobrol tanpa mereka sadari mobil itu sudah sampai di depan rumah Leta.
"Oh yang ini rumah mu, aku tahu terkadang ada 2 orang paruh baya yang membersihkannya setiap 3 sampai 5 bulan sekali. " jelas Caroline memperhatikan bangunan perumahan mewah itu.
" Kau serius ? aku tidak pernah mengetahuinya. "ucap Leta.
" Mungkin karena kau baru tinggal disini jadi kau tidak tahu." jelas Caroline.
" Sepertinya kau benar , makasih udah mengantar ku hati-hati dijalan. " ucap Leta saat turun dari mobil.
" Hei, kita hanya beda beberapa rumah dari sini , lihat diujung jalan sana saat kau berbelok kanan ada tulisan blok 043 disitu rumah ku berwana putih gold. " jelas Caroline.
" Aku akan mengingat nya. " ucap Leta.
" Aku pergi dulu. " pamit Caroline melajukan mobilnya.
Leta membuka pintu rumahnya dan menyalakan semua lampu rumah seperti kesehariannya selama beberapa hari ini hanya itu saja.
CTARRR....
CTARRR....
CTARRR....
Suara petir dapat Leta dengar dengan jelas Leta berjalan menghampiri jendela bagian dapur di buka nya sedikit tirai satin itu.
" Sepertinya sebentar lagi mau hujan deh " gumam Leta memandang kearah langit yang tampak berwarna gelap.
Leta buru-buru mengganti pakaian nya setelah itu kembali ke dapur ia sudah berbelanja beberapa bahan makanan sekarang ia hanya butuh memasaknya saja.
Karena merasa takut Leta menyalakan musik di ponselnya untuk menemaninya memasak saat sedang fokus mengupas beberapa sayuran di wastafel tiba-tiba Leta terpekik kaget bagaimana tidak kaget ? ia merasa seperti ada yang mengigit daun telinga nya dan juga hembusan nafas menerpa dilehernya
Leta membalikan tubuhnya degup jantung nya berdetak sangat kencang pisau masih ia pegang ditangan nya saat ini nafasnya memburu dilihatnya kearah sekitar kosong tidak ada siapapun.
Leta meletakan pisau kedalam wastafel ia memegang kuat ujung wastafel untuk mengendalikan rasa ketakutan nya saat ini.
" Tidak itu bukan hantu, hanya halusinasi tidak itu bukan hantu bantu aku tuhan. " batin Leta di setiap bacaan doanya ia melafalkan kata-kata itu untuk menguatkan iman nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments