Camilius tampak memperhatikan seorang lelaki paruh baya memeriksa seorang wanita muda diatas ranjang king size di kamar pria itu.
Saat ini Leta dibawa ke dunia Immortal tempat tinggal seorang Camilius. Camilius sudah menetapkan dirinya akan membawa Leta dan tinggal bersama nya di kerajaan.
Ia tidak akan perduli lagi dengan Leta yang mau menerima nya atau tidak.
Pria itu menatap nya jam, seakan takut wanita paruh baya itu akan melukai nya.
" Bagaimana keadaan nya? " tanya Camilius menatap datar lelaki paruh baya yang kini sudah berdiri dihadapannya.
" Dia hanya mengalami morning sickness yang cukup parah, terlalu stres, tertekan dan seperti nya dia memiliki penyakit magh yang lumayan parah. " jelas pria itu.
" Pergilah Jack. " usir Camilius.
" Ck, tidak ada makasih sama sekali. " kesal Jack meninggalkan Camilius sendirian disana.
" Apa sakit sekali? sampai kau pingsan? " tanya Camilius.
" Kau adalah wanita yang kuat sayang, bertahanlah sedikit lagi. " bisik Camilius.
...✿ ✿ ✿ ✿...
DISISI LAIN.
Di mansion bergaya eropa itu terdapat seorang pria yang menatap jendela dengan segelas minuman ditangan nya wajahnya tersenyum mengerikan ah lebih tepatnya menyeringai lebar dibalik jendela yang begitu besar.
" Semakin kuat, semakin tercium aroma memabukkan ini. "
Pria itu kembali menarik nafas dalam seakan menikmati aroma yang sangat memabukkan bagi bangsa Immortal yang bisa rasakan.
" Kau sudah mulai tumbuh pangeran kecil, aku tidak sabar mencicipi rasamu. " ucap pria itu lagi kali ini dia tertawa sangat keras.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Leta merasa dunia nya gelap, dipaksa nya kedua matanya itu membuka dengan paksa. Leta memijat pelipisnya pusing yang ia rasakan. Leta menatap arah sekitarnya dan mengerutkan keningnya.
" Ini bukan kamarku. " batin Leta ia mendudukkan dirinya diatas kasur.
Nuansa kamar ala kerajaan kasur king size dihiasi dengan tirai berlapis-lapis setiap sisi atas kepala ranjang. dan ranjang yang ditempati Leta ditutup oleh tirai berwarna putih transparan disekelilingnya.
Tidak ada jam tidak ada barang-barang elektronik. hanya ada beberapa lukisan kuno hiasan lilin dan barang-barang yang tidak pernah Leta lihat sebelumnya.
Leta buru-buru turun dari atas kasur sesekali dirinya hampir limbung jatuh ke lantai jika sebuah tangan terulur langsung menggendongnya.
Sontak Leta terkejut lalu mendongakkan kepalanya. seorang pria tampan memiliki mata yang tajam. Leta memberontak dan mendorong pria dihadapannya membuat genggaman tangan pria itu terlepas.
Leta memundurkan tubuhnya sejauh mungkin dari pria dihadapannya itu.
" Kau siapa? kamu yang membawaku kesini kan? " tanya Leta beruntun.
Pria itu berjalan mendekat kehadapan Leta yang beringsut kebelakang, tapi kalah cepat dengan pria dihadapannya lalu mengelus pipi Leta dengan lembut.
Leta terkejut, ia menghempaskan tangan pria itu.
" Brengsek sekali kau menyentuh ku tanpa izin. " tekan Leta menatap tajam pria dihadapannya dia takut sama sekali.
Karena tak kunjung mendapat jawaban apapun ia menoleh kearah pria itu tanpa sadar Leta menggigit bibir dalamnya melihat pria itu tidak mengenakan baju hanya shirtless dan celana training putih yang melekat pada tubuhnya.
Tapi setelah dilihat dengan teliti Leta seperti familiar dengan wajah pria itu tapi Leta tidak ingat dimana dia melihatnya setelah beberapa menit berpikir Leta tersadar saat menatap matanya untuk kedua kalinya.
Cepat-cepat Leta memberi jarak antara tubuhnya dengan pria itu. ia tidak ingin kejadian sebelum-sebelumnya terulang lagi.
" Ku pikir dia hantu. " batin Leta berteriak frustasi.
Leta berjalan cepat kearah pintu dan membukanya dirinya bersiap untuk pergi dari tempat aneh ini. belum ada satu langkah dirinya keluar dari pintu kamar itu tiba-tiba tubuhnya dipeluk dari belakang.
DEG.
" Aku menginginkanmu My Lady. " bisik pria itu dengan suara serak basah nya.
" Akhh.... apa yang kamu lakukan brengsek! " pekik Leta saat tubuhnya diangkat paksa dibawa ke ranjang yang ia tempati tadi.
Leta berusaha mendorong tubuh pria itu, tubuhnya sangat keras seperti tidak ada tandingan nya dengan kekuatan Leta.
" Lepaskan aku pria cabul! " teriak Leta mencoba melepaskan kukungan pria itu ia mencakar tubuh pria itu tapi si pria tidak menampilkan ekspresi apapun selain ekspresi gairah terpancar disana.
" Akhh...!!! " tanpa sadar Leta mendesah saat tangan pria itu menyentuh bagian sensitifnya.
Pria itu Camilius, ia menyeringai melihat Leta lalu matanya beralih pada bulan yang sebentar lagi berwarna merah darah.
Ya, bulan purnama sebentar lagi akan terjadi. sebab itulah Gairah dan hasrat Camilius sangat meletup-letup tidak bisa di tahan lagi.
" Maaf, ini hanya sebentar setelah bulan purnama selesai. " bisik Camilius bertepatan dengan sesuatu yang memasuki tubuh Leta.
" Akhh.... berhenti sakit.... hentikan.. " ringis Leta tanpa sadar ia mencakar punggung belakang tubuh Camilius.
" Kamu pria itu kan? kenapa kau memperkosa ku setiap malam bajingan. " ucap Leta terengah-engah.
" Itu sudah kewajiban mu Leta, karena kamu calon istri dan ratu ku. " bisiknya.
Dan malam itu menjadi malam panas bagi mereka berdua untuk pertama kali nya berinteraksi secara langsung.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Samar-samar Leta mendengar kegaduhan dari luar kamar membuat Leta merasa terganggu terpaksa Leta membuka matanya yang masih mengantuk berat.
Bertepatan dengan Leta yang mendudukkan dirinya diatas ranjang pintu kamar pun dibuka seseorang dari luar.
" HEI, JANGAN MASUK KE KAMAR KU CAROL !!! " teriak Camilius berlari mengejar adiknya yang sudah membuka pintu sedikit lebar.
" Hei, biarkan adikmu masuk, kau juga salah menggarap nya tanpa izin Carol. " kesal Tamara.
" Dia milikku, aku berhak melakukan apa saja pada apa yang ku punya. " ucap Camilius yang masih mencoba melepaskan ikatan tali yang sudah diberi sihir oleh ibu nya.
" Aku tidak perduli, intinya kau melanggar janji dimalam purnama. " pekik Caroline kesal tanpa aba-aba dirinya langsung membuka penuh pintu kamar Camilius.
Kedua wanita itu segera masuk menghiraukan teriakan Camilius yang sudah berhasil lolos dari jeratan adik dan ibunya. ia menyusul mereka masuk ke kamar tapi saat akan melangkah masuk pintu tertutup dari dalam.
Camilius mencoba membukanya tidak bisa.
" Ck, sialan sekali mereka. " umpat Camilius pasrah ia hanya berdiri didepan pintu menunggu keuda wanita itu keluar.
Leta membeku ditempatnya melihat seorang wanita paruh baya yang tidak terlihat tua sama sekali dan sangat cantik yang membuat Leta terkejut dan syok adalah gadis disamping wanita itu.
Dirinya tidak salah lihat dia benar-benar Caroline tetapi dengan penampilan yang sangat jauh berbeda dari biasanya dia lihat.
" Leta, apa ada yang sakit di tubuhmu? apa pria itu bermain sangat kasar denganmu? bayi nya baik-baik saja kan? " tanya Caroline khawatir ia mendudukkan dirinya diatas ranjang samping Leta.
Leta tidak menjawab dirinya menatap lekat kearah Caroline saat ini spontan tangan nya langsung menampar Caroline.
PLAK...
Kedua wanita itu terdiam sesaat.
BRAK...
" Ada apa! " tanya Camilius yang berhasil membuka pintu kamarnya semua orang didalam terdiam sedangkan Leta ia menatap sengit kearah dua orang itu. Camilius dan Caroline.
" Kau pengkhianat Caroline. " ucap Leta dingin dirinya langsung beranjak dari kasur persetan dengan harga diri nya saat ini dihadapan wanita paruh baya itu.
Leta masih melangkahkan kakinya ke depan ia harus keluar dari tempat terkutuk ini. Leta menghiraukan keberadaan Camilius yang masih berada didepan pintu yang menatap nya tajam.
Leta melewati Camilius begitu saja dengan cepat Camilius memegang lengan Leta kuat membuat Leta meringis.
" Asshh... lepaskan aku sialan! " ucap Leta kesal mencoba memberontak.
" Urusan kita belum selesai. " ucap Camilius mengintimidasi.
" Aku tidak pernah punya urusan denganmu. " balas Leta tidak kalah mengerikan.
" Ingat kau masih di wilayahku. " ucap Camilius semakin memperkuat pegangannya.
" Persetan dengan itu! aku hanya ingin pulang. " ucap Leta menekankan setiap perkataannya.
" Aku tidak butuh persetujuan mu dimana dan kapanpun itu. " tegas Camilius menatap tajam Leta dan warna matanya berubah menjadi merah.
...****************...
" Aku tidak butuh persetujuan mu dimana dan kapanpun itu. " tegas Camilius menatap tajam Leta dan warna matanya berubah menjadi merah.
DEG.
" Arggh... " Leta meringis sembari memegangi perutnya menegang.
" Leta, kau baik-baik saja. " panggil Caroline menghampiri Leta.
"Lepaskan aku! . " berontak Leta melepaskan pegangan tangan Caroline dari bahu nya.
" Pergilah kalian, biarkan dia menjadi urusanku. " perintah Camilius.
Caroline dan Tamara segera keluar dari kamar Camilius saat itu juga, mereka akan memberi waktu pada Camilius untuk menjelaskan semuanya.
" Lepaskan aku brengsek! aku mau pergi! aku tidak pernah mengenal mu sama sekali. " teriak Leta mencoba memberontak tapi pegangan Camilius semakin kuat dilengan nya.
" Oh ya? apa kau melupakan setiap moment malam panas kita? " bisik Camilius dan menyeringai saat melihat wajah Leta yang membeku.
" Aku tahu, kau selalu mengingatnya Edrea Leta Leteshia. " lanjut Camilius menyelipkan helai rambut Leta di sela telinga nya.
" Siapa kau sebenarnya? kenapa kau selalu memperkosaku setiap malam? aku tidak pernah mengenalmu dan aku tidak pernah membuat masalah apapun denganmu!? "
" Kenapa kau selalu mengganggu ku? gara-gara kau? aku harus mengandung !!! " teriak Leta memberontak melepaskan cengkraman tangan Camilius.
Dan itu berhasil terlepas. dan peluang itu dimanfaatkan oleh Leta. ia langsung berlari keluar dari kamar Camilius. ia sakit hati dan benci pada pria yang tidak dia ketahui siapa pria itu.
" Aku harus pergi dari sini. " batin Leta saat dirinya mulai berlari menyusuri lorong yang sepi dan sunyi itu.
Dalam pikiran Leta saat ini adalah dia harus kabur dari jeratan pria antah berantah asalnya itu. detik demi detik menit demi menit hingga tidak terasa sudah berjam-jam dirinya berlari tanpa tentu arah.
Sepanjang ia berlari hanya menuruni anak tangga dan lorong yang hampir sama. entah hanya perasaanya saja atau memang dirinya dibuat berputar-putar di tempat yang sama.
Keringat sudah membasahi wajah dan seluruh tubuh Leta dibalik pakaian tidurnya. Leta kembali berlari lagi ia berharap kali ini adalah benar-benar jalan keluar.
Namun hasilnya sama dirinya akan kembali ke tempat awal dirinya berlari. keringat dingin semakin mengucur deras dari kening nya. Leta meremas perutnya yang sangat kram.
" ARGGH.... " Leta menjerit kesakitan di bagian perut nya.
" Kenapa sakit sekali. " batin Leta semakin meremas piyama tidurnya. Leta mendudukkan dirinya di lantai dingin dan sepi itu sesekali bibirnya meringis. biasanya sakit kram diperutnya tidak selama ini.
Karena Leta sudah tidak kuat lagi dengan rasa sakitnya detik itu juga dirinya tumbang. Leta pingsan dengan wajah yang mulai pucat. bertepatan dengan Leta tidak sadarkan diri seseorang datang.
Pria itu Camilius yang datang menggunakan portal kekuatannya ia menggendong Leta yang sudah tidak berdaya segera kembali ke kastil.
TAP...
TAP...
TAP...
" Panggil dokter kerajaan. " perintah Camilius tegas.
" Baik Your Majesty. " ucap dua orang pelayan dan bergegas pergi.
Camilius meletakkan tubuh Leta yang lemah diatas kasurnya tidak lama dokter pun datang.
" Ada apa kau memanggilku lagi? kau tidak puas memandangku semalam. " ucap Jack menghampiri Camilius yang menatap nya tajam.
" Periksa dia. " titah Camilius menunjuk dengan dagunya.
" Ck, seganas apa kau semalam dengan wanita ini. " ucap Jack.
Camilius tidak menjawab dirinya terlalu malas. dokter Jack mulai melakukan pemeriksaan terhadap Leta.
" Bagaimana? " tanya Camilius.
" Hanya stress berlebihan, kelelahan, dan bayimu takut dengan sikap kasar mu terhadap ibunya. " jelas Jack.
" Apa kau yakin dengan ucapan terakhirmu? " tanya Camilius.
" Kau meragukan kemampuanku sebagai dokter? buat apa aku jadi dokter kalau aku tidak punya kemampuan seperti ini? " ucap Jack teramat kesal.
" Aku tidak pernah mengatakan itu padamu. " ucap Camilius tanpa rasa bersalah.
" Terserah mu saja, aku pergi dulu. oh ya beli beberapa obat dan vitamin untuk dia konsumsi. " ucap Jack.
" Hem. " sahut Camilius.
...✿ ✿ ✿ ✿...
" Shh... pelan- pelan saja Rea. "
Seakan terhipnotis, wanita hamil itu menurut ia membuka matanya dengan perlahan menyesuaikan retina mata nya untuk beradaptasi dengan cahaya yang langsung menusuk ke matanya.
" Apa ada yang sakit. " tanya Camilius datar.
Suara pria itu membuat Leta menolehkan kepalanya dan menatap Camilius yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Leta memandang penuh kebencian.
Leta mendudukkan dirinya diatas kasur ia berniat berdiri dan segera pergi dari sini.
" Jika kau melangkahkan kakimu selangkah saja, bersiaplah untuk kehilangan kedua kakimu. " ucap Camilius sarkas.
Leta yang mendengar mengurungkan niatnya untuk melangkahkan kakinya ke depan. ia kembali mendudukkan dirinya diatas kasur.
" Siapa kau sebenarnya? kenapa kau mengincar ku? dan memperkosaku" tanya Leta melirik tajam.
" Aku adalah suamimu, sudah kewajibanmu melanyani aku. " jawab Camilius santai.
" What the fuck! jangan mimpi aku menikahi monster seperti mu. " ucap Leta menunjuk-nunjuk wajah Camilius penuh emosi.
" Terserah, aku tidak membutuhkan pendapat apapun darimu. tapi itulah kenyataan yang harus kamu terima. " jelas Camilius beranjak dari sofa.
" Kenapa harus aku? kenapa kau tidak mencari wanita lain? " tanya Leta frustasi.
Camilius membalikan tubuhnya menatap Leta dan tersenyum miring.
" Sepertinya kau tidak tahu apa-apa dari keluargamu rupanya. " ucap Camilius.
" Apa maksudmu? apa hubungan mu dengan keluargaku dan aku yang kau culik? " tanya Leta beruntun.
" Apa kau mau tahu satu rahasia besar yang menguntungkan bagi keluargamu dan aku? " tanya Camilius melangkahkan kakinya mendekati ranjang yang ditempati Leta.
" Apa itu beritahu aku? " jawab Leta menatap tajam Camilius.
Camilius membukukan sedikit tubuhnya disamping tubuh Leta yang terduduk disana. Camilius mendekatkan wajahnya di telinga Leta.
" Orang tuamu melakukan perjanjian padaku dan menjual mu sebagai imbalan. " bisik Camilius.
DEG...
" Kau pasti berbohong! orang tuaku tidak setega itu menjual ku padamu. orang tua ku tidak pernah melakukan perjanjian apapun! " jelas Leta menyangkal semuanya.
" Kalau kau tidak percaya, tanyakan pada mereka. " ucap Camilius santai dan berlalu pergi dari kamar itu meninggalkan Leta seorang diri disana yang meratapi nasibnya yang begitu nahas.
" Bagaimana aku bisa menanyakan jika kau menahan ku disini sialan! " pekik Leta.
" Itu bukan urusanku. " ucap Camilius berjalan kembali ke arah pintu kamar.
" Oh ya, aku bukan monster. aku seorang Werewolf. " lanjut Camilius segera keluar dari kamar.
BRAK...
" Brengsek!!! " umpat Leta mengacak rambutnya frustasi dan putus asa tentu nya.
" Mereka tidak mungkin menjual ku hanya karena harta kan. " monolog Leta dirinya masih kepikiran dengan ucapan pria brengsek itu.
" Lupakan itu, bagaimana caranya aku harus lolos dari tempat ini sebelum pernikahan itu tiba. " pikir Leta lagi.
Dirinya beranjak dari kasur ia memandang ke jendela dan menatap ke bawah.
" Sial ini sangat tinggi sekali. " umpat Leta kesal.
KLEK...
Leta mengalihkan pandangan nya ke arah pintu yang terbuka disana seorang wanita dengan dress putih satin nya dengan nampan di tangan nya mendekati Leta.
" Maaf Leta, aku tahu kau pasti sangat marah padaku. aku tidak ber- " ucap Caroline menyesal.
" Cukup, jika kau sangat merasa bersalah karena membohongiku. maka bantu aku keluar dari sini, aku akan memaafkan mu. " jelas Leta.
" Aku tidak bisa membantumu dalam hal ini maafkan aku, kakak ku sudah memberi pagar disekitaran kastil ini, kekuatan ku tidak sebanding dengan nya. " ucap Caroline.
Leta menghembuskan nafas gusar ia mengusap wajahnya putus asa saat ini dirinya.
" Duduklah, kakak ku menyuruh membawakan mu makan. sejak kemarin kau belum makan apapun. " lanjut Caroline.
Leta hanya menurut ia mendudukkan dirinya di sofa dekat jendela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
s
udh dua kali isi babnya di ulang nieh thor
2024-12-06
0