MBW 13

" ARRGHHH..... " Leta tersentak dari tidurnya nya, bajunya basah oleh keringat yang membasahi tubuhnya. 

" Mimpi apa itu?! " gumam Leta tangan nya dengan reflek memegang perutnya nya yang rata tiba-tiba dirinya menangis. 

Leta menghentikan tangisan nya dan menatap keluar jendela kamarnya. diluar hujan lebat dan angin kencang. 

" Menyeramkan. " pikir Leta yang masih menatap kearah jendela luar. 

" Lebih baik mimpi bercinta daripada mimpi buruk. " batin Leta. 

" Jangan keduanya deh. " Pikir Leta cepat dan menggelengkan kepalanya ia merebahkan tubuhnya kembali dan tidur. 

" Ughh... " Leta kembali mendudukkan dirinya. perutnya seperti diaduk-aduk serasa mau muntah. 

Hoek....

Leta berlari cepat ke kamar mandi kamarnya ia berdiri didepan wastafel sembari menundukkan wajahnya mencoba mengeluarkan sesuatu dalam mulutnya. 

Hoek...

Ugh...

Hoek...

Kaki Leta mulai gemetar dan tubuhnya lemas, kepalanya pusing. semua makan malam nya keluar tanpa dicerna membuat lehernya perih terasa terbakar. 

Hoek...

Hoek...

Air mata nya, keluar dari sudut matanya, dia sudah jatuh terduduk dan bangkit kembali perutnya masih terasa mual luar biasa. 

Hoek...

Suara muntahan Leta beradu dengan suara deras nya hujan beserta petir yang terdengar nyaring. 

Di balik pohon yang menjulang tinggi  yang ditanam ayah Leta tepat di seberang kamarnya nya itu seseorang berdiri disana menatap dari arah balkon kamarnya hingga menembus kamar mandi. 

Lalu orang itu menghilang, ditelan derasnya hujan lebat mengguyur kota Amsterdam. 

...✿ ✿ ✿ ✿...

PAGI HARI

PUKUL 11.00

Air mata tidak hentinya mengalir dari mata indah itu. ia tidak memperdulikan dengan baju yang mulai tampak bercak air matanya. 

Leta menatap nanar kertas di tangannya, setiap huruf didalam nya seakan mengiris hati nya akhir surat yang bertuliskan ' POSITIF' terpampang sangat besar dalam surat itu tergores kan tinta merah yang semakin membuat Leta hancur. 

Sakit kepala, mual muntah, kram perut, makanan asam selama 5 hari ini menandakan adanya kehidupan baru didalam perutnya. 

Niat awalnya hanya mengecek kesehatan karena sudah 3 hari dirinya muntah-muntah ia berpikir hanya masuk angin atau salah makan. 

" Ini tidak mungkin. " lirih Leta pelan dan meremas kertas dari hasil lab itu hingga remuk. 

" Bagaimana bisa hantu itu. " Leta mengatupkan kembali bibirnya dan memejamkan matanya erat. seakan tidak mempercayai ini semua. apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. 

" Brengsek!! " umpat Leta emosi, kesal, tertawa kemudian menangis lagi. 

" Bagaimana bisa hantu menghamili ku. " rintih Leta disela isakan tangis nya yang memilukan, hanya kamarnya yang menyaksikan kesedihan Leta, rintihannya dan isakan tangis yang semakin memilukan hati orang-orang yang mendengarnya. 

" Mommy? apa kamu membenci kehadiran kami? " 

Suara lirih memanggil Leta, ia mengalihkan perhatian nya yang masih bingung dirinya berada di mana?

" Apa kau tidak menginginkan kami mommy? " tanya suara itu lagi, kali ini diselingi dengan isakan kecil. 

Leta menatap bingung seorang anak laki-laki dan anak perempuan berusia kan 5 tahun. anak perempuan itu bersembunyi dibalik tubuh anak lelaki itu sembari menggenggam baju nya dan sesekali mengintip kearah Leta. seakan takut Leta akan memarahi mereka. 

" Siapa kalian? kenapa kalian disini? " tanya Leta mensejajarkan tinggi badan nya dengan kedua anak itu. ia tersenyum lembut menatap gadis kecil yang terlihat malu-malu. 

" Kami, hanya ingin melihat mu Mom, sebelum kami pergi. " kali ini sang gadis kecil yang menyahut lirih. 

" Mom? aku bukan ibu kalian. " sahut Leta lembut sesekali mengelus kepala anak laki-laki tampan didepannya. 

" Ternyata, Mommy tidak menyayangi kami! " Isak lelaki kecil didepan nya, membuat hati Leta sakit. 

" Tapi aku- " 

" Kau tidak menginginkan kami, kau membenci kami kan Mom?! maaf...maafkan kami. kami akan pergi. " 

Bibir Leta terkatup rapat, tidak bisa melanjutkan kata-katanya. entah kenapa dia takut jika mereka pergi meninggalkannya. 

Seakan tersadar, Leta meraba perutnya teringat akan kehamilan anehnya. dia tidak ingin kehilangan anak nya tapi disisi lain dia hanya merasa bingung. 

" Tunggu!!! " teriak Leta saat menyadari anak-anak itu mulai berjalan menjauhi nya, air matanya mengalir dia kini ingat kalau mereka adalah anak-anak nya. 

" Sayang, tunggu Mommy!!! " teriak Leta lebih kencang, karena anak-anak itu tidak juga menghentikan langkahnya.

Lalu anak-anak itu berhenti mereka membalikan tubuh nya menatap Leta yang berlari kearah mereka. 

" Maaf... maafkan aku... " isak Leta memeluk kedua anaknya bergantian dan mencium wajah anaknya yang dipenuhi air mata. 

" Mommy! " isak kedua anak kecil itu dan memeluk leher Leta erat. 

" Iya sayang, ini Mommy. jangan pergi ya. " sahut Leta pelan dan memeluk kedua anaknya sayang seakan takut jika kedua anak itu pergi jauh dari pandangannya. 

Dalam tidurnya Leta tersenyum kecil dan memeluk perutnya erat dengan air mata yang masih membekas di pelupuk matanya. 

" Aku sangat menyayangi kalian, jangan pergi dariku. " ucap Leta mengigau dalam tidurnya. 

Waktu demi waktu jam terus bergulir hingga tanpa Leta sadari ia sudah tertidur selama satu hari penuh.

DRRT...

DRRT...

DRRT...

Leta menggeliat dalam tidurnya merasa terganggu ia mengambil ponselnya di samping tubuhnya. Tanpa melihat siapa yang menelepon dirinya langsung mengangkat nya. 

" Halo. " ucap Leta dengan suara khas bangun tidur. 

" Halo? siapa ya? " tanya Leta. 

Masih tidak ada suara yang menjawabnya sama sekali. Leta mendudukkan dirinya dan melihat panggilan nya.

" Siapa yang menelepon sepagi ini. " pikir Leta. 

Leta mengernyitkan dahinya tidak ada namanya hanya nomor biasa. 

" Maaf, anda tahu nomor saya dari mana? " tanya Leta yang masih berusaha agar orang yang menelepon nya diseberang sana menjawab. 

TUT...

TUT...

TUT...

TUT...

Si penelepon memutuskan sambungan nya dengan sepihak. Leta heran bagaimana dia tahu nomornya ponselnya sedangkan Leta tidak sembarangan menyebarkan nomor ponselnya. 

" Aneh sekali orang itu. " gumam Leta tiba-tiba perutnya kembali bergejolak kuat seperti semalam. 

" Oh tidak! " batin Leta frustasi. 

Leta berlari ke arah kamar mandi kakinya kembali bergetar hebat, dia sudah terlalu lemas saat ini, entah sudah ke berapa kali nya dia muntah sejak tengah malam tadi. lambung nya benar-benar perih dan tenggorokannya seperti terbakar.

Sebuah isakan akhirnya lolos dari bibir tipisnya. tidak lama Leta kembali memuntahkan cairan bening dalam lambungnya. setelah memuntahkan semua isi perutnya yang benar-benar kosong sama sekali. 

Leta menopang tubuhnya yang bergetar hebat dengan berpegangan erat pada pinggiran wastafel. 

Sangking lemas nya Leta hampir saja limbung dan kepalanya hampir membentur pinggiran meja wastafel. 

Leta sudah pasrah bila kepalanya terbentur dan berdarah. tapi ditengah antara sadar atau tidak Leta merasakan sebuah tangan kuat menarik tubuhnya dan memeluk nya dari belakang agar tidak terjatuh ke lantai. 

Leta ingin kembali membuka matanya tapi sayangnya tidak bisa. setelah itu semua nya gelap Leta kehilangan kesadarannya. 

Kepala Leta bersandar dengan lemah pada dada bidang seseorang. mata itu menyala dengan merah menatap wanita dalam pelukannya dengan tatapan sendu. 

" Maaf, aku terlambat. " ucap pria itu mengelus keringat dingin di kening Leta dan mengelus pipi pucatnya dengan lembut dan sayang. 

Tidak lupa pria itu juga mengecup kening Leta lembut. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!