MBW 12

" Aku yakin, wanita di restoran beberapa hari yang lalu itu adalah mate raja serigala brengsek itu! aku bisa mencium samar-samar begitu harum dan segar sekali aroma nya. " ucap William.

" Mate mu akan aku nikmati sebentar lagi Your Majesty. " ucap Arson lagi. 

Mereka tertawa keras mengerikan dan menggelegar membuat Mansion didalam hutan itu semakin mengerikan.

...✿ ✿ ✿ ✿...

Mobil berhenti tepat didepan rumah Leta. setelah acara makan-makan mereka yang berakhir di jam 18.00. 

" Boleh aku menginap di sini. " tanya Caroline penuh harap. 

" Boleh saja, aku sangat senang. " ucap Leta. 

" Kalau gitu aku pulang mengambil keperluan ku. " ucap Caroline. 

" Ya, saat kau datang langsung buka pintu nya aku tidak mengunci nya. " ucap Leta. 

Caroline bergegas pulang mengemasi beberapa pakaian nya dan buru-buru pergi kerumah Leta ia takut terjadi sesuatu pada Leta apalagi dirinya tidak mengunci pintu. 

KLEK...

Caroline masuk kedalam rumah Leta yang sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan sebagian barang-barang dirumah Leta masih ditutupi kain. pertanda rumah ini belum semuanya di bersihkan. 

" Kau sudah datang. " sapa Leta menuruni anak tangga. 

" Seperti yang kau lihat, aku akan tidur dimana. " tanya Caroline. 

" Ah, kebetulan di seberang kamarku ada yang kosong, aku baru saja membersihkan nya kemarin. " ucap Leta mengajak Caroline ke lantai 2. 

KLEK...

Pintu kamar terbuka. seperti kamar Leta pada umumnya luas dan bersih. 

" Apa kau tidak menanyakan alasan ku ingin menginap dirumah mu? " tanya Caroline menatap Leta yang juga membalas tatapan nya. 

" Sebenarnya aku penasaran sih, tapi karena aku membutuhkan seorang teman disini jadi aku perlu menanyakan, sudah sangat bersyukur bagiku ada yang menemaniku. " jelas Leta bohong. 

Alasan utama Leta menyetujui adalah dia tahu disaat ada seseorang yang menemaninya tidur dirumah ini pria yang memperkosanya setiap malam tidak akan datang. terbukti pada saat Caroline menginap satu malam dirumah nya mahkluk itu tidak datang tapi ke esok kan malamnya dia kembali datang. 

Leta sudah dapat menebak dia tidak ingin ada orang yang mengganggu aktivitas nya saat memperkosa nya.

" Berapa lama kau akan menginap di sini. " tanya Leta. 

" Mungkin 1 minggu 3 hari. " jawab Caroline. 

" Kalau perlu satu bulan saja aku senang. " ucap Leta kegirangan. 

" Rencana nya seperti itu, tapi pekerjaan ku lumayan padat tidak bisa menemani mu setiap waktu, tapi aku sudah menyuruh asisten ku untuk mencarikan mu pembantu tinggal menunggu waktu saja. " jelas Caroline. 

" Aku tidak sabar kedatangan pembantu dirumah ini. " ucap Leta tampak senang. 

" Ya sudah, bersihkan tubuhmu dulu aku mau ke kamarku. kalau kau butuh sesuatu ambil saja langsung di dapur. " ucap Leta lagi segera keluar kamar. 

Caroline hanya menganggukkan kepalanya saja. 

Tidak terasa satu minggu telah berlalu Leta dan Caroline menghabiskan waktu bersama bersenang-senang bersama Michael selama masa itu kehidupan Leta kembali tenang dan tentram seperti diawal-awal dirinya masih di kota J. 

Tidak ada mimpi-mimpi aneh, orang-orang yang mengintip rumahnya lagi. intinya kehidupannya kembali damai. Leta merasakan dirinya begitu hidup selama satu minggu penuh. 

Tapi Leta tidak mengetahui ada begitu banyak bahaya yang akan menimpa nya setelah ini.

KEDIAMAN MANSION LETA.

Leta menuruni anak tangga sesekali dirinya menguap dan mengusap kepalanya. dirinya melangkah malas menuruni anak tangga. 

TAP...

TAP...

TAP...

Leta melangkah menuju dapur, biasanya setiap pagi Caroline akan terbangun terlebih dahulu dan membuat sarapan untuk mereka. 

Leta berpikir jika Caroline sudah berangkat bekerja di pagi-pagi buta karena saat ini jam menunjukkan angka 10.00 pagi. Leta tidak ada jam kuliah seharian penuh ini. 

Leta memasuki area dapur, tapi meja makan kosong. Leta melihat kearah peralatan masak semuanya tertata rapi dan bersih. 

Leta mengernyitkan dahinya, tidak biasanya Caroline seperti ini. Leta mengambil ponselnya di saku celana kain nya. 

TUT....

TUT...

TUT....

" Kenapa tidak angkat sih. " dumel Leta kesal saat panggilan ponsel Caroline tidak tersambung. 

Buru-buru Leta pergi ke kamar tempat Caroline menginap. biasanya Caroline akan mengunci pintu kamar nya jika dirinya sedang keluar. 

TAPI...

KLEK...

" Tidak dikunci. " gumam Leta. 

Leta membuka pintu itu dengan lebar. semuanya bersih dan rapi. Leta segera masuk dan membuka lemari pakaian disana. 

Kosong tidak ada satupun pakaian. Leta kembali membuka kamar mandi tidak ada bekas air yang menetes sama sekali disana semuanya bersih. tidak ada pakaian kotor dan sampah sama sekali. 

Semua yang ada dalam kamar itu sudah diganti dengan baru sprei, bantal dan gulingnya. 

Leta mengusap wajahnya kasar. dilihat nya diatas nakas ada sepucuk surat. 

Dear, Leta

Sorry Leta, aku pergi dari rumah mu tidak memberitahumu. kalau kau marah aku tidak masalah sama sekali, karena ini memang kesalahan ku pergi tanpa pamit dulu.  tapi jangan sedih aku bakal hubungin kamu lagi nanti. 

Untuk sementara mungkin aku tidak menghubungimu atau bertemu dengan mu, dan aku ada sedikit masalah di Norwegia. aku gak tahu akan sampai kapan aku disana. tapi aku akan menghubungi mu terlebih dahulu. 

Mungkin saat kau bangun. kau akan membaca surat ini dan menelepon tapi nomor ku sudah tidak akan aktif lagi. 

Aku akan menceritakan semuanya jika sudah tiba waktunya . terimakasih sudah jadi teman yang baik selama ini. 

To : Caroline

Leta mengusap wajahnya lelah ia segera menghubungi Michael. 

TUT...

TUT...

TUT...

" Sialan! kenapa tidak ada yang bisa dihubungi. " umpat Leta emosi. 

Leta berkali-kali mencoba menghubungi Michael tapi panggilan nya tidak ada sambungan sama sekali. seolah-olah mereka pergi bak ditelan bumi saat ini. 

" Shit! shit! " umpat Leta melempar ponselnya ke lantai. 

Ia merosot kan tubuhnya ke lantai menyandarkan tubuhnya ke dinding dan memeluk tubuhnya lelah. 

DRRT...

DRRT...

DRRT...

Bunyi alarm pada ponsel membangun Leta dari tidurnya. Leta mengerjapkan matanya dia tertidur dalam posisi terduduk sembari menekuk kedua lututnya. 

" Huh! aku tertidur rupanya. " pikir Leta ia mengambil ponselnya yang sedikit retak dimatikan nya alarm nya. 

Leta melirik kearah langit yang mulai tampak gelap. ia berdiri dari duduknya menuju jendela dan menatap langit. 

Leta melihat jam dinding menunjukkan angka 17.45. 

" Bagaimana bisa aku tertidur selama itu. " gumam Leta keheranan ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya lalu memasak. 

Dirinya terlalu lapar sejak pagi dan siang belum ada makanan yang masuk dalam perutnya. seperti biasanya tidak ada yang aneh dalam rumahnya, tidak ada yang mengintip atau suara-suara aneh lagi semua nya kembali seperti dulu. 

Setelah makan malam Leta pergi ke kamar nya untuk beristirahat, akhir-akhir ini tubuhnya lebih sering kelelahan dari biasanya. 

Leta merebahkan tubuhnya diatas kasur dan mulai terlelap. 

...✿ ✿ ✿ ✿...

" Serahkan bayi-bayi itu sekarang wahai bangsa manusia. " teriak seorang pria mengejar seorang wanita muda yang memegangi perut buncitnya.

Leta berlari  memegangi perutnya yang sedikit membuncit dengan berbalutkan dress biru dongker polos Leta, gadis itu berlari kencang menghindar dari kejaran pria yang entah ia sendiri tidak tahu menahu siapa orang itu. Leta sudah tidak memperdulikan dengan kaki telanjang nya yang terluka terkena sayatan ranting, batu dan daun-daun nya kering yang tajam di tanah. 

BUGH...

Leta tersungkur, akibat tarikan akar yang menjulang dari tanah menarik kakinya yang sepertinya di kendalikan seseorang tak kasat mata terbukti Leta tidak melihat siapa pelakunya.

" Pergi! siapa kalian?! aku tidak pernah berurusan dengan kalian!? " teriak Leta histeris air matanya sudah turun. 

Leta melempari segala sesuatu yang bisa dijangkau nya saat ini.

" Serahkan, bayi yang kau kandung itu dan kau akan bebas dari sini. " ucap orang itu memberikan penawaran. ia berjalan selangkah demi selangkah mendekat ke Leta. Leta memundurkan tubuhnya perlahan dengan susah payah. 

" Bunuh saja aku brengsek! sampai mati pun aku tidak akan menyerahkan anak ku yang tidak berdosa pada siapapun. " teriak Leta.

Tawa mengerikan yang menggelegar itu membuat Leta dan perutnya sakit, sepertinya bayinya bisa merasakan penderitaan ibunya.

" Bahkan raja sendiri pun tidak datang untuk menyelamatkan ratu dan calon anaknya yang sudah diambang kematian. " ucap pria itu melesat entah sejak kapan ia berdiri dihadapan Leta dan memegang perut Leta kuat ah lebih tepatnya mencengkram. 

...****************...

" ARRGHHH..... " Leta tersentak dari tidurnya nya, bajunya basah oleh keringat  dingin yang membasahi seluruh tubuhnya. 

" Mimpi apa itu?! sangat menyeramkan sekali. " gumam Leta tangan nya dengan reflek memegang perutnya nya yang rata tiba-tiba dirinya menangis ketakutan membayangkan wajah pria yang cukup mengerikan. 

Leta menghentikan tangisan nya dan menatap keluar jendela kamarnya. diluar hujan lebat dan angin kencang. 

" Siapa orang itu. " pikir Leta yang masih menatap kearah jendela luar. 

" Lebih baik mimpi bercinta daripada mimpi buruk tidak jelas. " batin Leta lagi. 

" Jangan keduanya deh. " Pikir Leta cepat dan menggelengkan kepalanya ia merebahkan tubuhnya kembali dan memejamkan.

" Ughh... " Leta kembali mendudukkan dirinya. perutnya seperti diaduk-aduk sekarang seperti yang ada mau keluar dari tenggorokan nya.

Hoek....

Leta berlari cepat ke kamar mandi kamarnya ia berdiri didepan wastafel sembari menundukkan wajahnya mencoba mengeluarkan sesuatu dalam mulutnya. 

Hoek...

Hoek...

Kaki Leta mulai gemetar tidak karuan dan tubuhnya mulai lemas, kepalanya pusing. semua makan malam nya yang baru beberapa jam terpaksa keluar lagi tanpa belum dicerna.

Hoek...

Hoek...

Air mata nya, keluar dari sudut matanya, Leta berpegangan pada pinggiran Wastafel menetralkan arah pandangan nya yang mulai memudar. Leta kembali menunduk mencoba mengeluarkan rasa mualnya.

Walaupun sudah tidak ada lagi yang dikeluarkan hanya cairan kuning yang membuat tenggorokan gadis itu sakit.

Hoek...

Suara muntahan Leta kembali beradu dengan suara deras nya hujan beserta petir yang terdengar nyaring. 

Di balik pohon yang menjulang tinggi yang ditanam ayah Leta tepat di seberang kamarnya nya itu seseorang berdiri disana menatap dari arah balkon kamarnya hingga menembus kamar mandi. 

Lalu orang itu menghilang, ditelan derasnya hujan lebat mengguyur kota Ansterdam. 

...✿ ✿ ✿ ✿...

PAGI HARI 

PUKUL 11.00

Air mata tidak hentinya mengalir dari mata indah itu. ia tidak memperdulikan dengan baju yang sudah tidak tahu bentukan nya saat ini.

Leta menatap tidak percaya pada kertas di tangannya, setiap huruf didalam nya menyayat hati nya terutama pada akhir surat yang bertuliskan ' POSITIF' terpampang sangat besar dalam surat itu tergores kan tinta merah yang semakin membuat Leta hancur. 

Mual, muntah, sakit kepala, kram perut, sikap yang aneh, kebiasaan yang berubah-ubah, mangga muda? semua pertanda itu Leta rasakan selama 1 minggu ini pertandakan ada kehidupan baru dalam dirinya.

Niat awalnya hanya mengecek kesehatan karena sudah 5 hari dirinya muntah-muntah tanpa sebab walaupun ia berpikir karena salah makan dan asam lambung.

" Bagaimana bisa hantu menghamili manusia? . " lirih Leta pelan dan meremas kertas dari hasil lab itu hingga remuk. 

" Brengsek!! " umpat Leta emosi, kesal, marah semuanya menjadi campur aduk dalam benak gadis itu.

" Bagaimana bisa hantu menghamili ku. " gumam Leta lagi disela isakan tangis nya yang memilukan, hanya kamarnya yang menyaksikan kesedihan Leta, rintihannya dan isakan tangis yang semakin memilukan hati orang-orang yang mendengarnya. 

Leta menangis sepanjang hari tanpa sadar gadis yang sudah berubah status jadi seorang ibu itu tertidur dalam tangisan nya saking lelah batin dan fisiknya.

" Apa kau tidak menginginkan kehadiran kami mommy? " tanya suara ciri khas anak kecil yang diselingi tangisan pelan.

Suara lirih memanggil Leta, ia mengalihkan perhatian nya yang masih bingung dirinya berada di mana?

Leta menatap bingung seorang anak laki-laki dan anak perempuan berusia kan 4,5 tahun yang perlahan mendekati dirinya dengan memakai pakaian terusan putih. salah satu dari keduanya bersembunyi di balik bahu anak lelaki dengan mata bola indahnya.

" Siapa kalian? kenapa kalian disini? " tanya Leta mensejajarkan tinggi badan nya dengan kedua anak itu. ia tersenyum lembut menatap gadis kecil yang terlihat malu-malu. 

" Kami, hanya ingin melihat Mommy sebelum kami meninggalkan Mommy. " kali ini sang gadis kecil yang menyahut lirih tanpa memandangnya.

" Mom? aku bukan Mommy kalian. " sahut Leta lembut sesekali mengelus kepala anak laki-laki tampan didepannya. 

" Ternyata, Mommy tidak menyayangi kami! " Isak lelaki kecil didepan nya, membuat hati  kecil Leta terasa sakit mendengarnya. 

" Tapi aku- " 

" Mommy tidak menginginkan kami rupanya. " isak anak kecil satu nya.

Bibir Leta terdiam merapat, tidak bisa melanjutkan kata-katanya. entah kenapa timbul perasaaan takut jika mereka pergi meninggalkannya. 

Seakan tersadar, Leta meraba perutnya teringat akan kehamilan anehnya.  apa mereka benar-benar anak Leta.

" Tunggu!!! " teriak Leta saat menyadari anak-anak itu mulai berjalan menjauhi nya, air matanya mengalir. 

Sepertinya mereka anak-anak Leta dari kehamilan anehnya itu, Leta tidak mau kehilangan lagi. cukup, cukup ia sendiri yang merasakan nya jangan anak-anaknya lagi.

" Sayang, tunggu Mommy!!! " teriak Leta lebih kencang, karena anak-anak itu tidak juga menghentikan langkahnya.

Lalu anak-anak itu berhenti mereka membalikan tubuh nya menatap Leta yang berlari kearah mereka. 

" Maaf... maafkan Mommy... " isak Leta mendekat dan memeluk kedua anaknya bergantian dan mencium wajah anaknya yang dipenuhi air mata. 

" Mommy! " isak kedua anak kecil itu dan memeluk leher Leta erat. 

" Iya sayang, ini Mommy. jangan pergi ya maafkan Mommy sayang. " sahut Leta lirih dan memeluk kedua anaknya  seakan takut jika kedua anak itu pergi jauh dari pandangannya. 

Dalam tidurnya Leta tersenyum kecil dan memeluk perutnya erat dengan air mata yang masih membekas di pelupuk matanya. 

" Aku sangat menyayangi kalian. " ucap Leta mengigau dalam tidurnya. 

Waktu demi waktu jam terus bergulir hingga tanpa Leta sadari ia sudah tertidur selama satu hari penuh.

DRRT...

DRRT...

DRRT...

Leta menggeliat dalam tidurnya merasa terganggu ia mengambil ponselnya di samping tubuhnya. Tanpa melihat siapa yang menelepon dirinya langsung mengangkat nya. 

" Halo. " ucap Leta dengan suara khas bangun tidur. 

" Halo? siapa ya? " tanya Leta. 

Masih tidak ada suara yang menjawabnya sama sekali. Leta mendudukkan dirinya dan melihat panggilan nya.

" Siapa yang menelepon sepagi ini. " pikir Leta. 

Leta mengernyitkan dahinya tidak ada namanya hanya nomor biasa. 

" Maaf, anda tahu nomor saya dari mana? " tanya Leta yang masih berusaha agar orang yang menelepon nya diseberang sana menjawab. 

TUT...

TUT...

TUT...

TUT...

Si penelepon memutuskan sambungan nya dengan sepihak. Leta heran bagaimana dia tahu nomornya ponselnya sedangkan Leta tidak sembarangan menyebarkan nomor ponselnya. 

" Aneh sekali orang itu. " gumam Leta tiba-tiba perutnya kembali bergejolak kuat seperti semalam. 

" Oh tidak! " batin Leta frustasi. 

Leta berlari ke arah kamar mandi tubuhnya kembali bergetar hebat, dia sudah terlalu lemas saat memuntahkan sesuatu, entah sudah ke berapa kali nya dia muntah sejak berapa hari yang lalu dan hari ini paling parah membuat tenggorokan Leta sangat panas dan terbakar. 

Setiap ia muntahkan tidak ada yang keluar apapun kecuali cairan lendir membuat Leta tersiksa.

Sebuah isakan lirih lolos dari bibir gadis itu tidak lama Leta kembali memuntahkan cairan bening dalam lambungnya. setelah memuntahkan semua isi perutnya yang benar-benar kosong sama sekali tidak terisi apapun sejak semalam. 

Leta menopang tubuhnya yang bergetar hebat di pinggiran Wastafel mata gadis itu ia pejamkan menghalau rasa pusing dan perut yang semakin di aduk acak.

Saking lemas nya Leta hampir saja limbung melepaskan pegangan tangan nya yang melemah di pinggiran wastafel dan kepalanya hampir membentur pinggiran meja.

Leta sudah pasrah bila kepalanya terbentur dan berdarah atau tubuhnya langsung menghantam lantai marmer. seraya ia hanya tinggal seorang diri tidak ada siapapun selain dirinya. 

Tapi ditengah antara kesadaran nya yang sudah diambang Leta merasakan sebuah tangan kuat menarik tubuhnya agar tidak membentur lantai sehingga Leta merasakan tubuh tegap kokoh memeluknya dari belakang.

Leta ingin kembali membuka matanya tapi sayangnya tidak bisa. setelah itu semua nya gelap Leta kehilangan kesadarannya ia tidak tahu apa lagi selanjutnya.

Kepala Leta bersandar dengan lemah pada dada bidang seseorang. mata itu menyala dengan merah menatap wanita dalam pelukannya dengan tatapan sendu. 

" Maaf, aku terlambat. " ucap pria itu mengelus keringat dingin di kening Leta dan mengelus pipi pucat nya dengan lembut dan sayang. 

Tidak lupa pria itu juga mengecup kening Leta dan menggendong ala Bridal Style lalu menghilang dalam sekejap. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!