BAB 18

"Biarkan aku menemui Kaisar!"

"Lepaskan!! Lepaskan aku!!"

Permaisuri Canarabel mengepalkan tangannya. Wajahnya menahan amarah kala putri Kahera semakin keras berteriak dan membuat keributan di luar pintu aula.

Terlebih melihat wajah tidak nyaman Kaisar. Pria itu pasti akan menyalahkan nya.

"Permaisuri benar-benar berhasil mendidik anak nya." Benar saja, kaisar berucap menyindir nya.

"Maafkan permaisuri ini Kaisar. Hamba akan mengajari putri ketiga."

"Benar, ajari dia permaisuri ku. Kamu sudah tidak bergun4, permaisuri. Jadi, putri-putri mu harus bergun4." Ucap Kaisar kembali.

,'brak'

Pintu besar itu terbuka. Putri Kahera dengan wajah penuh bintik-bintik merah masuk dan langsung bersujud.

"Ayahanda Kaisar, Anda harus memberi putri ini keadilan!"

Kaisar menatap dingin Putri Kahera. Putra mahkota yang tidak ingin kaisar semakin marah, bangun berdiri dan menghampiri adiknya.

Tangan kekar pria itu mengarah ke arah putri Kahera, kemudian menghempas ke samping. Memvkvl putri Kahera.

Putri Kahera terdiam, tangannya meraba pipinya yang baru saja di pukul kakak pertama nya.

"Kakak pertama?"

Pangeran Vincent menatap dingin adiknya. "Apa kau tidak memiliki sopan santun, Putri ketiga?"

"Kakak pertama, kau harus memberiku keadilan. Aku tidak akan seperti ini jika bukan karena Anabelle menindasku, bahkan dia merusak wajahku." Putri Kahera memperlihatkan wajah nya yang penuh bintik-bintik merah.

Rahang pangeran Vincent dan permaisuri mengeras. Percaya? Tentu tidak.

"Anabelle si pecundang itu? Itu tidak mungkin. Aku tahu bagaimana sifatmu, Kahera. Bagaimana bisa kau membual seperti itu." Batin pangeran Vincent.

"Putri ketiga, jangan membuat keributan, cepat kembali ke kediaman mu. Ibunda akan memanggil tabib istana untukmu." Ucap Permaisuri Canarabel melotot ke arah putri Kahera.

"Ibunda, aku tidak akan pergi sebelum kalian menghukum Anabelle!"

Permaisuri menggunakan kekuatan nya, menghempaskan tubuh putri Kahera membentur penyanggah megah.

"Kamu mengatakan Anabelle menindasmu? Bagaimana bisa seseorang yang kekuatannya di bawahmu, mengalahkan mu? Bahkan dia tidak bisa berkultivasi." Ujar permaisuri Canarabel.

"Tidak, ibunda.... Dia bisa berkultivasi."

Mereka yang berada di sana mengerutkan kening.

"Kahera, jangan semakin membuat keributan." Peringat putra mahkota.

"Aku tidak berbohong."

"Diam!" Teriak kaisar, mereka semua hening. "Kita pergi ke kediaman putri ke empat."

"Benarkah dia bisa berkultivasi?"

...***...

"Entah angin apa yang membuat kaisar dan yang lainnya kemari." Anabelle keluar dari paviliun nya. Hal pertama yang ia lihat adalah tatapan tajam milik kaisar.

"Putri ke empat, benarkah kau yang membuat putri Kahera seperti ini? Apakah kau yang menyelinap masuk ke dalam kamarnya malam ini?" Pangeran Vincent mencerca Anabelle dengan berbagai pertanyaan.

Anabelle tersenyum tipis. "Bagaimana mungkin aku yang melakukan itu? Aku hanyalah pecundang samp4h bagi kalian. Tidak mungkin menyelinap masuk kamar seorang putri yang pastinya... ada penjaga?"

"Lalu? Wajah putri ketiga benar-benar mengerikan, aku tidak mungkin melakukan itu. Bahkan putri ketiga lebih kuat dariku." Ucap Anabelle tersenyum miring.

Putri Kahera mengepalkan tangannya kuat. "Pecund4ng! Jangan mengelak kau! Kau yang melakukan ini semua padaku! Aku tidak akan memaafkan mu."

Putri Kahera hendak menyerang Anabelle, tapi pangeran Vincent menepis serangan wanita itu.

"Jangan bertindak sendiri di hadapan kaisar, putri ketiga." Sorot mata pria itu menghunus. Membuat nyali putri Kahera menciut.

Putri Kahera kemudian menatap kaisar yang menatap nya dingin. "A-ayahanda–"

"Kasim Zen akan mengatasi ini. Kembalilah ke kediaman mu dan beristirahat."

"Tapi–"

"Cepat pergi." Titah kaisar menekan aura atmosfer di sekitar nya.

Putri Kahera segera memberi hormat dan pergi dari sana.

"Aku tidak akan melupakan kejadian malam ini dan hari ini Anabelle."

Kaisar kembali menatap dingin Anabelle.

"Benarkah kau bisa berkultivasi?" Tanya pria itu dengan suara berat nya.

Anabelle memainkan tangannya, yang mengeluarkan efek cahaya karena kekuatan nya.

"Bagaimana menurut kaisar sendiri?"

Kaisar terdiam. Dia tidak percaya sampah itu bisa berkultivasi. Tapi dia sendiri merasakan aliran kultivasi putri yang ia anggap tidak berguna.

"Apakah kau sengaja menyembunyikan kultivasi mu putri ke empat? Apa kau berniat menipu kaisar?"

Anabelle membalas tatapan dingin kaisar Aiden. "Untuk apa aku menyembunyikan nya? Agar aku bisa di cap sebagai sampah tidak bergun4?"

"Apakah Jika aku tidak menyembunyikan nya kau akan memperlakukan ku sebagai anakmu?"

Kaisar menatap tajam Anabelle, kemudian menyerang Anabelle dengan kekuatan nya.

"Jaga bicaramu."

"Sejak kecil kultivasi ku lemah. Semakin lemah karena anda memaksa saya mengonsumsi racun."

Kaisar Aiden terdiam. Tangannya terangkat, seketika sebuah anak panah terbang melesat ke arah Anabelle. Anabelle menghindar, tapi panah itu masih tetap menggores telinga nya.

"Meski kau bisa berkultivasi, kau masih saja lemah dan tidak berguna." ucap kaisar kemudian melenggang pergi begitu saja.

"Selamat tinggal, kaisar. Berhati-hatilah." Ucap mereka yang di sana kala kaisar melangkah pergi, kecuali Anabelle.

"bahkan menghindari serangan sederhana seperti itu saja kau tidak mampu." ucap Permaisuri menyalahkan.

Annabelle mengepalkan tangannya kuat di masing-masing sisi nya.

"jelas-jelas kaisar itu menggerakkan anak panah tadi ke arahmu dengan kekuatan nya. dia benar-benar licik." ujar Arion dari dalam ruang dimensi.

permaisuri Canarabel menatap tidak suka Anabelle.

"Masalah ini, entah kau yang melakukannya atau bukan, kau dan putri Kahera benar-benar membuatku dalam masalah." Permaisuri berucap dingin.

Anabelle mengerutkan keningnya. "Apa maksudnya?" Gumamnya.

"Putri Kahera membuat keributan pagi ini, kaisar menganggap permaisuri tidak kompeten dan tidak bisa mendidik putri Kahera. Hubungan antara kaisar dan Permaisuri sangat jauh dari kata harmonis." Bee muncul dan memberi penjelasan.

Annabelle tersenyum tipis. "Lalu bagaimana dengan permaisuri yang selalu membuatku hampir di ujung kematian?"

Anabelle bersedekap dada. Dia sudah bertekad akan membalas orang-orang yang sudah menindas putri Anabelle Lythonsen.

"Namun tetap saja kau tidak mati. Bagaimana bisa aku melahirkan anak-anak yang tidak bergun4!"

Pangeran Vincent yang masih berada di sana terdiam memalingkan wajahnya. Sementara Anabelle hanya tertawa sinis.

Putrimu sudah mati, kalian yang membvnvhnya. Bagaimana bisa ada orang tua seperti kalian di dunia ini? Apakah cinta orang tua hanyalah angan semata?

Permaisuri Canarabel kemudian melenggang pergi. Hanya tinggal pangeran Vincent dan Anabelle yang di sana.

"Kau dan Kahera benar-benar membuat keributan." Ujar pangeran Vincent berjalan melewati Anabelle.

Anabelle terdiam sesaat.

"Tuanku, dia adalah pangeran putra mahkota Vincent Lythonsen." Ujar Bee.

"Ada apa, Tuan?" Tanya Bee.

"Aku tidak mungkin salah, aku merasakan racun di tubuh putra mahkota. Terlebih ketika menatap matanya. Ini sejenis racun yang perlahan-lahan membvnvh." Siapa yang ingin membvnvh putra mahkota?"

...***...

Siang yang panas semakin panas dengan berita jika putri ke empat yang di rumorkan tidak bergun4, samp4h yang tidak bisa berkultivasi mendadak bisa berkultivasi.

Berita begitu cepat tersebar, dan menjadi topik terpanas. Saking panasnya berita ini, membuat pangeran Axelo kebakaran kumis.

"Itu tidak mungkin bukan?"

"Tidak mungkin, yang mulia. Rumor itu di sebarkan langsung oleh pelayan istana." Ujar bawahan pangeran Axelo.

Pangeran Axelo berdecak.

"Yang Mulia, ada balasan surat dari permaisuri." Bawahan nya itu memberikan surat balasan permaisuri Ailyne.

Pangeran Axelo meremas balasan surat tersebut. Beberapa hari yang lalu, ia mengirim surat, mengatakan jika ia sudah memiliki kekasih, jauh lebih cantik dan hebat pastinya dari putri Anabelle. Berharap ibundanya membatalkan perjodohan mereka dan merestui dirinya dengan bidadari bercadar pujaan hatinya.

Namun, dari Surat balasan ibundanya. Menolak keras, kekeuh menjodohkan nya dengan putri ke empat kekaisaran Lythonsen.

"Si4lan..."

...***...

"Jadi, dia sebenarnya bisa berkultivasi? Ini mengejutkan."

"Nona, sebaiknya anda memeriksa nya sendiri."

Wanita itu mengangguk dengan senyum manisnya. "Tentu, aku adalah teman baik putri ke empat, aku harus berkunjung untuk nya."

"Nona sudah mendengar tentang putri ketiga? Aku merasa kasihan untuk nya...."

Wanita itu tersenyum licik. Ekspresi wajahnya yang semula cantik dan manis berubah kejam dan jahat.

"Benar, aku dengar wajahnya di penuhi bintik-bintik. Itu menjijikkan. Tapi aku senang untuk nya."

Wanita itu kemudian bangun dari duduknya. "Siapkan barang bekasku yang tak terpakai, bungkus sebagai hadiah untuk sahabat ku, aku akan berkunjung besok."

"Terlebih aku mendengar jika dia akan bertunangan dengan pangeran Axelo Audrey. Benar-benar j4lang yang beruntung."

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kenapa langsung buka rahasia bisa berkultivasi aturan kan tunggu kekuatan lebih hebat dr raja

2024-12-15

0

Titis Setiyowatiu7

Titis Setiyowatiu7

ko g lngsung dibunuh aja sih setidakny kasih racun yg buat lumpuh g bs bicara atw bergerak ko bodoh sih putri keempat

2023-12-24

4

Bungloon Na

Bungloon Na

aku mencintai kalian, salam dari ratu Bunglon /Hunger/

2023-11-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!