"Aku tidak menyangka sampah itu bisa berkultivasi." Ucap pangeran Jayden.
Pria itu tengah berada di paviliun putri Kahera.
"Apakah benar jika sampah itu yang melakukan ini padamu, kakak?" Tanya nya.
Putri Kahera mencekram mangkuk obat di tangannya. "Kau pikir aku berbohong? Jal4ng itu datang ke kamar ku malam tadi dan melakukan semua ini padaku. Aku tidak akan membiarkan nya lolos begitu saja!"
"Aku yakin dia melakukan itu karena balas dendam. Jika begitu, selanjutnya adalah kau Jayden. Lebih baik kau berhati-hati."
Pangeran Jayden tertawa. "Apakah kakak meremehkan ku? Kakak tenang saja, sampah tetap lah sampah."
"Aku tidak perlu takut pada jal4ng tidak bergun4 itu."
...***...
"Putri ke empat tidak terbukti bersalah. Namun tetap saja, menyembunyikan sesuatu dari kaisar, putri ke empat di hukum menghadap tembok untuk merenungkan kesalahannya.
Anabelle yang berlutut di atas lantai tersenyum miring. "Aku menerima perintah Kaisar."
Kasim Zen menutup titah kaisar. Menatap putri Anabelle sebentar, kemudian melenggang pergi.
"Apa yang bagus dari tembok, hingga aku harus memperhatikan nya? Apa yang harus aku renungkan? Karena tidak menyiksa Kahera lebih kejam?"
Anabelle meludah. "Lebih baik mencari kesenangan, dari pada mematuhi perintah kaisar sialan."
"Kau akan pergi?" Tanya Arion.
"Tentu." Jawab Anabelle sembari memakai cadar nya.
"Jang Hua, jangan biarkan seseorang memasuki kamarku. Katakan perintah kaisar tidak mengizinkan seseorang mengganggu ku."
"Ya, Yang Mulia."
Anabelle kemudian melompat melewati jendela kamarnya.
"Ayo kita selesaikan misi ini, Bee."
"Tentu, Tuan. Ayo kita tinju para pria br3ngsek. Misi Anda kali ini adalah membersihkan s4mpah tidak bergun4!" Teriak Bee senang.
...***...
Menghela nafas kasar. Kaisar Aiden tampak marah ketika membaca laporan.
"Jadi ada seseorang yang membvnvh menteri Yon Vinct? Berani sekali membvnvh orangku."
Kasim Zen diam di tempat.
"Rahasia kan tentang apa yang terjadi sebenarnya pada Yon Vinct pada orang-orang. Aku akan menangani kasus ini sendiri. Urus pemakamannya."
"Hamba menerima perintah Kaisar." Kasim Zen kemudian keluar dari ruang baca Kaisar.
"Yang Mulia." Seorang pria berwajah sangar dengan bekas luka di wajahnya menghadap kaisar.
"Putri mahkota dalam perjalanan ke istana. Hamba mendengar jika putri mahkota sedang hamil. Dan ini adalah surat yang di kirim putri mahkota beberapa hari yang lalu, hamba telah membvnvh utusan nya."
Kaisar Aiden semakin kesal. Dia melempar buku-buku di hadapan nya.
"Sialan." Umpatnya setelah membaca surat tersebut.
"Bagus kau tahu apa yang harus kau lakukan, Do Huang. Sekarang aku perintahkan kau untuk membvnvh putri mahkota dan bayi yang ia kandung."
"Hamba menerima perintah Yang Mulia."
...***...
Anabelle berdiri di atas atap rumah seseorang. Dia memperhatikan para pria yang sedang berpesta arak di bawah.
"Hey, cantik. Kau masih jual mahal rupanya." Pria berbadan besar yang merupakan ketua dari sekelompok pria itu mencekram pipi wanita di hadapan nya.
"Kau sialan, Pulo! Suamiku akan menghajar mu jika berani menyentuhku!" Teriak wanita itu lantang.
Pria bernama Pulo itu tergelak. Begitu juga anak buahnya.
"Suamimu? Maksudmu pecund4ng Wang Doo? Dia bahkan tidak bisa melindungi mu, Ney Ha, lebih baik kau denganku saja."
Wanita itu meludah. "Aku tidak sudi, aku lebih memilih mati daripada harus menjadi budakmu!"
Pulo yang di buat murka. Menampar wajah Ney Ha. "Kau j4lang! Besar sekali nyalimu. Aku akan memenggal suamimu, setelah nya, aku akan menggilir mu hingga kau mati!"
Mata Ney Ha terbelak melihat anak buah Pulo menyeret suaminya yang babak belur.
"Wang Doo?" Gumamnya tidak percaya.
"Heh, aku akan membvnvh suamimu di hadapan mu!" Pulo mengangkat pedangnya dan menyerang Suami Ney Ha.
"Tidak! Suami ku!!!"
Anabelle melompat, menghalang serangan pemimpin kelompok itu dengan pedang nya.
"Siapa kau?!" Teriak Pulo marah.
Anabelle tersenyum sinis dari balik cadarnya. Kemudian menyerang anak buah Pulo yang memegangi suami wanita tadi dengan jarum beracun nya.
"Apa ini?" Teriak anak buah Pulo yang tidak bisa bergerak.
Ney Ha berlari dan memeluk suaminya.
"Maaf...." Lirih Wang Doo yang terluka parah.
"Aku yang seharusnya meminta maaf." Ucap Ney Ha masih memeluk Wang Doo.
Pulo berdecak melihat adegan itu, kemudian menatap tajam wanita bercadar yang mengacaukan rencananya.
"Mata itu tidak pantas menatap ku!" Anabelle melempar bubuk cabai ke arah mata Pulo.
Pulo berteriak keras. "Pedas sekali!!! Panasss!!" Pria itu meracau. Anak buahnya segera menghampiri nya.
"Wanita, apa yang kau lakukan pada bosku?!" Teriak salah satu anak buahnya.
"Banyak memp3rkosa wanita, mencuri dan merampok masyarakat, juga banyak membvnvh. Hari ini, jika aku tidak mengirim kalian ke neraka, maka jiwa-jiwa tidak bersalah yang kalian bvnvh tidak akan melepaskan ku."
Mereka berdecih. "Kau wanita sombong."
Pulo juga ikut berdecih. "Jal4ng, kau sudah mengacaukan kesenangan ku. Bagaimana jika kau yang menggantikan wanita itu, aku yakin kau cukup cantik dan menggoda. Bagaimana?"
Mereka semua tertawa mendengar penawaran bos mereka.
"Kau pria bajingan Pulo! Aku tidak akan membiarkan mu menyakiti wanita itu atau wanita lainnya." Ney Ha mengeluarkan belati nya. Membuat gelak tawa di antara kelompok pria itu lagi.
"Bahkan suamimu tidak bisa melawan Ku, kau yang seorang wanita ingin melawan ku? Hahahaha...."
Pulo menatap sinis ke arah Ney Ha. "Kalian para wanita sudah di takdir kan untuk melayani pria. Tugas kalian hanya perlu mengang*k4ng!"
'bugh'
Anabelle melayangkan pukvlan nya. Sorot matanya dingin.
"Kau yang jauh lebih rendah dari binatang, tidak pantas mengatakan kata seperti itu. Hari ini aku akan merobek mulut sialalan mu itu."
Pulo meringis pelan, memegangi pipinya.
"Kau pikir kau cukup pantas untuk tidur denganku? Bahkan kau tidak pantas untuk menjadi pelayan ku, bahkan untuk menjadi hewan peliharaan ku."
"Wanita! Kau jangan sombong!" Terial anak buah Pulo tidak terima.
"Sudah, bvnvh mereka semua!" Teriak Pulo memberi titah.
Mereka semua kemudian menyerang ke arah Anabelle.
Ney Ha tidak tinggal diam, dia membantu Anabelle menyerang sekelompok pria bajingan itu. Begitu juga Wang Doo yang dalam kondisi lemah.
"Arion, ayo kita bertarung!" Ucap Anabelle.
"Ini yang aku tunggu, Anabelle! Ayo kita kalahkan pria bajingan ini."
Sekelompok pria itu, bahkan Ney Ha dan Wang Doo terkejut melihat serigala darah dengan ukuran cukup besar.
Arion mengaum, kemudian menyerang bajingan itu dengan ganas.
"Tuanku, Anda yang luar biasa. Misi membersihkan sampah masyarakat ini pasti akan berhasil!" Ucap Bee senang.
Anabelle tersenyum tipis. "Menyenangkan juga menjalankan misi seperti ini. Bisa mengajar pria bajingan, dan merobek mulut orang sialan."
Anabelle menghunuskan pedang ke arah Pulo. Pria itu terpojok, anak buahnya banyak yang tepar tidak kuat melawan keganasan Arion dan sepasang suami istri yang selalu ia ganggu.
"Tenang saja, aku tidak akan membvnvhmu secepat dan semudah itu. Bukankah sudah aku katakan? Aku akan merobek mulut sialan mu itu?"
Anabelle kemudian menusukkan pedang nya pada jidat Pulo. Pria itu berteriak kencang, tapi Anabelle tidak peduli.
Anabelle kembali menarik pedangnya. Tangannya mencekram pipi pria itu kuat.
"Bukankah mulut ini yang tadi merendahkan seorang wanita? Aku akan membantu mu memberinya pelajaran."
'srak'
Anabelle merobek mulut pria itu. Darah bercucuran, tapi Anabelle tetap tak berhenti. Dia mengambil jarumnya, menusuk nya ke pipi Pulo dan menariknya ke bawah, dengan posisi jarum masih menancap.
Pulo beteriak kesakitan. "Ampun... Ampuni aku."
Bukannya mengampuni. Anabelle menusuk kepala bagian atas Pulo dengan belati. Sorot mata wanita itu berubah dingin, sangat dingin.
Anabelle kemudian mengiris telinga pria itu. Juga memotong jemari pria itu.
"Akkkhhh... Ammm... Puni.... Aku... Ku mohon...." Teriaknya memohon.
Anabelle semakin di buat marah. Dia menarik pedangnya dan memotong pusaka pria itu.
"Ampun? Bukankah mereka juga memohon ampun padamu? Namun, apakah kau mengampuni nya? Aku akan membiarkan kau merasakan penderitaan mereka. Pergilah ke NERAKA!"
'jleb'
Anabelle menghunuskan pedangnya tepat pada jantung pria itu.
Para bayangan hitam yang sedari tadi berdiri di atas kepala Pulo menunjukkan senyum kepada Anabelle, kemudian menghilang.
Anabelle menutup kembali mata auranya. Emosi nya menjadi tidak stabil setelah melihat begitu banyak wanita yang menjadi korban para pria bajingan itu. Bahkan ada yang masih anak kecil.
Anabelle kemudian memasukkan pedangnya kembali, sorot matanya masih dingin. Ia tahap tubuh Pulo dengan sinis.
"Benar-benar pria brengs3k."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
siapa para bayangan hitam di atas kepala polo apa para korbannya ya...
jd dia senyum berterima kasih sm belle..
2024-12-15
0