Brielle dibawa oleh Mario menuju mobil, karena masih terkejut dengan bertemu Bian dan apa yang dikatakan pria itu tadi, Brielle tidak sadar kalau mobil Mario sudah melaju dan meninggalkan night club.
Keduanya hanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing lalu Brielle membuka suara
"Astaga aku lupa! Ada teman-teman ku tadi sana kenapa aku bodoh dan meninggal mereka"
Sementara Mario tidak menggubris dan hanya fokus menyetir. "Mm' Mario kenapa tadi kau tiba-tiba muncul? Apa kau juga sedang bersama teman?"
Mario tetap diam enggan merespon pertanyaan Brielle. "Terima kasih sudah menolong ku tadi, Tapi kita akan kemana? Apa kau akan mengantar ku pulang?"
"Kenapa orang hanya diam saja, seingatku dia bisa berbicara waktu dipesta" Batin brielle karena kesal omongannya tidak mendapat respon dari Mario
"Tapi aku tidak bisa pulang kerumah kakek sekarang, maksudku dalam kondisi seperti ini. Kakek tidak suka aku minum-minum dan sekarang aku mungkin bau alkohol"
Mario membelokkan mobilnya dan berhenti di salah satu toserba, kemudian dengan masih tetap diam dia mematikan mesin dan keluar dari mobil menuju masuk kedalam toserba entah ingin ke toilet atau membeli sesuatu.
"Huh dasar! Dingin sekali!"
Brielle membuka ponsel mencari-cari sebuah kontak untuk dihubungi. Setelah mencoba beberapa kali barulah panggilang itu diangkat oleh seseorang diseberang sana.
"Halo brie? Kamu ada dimana di brie? Kita semua mencari karena kau lama sekali belum kembali dari toilet"
"Brie? Kenapa diam? Apa kau baik-baik saja?"
"Hey, ayo bicara, kau ada dimana?"
"aku tadi bertemu dengan..."
"Dengan Bian" Tebak Christie. Ya, Brielle sedang menghubunginya tadi
"Jadi kau tahu kalau dia ada disana"
"Tidak brie, Baru saja saat kami turun ke bawah, dia sedang bersama teman-temannya"
"Chris, tadi Bian mengatakan sesuatu aku bingung dengannya, dia bilang Selama ini dia mencariku bahkan menunggu ku, tapi kau bilang dia memiliki pacar?"
"Dia berkata begitu"
"Ya. Dia seperti orang yang putus asa dari tatapan matanya. Aku sedikit kesal karena dia terus memaksa ingin berbicara tapi pikiranku sedang kacau tadi akhirnya aku pergi dari sana"
"Kau pergi sendiri? Naik taksi kah, dompet dan tas mu ada disini. Kenapa tidak kembali keatas dan kita bisa kembali bersama"
"Maaf Chris, seperti yang kubilang pikiranku sedang kacau, tolong sampaikan kepada teman-teman maaf karena pulang deluan, bilang saja aku sedang tidak enak badan"
"Ya baiklah tapi kau ada dimana, apa mau aku menyusul kesana?"
"Tidak usah, aku baik-baik saja, Tinggallah bersama mereka kalian juga jarang bertemu. Aku sedang dalam perjalanan pulang dan aku sedang bersama dengan....." Brielle menjeda omongannya sebentar saat melihat Mario keluar dari pintu toserba "Mario"
"Hah? apa brie aku tidak salah dengar? Mario? Mario siapa yang kau maksud?"
"Ya siapa lagi Chris, kita tidak punya teman dengan nama yang sama"
"Cepat katakan kenapa kau bisa bersama dia"
Mario masuk kedalam mobil
"Besok saja kita bahas, sekalian mengambil tas dirumahmu" Brielle mematikan sambungan telepon.
Mario memberikan sebotol air minum, ternyata pria itu membelikannya minum.
"Terima kasih"
"Apa kau mau ke apartemen ku" Perkataan yang spontan itu langsung membuat Brielle memuntahkan air yang baru saja diminum.
Mario memberikan sekotak tissu yang langsung diambil Brielle untuk mengeringkan pakaiannya yang basah.
Mario menyalakan mesin dan mulai melajukan mobil yang dikendarai.
"Kau bilang takut kakekmu melihatmu kondisimu yang sekarang"
"Hm' Ya tapi..." Astaga apa orang ini tidak waras membawa orang asing ke apartemennya. Pikir Brielle yang tentu hanya didalam hati
"Aku bisa menginap di hotel, apa aku boleh minta tolong untuk di antar kesalah satu hotel? Atau tidak apa turunkan saja di tempat yang sedikit ramai, nanti aku bisa naik taksi online"
Mario hanya terdiam, Brielle tidak tau mau berbicara apa lagi dengan pria ini. Memiliki mulut dan tidak bisa tetapi enggan berbicara.
"Astaga membuat suasana jadi Canggung saja" Brielle hanya bisa mengomel didalam hati, Karen Mario sedari tadi tetap menyetir entah menuju kemana membawa dirinya
"Huh! Dasar gila, kenapa kakek tidak cerita kalau pria ini tidak waras"
Karena asik melihat jalanan dari kaca jendela, Brielle kembali memikirkan kejadian tadi. Bohong kalau dia tidak senang bertemu kembali dengan Bian. Bahkan orang pertama yang ingin ditemui sejak kembali adalah Bian.
Bian masih sama seperti saat terakhir mereka bertemu bahkan sedikit lebih tampan dan terlihat lebih dewasa sekarang. Mendengar Bian mengungkapkan isi hatinya jujur Brielle sedikit terbawa suasana dan ingin memeluknya, tapi dia sadar dan ingat kalau Bian sudah punya kekasih. Berarti mungkin saja semua yang dikatakan Bian tadi adalah kebohongan.
Mereka menjalin hubungan sejak kuliah selama 3 tahun. Hingga kandas karena Bian ingin tetap berkuliah di jakarta sehingga bisa bersama dengan Brielle, sementara Brielle ingin Bian mengikuti saran ayahnya untuk bersekolah bisnis di luar negeri.
Brielle tahu sekali kalau Bian tertarik dengan bisnis, dan tentu diluar negeri menawarkan pendidikan yang lebih baik. Sedangkan Bian berpikir mau dimanapun itu tetap sama saja, di indonesia juga ada banyak universitas dengan sekolah bisnis yang cukup baik untuk tingkat S2.
Belum saja putus selama sebulan, Mario sudah mendapat kabar kalau Brielle akan menikah dengan pilihan kakek Brielle. Ya Mario mengetahui fakta bahwa pernikahan tersebut adalah perjodohan dari dia keluarga.
Ada banyak cara yang dilakukan Mario untuk bisa bertemu dan berbicara dengan Brielle, tapi nihil. Akses untuk masuk ke mansion kakek Brielle dipersulit Karena dijaga banyak pengawal bahkan lebih banyak dari biasanya.
Belum lagi pernikahan yang tiga hari akan dilaksanakan semakin membuat Mario pusing. Hingga hari H tiba dia mendapat informasi dari Christie, Fenni dan Jeanne kalau Brielle telah kabur entah kemana.
Mario memutuskan untuk berkuliah ke luar negeri sambil terus mencari dan menunggu informasi tentang keberadaan Brielle. Dia masih mengharapkan gadis itu tetapi saat dirinya telah menyelesaikan pendidikan belum juga ada kabar tentang Brielle.
Kadang dia ingin menyerah untuk menunggu, makanya mulai membuka hati dan mencoba berkenalan dengan banyak gadis, tapi tidak pernah berhasil selalu saja teringat dengan Brielle. Satu ini yang belum Brielle ketahui.
Christie, Fenni dan Jeanne tidak ingin Brielle kembali lagi bersama Bian Karena mereka merasa Bian yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Sering berganti pasangan dan masih saja mencari Brielle. Plin plan sekali untuk ukuran pria dewasa, diantara ketiganya Jeanne yang sangat tidak mendukung kembalinya Bian dan Brielle.
Sibuk dengan pikirannya sendiri Brielle sampai tidak sadar kalau mobil Mario sudah masuk kedalam basement.
"Astaga dimana ini"
"Kukira kau mengantarku ke hotel"
"Apa kau tidak waras, menginap seorang diri di hotel dan kau seorang wanita"
"Dia bilang aku tidak waras? Yang benar saja" bartin Brielle emosi
"Aku sudah biasa, maksudku aku sering berlibur seorang diri dan tentu menginap di hotel"
Mario membuka pintu mobil dan sebelum keluar dia berbicara "Jangan khawatir aku bukan pria brengsek! Apartemen ku ada dua kamar kau bisa menggunakan salah satunya, kau mau ke hotel dan membayar pakai apa, aku tidak melihat kau membawa tas" Mario keluar dari mobil
"Sialan! Benar juga yang dia bilang"
"Tapi bagaimana bisa aku tinggal di apartemennya? menghubungi teman-teman pasti mereka sudah mabuk sekarang"
"Duh bagaimana ini" Mario masih menunggu didepan mobil, Brielle sadar dan segera ikut keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alistalita
dia lagi cemburu brie jdi diam² bauhh🤣🤣🤣
2023-11-29
1