Seorang pria muda berusia 24 Tahun, Tampak rupawan mengenakan Tuksedo Hitam. Sedang duduk di depan ruang ICU memegang kotak cincin merah.
"Wanita Bodoh"
"Untunglah kondisi mama sudah membaik"
"Sean, Tolong awasi mamaku! Aku ingin kembali ke rumah untuk istirahat" Perintahnya kepada asisten pribadi yang telah menemani selama 3 tahun terakhir.
"Kau buang saja cincin ini! Jangan berpikir untuk menjualnya! Walaupun kubeli dengan uangku sendiri, aku tidak Sudi kau menggunakan itu. Gaji dariku bahkan lebih besar"
"Baik tuan" Sean mengambil kotak cincin yang diserahkan oleh atasannya.
"Kacau sekali hari ini " Gumam Sean menatap sang atasan yang telah berlalu pergi meninggalkan ruang icu.
Sean melonggarkan dasinya. Ada yang bergetar disaku celananya. Segera dia lihat ternyata ada sebuah pesan teks anonim.
"Aku tahu pesta pernikahan Mario dibatalkan "
"Masih saja belum menyerah! Dasar bebal!" Sean memijat pangkal hidungnya
Tak berselang lama seseorang keluar dari ruang ICU
" Dimana Mario? " Seorang pria paruh baya bertanya pada Sean
"Tuan muda telah kembali ke rumah untuk beristirahat Tuan. Saya diminta untuk mengawasi nyonya disini"
" Ah begitu. Baiklah biarkan dia beristirahat. Hari yang berat, dia bahkan baru saja sampai sore tadi dari perjalanan bisnisnya tetapi siapa yang bisa menyangkal takdir"
" Keluarga Adiwarna tentu juga sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja "
" Cucu perempuan yang diharapkan pergi entah kemana"
"Apa tuan tidak marah?" Sean mengajukan pertanyaan
"Marah kepada siapa? Adiwarna? Cucu perempuannya?" Tebak ayah mario
"Marah kepada mereka semua tuan?" Sean menjawab tegas
"Cucu perempuan Adiwarna tidak sepenuhnya salah! wajar dia menolak. Usianya bahkan 3 tahun dibawah Mario"
"Gagalnya pernikahan ini juga bukan sepengatahuan Adiwarna tentunya."
"Mungkin sudah jalannya seperti ini"
"Dokter tadi bilang Renisya mengalami shock makanya penyakitnya kambuh, untunglah sekarang sudah baik-baik saja"
"Tidak apa! orang-orang juga tidak akan berani bergunjing. Apa mereka siap kehilangan koneksi keluarga kita Sean?" Tanya ayah Mario pada Sean.
"Sean hanya bisa memasang tampang datar"
"Hahaha sudahlah tidak usah dipikirkan. Kau bisa pulang beristirahat. Biar aku dan sekertaris ku disini" Perintah tuan besar keluarga Wardhana
💸💸💸
Setelah mengetahui Brielle tidak ada di kamar hotelnya, Henry kakek Brielle memerintahkan asisten pribadinya untuk mencari sang cucu.
Apartemen Brielle kosong. Para pelayan di rumah mengatakan brielle belum menginjakkan rumah seharian ini.
Anggota keluarga, kerabat dan teman-teman dekat Brielle juga tidak tahu dimana gadis itu.
"Kemana kau Brielle"
"Karena hanya terdiam saat kakek memberitahu mengenai perjodohan ini, kau hanya terdiam sehingga kusimpulkan kau akan menurut"
"Tapi dibalik diam mu kau berencana kabur"
"Oh lihatlah kekacauan ini. Aula telah dihias begitu indah dengan bunga kesukaan mu nak"
"Seharusnya sekarang kau dan anak Wardhani telah menjadi sepasang suami isteri yang telah melangsungkan ijab Qabul"
"Sialnya ruangan ini hanya ada kakek disini"
"Kau persis seperti ibumu, keras kepala!"
Henry Adiwarna hanya bisa menyesali situasi yang telah terjadi. Mau bagaimana lagi semua sudah terjadi.
"Cari keberadaan cucuku, bawa dia segera ke rumah dan tidak akan kuampuni anak itu"
Dia hentakkan tongkat di tangan kanannya begitu keras tidak habis pikir dengan ulah cucu perempuannya itu.
🔥🔥🔥
4 Tahun Kemudian
Di salah satu gedung perkantoran di jakarta.
"Tuan muda ini beberapa berkas untuk proyek yang tuan minta" Sean meletakkan banyak map diatas meja kerja dengan papan nama yang bertuliskan CEO Mario Wardhana.
"Iya terima kasih"
"Nyonya mengirimkan makan siang tuan, karena ini jam makan siang apa mau saya siapkan sekarang?"
"Baiklah" Ucap Mario singkat lalu dengan segera menghentikan aktivitasnya membaca file penting pada tablet miliknya dan mengambil ponsel untuk mengirim pesan teks.
"Terimakasih ma!" Baru saja pesan teks itu terkirim, Mario segera mendapat balasan dari sang ibu
"Semoga kau suka. Mario sekarang mama sedang makan siang dengan teman-teman arisan.." Oh tidak Mario berhenti sejenak belum siap menyelesaikan membaca pesan tersebut, saat mamanya memulai kalimat seperti itu sudah bisa ditebak apa kalimat selanjutnya.
"Anaknya aunty herlin sudah kembali dari menyelesaikan studi S2 di Singapore, wah ternyata anaknya makin cantik saja, padahal dulu terakhir mama lihat dia berkulit hitam, tapi kok sekarang bening sekali aduh mama sampai pangling"
"Minggu depan dia akan menikah! ah mama iri sekali kau jangan terlalu menyibukkan diri dengan bekerja, ayo carikan mama calon menantu" Mario memijat pangkal hidungnya, selalu saja seperti ini, mama benar-benar membuat pusing, pikir Mario
Aroma makanan buatan mama Mario sudah memenuhi ruangan kerja saat Sean menghidangkan di meja dekat meja kerjanya.
"Duduk Sean makanan ini banyak sekali, ayo makan bersama"
"Kenapa wajah tuan terlihat aneh"
"Apa kau mau bertukar tubuh denganku" baru saja Sean menyuapkan sesendok makanan kedalam mulut dan seketika makanan itu membuatnya tersedak.
Mario memberikan air minum kepada Sean "Mamaku selalu saja rewel dan membuat pusing. Alasan kenapa aku jarang berkunjung kerumah karena tidak ingin bertemu langsung dengan mama, bertukar pesan saja banyak yang ditanyakan, mungkin jauh lebih baik jika yang mama tanyakan itu soal bagaimana tentang kondisi perusahaan. Tapi.." Belum Mario selesaikan yang akan dikatannya tapi Sean menyela "Tapi nyonya selalu memintamu mencari calon istri" tepat sekali! Sean tepat sasaran
Mario mengunyah makanan ogah-ogahan dan menyandarkan punggung di sofa.
"Tuan muda anak laki-laki satu-satunya di keluarga tuan Wardhana jadi pantas saja jika hal itu membuat nyonya menaruh perhatian lebih dan mengingat umur tuan muda juga sudah menginjak usia 28 tahun, usia yang sangat pas untuk membangun rumah tangga"
"Iya tapi mama terlalu pemilih"
"Kalau aku jadi mama tuan muda, pasti akan kulakukan hal yang sama, lihatlah wanita-wanita yang pernah tuan kenalkan kepada keluarga, hampir semua didapatkan di tempat yang sama, club malam?" Telak Sean membuat Mario tertawa, hei apa ada yang lucu disini, pikir Sean yang tentu hanya didalam hati. Tidak berani dia mengatakan secara langsung atau tidak Mario akan melayangkan SP 3 padanya.
"Hahaha kau ini sangat kuno Sean, apa kau juga tidak menyukai wanita yang sering pergi ke club malam? Hey! kenapa? Bukankah mereka hanya mencari kesenangan sama seperti ku? Lagi pula mereka juga dari keluarga kaya dan terpandang."
Sean mengedikkam bahu "Tapi menurut nyonya hal seperti itu bukan hal yang wajar untuk dilakukan, banyak hal yang bisa dilakukan wanita disaat merasa bosan"
"Hm, tidak! Untuk masalah pernikahan kali ini aku harus mencari sesuai dengan pilihan ku. Bukan pilihan papa atau mama" Tegas Mario
"Baiklah terserah kau tuan ini adalah hidup mu, tapi boleh aku bertanya?"
Mario mengernyit ''Katakan"
"Ekhem" Sean berdehem gugup "Mengenai kejadian empat tahun silam, kalau saja pernikahan itu terjadi mungkin tuan muda sekarang sudah memiliki dua anak mungkin? Atau bahkan tiga? Apa tuan tidak penasaran dengan cucu tuan Adiwarna?" oh Sean berani sekali menanyakan hal ini, untunglah dia bahkan sudah dianggap Mario seperti saudara sendiri sehingga pria itu tidak menunjukkan raut wajah kesal sedikit pun.
"Benar aku sampai lupa, sudah empat tahun ternyata"
"Untuk apa aku penasaran, mungkin wanita itu kabur karena memiliki seorang kekasih dan mereka telah hidup di suatu tempat entah dimana. Dan kalaupun kami jadi menikah waktu itu belum tentu juga kami akan masih bersama bisa jadi kami telah berpisah karena tidak Saling mencintai"
Sean diam sejenak"Hm' benar juga"
🔥🔥🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alistalita
masih mending beda 3 tahun lah didunia nyata ada yg 10 thun😁
2023-11-29
1