Setelah mendapat kabar baik dari Teo tentang hasil penyelidikannya akhirnya Brielle merasa lega dan bahkan sudah bisa tidur nyenyak. Mengawali pagi dengan melakukan jogging sebentar lalu kembali untuk sarapan. Pagi yang produktif menurut Brielle. Dia merasa bahagia sekarang, memang benar bahwa ketika mengeluarkan keringat bisa melepas hormon endorfin yang membuat bahagia.
Ditambah saat sedang sarapan dia mendapat pesan teks dari Calista si gadis berhitung. Mereka memang sering bertukar pesan dan melakukan panggilan sejak gadis itu kembali ke Indonesia.
"Kak lihatlah ini anjing ku namanya kopi" Calista mengirim gambar
"Halo kopi. Lucu sekali 🤏 dia varian kopi pahit apa manis"
"Hehehe' Kata mamaku kopi jahe kak Anna"
"Aduh jadi pengen anjing juga"
"Minta sama Teo kak buat dibelikan"
"Tapi kakak alergi bulu binatang cal. Padahal pengen banget, huhu🥲"
"Yaa kasihan! Padahal dirumah ku seperti kebun binatang. Kalau kakak berkunjung kesini berarti harus pakai masker"
"Ohiya binatang apa saja?"
"Ada anjing kembar cihuahua, namanya Meddie and Minnie. Terus ada Anjing Buldog berseragam karate sama ada buaya darat tapi lagi berangkat kerja. Mereka semua berisik. Yang paling berisik sih si cihuahua" Brielle tertawa keras karena obrolannya dengan Calista. Sudah dipastikan semua yang dimaksudkan adalah saudara anak itu
"Wah seru dong. Jadi rame! Buayanya hitam apa putih"
"Hijau kak. Matanya membesar kalau lihat wanita cantik"
"Hahaha ada-ada saja kamu ini"
"Kak Anna kirim dong fotonya kanget banget ini"
"Malas ah!"
"Yaa jahatnya"
"Nih! Foto makanannya saja yaaa! Btw lagi minum kopi"
"Makin jahat! Kopi kan pengen lihat wajah kak Anna"
"Kopi atau calistung"
"Kopi sama Calista kak Anna! Ca-Lis-ta"
"Hahahaha malas ah! Mahal wajahku"
"Berapa sih' kakak ku kaya loh"
"Hahahaha"
"Bener-bener ya kak Anna! Video call pun juga ditolak, tidak pernah mau" ucap Calista kesal justru Brielle hanya tertawa dibuatnya
"Kak anna jahat padahal aku selalu kirim gambar wajahku"
"Biarin wlee! Kan kakak tidak minta. Btw kenapa belum siap-siap buat berangkat sekolah, disana jam enam pagi kan ya? Memberikan sudah jam 10"
"Iya! Jam enam. Ini sudah mau mandi. Tapi tadi chat kakak Anna soalnya kangen"
"Duh kasihan! Tapi aku kenyang sekali ini. Jadi berat sekali tangannya buat ambil gambar"
"Makin jahaaaattt tapi sayang! Aku mau siap-siap berangkat sekolah. Byee kakak" kesal Calista. Puas sekali Brielle membuat anak itu kesal.
Brielle segera menuju kamar untuk mandi dan bersiap-siap karena hari ini dia ingin melanjutkan menulis agar tulisannya itu segera selesai, pusing juga dia mendengar Teo yang terus bertanya perkembangan si Jasmine sudah sampai mana. Padahal karakter tokoh yang dibuat berdasarkan inspirasi dari aroma parfume melati itu aslinya bukan diberi nama Jasmine. Tapi dasar Teo makhluk aneh menjuluki dengan seenak jidat.
Entah kemana anak itu sekarang, tadi pagi-pagi sekali pamit untuk pergi gym bersamaan dengan Brielle ketika siap pergi berlari.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, Brielle kini duduk di sofa ruang tv siap untuk menulis. Mungkin karena sedang dalam mood baik dia bisa mngetik dengan lancar, inspirasi seperti mengalir begitu saja. Saat dirasa buntu sedikit biasanya Brielle akan merubah posisi duduk atau bahkan berpindah tempat.
Lembar demi lembar telah ditulis tiba-tiba suara bel apartemen berbunyi. Entah siapa yang datang, tidak mungkin Teo karena anak itu tahu sandi kamarnya. Brielle berjalan hendak membuka pintu sambil bergumam.
"Paket-paket ku datang lebih awal, aku kira mungkin dua hari lagi"
Brielle memegang gagang pintu dan membukanya, oh ada seseorang memakai topi disana lalu saat orang itu mengangkat kepala sedikit agar wajahnya terlihat jelas Brielle seperti tidak asing dengan orang tersebut, hingga kemudian dia tersadar dia adalah Jimmy, Asisten kakeknya.
Saking kagetnya sehingga ingin segera menutup pintu apartemen dengan cepat, sayangnya Jimmy sudah mendorong pintu dan kemudian masuk kedalam. Brielle hanya bisa mundur saat Jimmy menutup pintu dan bergerak maju ke arahnya.
"Jimmy"
"Ya nona muda! Lama tidak bertemu!"
"Ternyata kau ada di Australia, aku dan tuan besar sudah mencari kemana-mana"
Jimmy semakin maju bersamaan dengan Brielle yang terus melangkah mundur, Karena merasa takut Brielle segera berbelok ingin menuju ke kamar tapi lagi-lagi baru saja dia memegang gagang pintu, Jimmy sudah lebih dulu menarik lengannya kebelakang dan menguncinya. Jimmy menyuntik leher Brielle.
Dengan sedikit kesakitan Brielle merasa sesak, dia kesulitan bernapas, penglihatannya juga memudar dan Dia hilang kesadaran.
...****************...
Teo masuk kedalam apartemen Brielle, Dia seperti sedang bahagia terlihat menjentikkan jari tangan kanan sambil bernyanyi.
"Kak brie?!"
"Aku pulang! aku habis dari melihat-lihat apartemen sesuai dengan yang kau inginkan, Aku berkeliling dan menemukan tiga yang sepertinya sesuai dengan seleramu" Teo berbicara kepada Brielle dengan sedikit berteriak dengan mengira mungkin Brielle mendengarnya
"Kak brie, Besok siang kubawa kau untuk melihat-lihat ketiganya"
"Semua bagus tapi kalau untuk aku, aku lebih suka yang kedua"
"Aduh aku lelah sekali" Teo duduk bersandar di sofa.
"Kemana kak brie? Apa dia tidur? Astaga laptopnya dibiarkan begitu saja dimeja" Saat akan mengambil laptop Teo melihat ada Amplop putih disana.
Dia ambil dan buka amplop itu. Ternyata ada sebuah surat didalam. Ketika dia membaca isinya tangannya mengepal keras dia segera berlari membuka kamar Brielle berharap yang dicari ada disana.
Tapi nihil. Tidak ada Brielle disana. Dikamar mandi dalam kamar atau pun Wardtobe.
"SIAL"
"AakHh"
"Kemana saja kau Teo"
Teo berteriak dan mengumpat kasar. Dia marah pada dirinya sendiri karena terlambat kembali sehingga dia kehilangan Brielle. Seharusnya dia mengajak Brielle tadi bukannya malah pergi sendiri.
Brielle ingin pindah dari apartemennya yang sekarang karena dia membutuhkan banyak ruang tambahan seperti lemari pakaian yang lumayan besar, lemari untuk sepatu, dan juga ruangan untuk gym. Karena dia malas untuk keluar rumah dan akan menyenangkan jika didalam rumah lengkap semua keperluan.
Makanya dia meminta Teo mencarikan yang sesuai dengan seleranya. Besar dan luas, interior bagus, tidak apa klasik atau modern yang penting nyaman dan memiliki balkon kamar yang luas untuk Brielle bisa bersantai sambil mencari inspirasi.
Tapi sayangnya, usaha Teo hari ini sia-sia. Brielle tidak ada di apartemen. Dia telah pergi meninggalkan Teo sendiri.
Teo tidak tau harus berbuat apa, tidak pernah dia pikirkan akan terjadi hal seperti ini.
Selama mereka tinggal bersama, semua selalu aman. Brielle bebas berjalan-jalan bahkan ditengah kota, tidak ada yang mengenali. Baik dia mengelilingi seluruh pusat perbelanjaan, dari satu toko ke toko lainnya ataupun Brielle pergi ke club sekalipun, kadang dia meminta Teo untuk mengantarkan. Hanya sekedar minum sedikit dan melihat keramaian merasakan bisingnya tempat hiburan malam lalu kembali kerumah.
Teo menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mengusap wajah dengan kasar.
"BODOH!"
"KAU BODOH TEO"
"Kau tidak menyelidiki dengan baik tentang daftar tamu di pesta waktu itu"
Dia hanya bisa memaki dirinya sendiri tapi sudah terlambat Brielle sudah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alistalita
ya kalau gak gini susah nangkapnya😁
2023-11-29
1