"Keluarga Aron terlihat senang dengan Brielle, sejak kau berpacaran dengan Aron bahkan kau belum pernah diundang makan malam bersama mereka, sedangkan Brielle diundang berama Ayah"
"Mama jangan mengingatkan aku, hal itu sudah membuat ku pusing sejak semalam, semua orang menatap Brielle dengan kagum seperti seorang bintang, ya lagi-lagi. selalu begitu"
"Baru saja datang dan muncul didepan semua orang tapi dia sudah berhasil mengambil hati orang tua Aron, Calista adik Aron juga selalu ketus kepada mu, tapi dia terlihat memperkenalkan Brielle kepada adik kembarnya"
"Iya aku dengar dari Aron kalau Brielle dan Calista bertemu di Melbourne"
"Kekasih mu bahkan mama perhatikan terus melirik Brielle dari jauh semalam, jangan sampai anak itu tertarik kepadanya"
"Ah tidak mungkin, jangan tambah membuat ku marah ma. Aku dan Aron kita saling menyukai itu pasti perasaan mama saja"
"Terserah saja, oh iya kau harus menjauh dari Brielle karena dia tidak menyukai kita"
"Ya atau dia akan mempermalukan ku seperti biasa"
"Yasudah ma, aku tidak ingin sarapan aku akan segera ke kantor"
"Baiklah, terus bekerja dan buat Ayah terkesan dengan kinerja mu"
"Tentu"
Grace keluar dari kamarnya hendak berangkat kerja, tapi baru saja berjalan beberapa langkah kakinya seketika kaku dan tidak ingin melanjutkan langkah.
Ada Brielle di sisi tangga, Grace tidak berani lewat karena takut padanya. Tapi memalukan jika ketahuan hanya bis berdiri ketakutan seperti pecundang.
Terpaksa dia melangkah pelan berusaha terlihat baik-baik saja padahal di dalam hati sudah setengah ketakutan.
"Apa aku seperti patung, Berani sekali kau berjalan melewati ku seperti itu"
"Ah maaf brie, aku sedang terburu-buru berangkat bekerja"
"Oh iya dimana kau bekerja?"
"Diperusahaan kakek"
Brielle melangkah menuruni tangga lebih dulu dengan diikuti Grace di belakang. "Kalau begitu tidak apa kalau berangkat terlambat, toh itu perusahaan kakek"
"Aku ingin pergi bertemu dengan kawan-kawan lamaku, tapi kuku tangan ku ini sudah pudar warnanya. Hm"
Grace tahu apa maksud Brielle berdiri disisi tangga tadi, dia pasti sengaja menunggu untuk mengerjai dirinya seperti yang sering dilakukan.
Langkah kaki Grace terhenti karena kaki kanan Brielle terangkat menghalangi jalan "Kembali ke kamar mu, ambilkan ku banyak cat kuku, kemarin tidak sempat membeli"
"A.. Ah baik Brielle akan aku ambilkan" Grace segera melangkah naik ke tangga menuju kamarnya kembali sambil merutuki diri betapa bodohnya dia kenapa melewati tangga tadi.
"Brielle sialan "
"Kenapa kau kembali lagi, dan untuk apa cat kuku itu"
"Selamatkan aku ma, Brielle mengerjaiku lagi dia menyuruh membawakan cat kuku, bisa ibu tebak apa selanjutnya yang akan terjadi"
"Astaga tapi kau akan terlambat, belum lagi jalanan sedang macet jam segini"
"Ah tidak tahu ma, sama saja dengan bunuh diri jika melawan Brielle"
"Pergilah nanti mama akan turun membantu"
"Ya, jangan lama ma"
Grace segera turun, begitu dia sampai dibawah segera dia menuju ke Ruang makan.
Brielle telah duduk disana sedang melakukan sarapan.
"Ini kak Brie, Apa aku letakkan disini?"
Brielle tidak menyahut dia asik mengunyah sarapannya. "Lihatlah betapa angkuhnya gadis sialan ini " Tentu hanya diucapkan didalam hati
"Tunggu aku sedang makan"
"Apa kau ingin sarapan juga?"
"Tidak, aku harus segera ke kantor"
"Santai saja kenapa kau menjadi sangat disiplin, Jangan mencoba terlalu keras itu tidak seperti dirimu"
"Panggilkan maid aku mau minum jus dan tolong bawakan ke sini, harus kau yang bawa kasihan maid sedang banyak kesibukan dipagi hari"
"Baik Brielle" Grace berlalu dengan tangan mengepal kuat
"Brie kau sedang sarapan sendiri nak?"
"Halo kakek, ayo sarapan kek"
"Baiklah"
"Hari ini kau ingin kemana? Apa kau ada kegiatan?"
Saat akan menjawab Delitta tengah berjalan menuju meja makan, membuat Brielle menahan jawabannya dan menunggu Delitta sampai pada meja makan.
"Tentu kek, Aku akan menemui kawan-kawan lama ku, sudah kuhubungi mereka tadi malam"
"Benarkah selamat bersenang-senang nak"
"Halo Brielle, lama tidak bertemu, selamat datang kembali ke rumah"
Sementara Brielle asik mengunyah sambil memperhatikan Delitta dari atas hingga bawah "Apa bibi tidak ada di pesta semalam kenapa aku tidak melihat"
"Bibi sedang mengobrol bersama beberapa teman dan sedikit jauh dari area tengah pesta, mungkin karena itu"
"Oh iya? Tapi sepertinya bibi tidak senang dengan kedatangan ku"
"mana mungkin begitu, tentu bibi bahkan Grace sangat bahagia karen kau telah kembali" Delitta ikut duduk di kursi
"Lalu kenapa baru sekarang menyapaku"
"Maaf nak banyak sekali tamu semalam bibi sedikit sibuk, bagaimana kabarmu nak?"
Delitta berbohong sibuk apanya, ada banyak maid dan pihak penyelenggara acara yang dipekerjakan Henry.
Grace kembali dari dapur dan membawa segelas juz dengan nampan ditangannya.
"Ini Brielle, juz kesukaanmu yang sering kau minum dulu"
"Terima kasih Grace, rupanya kau masih ingat"
"Grace kenapa belum terlambat biasa kau selalu pergi lebih awal"
"Iya kakek tadi brielle meminta tolong sedikit"
"Grace rajin ya sekarang kek, padahal dulu dia selalu beralasan dan selalu berbelanja saja bisanya"
" Sekarang Grace sudah dewasa dan punya tanggung jawab, dia cakap dalam pekerjaannya" Diam-diam Delitta tersenyum penuh kemenangan
"Tapi tidak apa kan kek sedikit terlambat, kami ingin melepas rindu, dan aku sudah selesai makan"
"Ayo Grace kita ke kamar ku, tolong bantu aku mewarnai kuku tangan ku"
"Ah baik Brielle"
"Oh iya kakek, apa aku boleh mendapat mobil baru?" Brielle bertanya sebelum beranjak pergi
"Tentu nak, Minta saja kepada Jimmy kau mau model seperti apa"
"Baiklah kakek terima kasih, aku akan kekamar bersama Grace, ayo Grace"
Brielle segera pergi menuju kamar, dan masih sempat untuk melirik sinis ke arah Delitta.
"Grace apa kau sering ikut reuni sekolah?"
"Iya, semua orang mencari mu brie"
"Benarkah"
"Ya, dan juga Minggu depan Helena akan menikah"
"wah itu kabar baik"
"Brie kau akrab sekali dengan adik Aron saat kulihat dipesta semalam"
"Ohiya dia anak yang manis, ku dengar kau berpacaran dengan kakaknya?"
"M'm iya brie"
"Apa kalian akan menikah?"
"Mm Kami hanya membiarkannya mengalir begitu saja brie belum ada rencana apapun"
"Hmm' begitu..baiklah sekarang beritahu tempat mana yang baik untuk melakukan perawatan, Karen pergi terlalu lama jadi tidak tahu mana yang bagus, save nomor mu disini dan beri aku rekomendasi nanti" Brielle menyerahkan ponselnya kepada Grace.
Mereka sudah sampai di kamar Brielle dengan menggunakan Lift.
"Aku kira kamar ini sudah kau ambil alih Grace, tapi ternyata kau masih ada di lantai bawah"
"Tentu aku tidak berani brie"
"Jadi maksudmu kau ingin tapi tidak berani?"
"Bukan, bukan seperti itu, makasudku aku punya kamar ku sendiri untuk apa pindah ke kamarmu"
"Kamar yang kecil itu, Bahkan kamar ku yang sekarang masih terasa sempit, aku ingin menggabungkan ruangan musikku disebelah untuk dijadikan satu, agar ruang membaca ku lebih luas. Bagaimana menurutmu Grace?"
"Itu ide bagus brie" Grace berusaha seramah mungkin padahal didalam hati dia rasanya ingin menerkam Brielle saat itu juga tapi tidak mungkin karena Brielle bisa jauh lebih menyeramkan. Pikir Grace.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alistalita
suka bangeeet karakter brie tak mudah ditindas...
2023-11-29
2