Sedikit lebih tenang

Henry Adiwarna dan asistennya sedang melakukan perjalanan bisnis di Melbourne, Australia. Sekaligus menghadiri pesta pernikahan salah satu rekan bisnis.

Sementara Mario Wardhana yang juga terikat kerja sama dengan perusahaan Henry juga ikut dalam perjalanan bisnis ini. Karena selama 3 tahun terakhir dia telah menggantikan ayahnya dengan mengisi jabatan di perusahaan sebagai CEO.

Setelah menghadiri rapat di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang properti di Melbourne, Henry tiba-tiba tidak sadarkan diri hingga kemudian dilarikan ke rumah sakit. Oleh karena itu Jimmy berinisiatif untuk menggantikan atasannya menghadiri pesta. Sementara Mario yang menemani dan menjaga Henry di rumah sakit.

Saat tengah berbincang dengan beberapa kolega bisnis di pesta, perhatian orang-orang teralihkan dengan sepasang tamu yang baru saja masuk, wanita cantik dan pria tampan sedang tersenyum bahagia berinteraksi disana, awalnya Jimmy juga sama seperti tamu yang lain yang hanya sekedar menatap kagum pada pasangan muda tersebut. Hingga semakin lama diperhatikan barulah dia sadar kalau itu adalah Brielle.

Brielle cucu tuan Henry. Akhirnya setelah empat tahun dilakukan pencarian dan penyelidikan yang belum menemukan titik terang, malam ini dia justru dipertemukan dengan tidak sengaja dengan Brielle.

Segera Jimmy sedikit lebih mundur untuk menyembunyikan diri, dia tidak mau melepaskan kesempatan untuk membawa pulang Brielle ke rumah tuan Henry.

Dia berlagak seperti tidak menyadari kehadirannya tetapi sesekali dia melirik mengawasi. Entah siapa yang sedang bersama Brielle, apa dia kekasih atau suami? Apa dia sudah menikah selama empat tahun menghilang. Ada banyak pertanyaan dalam benak Jimmy.

Jimmy sedikit berbisik pada mempelai pria yang merupakan tuan rumah dari acara ini, dia menanyakan siapa wanita yang baru saja masuk yang tampak menawan itu. Dan dia telah mendapatkan jawabannya. Ternyata Brielle adalah salah satu teman dari istri rekan bisnis tuan Henry yang mereka kenal dengan nama Anna.

"Anna" Jimmy bergumam

Melihat Brielle seperti pergi terburu-buru pulang, Jimmy sadar ternyata Brielle menyadari kehadirannya di pesta ini. Jimmy mengikuti mereka dari kejauhan hingga dia melihat mereka pergi dengan sebuah mobil. Jimmy mencatat plat nomor mobil tersebut, Dia bisa melacak itu nanti. Sekarang dia tahu Brielle ada Australia dengan identitas sebagai Anna.

Tidak menunggu lama Jimmy segera pergi juga dari pesta setelah menghubungi Mario tadi.

Esok harinya

"Bagaimana keadaan mu tuan"

"Sudah lebih baik Jimmy, setelah minum obat dari dokter semalam aku bahkan bisa tidur nyenyak hingg pagi ini"

"Syukurlah tuan, sebaiknya tuan tetap beristirahat, baru kita akan kembali ke Indonesia"

"Tidak! Aku tidak mau berlama-lama di rumah sakit. Kita bisa pulang hari ini, apa kau tidak dengar yang dikatakan dokter bahwa aku baik-baik saja"

"Baiklah kalau begitu tuan, aku permisi untuk menemui dokter sebentar"

Jimmy keluar dari ruangan Henry. Ada Mario duduk di kursi tunggu rumah sakit.

"Tuan muda, Apa boleh bicara sebentar?"

"Silahkan Jimmy, tapi berhenti panggil aku tuan muda cukup Mario saja" Ucap Mario pada asisten Henry yang usianya sekitar 38 tahun menurut Mario.

"Baik tuan Mario"

Jimmy duduk disebelah Mario lalu mulai berbicara serius "Tuan ingin segera kembali hari ini ke Indonesia, Saya akan segera mengurus kepulangannya, Tapi..." Jimmy menjeda ucapannya membuat Mario melirik ke arahnya

"Sepertinya saya tidak akan ikut kembali. Maksudnya, saya akan menyusul! Saya ingin meminta tolong kepada tuan Mario untuk menjaga tuan Henry, maafkan saya dengan permintaan ini. Ada hal mendesak yang harus saya urus tapi tidak bisa memberi tahu tuan Henry"

Mario terdiam sejenak "Baiklah kalau begitu, tidak masalah! Tidak usah sungkan. Tuan Henry sudah papaku anggap seperti keluarga sendiri. Ucap Mario sambil menepuk pundak Jimmy.

Sore harinya Tuan Henry dan Mario segera berangkat kembali ke Indonesia menggunakan pesawat pribadi. Setelah mengantar dan berpamitan Henry hanya meminta Jimmy untuk segera menyelesaikan urusannya dengan cepat dan segera pulang. Tanpa menanyakan lebih detail masalah apakah itu Karen dia sudah mempercayai asistennya itu yang sudah dia pekerjakan selama sekitar delapan belas tahun.

Jimmy tidak memberitahu tuannya perihal Brielle karena takut kondisi kesehatannya akan memburuk karena kaget. Pastinya beliau senang mengetahui keberadaan cucu yang selama ini dicari. Tapi karena senang beliau akan terlalu terburu-buru bergerak sementara, Jimmy pikir semua harus dilakukan hati-hati agar Brielle tidak bisa kabur lagi.

Jimmy sudah mendapat informasi dari orang suruhan. Plat nomor mobil yang dia lacak ternyata milik seorang pria yang Jimmy duga adalah kekasih atau suami Brielle.

Pria itu bernama Teo Aksena diketahui merupakan orang Indonesia yang berkuliah dan telah menetap di Australia sekarang.

Jimmy mendapat alamat rumah Teo. Disalah satu apartemen elite di tengah kota.

Malamnya saat mengunjungi apartemen tersebut, Dia melihat Brielle yang baru keluar dari sebuah mobil yang diparkirkan di basement. Dibelakangnya menyusul Teo membawa banyak paper bag dari brand desainer. Mereka tampak seperti sepasang suami istri yang sangat harmonis dimata Jimmy.

"Tuan aku akan segera membawa nona muda kembali " gumam Teo sebelum berlaku pergi keluar dari basement.

***

"Aku sudah bilang tunggu di apart dan jangan keluar kak brie, tapi kau justru pergi berbelanja hingga larut malam"

"Aku tidak bisa hanya berdiam diri dirumah, kepalaku rasanya mau pecah, makanya aku keluar agar bisa lebih tenang"

"kenapa mematikan ponsel, aku jadi sulit menghubungkan, kukira kau dalam bahaya"

"pas makan siang, aku sengaja menitip ke pelayan restoran untuk diisi daya, lalu setelah selesai dan pergi justru aku lupa menyalakan"

"Karena kau juga sibuk berbelanja jadi lupa kan?" Tebak Teo yang disambut dengan Brielle yang menyengir

"Sudah jangan marah-marah. Cepat katakan, informasi apa yang kau dapat"

"Kau salah melihat. Tidak ada satu pun tamu dengan daftar orang Indonesia disana kak. Yang kau lihat itu orang lain"

"Hah? Benarkah? Tapi aku yakin sekali, astaga sejak kapan aku bisa mabuk hanya karena meminum sedikit Champagne"

"Atau bahkan kau tidak sadar justru mungkin kau meminum beberapa gelas?"

"Ah tidak, aku ingat. Tapi mungkin mereka hanya mirip saja, karena lihat untunglah aku masih ada di apartemen ini"

"Iya benar. Kau pasti sudah ada di Indonesia andai yang kau lihat kemarin memang benar orang kepercayaan kakekmu"

"Hm' Iya. Ah jantung ku rasanya mau copot kemarin"

"Jantungmu hampir copot, tapi jantung ku sudah setengah tercopot, bayangkan saja kukira kau kenapa-kenapa tidak ada kabar dari tadi pagi. Lalu tiba-tiba menghubungi ternyata ada di mall"

Brielle menyengir, andai dia tahu saja saat ini Teo ingin mendorong tubuhnya keluar balkon.

"Ya! Bukan Brielle kalau tidak membuat pusing" ucap Teo berlalu pergi membuat Brielle melemparkan bantal sofa yang berakhir meleset.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!