Selamat datang Brielle

Saat Jimmy masuk kedalam kamar Brielle, Gadis itu asik duduk di sofa sambil bermain ponsel. "Apa yang nona lakukan disini, tuan sudah menunggu sedari tadi"

"Aku sedang memulihkan ponsel menggunakan I'C**"D, Aku ingin mengabari Teo"

"Nanti saja nona, masih banyak waktu untuk itu. Sekarang nona harus kebawah, Karena tuan sudah akan memulai acara"

"Huh! Paman Jimmy cerewet sekali" Brielle kesal dan meletakkan ponselnya, dia segera bangkit dari duduknya. "Ya sudah, ayo"

Jimmy mengikut dibelakang, Brielle berjalan menuruni tangga, Mansion jadi terlihat sunyi karena semua maid sedang bertugas di taman belakang membantu berjalannya acara.

Kolam berenang dipenuhi lilin cantik, membuat Brielle tersenyum bahagia melihat pemandangan tersebut. Suara alunan musik mulai terdengar sampai ke telinga, mansion ini begitu luas rasanya Brielle lelah melangkah. Hingga dia tiba didepan gerbang masuk taman, dia melangkah masuk penuh percaya diri dengan sedikit tersenyum manis agar tidak mempermalukan tamu.

Semua tamu yang hadir dan menyadari kedatangan Brielle terus memandangi karena terpukau dengan kecantikan gadis ini, dengan tubuh tinggi dan ramping, kulit putih mulus dan bersih, serta rambut panjang yang diurai semakin menambah kesan cantik, anggun dan elegan.

Brielle berhasil menjadi pusat perhatian semua orang, melangkah dengan anggun membuat gaunnya seperti melayang di udara dan semakin memperlihatkan belahan dari paha hingga betis.

Semua orang berbisik dan bertanya, siapa gerangan gadis yang sangat cantik ini, apa dia salah satu tamu Henry tapi dari kalangan mana dia, apa anak salah satu pebisnis tidak ada yang tahu, semua orang baru pertama kali melihat.

Jimmy berjalan lebih cepat untuk segera menyamai langkah dengan Brielle agar mengarahkan ke tempat dimana Henry berada.

"Apa kau tidak penasaran Ray siapa wanita itu?"

"Apa bapak mengenalnya?"

"Tentu!"

"Gadis itu seperti berjalan ke arah kita, Tapi seperti tidak asing, siapa ya? Aku seperti pernah melihatnya" Renisya mencoba mengingat-ingat apa pernah bertemu dengan gadis yang menjadi pusat perhatian itu

"Kenapa kau lama sekali nak, kakek menunggu dari tadi"

"Maaf kakek, aku sedang mensetting ponsel yang dibawakan Jimmy tadi, aku ingin menghubungi Teo"

"Kakek?" Ray, Renisya dan Mario seperti kompak bertanya didalam hati

"Ayo kesini" Henry meminta tangan Brielle yang dengan senang hati gadis itu menggenggam tangan kakeknya dan tersenyum

"Ray perkenalkan ini Brielle cucu ku"

Ray ayah Mario seperti kaget dan tidak bisa berbicara, begitupun dengan istri dan anaknya.

"Brielle ini Ray rekan bisnis kakek bersama dengan istrinya Renisya dan juga Mario anaknya"

Brielle tersenyum dengan manis "Halo tuan aku Brielle" Brielle mengulurkan tangan dan dibalas Ray tanpa berbicara sedikitpun

"Halo nyonya... A...k"

"Aku sekarang ingat, kau gadis yang tadi sore kan? Apa kau masih ingat denganku, yang tadi di Mall" Renisya memotong pembicaraan Brielle saat akan berkenalan

''Iya ini aku, ini sangat kebetulan. Ternyata nyonya adalah kenalan kakek! Maaf tidak sempat berkenalan tadi di Mall"

"Tidak apa, Justru aku sangat berterima kasih dan senang tadi karena bantuan sampai lupa menanyakan namamu"

Brielle tersenyum ramah. Renisya mengelus tangan Brielle dan beralih memeluknya "Kau sangat baik nak, astaga ternyata kau cucu Pak Henry, ini sangat kebetulan"

"Haha kalian tadi bertemu di Mall? Ini bukan kebetulan, mungkin ini takdir" kata Henry berucap

"Jadi ini benar Brielle? Brielle cucu pak Henry?" Ray masih tidak percaya sekaligus bingung dengan situasi ini, sama halnya dengan Mario yang juga bertanya-tanya dalam hati

"Iya dia cucuku yang kabur empat tahun lalu, anak Nakal ini sudah kembali, ah tidak Jimmy yang membawa paksa, dia jahat sekali sampai meninggalkan kakeknya begitu lama dan tidak ingin kembali" Omel Henry ambil melirik kearah Brielle

"Ah kakek kita sudah membicarakan ini tadi" Brielle memeluk Henry

"Ya benar, Harusnya kau kuhukum tadi"

"Ohiya, Brielle?" Renisya memanggil Brielel

"Eh iya, nyonya...?"

"Renisya, panggil Renisya atau panggil mama saja"

"Eh?"

"Hahahah kenapa kaget begitu, ayo kesini mama kenalkan dengan anak mama satu-satunya"

Renisya membawa Brielle ke sisinya "Brielle ini Mario dan Mario ayo kenalan dengan Brielle"

Mario masih diam mencerna situasi ini "hingga kemudian Brielle mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri "Halo, aku Brielle"

Ray yang ada disebelah Mario segera menyingkut lengan kanannya agar membalas ukuran tangan Brielle.

"Mario" Mario membalas ukuran tangan Brielle dengan ekspresi datar tanpa tersenyum sedikitpun

"Brielle, Mario ini adalah calon suamimu empat tahun lalu" Ucap Henry dengan memegang pundak Brielle

Deg...

Jantung Brielle berdegup kencang "calon suami? Empat tahun lalu... jadi... Jadi dia adalah yang waktu itu .... ?" Gantian sekarang Brielle yang terdiam karena kaget

"Iya benar, Mario dia adalah calon istrimu waktu itu" Ray menepuk kedua pundak Mario dengan sedikit memeluknya

"Ah astaga kemana saja kau nak, kakek mu selalu mencari keberadaan mu" Renisya memotong pembicaraan

"Anak nakal ini ada di Melbourne, pintar sekali dia bersembunyi dan ternyata hidupnya lebih baik disana jadi tidak butuh lagi kekenya"

"Kakek jangan mulai ya" Brielle berucap yang disambut tawa semua orang ditempat itu kecuali Mario

"Melbourne? Bukankah bapak dan Mario serta Jimmy baru kembali dari sana"

"Iya benar Ray. Aku dan anakmu kembali dan Jimmy tinggal karena dia bilang ada sesuatu hal penting yang harus diselesaikan ternyata, yang dimaksud adalah menemukan anak nakal ini"

"Dan kau tahu Ray, ternyata Brielle ada di pesta yang akan aku dan Mario hadiri, hanya saja karena kesehatan ku tiba-tiba kurang baik jadi anakmu menembiku kerumah sakit. untunglah Jimmy menggantikan menghadiri pesta atau kalau tidak, Brielle masih akan terus tinggal dan tidak kembali ke sini"

"Wah, itu sangat kebetulan pak, mungkin sudah takdir"

"Iya benar sekali!" Renisya menambahkan kemudian berkata kembali "Kau cantik sekali nak, mirip seperti mamamu waktu muda. Bahkan kau lebih cantik lagi hahahah" Renisya terlihat senang

"Selamat datang kembali Brielle dan selamat pak Henry cucu bapak sudah kembali"

"Iya terima kasih Ray"

"Maaf ya Brielle mungkin kau kaget dengan perjodohan empat tahun silam, Mario juga sama denganmu waktu diberitahu dia langsung menolak. Baru setelah dibujuk dia akhirnya mau, waktu itu mama ancam dia tidak usah panggil mama sekalian kalau menolak pernikahan. Tapi dia diberitahu jauh sebelum kau nak mungkin 3 bulan sebelum kami para orang tua menentukan tanggal pernikahan"

"Jadi wajar saja kalau Brielle memilih kabur apalagi saat itu belum mengenal Mario dan juga mama papanya kan?"

Renisya dan Ray memaklumi keputusan Brielle waktu itu. Sementara Brielle hanya terdiam dan merenung sibuk dengan pikirannya.

"Jadi bagaiman apa Brielle akan kembali ke Australia Pak Henry?"

"Tentu tidak Ray! Rumahnya ada disini. Sudah selesai waktu bermain-main. Brielle akan aku perkenalkan pada perusahaan sebagai penerus selanjutkan, dia butuh belajar banyak untuk memulai"

"Iya kau benar pak, Tenang saja Mario akan membantu kapan pun bapak dan Brielle membutuhkan, kita semua bukan hanya rekan bisnis tapi sudah seperti keluarga"

"Hahaha terima kasih Ray"

Jimmy berbisik kepada tuannya untuk segera memulai acara inti. Hingga membuat Henry pamit permisi dengan membawa Brielle untuk ikut memotong kue peresmian.

Semua orang kaget saat mendengar Henry memperkenalkan Brielle sebagai cucunya yang baru pertama kali ini diperkenalkan. Lagi-lagi mereka saling berbisik karena heboh dengan hal barusan sampai membuat keadaan sedikit bising karena aksi bisik-bisik itu. Tidak terkecuali Grace dan teman-temannya.

"Sepupu mu telah kembali Grace apa kau tahu?"

"Tentu, Kakek sangat gembira seharian ini"

"Ternyata pesta ini sekalian menyambut cucu tuan Henry yang telah kembali"

"Wah gila gadis cantik itu ternyata yang selama ini orang bicarakan"

"Benar, aku kira dia jelek dan banyak kurangnya, karena tidak pernah tampil didepan umum"

Grace hanya diam dan karena kesal dia permisi untuk mengambil minuman, tentu saja itu hanya pengalihan.

"Hey Brielle ternyata jauh lebih cantik dari Grace" bisik salah seorang teman Aron

"Benar, wah Aron kalau akan menikah dengan Grace tolong kenalkan kami dengan calon iparmu"

"Hahahah" semua tampak tertawa sementara Aron hanya memasang senyum tipis sambil meneguk minumannya dan melirik jauh ke arah panggung Diman Brielle dan kakeknya berdiri.

Brielle dan Henry turun dari panggung dan berjalan maju untuk bergabung kembali dengan keluarga Ray dan Renisya.

"Brielle diam-diam mendapat pujian banyak dari tamu undangan, lihat semua orang menatapmu kagum tadi disana"

"Hehe semua orang justru melihat kakek yang seperti Sugar Daddy dengan seorang gadis muda disampingnya, Nyonya Renisya"

"Hahahaha Kau ternyata memang suka membuat kakek mu kesal ya brie, seperti yang selalu diceritakannya" Ray ikut menambahi

"Dia memang nakal"

"Ray, Mario sedang berbicara dengan siapa itu disana, apa itu keluarga Tarveen"

"Oh iya benar, mereka keluarga dari group Tarveen, Mario sedang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan mereka"

"Wah ternyata dia juga tertarik dengan bisnis teknologi ya?"

"Hahah iya benar"

Sementara mereka berbincang tiba-tiba ada seorang gadis berlari dengan menggunakan heels yang lumayan tinggi tidak membuat kakinya tergelincir, dengan berteriak keras dia memanggil Brielle "KAK ANNAAAA!"

Semua orang beralih perhatiannya ke gadis tersebut karena suaranya cukup keras.

"Kak Anna aku pikir tadi salah lihat, ternyata ini benar kak Anna" Ucap gadis itu yang langsung memeluk Brielle erat

"Hey Cal, Lama tidak bertemu, jadi kau ada disini juga, apa kau mengenal kakek ku?"

"Tentu siapa yang tidak mengenal kakek Henry"

"Calista kenapa lari begitu cepat, mama dan papa kesusahan mengejar, bahkan kau membuat gaduh dengan berteriak keras" Mama Calista bersama papanya juga ikut bergabung karena mengikuti gadis itu tadi

"Brielle kenal dengan Calista?"

"Eh iya, kami bertemu di Melbourne"

"Halo, Tante Reni" Sapa Calista

"Iya sayang, apa kami mu tidak sakit berlari kencang seperti tadi dengan heels itu" Reni menunjuk heels yang dipakai Calista

"Hehehe tidak terasa, karena sudah tidak sabar ketemu kak Anna, eh? Lupa jadi nama kakak Brielle bukan Brianna?"

"M'm hehe iya maaf ya"

"Hahah tidak apa Justru lebih cantik loh nama kakak"

"Calista kenal dengan cucu kakek? Jadi kau lebih dulu menemukan cucuku dari Jimmy Hm ? Wah seharusnya kakek memberi hadiah untuk Calista!"

"Heheh halo kakek Henry, Iya kenal dong kakak Anna eh maksudku kakak Brielle sangat baik, justru papaku yang harus memberi Kak Brielle hadiah karena banyak menolong ku waktu di Aussie"

"Ohiya?"

"Iya kek, kak Brielle sangat baik hati, ohiya Pa! Ma! Kenalkan ini kakak yang aku sering ceritakan"

"Oh halo saya ayahnya Calista, dan ini mamanya"

"Halo om dan Tante, senang bertemu"

"Kau cantik sekali nak, Calista sering bercerita, Kapan-kapan kerumahnya untuk makan malam sebagai ucapan terima kasih"

"Terima kasih Tante, aku senang sekali bisa mengenal Calista, Jangan sungkan dan tidak usah repot-repot Tante"

"Tidak apa nak! Ohiya Tuan Henry selamat untuk kembalinya cucu Tuan, Sepertinya suatu saat saya akan mengundang tuan untuk makan malam"

"Ah iya Tuan Willy Terima kasih, Dan Calista ayo sering-sering datang ke mansion Ya? Brielle ternyata punya teman seorang gadis kecil"

"Hahahaha semua orang tertawa"

"Apa aku boleh membawa kakak Brielle sebenarnya kakek Henry, aku ingin berjalan-jalan keliling bersama kak Brielle"

"Oh tentu pergilah"

Brielle akhirnya pergi dan melihat sekitar bersama Calista sambil mengobrol karena ada banyak hal yang harus mereka bicarakan, sudah lama tidak bertemu.

"Jadi seperti itu kak ceritanya, ah ternyata kakak adalah cucu kakek Henry. Papaku juga salah satu rekan kerja kakek"

"Hm' Ya begitu lah. Ngomong-ngomong apa kalian hanya bertiga datangnya? Si kembar maddie dan Minnie tidak ikut?"

"Hahahah ada kok! Ayo kak mereka sedang bermain bersama teman-temannya disana, kedua kakak ku juga datang"

"Hey lihat itu Adikmu Aron sedang bersama dengan Cucu Kakek Henry. Mereka terlihat akrab''

"Mereka bahkan tertawa"

"Dia itu teman Calista yang sering diceritakan, mereka bertemu di Melbourne" Chelsea kakak kedua Calista yang baru datang ikut menambahi

"Jadi gadis yang menolong Calista adalah dia" Aron bertanya

"Iya, Calista berlari kearahnya tadi dan disusul mama papa tadi"

"Wah hebat juga Calista"

"Hai Chelsea kau terlihat cantik dengan gaun pink ini"

"Hm' hai kak Grace, Ya! Ini pilihan mama"

"Hahahaha Chelsea dengan dress pink adalah lelucon" Ledek Calvin pada Chelsea adik kedua Aron

"Diam kau kak cal"

Sementara dilain tempat, Saat selesai mengobrol untuk urusan pekerjaan. Mario mengambil segelas minuman dan meminumnya bersamaan dengan itu asistennya Sean datang menghampiri.

"Calon istri mu kembali tuan" Sean sedikit tertawa membuat Mario tampak kesal dengan meliriknya

"Itu dulu Sean, sekarang tidak"

"Ya nanti Kita lihat, karena tuan dan nyonya terlihat bahagia saat bertemu dengan cucu tuan Henry"

"Kapan mama tidak senang saat melihat wanita cantik, dia selalu seperti itu"

"Hm' Iya benar wanita cantik bukan? Nona Brielle memang sangat cantik"

Mario menatap mata Sean dengan sinis

"Untuk apa juga dia kembali, kenapa tidak sekalian tidak usah saja" ucap mario

"Dia itu penerus tuan Henry sudah seharusnya kembali" Sean menjawab "Sepertinya Nona Brielle mengenal keluarga Tuan Aron, lihat disana dia sedang berbincang dengan adik-adik tuan Aron.

Mario menatap Brielle dari jauh saat Sean menunjuk memberi arah dimana gadis itu berada. Brielle terlihat tertawa bahagia berbincang dengan Calista dan si kembar Maddie dan Minnie. Mario terus menatapnya dengan tanpa ekspresi . Dan tatapan yang sulit diartikan.

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

cie udah ada rasa cemburu bilang bos😁

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!