Bian

"Iya ma iya! Besok Rio pulang ke rumah"

"Yang benar, awas kamu bohong, mama punya anak satu tapi seperti tidak mandul dan tidak punya anak"

"Astaga ma, bicara sembarangan begitu tidak baik"

"Itu karena kamu, terlalu bandel tidak mau mendengarkan orang tua, disuruh pulang buat menginap satu malam saja kalau weekend tapi alasannya, ada-ada saja yang dibuat, mama yakin kamu sering bohongin mama. Iya kan?"

"Tidak ma, mana mungkin Rio bohong"

"Coba sekarang kasih tau kamu lagi ada dimana?"

"Di apartnya Sean ma"

"Mana coba mama mau bicara sama Sean"

Mario memberikan ponselnya kepada Sean.

"Halo nyonya ini saya"

"Halo Sean kamu lagi sama Mario ini dimana"

Mario melotot pada Sean memberi kode.

"Seperti yang dikatakan tuan Mario nyonya"

"Baiklah kalau begitu, kalau Sean yang mengaku pasti saya percaya, yasudah kasi teleponnya ke Mario"

"Halo ma"

"Janji besok pulang kerumah ya? Menginap dirumah, mama kangen "

" Kerumah tapi tidak menginap"

"Astaga jahat sekali kamu, Ya sudah yang penting datang"

"Iya"

"Iya iya saja, awas kamu bohong mama tunggu besok"

"Iya ma, sudah ya ini Mario mau makan malam"

"Ya baiklah kalau begitu, jaga kesehatan, jangan minum-minum"

"Iya ma bye mama"

Sambungan telepon terputus, bersamaan dengan Mario bertos ria dengan seorang temannya, mereka sedang duduk di kursi belakang dan Sean dinbalik kemudi.

"Durhaka! Tante tadi sudah bilang jangan bohong, tapi memang dasar anaknya modela. Seperti ini ya Sean?" Dia Noah sahabat Mario

"Mau bagaimana lagi, jujur juga Dapat marah. Yang penting bohongnya rame-rame bareng Sean hahahha" Mario tertawa puas bersama Noah sementara Sean cuma geleng-geleng kepala saja melihat kelakukan bosnya.

"Bro! Kita jalan ke alamat ini" Ucap Noah pada Sean dengan sedikit maju untuk memperlihatkan ponselnya pada Sean

"Jalan sekarang Sean"

"Baik tuan"

***************

"Kaget dapat pesan dari Christie kalau Brielle sudah kembali"

"Iya Brie dari mana saja empat tahun loh kita tidak bertemu"

"Kita semua sering mengadakan reuni tapi rasanya ada yang kurang karena kamu tidak ada"

Brielle sedang party bersama beberapa gadis teman-teman kuliahnya, sekitar 13 orang. Round 1 mereka menyewa private room untuk mengobrol sebentar karen sangat rindu satu sama lain.

"Jadi bagaimana apa kau sudah menikah brie?"

"Belum! dia bahkan single sekarang. Jadi kalau kalian punya kenalan yang cocok untuk Brielle segera hubungi aku sebagai asisten pencari jodohnya" Christie memotong pembicaraan

"Hahaha benarkah brie, kau menjomblo? Ini seperti bukan kau, hahah" Semua orang merasa tidak percaya pasalnya Brielle adalah gadis populer sewaktu mereka kuliah

"Itu mudah, Lihat tadi saat brie masuk sudah banyak pasang mata yang memperhatikan"

"Iya benar"

"Tuh brie dengar kata teman-teman. Ada banyak pria didunia ini kenapa kau masih mau mengingat dia sudah lupakan dia dan mulai kembali dengan orang baru" Christie membujuk Brielle

"Aku sudah pernah coba, tapi tidak bisa"

"Coba bagaimana brie?" Mereka sedang berbicara sedikit berbisik

"Aku pernah dekat dengan beberapa kenalan di Aussie tapi selalu saja tidak bisa untuk memulai kembali menjalin hubungan"

"Kau tetiba mengingat dia?"

"Hm''

"Tidak apa, ayo coba kembali, tenang saja pasti bisa"

"Ya ya kau ini terlalu semangat sekali, aku mau ke toilet sebentar"

"Apa mau kutemani"

"Tidak usah, Tunggu disini saja" Brielle berjalan keluar menuju Toilet.

"Aduh Brielle dulu serasi sekali dengan Bian! Membuat iri gadis-gadis disekolah tapi kenapa tiba-tiba putus Chris?" Tanya seorang teman Brielle

"Entahlah aku juga bingung, mungkin memang tidak berjodoh"

"Aku sering bertemu dengan Bian saat makan siang di dekat kantornya, setiap tidak sengaja bertemu, pasti dengan gadis yang berbeda. Anak itu kenapa sekarang jadi seperti pria nakal dengan banyak kekasih"

Christie, Fenni dan Jeanne melirik satu sama lain kemudian salah satunya berkata "Jangan beritahu Brielle ya kalau Bian yang sekarang seorang playboy"

"Lebih tepatnya setelah Brielle lama tidak kembali"

"Benar, apa jangan-jangan masih suka dengan Brielle?"

Christie buru-buru menjawab "Tidak mungkin, dia mungkin saja sedang stress karena banyak pekerjaan jadilah dia seperti itu"

"Ohiya benar, dia sekarang membantu ayahnya di perusahaan"

"Tunggu, apa kalian ada yang menyebut nama Bian" Seorang gadis yang sudah sedikit mabok ikut bersuara yang mendapat lirikan dari semua yang ada disana

"Tadi aku seperti melihat mobil Bian di parkiran, iya benar itu mobilnya aku yakin, Plat nomornya sama seperti yang sering dia pakai waktu kuliah dulu, B 1411"

Ketiga sahabat Brielle lagi-lagi saling pandang satu sama lain.

"Ah dia sedang mabok, mana mungkin Bian ada disini night club ada banyak kan" ucap Christie

"Semoga saja. Tapi sekedar memberitahu Chris kalau jakarta ini kecil loh sebenarnya" Fenni mengingatkan dan Jeanne hanya diam dan mengambil gelas minuman dan meneguknya.

Sementara di lain tempat

"Wah Mario baru minum segelas, ayo tambah lagi"

"Sabar bro! kita masih punya banyak waktu, belum mau mabok ini"

"hahaha iya benar juga"

Mario juga sedang ada di night club yang sama dengan Brielle dan teman-temannya, mereka ada di ruangan yang bersebelahan.

Sementara Sean sedang duduk di bar, menunggu seperti biasa dan hanya minum sedikit karena harus menyetir untuk bosnya nanti.

Saat sedang asik melamun dan memperhatikan sekitar, netra mata Sean menangkap sosok yang seperti dikenalnya, seorang gadis cantik yang sedang jalan menuju ke arah bar.

Gadis itu memesan minuman. Ada banyak pasang mata yang juga memperhatikannya seperti mencari kesempatan untuk mendekati.

*I'm back

Sambil menunggu minuman yang dibuatkan oleh bartender, Brielle membuka ponselnya dan mengunggah fotonya saat sebelum berangkat tadi di sosial media lamanya yang telah dia aktifkan kembali.

Brielle butuh ingin sendiri, dia sedang bingung dengan perasaannya. Seharian ini selalu diperingatkan untuk melupakan Bian dan mencoba memulai kembali. Sadar bahwa maksud mereka baik saat memberi nasehat hanya saja dirinya bingung harus apa.

Postingan Brielle mendapat banyak like dan komentar yang hampir semua bertanya tentang apa dia ada di jakarta sekarang dan kemana saja selama ini. Membaca banyak komentar itu membuat dirinya tertawa sendiri karena seperti sedang diteror, bingung mau menjawab apa. "Biarkan saja, biar mereka penasaran hahah"

Sean mengetik pesan kepada Mario

"Tuan! Ada nona Brielle dibar"

"Sepertinya dia sendiri"

Pesan Sean tidak direspon oleh Mario, Tapi sudah dilihat dan dibaca dia ketahui melalui keterangan pada pesannya.

Seorang pria duduk disisi Brielle dan mengambil minuman yang baru saja disajikan oleh barista.

"Hey ini minumanku, apa yang kau laku...." Brielle menjeda ucapannya

"Bian?"

Ya Bian ada tempat ini entah bersama siapa. Saat Brielle baru saja sampai bersama teman-temannya Bian sudah melihatnya tapi urung menemui karena ada banyak gadis lain bersama Brielle, dirinya tidak ingin merusak suasana dengan langsung menerobos menyerang Brielle dengan banyak pertanyaan.

Saat ini Bian hanya diam dan menikmati minuman Brielle yang diambil dari barista tadi.

"Saya pesan segelas lagi sama seperti tadi"

"Sudah minum berapa gelas brie?" Tanya bian

"Tadi baru satu gelas saat minum sama teman-teman, mereka ada diruang atas"

"Aku tahu"

Brielle menoleh.

"Kami lihat aku dari tadi?"

"Ya! tadi aku duduk disini sebelumnya saat kalian masuk"

"Lama tidak bertemu Bian"

"Apa cuma itu yang ingin kamu tanyakan Brie?" Bian menatap Brielle dengan tatapan yang dalam dan sulit untuk Brielle artikan

"Aku... Ak.."

"Apa kau sudah menikah?"

"Hah?"

"Apa kau punya kekasih?"

Brielle tidak menjawab, diserang pertanyaan seperti ini membuatnya gugup. Apalagi dia sedang berdekatan dengan Bian. Seorang pria yang selalu dipikirkan Selama empat tahun terakhir.

"Kenapa bertanya? Kenapa kamu ingin tahu?"

"Brie...Aku merindukanmu"

Brielle kaget dengan peryataan yang tiba-tiba itu tapi tetap berusaha terlihat tenang.

"Aku selalu bertanya kabarmu kepada Grace dan dia bilang belum ada kabar"

"Aku mencari mu sesuai yang ku bisa tapi nihil, kemana saja selama ini brie? Apa kami baik-baik saja?"

"Jawab brie. Jawab kalau kamu baik-baik saja dan jangan buat aku khawatir. Aku senang kau kembali"

"Jangan pergi lagi, tolong tetap disini'' Bian mengambil tangan kiri Brielle dan menggenggamnya. Semua itu tidak luput dari pengamatan Sean sedari tadi.

"Kenapa kamu mencariku, kenapa kamu khawatir, dan kenapa aku harus tetap disini"

Brielle menyerang kembali Bian dengan banyak pertanyaan.

"Karena...Aku mau bersama mu brie. Aku selalu merindukan mu, apa kita bisa kembali seperti dulu?"

Brielle menarik paksa tangannya untuk lepas dari genggaman Bian. "Cukup Bian! Aku tahu dari teman-teman ku kalau kau sekarang sudah punya kekasih, jangan membuat ku seperti orang bodoh. Apa aku ini lelucon sehingga kau berbohong seperti ini?"

Brielle marah. Dia senang bertemu kembali Bian secepat ini di tempat yang dia tidak duga, mendengar Bian mengatakan rindu tentu jantungnya berdegup kencang. Tapi tiba-tiba dia sadar dan ingat kalau Bian sudah punya kekasih.

"Tidak brie, Aku jujur, aku selalu menunggumu, aku tidak sedang berbohong"

Brielle semakin marah, dia kesal dengan situasi ini, segera dia ambil minuman dihadapannya yang entah kapan selesai dibuat dan diletakkan dimeja. Minuman itu diminum sekali shot hingga tandas!

Bian mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkan di meja bar. Dia berdiri dan menarik tangan Brielle hendak membawanya pergi untuk berbicara ditempat lain.

"Lepas!"

"Brie ayo. kita bisa bicara ditempat lain, disini terlalu berisik, dan kau sedang mabuk makanya mudah marah seperti sekarang"

"Lepas, cepat lepas sekarang"

"Tidak brie, ayo kita mobilku banyak yang harus kita bicarakan"

Brielle berontak dan berusaha keras untuk melepaskan tangannya dari Bian, Sean baru saja berdiri hendak membantu Brielle tapi sudah ada Mario yang datang membantu.

Mario melepas paksa tangan Brielle dari genggaman Bian. "Jangan kasar, kalau dia tidak mau jangan dipaksa"

"Dia pacar ku dan aku tidak memaksanya kita ingin berbicara ditempat lain. Ayo Brie "

Brielle mundur dan bersembunyi dibelakang Mario. "Lihat, dia tidak mau"

"Kau siapa urus saja urusan mu biarkan kami mengurus urusan kami"

Bian tetap berusaha ingin menarik Brielle kembali untuk pergi saja dari tempat itu tapi Mario mendorongnya.

"Sudah saya peringatkan jangan kasar"

Sean segera menengahi dan menahan Bian sementara Mario menarik tangan Brielle untuk pergi dari dari night club tersebut.

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

jadi mantan brie adalah bian, semoga aja bisa move dan mulai menerima mario..

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!