Miss home

Hari ini Brielle menepati janji kepada Calista untuk bertemu di bandara karena gadis itu akan kembali ke Indonesia.

"Gembira sekali anak ini bertemu dengan mu kak brie sedari tadi tidak berhenti cengengesan" Teo berbisik di telinga Brielle

"Ohiya kenalin ini Teo adikku dan Teo ini Calista gadis yang kuceritakan kemarin"

Calista mengulurkan tangan terlebih dahulu"Halo kak Teo! Aku Calista" Teo menyambut ukuran tangan dengan senyum tipis yang Brielle rasa senyum itu dipaksakan

"Halo! Teo" singkat dan jutek rasanya Brielle ingin menendang anak ini biar dia terbawa angin sampai ke Indonesia.

"Ternyata kak Teo memang tampan persis seperti kak Anna bilang waktu itu, hehehe Tapi kakak juga katanya bawel banget"

Teo melirik sinis Brielle "Apa kak Anna juga bilang kalau adik tampannya ini sangat baik hati?"

"Hah? Mm.. Kak Anna bilang kau sangat nakal dan cerewet suka bikin kepala kak Anna mau pecah" jawab Calista begitu lucu membuat Brielle menyesal tidak membawa karung biar dia awetkan saja anak ini dijadikan hiasan di meja kerja

"Hahahah jadi aku cerewet?" ucap Teo sambil melirik sinis pada Brielle

"Ekhem! Mana sini" Brielle meminta paper bag yang dipegang Teo

"Calista ini hadiah kenang-kenangan. Jangan ditolak!"

"OMG kak Anna terima kasih kenapa repot-repot kak? Padahal dengan kakak datang dan anter aku disini itu sudah dah senang sekali" Calista memeluk erat Brielle"Terima kasih ya kak brie"

"Sama-sama sayang, tidak merepotkan kok"

"Ohiya kak aku mau tanya. Kak brie ada keluarga di Indonesia?"

"Tidak sayang. Keluarga besar kakak semua ada disini di Australia, keluarga jauh ada tapi kami sudah lama tidak bertemu" Brielle menjawab mantap, ada rasa tidak tega harus berbohong tapi mau bagaimana lagi, dengan sangat terpaksa harus tetap dilakukan.

"Yaaa kalau begitu kapan-kapan berlibur ke Indo ya kak Anna, Nanti harus wajib menginap di rumahku, aku punya banyak kamar kosong" Ajak Calista dengan sangat ramah

"Hm' Hahaha baik sekali kamu"

"Kak Anna yang baik sekali sudah membantuku terakhir kali waktu di resto. oh harus kuceritakan kepada mama ketika sampai nanti"

"ngomong-ngomong soal waktu itu, bagaimana mereka apa kalian masih berteman dan saling menyapa?"

"Ah tidak kak Anna. Jangankan untuk akrab kembali aku bahkan tidak ingin bertemu mata dengan mereka"

"Hm' benar kau harus berani dan pegang kendali untuk dirimu sendiri. Okay baby sist??"

Calista tersenyum lebar dan mengangguk, dia kembali memeluk Brielle dengan erat.

"Kak brie aku punya kakak laki-laki yang seumuran denganmu"

"Benarkah?"

"Hm' Dia juga tampan! Tapi sudah punya pacar dan kau tahu, aku tidak menyukainya"

Brielle mengkerutkan kening "Why?"

"Entahlah! Pertama kali bertemu saat diperkenalkan dengan keluarga besar, aku sudah tidak suka. Gesturnya terlihat di lebih-lebihkan menurutku" Calista terdiam sejenak sambil memandangi wajah Brielle lama

"Kenapa? Ada yang aneh diwajahku?" Tanya Brielle sambil bercermin melalui layar ponsel

"Andai kau ada di Indonesia, akan kujodohkan dengan kakak ku! pasti sangat serasi karena kakakku tampan." Calista memberi penekanan saat berbicara menyebut kata tampan.

"Hahahhaha ada-ada saja kau ini. Apa kau ingin menjadikan ku seorang pelajar hah? Seorang ******?"

"Bukan begitu, lagian mereka juga baru berpacaran belum sampai bertunangan dan menikah. Kakak masih bisa mencari yang lebih baik bukan"

"Tapi mereka in relationship. Lebih baik kau fokus saja membaca, menulis dan berhitung. Selesaikan dulu sekolahmu" ucap Brielle sambil mengacak-acak rambut Calista

"Ah! Kak Anna! Aku ini sudah kelas dua SMA sudah bisa membaca,menulis apalagi berhitung" Calista membela diri tidak terima namanya di juluki dengan singkatan untuk anak TK

"Hahahha, tapi kau sangat imut terlihat seperti anak TK, lihat! Kau juga sangat pendek"

"Terserah kak Anna saja. Baru kali ini ada yang memanggil ku seperti itu, tiba-tiba aku jadi ingin bertanya ke mama. Apa arti dari nama yang dia berikan ini saat aku lahir"

"Tidak usah bertanya. Aku yakin mamamu memberinya agar lebih giat lagi membaca,menulis dan berhitung"

"Aaaakh!" Calista berteriak pelan dengan menutup telinga "Aku benci mendengar itu"

"Hahahaha" Lagi-lagi Brielle tertawa, gemas sekali dengan anak ini.

"Nanti kalau libur aku mau minta sama mama bisa kesini lagi, biar bisa ketemu kak Anna"

"Iya datanglah lagi kapan-kapan, kabari saja aku bisa menyuruh Teo menjemputmu dibandara"

"Ngomong-ngomong soal Teo, aku juga punya kakak perempuan seumuran dengannya. Cantik tapi sedikit tomboy"

"Lalu kau juga ingin menjodohkan mereka?" Tebak Brielle yang disambut dua tangan Calista yang berbentuk peace.

"Hehehe kak Teo tampan! tapi lihat kak Anna tidak ada senyum diwajahnya dia terlihat serius"

"Ya Teo bakalan senyum kalau saldo rekeningnya bertambah"

"Hehehe kalau itu aku juga bakalan senyum seharian"

"Jadi kau tiga bersaudara cal?"

"Eh! Ada lima malahan kak"

"Oh iya?"

"He'em."

"Aku punya adik kembar perempuan, mereka sangat lucu dan nakal. Selalu membuat mama pusing dengan tingkah mereka"

"Sudah sekolah?"

"Kelas 5 SD. Pertama Meddie si tomboy seperti kakak perempuan ku, dan kedua Minnie yang terobsesi menjadi princess Disney"

"Oh nama yang lucu. Kalau begitu rumah mu pasti ramai ya cal"

"Huh Ramai dan berisik! Kalau lagi ngumpul keluarga dominan sikembar kak. Mereka sangat aktif" Calista memasang ekspresi serius saat menjelaskan adik kembarnya.

"Meddie itu anak karate kak, dirumah selalu senang memakai seragam karate. Dia senang sekali menjadikan boneka Olaf besar Minnie untuk jadi partner sparing. Karena kesal Minnie akan menjambak rambut atau memukul kaki Meddie dengan tongkat mainan. Begitu saja seterusnya dan kami yang melihat hanya mendiamkan saja percuma dipisahkan"

"Duh serunya punya anak kembar"

"Seru apanya! Kamarku selalu mendapat penghuni tambahan. Olaf, kristof, ada saja yang dibawa Minnie kalau masuk dan bermain didalam"

Brielle tidak bisa menahan tawa mendengar Omelan calista, bahkan dia tertawa sambil memegangi perut.

"Terus kakak pertama kamu cowok sendiri dong"

"He'em! Tidak bisa diajak belanja dia kak, Ga suka ribet, Ga seru tapi kalau sama pacarnya jangan ditanya. Semua diturutin"

"Hahaha ada-ada saja kamu ini"

Brielle dan Calista asik berbincang saat kemudian tiba waktunya Calista untuk segera melakukan boarding.

Calista berpamitan dan memeluk sayang Brielle. Bahkan anak itu terus balik badan dan melambai saat berjalan pergi menyusul rombongan camp untuk kembali ke Indonesia. Saat benar-benar sudah tidak terlihat barulah Brielle mengajak Teo untuk kembali pulang kerumah.

"Jadi aku ini adik mu kak brie" Goda Teo

"Terpaksa saja kukatakan begitu agar identitas ku lebih meyakinkan"

"Ah masa? Bukan karena aku ini memang anak yang baik? Yang selalu kau butuhkan begitu?"

"Kau ini besar kepala! Sudah ayo cepat berjalan aku sangat lelah" Brielle berjalan cepat mendahului Teo

Saat dalam perjalanan pulang ke rumah, dimobil Teo mengajak Brielle mengobrol dari samping kemudi.

"Kau terlihat murung, ada apa kak apa kau sakit?" Teo khawatir karena sedari masuk kedalam mobil Brielle hanya diam enggan berbicara

"Tidak, aku baik-baik saja"

"Lalu kenapa diam, biasanya kau selalu berbicara apa saja atau bahkan bernyanyi dan menggangguiku saat menyetir"

Brielle menghela napas berat "Hm' Calista sangat seru saat menceritakan tentang keluarganya, ternyata anak itu punya banyak saudara"

"Walau terlihat kesal sedikit tapi ada sorot mata bahagia dimatanya, Seperti itulah keluarga, kadang kita kesal tapi justru itu adalah kasih sayang yang keluar dengan emosi berbeda"

"Dan entah kenapa, saat dia berjalan pergi hingga tidak terlihat lagi olehku, entah perasaan apa yang kurasakan aku tidak bisa mendeskripsikan"

Teo terdiam tidak merespon

"Kak brie?!" Teo berkata pelan

Brielle menengok ke sebelah kirinya seolah bertanya kenapa?

"Mungkin kau rindu rumah"

Brielle terdiam dengan pandangan masih menatap Teo walau yang ditatap melihat ke arah jalanan didepan. Brielle merasa tertohok dengan kalimat yang diucapkan Teo barusan hingga dengan segera dia memalingkan wajahnya ke arah jendela disisi kanan.

Mereka sama-sama diam menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi yang terlihat ramai oleh pengendara. Hingga tidak sadar ternyata mereka sudah sampai di basement apartemen.

"Mungkin sedikit"

Teo melirik ke arah Brielle entah apa yang dimaksud bosnya itu.Brielle yang menatap ke arah depan segera berpaling muka ke Teo.

"Aku sedikit merindukan kakek Teo"

Ya Teo tau itu. Mana mungkin ada orang yang tidak merindukan keluarga terdekatnya. Apalagi dari cerita yang Teo pernah dengar dari Brielle, sang kakek sangat menyayangi dan memanjakan Brielle.

Walaupun tidak pernah mengaku rindu. Semua bisa terlihat dari sorot mata Brielle. Ada saat-saat dimana dia memperhatikan orang-orang yang sedang berkumpul dengan keluarga, Baik sedang makan di restoran atau di manapun, Brielle selalu memperhatikan begitu lama sambil tersenyum tipis.

Karena itu Teo sering mengganggui Brielle entah membuatnya kesal atau marah agar sedikit teralihkan dari perasaan sedihnya karena rindu keluarga.

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

nahkan bisa jadi calon yang dulu ditinggalkan anna😁

2023-11-29

1

lord ivan

lord ivan

Mantap, gak bisa berhenti baca

2023-11-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!