Bersenang-senang

Brielle melipat kertas membentuk burung, dan menulis sebuah kata pada sayap putihnya. Brielle.

Kemudian dia berdiri dan berjalan dari kamarnya menuju kamar kakeknya. Tadi melalui maid dia beritahu kalau taun Henry sedang menunggu di balkon kamar.

Ketika Brielle masuk, ada banyak kenangan bermunculan, saat Brielle masih kecil dan masuk ke kamar kakeknya untuk membawa piala hadiah, atau saat remaja dia selalu membaca buku di sana sambil menunggu kakek pulang bekerja, ada banyak kegiatan yang sering dihabiskan dikamar ini.

Kakek Brielle berdiri di balkon kamar, dengan tangan kiri masuk kedalam saku celana dan tangan kanan bertumpu pada pembatas.

"Apa kakek masih senang menatap langit malam dari balkon kamar hingga berjam-jam sambil melamun? Sampai para maid khawatir tapi takut untuk meminta kakek masuk kedalam? Ahh tapi ini siang bolong, mana ada bintang" Brielle mencoba membuka obrolan sambil berjalan santai dan duduk di salah satu kursi di balkon.

Tanpa menoleh kakek Brielle menyahut "

"Bukan tidak ada atau belum ada, tapi langit terlalu terang karena cahaya matahari sehingga bintang tidak dapat terlihat" Henry berbalik badan mengarah pada lawan bicaranya

"Kakek kalau mau cari udara segar disini jangan lama-lama. Siang hari bisa kepanasan, sore dan malam bisa masuk angin"

"Kalau pagi hari bagaimana?" Brielle dan kakeknya mengobrol saling berhadapan dengan Brielle yang masih duduk di kursi dan kakek tetap berdiri dengan tangan kiri berada di saku celana.

"Tentu boleh, Udara pagi hari sangat menyegarkan untuk dihirup"

Mereka berdua saling tersenyum hingga kakek mekebarkan kedua tangannya membuat Brielle bangkit dari kursi dan menuju pada pelukan sang kakek.

"Brielle kangen kakek"

"Kau kira kakek tidak hah? Maafkan kakek karena memaksa mu untuk menikah dengan orang yang belum kau kenal. Tanpa meminta persetujuan mu terlebih dahulu"

"Tidak apa aku paham itu, tapi maaf karena aku tidak menuruti keinginan kakek dan memilih pergi"

"Ya kau pergi dan tidak kembali, jika Jimmy tidak sengaja bertemu kau di Melbourne sepertinya kau selamanya tidak akan ada disini"

Brielle memeluk erat kakeknya. "Tidak apa nak. Kakek tidak akan memaksamu lagi, kau bebas dengan hidupmu, kakek hanya ingin satu, tetaplah disini" Tiba-tiba Brielle melepas pelukannya

"Kakek sudah tau dari Jimmy kalau disana kau hidup dengan baik. Kakek tentu bangga hal itu, ternyata kau semandiri itu, hidup sendiri dengan hasil kerja kerasmu. Tapi kakek ini sudah tua dan kau adalah penerus di keluarga kita. Kau bebas melakukan apa pun tidak apa, asalkan kau tetap ada disini dan sesekali mempelajari langsung tentang perusahaan selebihnya nanti kita bisa mempekerjakan orang untuk mengurusnya"

"Tolong jangan menolak, kau bisa sesekali kembali ke Melbourne untuk berlibur, atau bahkan membawa pekerjaan mu kesini"

Brielle tampak berpikir dan menimbang-nimbang. Dia bukan tidak bahagia ada di negaranya hanya saja waktu itu dia pergi karen melarikan diri dari pernikahan.

Tapi bukankah itu sudah berakhir sekarang jadi apa yang harus ditakutkan. Seharusnya Brielle senang karena kakeknya tidak marah dan dia bisa berkumpul kembali dengan keluarga atau bahkan teman-teman.

"Baiklah kakek, tapi tepati janji kakek untuk tidak memaksa aku untuk menikah tepatnya dengan pilihan kakek"

"Tidak memaksa tapi memberikan rekomendasi boleh kan?"

"Kakek ini astaga" mereka akhirnya tertawa bersama.

"Hahahaha. Selamat datang Brielle. Mansion ini baru seperti layak untuk ditinggali karena pemiliknya sudah kembali" Henry begitu bahagia, tidak ada yang lebih membuat bahagia selain melihat cucu yang pergi selama empat tahun kini sudah kembali.

"Sebentar malam akan ada pesta apa kau sudah diceritakan Jimmy?" Brielle mengangguk

"Semua sudah disiapkan nanti akan ada yang datang untuk membantumu bersiap, masih banyak waktu sampai malam jadi kau bisa berkeliling mansion dulu kalau mau biar tidak bosan, atau mau jalan-jalan keluar? Minta Jimny mengantar mu"

"Hm' baiklah kek mungkin aku mau kekamar dulu sekarang, selamat istirahat kakek" ucap Brielle kemudian berlalu keluar dari kamar kakeknya.

Brielle berjalan menuruni tangga dan sebelum menuju kamar dia sempatkan memanggil Maid untuk memberitahu perintah

"Aku ingin laptop dan ponsel baru tolong sampaikan kepada paman Jimmy, dan aku ingin berjalan-jalan sebentar tolong minta supir untuk menyiapkan mobil"

"oh iya katakan kepada paman Jimmy untuk tidak usah mengantarku, aku ingin diantar oleh supir atau pengawal saja"

"Baik nona, segera saya sampaikan"

"Iya terima kasih"

"permisi nona"

Brielle kembali melanjutkan melangkah menuju kamar. Dia bercermin dan sedikit bergumam "Well Brielle, Kau kembali ini sudah saatnya, ini rumah mu dan disini hidupmu, jadi.... Ayo bersenang-senang"

Brielle tersenyum bahagia menuju ruangan tempat pakaiannya berjejer, dia membuka salah satu pintu lemari dan mengambil satu setelan pakaian, kemudian memilih sepatu dan tas yang sesuai.

"Terakhir, Kacamata!"

Saat Brielle selesai berganti pakaian dia siap untuk pergi jalan-jalan. Entah berapa lama dia terbius hingga tubuhnya terasa kaku, dan kepala masih sedikit pusing maka dari itu dia butuh udara segar.

"Oke sekarang wktunya mencari udara segar di mall, semua di lemari ini adalah pakaian lamaku"

"Ayo Brielle waktunya berbelanja!"

"Eit, tunggu dulu, ah bodohnya kau karena lupa meminta uang pada kakek"

Tiba-tiba pintu kamar diketuk dan ada seorang maid masuk "Permisi nona, Pak Jimmy memberikan ini, ini kartu Tuan besar dan katanya nona bisa pakai ini dulu sampai kartu nona diaktifkan kembali"

"Oke baiklah terima kasih"

****************

"Aku jadi tidak bisa menghubungi Calista karena ponselku ada di Aussie. Pasti seru jika bisa berbelanja dengan anak itu"

Brielle sedang berada di toko buku, tujuan utamanya tadi adalah berbelanja pakaian tapi otak dan kaki memang tidak sejalan karena langkahnya justru menggiring menuju toko buku.

Tidak bisa rasanya jika dalam sehari Brielle tidak membaca buku, sekarang ini sudah ada dua keranjang berisi buku yang dipegang pengawal.

Orang-orang di toko buku sampai memperhatikan dirinya yang entah apakah terlihat cantik atau justru terheran mana ada gadis dengan penampilan seperti ini pergi ke mall.

"Cantik sekli dia, apa dia selebritis tanah air? Tapi aku tidak pernah melihatnya"

"Mungkin crazy rich yang sering lewat di toktok"

"Wah tubuhnya ramping sungguh membuat iri"

Orang-orang asik berbisik menelisik dan memuji penampilan Brielle. Sementara yang menjadi sorotan sedang sibuk memilih buku. Dia akhirnya mampir di stan bukunya, untuk pertama kali selama buku-bukunya diterbitkan baru kali ini brielle melihat buku-buku itu berjejer. Pemandangan yang indah pikir Brielle, disana juga ada beberapa orang yang sedang membuka dan membaca buku. Dia jadi senyum-senyum sendiri dibuatnya.

Karena merasa senang Brielle membeli masing-masing satu setiap judul dari semua bukunya. Tadi dia juga ingin berfoto pada deretan buku itu, tapi sedang tidak membawa ponsel dan dirinya merasa malas untuk ke store ponsel lebih baik menyuruh Jimmy saja.

Sempat juga dia melihat ada buku yang belakangan membuat urat sarafnya seperti akan pecah, yaitu buku yang menduplikat karyanya. Kesal karena buku itu moodnya seketika berubah sehingga buru-buru dia segera pergi ke kasir untuk membayar.

"Membuat mood jelek saja"

Pengawal meletakkan keranjang belanja berisi buku pada meja kasir, pegawai toko melakukan scan pada buku hingga ketika diberitahu nominalnya Brielle membayar dan selesai dia segera meninggalkan toko buku dan menuju store yang menjual Surga dunia.

Toko Pakaian.

"Ya! hm'' akhirnya lega juga"

"Pakaian lama di lemari membuat kepalaku pusing tadi, harusnya Jimmy bawa semua pakaian di Aussie. Mau menghubungi Teo anak itu juga belum ada kabarnya"

Brielle kalap berbelanja, mulai dari kaos, hot pantas, jaket, blazer, rok, topi, kacamata, perhiasan, sepatu sendal, boot, semua yang dirasa cantik akan diambilnya. Tidak ketinggalan makeup, skincare dan semua perawatan tubuh diborongnya.

Pengawal sampai menghubungi mansion untuk mengirim limusin dan beberapa orang untuk membawa barang belanjaan itu.

Ketika dua orang pengawal tambahan telah tiba segera dibantu dengan crew store mulai membawa belanjaan menuju basement.

Brielle ikut berjalan didepan, saat tiba di basement ada ibu-ibu yang terlihat lunglai berjalan, Brielle buru-buru mendekat untuk membantu memapah.

"Apa ibu tidak apa? Mari saya bantu berjalan"

"Baik terima kasih, mobil ku ada disana" Dibantu dengan Brielle berjalan mereka menuju mobil ibu tadi

"Disini"

Mereka berhenti didepan mobil putih kemudian Brielle memanggil pengawal untuk mengambil air minum yang sedang dipegang pengawal. Tadi saat menunggu pengawal tambahan Brielle minta dibelikan air minum sekaligus meminta pengawal untuk membeli tiga gelas minuman untuk para pengawal minum nanti.

Untunglah airnya dibeli dua botol, jadi bisa diberikan pada ibu ini. "Ini silahkan diminum airnya"

"Terima kasih nak"

"Sama-sama, bagaimana perasaan anda?"

"Sudah lebih baik, tadi saya habis dari arisan bersama teman-teman di restoran mall, lalu entah kenapa saat menuju mobil kepala rasanya pusing, tapi sudah mendingan"

"Apa ibu menyetir atau bersama supir"

"Ah itu saya menyetir seorang diri, memang dasar keras kepala, padahal suami dan anak tadi sudah melarang, karena saya jarang menyetir. Akhirnya jadilah seperti ini, pada akhirnya tetap harus menghubungi supir dirumah"

"Begini saja, sekarang ini adalah jam pulang kantor pasti akan macet. Supir ibu butuh waktu lama untuk sampai disini. Bagaimana kalau diantar dengan pengawal saya kebetulan kami menggunakan dua mobil, nanti mobil ibu bisa dijemput supir ibu dirumah bagaimana?"

"Wah baik sekali kamu, tapi apa ini akan sangat merepotkan rumah saya lumayan jauh"

"Tidak apa, tidak usah sungkan mati saya antar ke mobil"

"Baiklah kalau begitu"

Setelah mereka sampai pada tempat mobil yang Brielle kendarai tadi, ibu itu akhirnya masuk kedalam bersama seorang pengawal.

"Sekali lagi terima kasih banyak ya nak, kamu sangat baik hati mau membantu orang asing yang sedang kesusahan"

"Sama-sama, bukan masalah, hati-hati dijalan" Brielle melambaikan tangan dan menutup pintu mobil. Mobil pun melaju pergi.

Bersamaan dengan itu mobil limusin tiba, Brielle sampai dibuat kaget sendiri melihat barang belanjaannya memenuhi mobil.

"Kalau Teo ada disini, Mungkin kepalanya sudah dibenturkan ke kaca mobil karena pusing melihat belanjaan ku"

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

tok tok😁

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!