Ngedate di kantin

Eldar menatap para dokter yang masih sibuk di ruang Instalasi Gawat Darurat dengan kedua tangan berada di saku celananya.

Dokter tadi ngga bohong. Memang sedang banyak pasien yang butuh penanganan. Seperti yang Eldar dengar dari kasak kusuk dan tangis pasien dan penjenguk, satu rombongan bis pengantin kabarnya ditabrak bus lain dari arah yang berlawanan.

Mungkin waktu dia kecelakaan malam itu, tim medis juga pasti sangat sibuk. Apalagi ini rumah sakit milik om dan tantenya.

Eldar tetap tenang dan cuek walaupun makin banyak yang melihat ke arahnya. Baik keluarga pasien maupun tim medis.

Beberapa dokter berpaling padanya begitu juga para suster. Seakan mereka mendapatkan angin surga yang membawa pergi semua kelelahan mereka. Senyum mereka pun mengembang begitu saja.

Eldar membalas tipis. Dia tau, tangan tangan sebagai perantara dari Sang Pemilik Jiwa itu tanpa letih berusaha menyelamatkan banyak nyawa.

Skylar yang baru saja keluar dari ruang operasi, tertegun, ngga nyangka melihat pasien favorit tim medis ada di sini.

"Kamu udah ngga pusing lagi?"

Eldar menoleh dan menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah boleh pulang." Tadi tantenya Kirania sudah menjenguknya dan mengatakan kalo dia sudah bisa pulang setelah jam makan siang.

Eldar hanya tinggal menunggu keluarganya saja yang akan menjemputnya. Mungkin maminya.

Karena itu sebelum pulang, Eldar tetap ingin memaksakan keinginannya agar dokter itu mau menerima ajakannya makan siang.

"Sudah boleh pulang?" Skylar menatap lekat wajah Eldar. Seakan ingin memastikan kalo laki laki di depannya benar benar sudah sembuh.

Eldar malah meraih tangannya.

"Temani aku makan. Dokter juga harus istirahat. Kalo kurang makan nanti bisa salah ngasih obat." Rasanya ini kalimat terpanjang yang Eldar pernah ucapkan

Ada yang hangat mengalir dalam pembuluh darah Skylar.

Dia pun mengikuti langkah Eldar dengan diiringi tatapan shock dan ngga percaya dari teman teman sejawatnya.

"Kok bisa malah sama Sky?" kaget Yuma ngga mau percaya dengan apa yang sudah dilihatnya.

"Sky ternyata ngga menolak rejekj nomplok," timpal yang lainnya ngga kalah shocknya.

"Patah hati berjama'ah neh," sindir Otis kemudian tergelak.

*

*

*

"Kapan kapan aku akan mengajakmu makan di luar," senyum Elder.

Skylar tertawa pelan.

Dia serius mau mengajaknya nge date?

"Kira kira makanan apa yang enak di sini?"

"Nasi ayam kungpaw atau geprek juga enak. Atau kamu mau nyoba kwitiau goreng basahnya? Enak loh, mi kwitiaunya dibuat sendiri," promo Skylar ngga malu malu lagi.

"Boleh juga. Kalo minumannya?" Mata Eldar beriak senang melihat reaksi happy Skylar.

"Buat kamu sebaiknya jus alpukat spesial," saran Skylar.

"Oke. Kalo kamu minumnya apa?"

"Aku es jeruk saja."

"Oke." Eldar pun berpaling pada pegawai kantin yang sudah mendekat.

Eldar pun memesan kwitiau dua porsi dan minumannya es jeruk dua.

"Kok, kamu ngga pesan jus alpukat aja?" protes Skylar.

"Hanya mau samaan dengan kamu."

"Oke, kalo gitu aku jus alpukat. Mbak, minumnya diganti jus alpukat dua," putus Skylar cepat.

"Iya, dokter."

Eldar mengulum bibirnya menahan senyum.

Skylar menaikkan satu alisnya saat memergoki aksi pasien spesial ini yang sedang menatapnya.

"Aku salah?"

"Enggak," senyum Eldar membuat Skylar lega. Tadi dia spontan saja mengganti minuman mereka.

"Kamu beneran mau pulang? Ngga nunggu besok aja?" ceplos Skylar sambil membayangkan betapa kecewanya Yuma dan yang lainnya, yang sudah telanjur mengidolakan si tampan ini.

"Kamu mau aku pulangnya besok?"

Tatapan mata Eldar sangat tajam menghunjam matanya.

Skylar agak gelagapan, ngga nyangka akan diberi pertanyaan seperti ini.

Untung saja jus mereka segera datang sehingga Skylar ngga perlu cepat cepat menjawab pertanyaan Eldar yang agak ambigu.

Skylar segera menyeruput jusnya di bawah tatapan yang kali ini terasa hangat.

Rasanya jantungnya semakin rese saja. Skylar tau ini ngga boleh terjadi. Dia ngga boleh tertarik pada laki laki tampan di depannya.

Karena selama belasan tahun ini dia menjaga hatinya buat teman kecilnya dulu. Yang dingin tapi ngga mempedulikan keselamatan nyawanya waktu menyelamatkannya dulu.

Tapi laki laki di depannya ini dengan mudah membuatnya berpaling. Ini ngga boleh sebenarnya. Dia ngga boleh oleng.

Eldar menyeruput jusnya dengan mata terus menyorot dokter yang tampak salah tingkah di depannya.

"Kamu bisa nambah lagi," senyum Eldar ketika melihat jus si dokter sudah tinggal setengah.

"Eh." Skylar tersadar. Baru kali ini dia merasa konyol di hadapan laki laki.

"Ngga perlu," tolaknya cepat. Wajahnya sudah terasa panas.

Untung saja kwitiau mereka sudah datang.

Nampaknya memang lezat, batin Eldar saat mengamati piring kwitiau miliknya.

"Kelihatannya enak."

"Dicoba aja."

Eldar segera menyuapkan ke mulutnya. Mengunyahnya perlahan sebelum menelannya.

Tanpa sadar Skylar tersenyum lebar, teringat salah satu chef favorit di acara masak masak yang selalu ditontonnya.

"Memang lezatos," canda Eldar memuji.

"Boleh bawa pulang," usul Skylar juga becanda.

Eldar tertawa. Boleh juga buat maminya, batinnya setuju.

Tapi kenapa tantenya ngga pernah merequest makanan seenak ini padanya, ya, batin Eldar sambil menggulung kwitiau itu lagi dengan garpunya. Dia lebih suka menikmatinya menggunakan garpu dari pada dengan sumpit.

Tapi dokter di depannya terlihat sangat menikmati kwitiau ini menggunakan sumpitnya.

Ngga masalah buat Eldar, malah Eldar merasa kalo dokter ini bertambah seksi. Tapi tetap saja yang paling seksi saat mereka berciuman pada malam itu diclub.

Penampilannya sangat jauh berbeda. Eldar jadi teringat adiknya Jennifer yang punya lusinan koleksi baju baju seksi di lemarinya.

Apa dokter ini juga?

Dokter cantik ini seakan lupa kalo ada laki laki yang sedang menatapnya cukup nakal. Dia terlihat sangat lapar hingga lebih berkonsentrasi pada kwitiaunya.

Eldar pun tersenyum tipis. Tangannya mengambil tisu dan langsung melayangkan ke sudut kanan bibir dokter itu yang terdapat sedikit noda minyak bercampur kecap si kwitiau.

Skylar berjengit ketika tisu itu menyentuh bibirnya.

Matanya sedikit membesar dengan jantung yang berdebar keras karena sentuhan itu. Ingatannya langsung melayang pada kejadian ngga mungkin terlupa pada malam itu.

"Kalo saat ini aku mabok, pasti bibirku yang akan membersihkannya."

Skylar terpaku mendengarnya.

Laki laki ini sedang merayunya?

Dia ahli banget membuat jantung perawan ini hampir copot.

Apa dia biasa begitu? Menerbangkan perasaan para perempuan dengan sangat tinggi sampai jauh ke langit?

Hati dan pikiran Skylar berkecamuk dengan berbagai tanya yang ngga ingin dia dengar jawabannya. Dia takut jika jawaban semua pertanyaannya adalah "iya."

Tapi Eldar serius dengan ucapannya. Walaupun dia akan mendapatkan tamparan, Eldar tetap ingin merasakan bibir

itu lagi. Sayang ngga ada alkohol di sini.

Dengan kegugupan yang kembali dirasakan Skylar, hampir saja gelasnya jatuh kesenggol oleh tangannya yang gemetar. Untung Eldar cepat meraihnya.

Menurut Eldar dokter di depannya sangat mengusik hatinya. Cara gugupnya sangat mirip dengan seseorang dulu yang susah untuk dia lupakan.

Kenangannya pun hadir begitu saja. Wajah polosnya yang memerah saat Eldar kecil mendekat untuk membuang helaian beberapa daun yang mengotori rambut indahnya.

Anak perempuan kecil itu pun hampir menyenggol gelas minumannya karena tangannya yang bergetar saat akan meraihnya.

Kamu ada saingan, batin Eldar.

Mungkin dokter cantik ini, walaupun sedikit mengingatkannya akan masa lalunya, bisa membuatnya melupakan kenangan pahit itu.

Eldar terus saja menyuapi kwitiaunya sambil terus menatap lembut dokter yang mulai mencoba bersikap tenang lagi. Eldar suka melihat warna merahnya yang semakin terang di kedua pipinya.

"Menurutmu, dimana tempat liburan yang bagus?"

"Kamu sukanya apa? Laut? Atau tempat bersejarah?"

"Aku sukanya pantai."

"Kalo dalam negeri kamu bisa ke Bali, lombok atau ke Pulau Bintan. Atau yang agak ekstrim ke Raja Ampat," usul Skylar yang dengan detak jantung yang berangsur normal.

Laki laki ini sangat pintar mencairkan suasana. Terutama membuat lawan bicaranya merasa nyaman.

Semakin banyak saja nilai plusnya.

"Boleh juga. Makasih idenya."

"Sama sama."

"Boleh kalo kamu mau ikut."

"Uhuk uhuk uhuk." Skylar tersedak kwitiaunya. Rasanya sakit sekali kerongkongannya.

Jusnya sudah habis, tapi rasa pedas bercampur perih di kerongkongannya masih ngga mau hilang.

"Minumlah."

Tanpa memikirkan apa pun lagi, Skylar menghabiskan jus pasiennya tanpa sempat mengganti sedotannya. Dia minum dengan sedotan bekas bibir laki laki itu.

Bukannya secara ngga langsung mereka susah berciuman lagj? Skylar makin merasa dirinya semakin konyol dan bodoh.

"

Terpopuler

Comments

.

.

kangen mas Ahlul😔

2024-02-19

1

.

.

memang itu dia cinta masa kecilnya loh

2024-02-19

1

.

.

seperti aku lebih suka digulung pake garpu

2024-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!