Selesai sarapan, Arthur langsung berlari kembali ke kamarnya dengan jantung berdegup kencang. Devin semakin dibuat bingung dengan tingkah laku Arthur yang sangat aneh itu.
Namun Adrian, Riana, Dian, dan Lina hanya terkekeh geli karena paham dengan gelagat Arthur.
"Aneh sekali anak itu!" gumam Devin kesal.
"Sudahlah, kau pergi saja, buatlah jadwal latihan untuk dia." ucap Adrian.
"Kalau begitu aku titip Arthur ya kek, aku pergi dulu." ucap Devin berpamitan.
Di dalam kamar, Arthur kini sedang di landa gelisah. Dia berjalan mondar-mandir di samping kasur sambil berpikir keras bagaimana cara menghilangkan rasa gelisah di dalam hatinya.
[Santai saja bos, jangan tegang]
'Ck! cobaannya berat sekali Zet! sialan!' ucap Arthur.
[Hihihi...kau suka kan? iya kan?]
'Matamu!' jawab Arthur salah tingkah sampai wajahnya merah.
[Hayoooo....]
'Sudahlah Zet! sialan!' ucap Arthur kesal.
'Hahaha! aku adukan ke tuan Adrian kau bos!' ucap Son.
'Terserah kalian! sialan!' ucap Arthur kesal.
Arthur memutuskan untuk keluar karena kalau di dalam kamar dia akan terus merasakan gelisah. Arthur pergi ke teras halaman belakang untuk membaca kitab sembari menikmati udara segar di sana.
'Zet, kau jual rokok tidak?' tanya Arthur yang merasa kalau mulutnya asam.
[Ada, komplit bos, tinggal buka Shop saja nanti aku potong uangmu sesuai harga]
'Baiklah.' ucap Arthur paham.
Arthur membeli dua slop rokok Sampoerna Splash Lemon di toko sistem. Dia mengeluarkan satu bungkus lalu menyulut satu batang untuk menemaninya dalam membaca kitab pemberian Devin.
Saat sedang asik membaca sekaligus sedikit mempraktikkan, Olivia datang membawakan secangkir kopi hitam dan duduk di kursi sebelah Arthur.
"Kopi buat kamu." ucap Olivia tersenyum manis.
"M-makasih...." ucap Arthur tergagap karena gerogi.
'Hihihihi....' Son tertawa cekikikan melihat wajah gerogi tuannya.
"Kenapa sih? kok gerogi begitu?" tanya Olivia dengan suara yang sangat halus, dan lembut.
"Ah..e-enggak kok hehehe..." jawab Arthur keringat dingin.
[Hayoloo bos..hahaha!]
"Semangat ya besok latihannya." ucap Olivia mengusap lembut punggung Arthur.
"I-iya tante." jawab Arthur semakin gerogi.
"Jangan panggil tante dong, panggil sayang hihihi..." ucap Olivia beranjak pergi sambil cekikikan.
'Hahaayy!' goda Son.
[Sialan! lucu sekali!]
'Bajingan kalian!' ucap Arthur kesal.
Arthur mengusap keringatnya lalu lanjut membaca ditemani kopi nikmat buatan Olivia. Arthur duduk membaca kitab di sana sampai siang, banyak pengetahuan baru yang dia dapat dari kitab pemberian Devin ini.
Mulai dari teknik bertarung gaya bebas, sampai penyerapan energi yang benar tercatat dengan rapi dalam kitab tersebut.
Arthur menyimpan kembali kitabnya karena matanya sudah lelah, dia memutuskan untuk duduk bersantai sambil merokok.
"Gimana ya nasibku kedepannya? apa bakal gini gini terus? atau bakalan sukses?" gumam Arthur menatap langit biru.
[Sialan! bengong dikit mikir masa depan! sudah bos! ikuti alurnya saja, tidak perlu di pikirkan lebih dalam. Yang penting jangan berhenti untuk bekerja keras supaya takdirmu tidak berhenti di tengah jalan karena kemalasanmu]
"Arthur, ayo makan siang nak!" panggil Riana dari dalam.
"Iyaaa!" jawab Arthur langsung menghabiskan sisa kopinya dan pergi masuk ke dalam rumah.
Di ruang makan ternyata Devin sudah kembali dan sedang asik makan sambil berbincang dengan Adrian mengenai treatment latihan untuk Arthur.
"Dari mana?" tanya Adrian yang bingung melihat Arthur datang dari arah belakang, bukan dari kamarnya.
"Ngopi di teras hehehe..." jawab Arthur nyengir.
"Syukurlah kalau kamu sudah sedikit bisa adaptasi." ucap Adrian senang.
"Bau rokok! kamu merokok ya?!" tanya Riana dengan wajah marah.
Arthur hanya nyengir tanpa menunjukkan rasa bersalah.
"Masih muda jangan ngerokok dulu, masa depanmu masih panjang." ucap Riana menasehati Arthur.
"Tidak apa apa, laki laki kok." ucap Adrian memaklumi Arthur.
"Gak bisa gitu dong! kalau sudah umur 21 tahun atau lebih baru boleh! orang masih 18 tahun kok!" ucap Riana marah.
"Stop merokok! awas kalau ketahuan merokok lagi!" ucap Riana memarahi Arthur.
"I-iyaa..." jawab Arthur menganggukkan kepala.
Arthur pun mulai makan, beberapa kali dia mencuri pandang pada Olivia yang terlihat sangat cantik dan manis.
(Olivia)
"Ini jadwal latihanmu, hari senin sampai jumat latihan bersamaku dan kakek Adrian. Sabtu dan Minggu kau akan latihan dengan semua Dewa Dewi di dimensi ini dengan cara rolling." ucap Devin memberikan secarik kertas.
"Oh iya, rencananya aku mau mengadakan latihan tambahan di alam Jiwa ku." ucap Arthur.
"Silahkan, itu bagus malahan, asal kau bisa mengatur waktu antara istirahat dan latihan. Aku senang kau memiliki tekad untuk menjadi kuat." jawab Devin mengijinkan.
"Perhatikan kesehatan tubuhmu juga, jangan terlalu banyak latihan." ucap Adrian.
Arthur hanya menganggukkan kepala tanda setuju pada Adrian. Setelah selesai makan siang, Arthur pun kembali ke kamarnya.
[Bos! ayo kita mulai latihan beratnya!]
'Ayo bosss!' teriak Son penuh semangat.
Arthur yang sedang rebahan sambil membayangkan hidup mewah di temani Olivia sebagai istri satu-satunya langsung sadar.
'Masih miskin saja sok menghalu! kerja!' ucap Son kesal.
"Ughhh...tertusuk fakta!" ucap Arthur memegangi dadanya.
'Ayo cepat bos!' ucap Son.
"Baiklah!" jawab Arthur masuk ke Alam Surgawi.
Saat sampai di alam Surgawi, Arthur di buat kaget karena melihat sosok pria tampan dan gagah yang duduk di bawah pohon sambil merokok di temani dua orang pria tampan dan berwibawa.
'Siapa itu zet?' tanya Arthur kebingungan.
[Hampirilah, kalau kau tanya aku, aku tanya siapa bodoh!]
Arthur berjalan menghampiri tiga pria asing itu untuk menanyakan siapa mereka.
"Permisi tuan tuan, mohon bertanya, siapakah tuan tuan ini dan ada urusan apakah tuan tuan datang kemari?" tanya Arthur dengan sopan.
"Datang juga kamu nak! perkenalkan, aku Smith Neilson Nara yang akan menjadi guru kesekian mu!" jawab pria tampan dan gagah itu.
"Aku Amon dan ini kakakku Aron, kami akan membantumu dalam evolusi dan sebagainya." ucap pria tampan dan berwibawa itu.
"Kau Arthur Dillingham kan? anak kelahiran tanggal 7 bulan 7 itu." tanya pria tampan dan berwibawa satunya.
"Betul, saya orangnya." jawab Arthur.
"Baguslah, kita datang di waktu yang tepat." ucapnya.
"Ayo mulai latihan!" ucap Smith penuh semangat.
"Ahahhaha! akhirnya aku punya teman ngobrol di sini!" ucap Son sangat gembira.
Arthur pun mulai pemanasan dengan Smith, Aron dan Amon yang terus mengawasinya.
[Bos! kita latihan 17 tahun! aku sudah atur waktunya sampai besok pukul 05.00 pagi!]
"Baiklah!" jawab Arthur tersenyum senang.
"Hey! kau siapa?!" tanya Aron tidak asing dengan suara Zet.
[Aku Zet, adik Bob! mohon kerja samanya]
"Ohh! pantas tidak asing dengan suaranya! baiklah! kita akan bekerja sama untuk memperkuat anak bodoh ini!" ucap Aron.
"Aku kira Bob tadi hahahaha..." ucap Amon tertawa geli.
Arthur pun di latih dengan sangat keras oleh Smith, dia di beri banyak sekali ilmu baru dalam dunia Hunter. Aron dan Amon juga memberikan berbagai pemahaman tentang jiwa kesatria, mental bertarung, dan raalita kehidupan yang belum pernah Arthur bayangkan.
Dari saling menjatuhkan demi sebuah jabatan dan uang, saling merendahkan demi mendapatkan penghormatan, bahkan Aron menceritakan tentang sahabatnya yang mati dibunuh demi sebuah bayaran, kekuatan, dan kesejahteraan.
Arthur yang sudah hidup penuh kesengsaraan di bumi pun merasa lebih beruntung dari orang-orang dalam cerita Aron dan Amon. Kini Arthur paham dengan sikap sikap manusia di Bumi yang menurutnya sangat busuk itu.
"Janganlah kau menjadi salah satu dari mereka, tetaplah menjadi dirimu sendiri yang rendah hati dan penyabar. Jangan menghina orang-orang yang lebih rendah darimu, bantu mereka, karena kau pernah menjadi seperti mereka." ucap Amon.
"Tapi jangan jadi seperti itu jika kau di rendahkan, di permalukan, orang tuamu di hina, atau Tuhan mu di jelekkan. Jadilah iblis jika orang orang berani menginjak-injak harga dirimu, harga diri keluarga mu, dan kesucian Tuhanmu!" ucap Aron.
"Baik paman! aku mengerti!" ucap Arthur menganggukkan kepalanya.
"Jangan terlalu terbuka dengan orang luar, orang dekat maupun sahabatmu sendiri. Karena penghianat bisa jadi adalah orang terdekatmu atau orang yang kau anggap spesial." ucap Aron.
"Waduh! selama ini aku selalu cerita banyak tentang latar belakang ku paman!" ucap Arthur panik.
"Jangan di ulangi, mulai sekarang sembunyikan semua yang kau miliki. Dari kekuatan, harta, pasangan, pokoknya yang menjadi tiang penyangga kehidupan mu." ucap Aron.
"Betul! tapi kalau bisa tetap jagalah persaudaraan dalam hidupmu. Karena manusia itu makhluk sosial, butuh bantuan manusia lain untuk bertahan hidup." ucap Amon.
"Begitu ya, baiklah, aku akan mencoba berubah sedikit demi sedikit." ucap Arthur paham.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
アディ
uhhh..entah knp filing ku udh gk enak
2023-11-18
0