Jonathan yang tidak mau kalah dengan perkembangan sahabatnya itu bertekad untuk mulai latihan serius. Jonathan meminta treatment latihannya lebih keras dari member lainnya.
"Masih minggu depan, kau siapkan saja dirimu untuk latihan berat besok. Kita tidak akan berlatih di sini, aku sudah siapkan dimensi khusus untuk latihanmu. Jadi selesaikan urusanmu sekarang, karena mulai minggu depan, kau tidak akan bisa pulang ke rumah sampai waktu yang belum di tentukan." ucap Julian sambil makan siang di ruang tamu.
"Siapkan dirimu, ini bukanlah latihan yang kau pikirkan. Kau harus mampu menundukkan entitas super kuat di dalam tubuhmu supaya kekuatanmu bisa meningkat drastis." ucap Albert menepuk pundak Jonathan.
"Pastikan juga keluargamu menerima semua konsekuensi yang akan terjadi setelah latihan ini." ucap Kevin.
"Maksudnya?" tanya Jonathan bingung.
"Sampah akan merasa dirinya yang paling kuat setelah mendapatkan sebuah kekuatan besar. Dan kau adalah kandidat yang paling memungkinkan untuk menjadi seperti itu." jawab Kevin tersenyum mengerikan.
"Tidak mungkin! aku bukan orang seperti itu." ucap Jonathan tidak percaya.
"Benarkah? kalau begitu kita lihat di waktu yang akan datang." ucap Kevin tersenyum sinis.
"Devin kemana? kok gak ikut makan?" tanya Aurora yang baru turun dari kamarnya.
"Sudah pergi latihan ke tempat om Adrian, tadi pagi sama Arthur." jawab Julian.
"Oalah, baru aja mau ngajak liburan, lain kali aja." ucap Aurora kecewa.
"Lain kali saja bun, ini lagi sibuk sibuknya." ucap Albert.
"Ya udah deh." ucap Aurora pasrah.
Mereka melanjutkan makan siangnya dengan sedikit obrolan ringan. Di sisi lain, Arthur bersama Devin sedang berkeliling dimensi Surgawi yang menjadi tempat bersemayamnya legenda Dewa Dewi alam semesta setelah pensiun.
Devin mengajak Arthur berkeliling untuk memperkenalkan Arthur pada Dewa Dewi di sana sebagai muridnya dan meminta bantuan mereka untuk melatih Arthur berbagai skill, energi, teknik bertarung, penyembuhan diri, dan elemen.
Setelah mengelilingi dimensi Surgawi yang tidak terlalu luas itu, Devin pun mengajak Arthur untuk pergi ke rumah tempat Adrian dan keempat istrinya tinggal.
"Permisi!!!!" teriak Devin layaknya seperti anak kecil, padahal fisiknya sudah sepuh.
"Aku memanggilmu apa? guru?" tanya Arthur sambil menunggu penghuni rumah keluar.
"Apa ya bagusnya? eummm....Kakek saja, aku tidak suka kalau di panggil guru dan sebagainya." jawab Arthur.
"Baiklah." ucap Arthur setuju.
Tak lama kemudian, seorang wanita cantik memakai daster keluar dari rumah untuk membukakan pagar.
"Kakek Adrian ada nek?" tanya Devin.
"Ada, masuklah dulu." jawab wanita itu.
Mereka berdua pun memasuki rumah sederhana itu, duduk di ruang tamu sambil menunggu orang yang akan menjadi guru tambahan Arthur.
"Ada apa?" tanya sosok pria setengah baya yang penuh kharisma dan sangat berwibawa.
"Aku sudah menemukannya kek, namanya Arthur Dillingham. Sudah waktunya untuk kita menjadikannya monster." jawab Devin.
"Loh! anda yang mendatangi aku waktu itu kan?!" ucap Arthur setelah berpikir keras.
"Hahaha...kau masih ingat ternyata! ya, namaku Adrian Neilson Nara, ayah dari Ashura Neilson Nara. Wanita yang aku bawa waktu itu adalah Erica Dillingham, nenekmu." ucap pria itu tersenyum lebar.
"Tapi anda mengaku sebagai suaminya!" ucap Arthur ragu untuk percaya.
"Aku hanya bercanda! hahaha..." ucap Adrian tertawa geli.
"Kapan mau latihan?" tanya Adrian.
"Kau siap kapan?" tanya Devin pada Arthur.
"Aku butuh adaptasi dulu, kalau langsung beraktivitas berat bisa drop." jawab Arthur.
"3 cukup?" tanya Devin.
"Cukup." jawab Arthur.
"Mau minum apa?" tanya Adrian.
"Air putih dingin saja." jawab Arthur masih sungkan.
"Kau?" tanya Adrian pada Devin.
"Teh hangat." jawab Devin.
"Riana! kemarilah!" teriak Adrian.
Tak lama, wanita berdaster yang tadi membukakan pintu pagar datang menghampiri mereka.
"Ya?" jawabnya malas.
"Buatkan teh hangat untuk Devin dan ambilkan air putih dingin untuk anak ini. Aku kopi pahit saja." ucap Adrian.
"Tunggu sebentar." ucap Riana.
Mereka melanjutkan perbincangan sampai Riana kembali datang untuk memberi minuman pesanan mereka. Cukup lama mereka ngobrol mengenai treatment latihan untuk Arthur.
Sampai sore harinya Adrian pun menyuruh Arthur untuk istirahat di kamar yang sudah di sediakan oleh istri pertama Adrian bernama Dian.
"Istirahat lah, aku ada urusan." ucap Devin lalu pergi keluar kamar.
'Turu aja apa ya?' batin Arthur.
[Dari pada turu, mending coba serap energi baru di sini bos]
'Aku coba ya.' ucap Arthur mulai bertapa.
Perlahan Arthur memfokuskan diri untuk menyerap energi Dewa yang melimpah ruah. Sedikit demi sedikit Arthur menyimpan energi Dewa ke dalam tubuhnya.
Hingga 1 jam kemudian Arthur menyudahi bertapanya, dia menghela nafas berat lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.
[Istirahat saja bos, besok kita latihan lagi seperti kemarin]
'Baiklah.' jawab Arthur lalu memejamkan matanya.
Malam itu Arthur tidak makan malam karena ketiduran sampai pagi. Di malam harinya dia kembali memimpikan hal yang sama seperti malam malam biasanya, namun yang membuat Arthur lebih takut itu entitas yang ada di dalam penjara itu mulai menunjukkan wujud aslinya.
Pukul 03.00 dini hari Arthur terbangun dari tidurnya karena mimpinya, nafasnya terasa sangat berat, sakit di dada bagian kiri, dan pusing terasa sangat menyiksa kali ini.
[Dia sudah berani menyerang fisik bos, kita harus segera memperkuat diri!]
'Antar aku ke sana bob.' ucap Arthur.
[Baik, ayo]
Arthur berpindah ke alam Surgawi menemui Son yang rebahan menatap langit karena bosan.
"Ada apa bos?" tanya Son melirik Arthur.
"Aku mimpi lagi, bedanya dia mulai menunjukkan wujud aslinya. Kalau sebelumnya cuma menunjukkan dua pasang mata terus mengaum." jawab Arthur.
"Latihan lagi saja, kau terlalu lemah saat ini." ucap Son.
[Kau berani keras tidak? kalau berani biar aku bikinkan jadwal latihan tambahan]
"Latihan tambahan sangat berguna bagimu bos, selain kau bisa beristirahat dengan bebas di sini, kekuatanmu juga akan terus meningkat secara drastis." ucap Son.
"Baiklah, buatkan jadwal nya Zet!" ucap Arthur.
[Shap! kau latihan dulu!]
Arthur menganggukkan kepalanya lalu mulai melakukan pemanasan bersama Son. Setelah pemanasan, Arthur langsung melakukan latihan fisik sebagai permulaan latihannya.
Beres dengan fisiknya, Arthur pun memulai latihan penyempurnaan skill, pasif aktif, dan teknik berpedangnya. Setelah itu dia lanjut ke penguasaan energi, elemen, dan pembentukan serangan.
Satu tahun Arthur habiskan hanya untuk latihan di alam Surgawi. Karena waktu di luar sudah menunjukkan pukul 08.00, Zet pun menyuruh Arthur untuk keluar.
Arthur pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat. Selesai mandi, Arthur pun kembali rebahan di atas kasurnya.
Sebenarnya dia ingin keluar namun rasanya canggung saja. Lumayan lama dia berdiam di atas kasur, sampai akhirnya pintu kamarnya di ketuk.
Tok...tok...tok...
"Arthur, keluar nak, sarapan." suara merdu yang membuat telinga Arthur terasa nyaman.
"Arthur..." panggilnya lagi.
"Sebentar..." jawab Arthur beranjak dari kasur untuk membuka pintu kamar.
Saat membuka pintu, Arthur di buat tertegun saat melihat sosok wanita yang menurutnya sangat sempurna untuk di jadikan istri.
'Sattt!' batin Arthur dengan muka merah merona.
"Ayo sarapan dulu, dari semalam kamu belum makan kan?" ucap wanita itu.
"I-iya..." jawab Arthur menganggukkan kepala dengan cepat.
"Ayo." ajak wanita itu.
Arthur hanya menganggukkan kepala dan mengikutinya dari belakang sambil menundukkan kepala menyembunyikan wajah merahnya.
Sesampainya di ruang makan yang sudah di tunggu oleh Adrian, Devin, dan 3 wanita cantik, Arthur dan wanita itu langsung duduk untuk menikmati hidangan pagi hari yang sederhana.
"Kau sakit?" tanya Devin mengerutkan alisnya.
"Haa? t-tidak kok..." jawab Arthur salah tingkah.
"Oh ya, perkenalkan, namanya Olivia Margaret, istri ke lima ku hehehehe...." ucap Adrian.
"Kakek menikah lagi?!" tanya Devin kaget.
"Diamlah! aku punya rencana bagus!" bisik Adrian.
"Cih!" decih Devin kesal.
"Bacalah, aku sudah merangkum sekitar 7 skill tingkat Dewa untuk kau pelajari. Sebagian besar warisan klan Nara dan sebagian lagi warisan ayahku." ucap Devin memberikan dua kitab yang sangat tebal pada Arthur.
"B-baiklah..." jawab Arthur yang masih sangat gerogi karena duduk bersebelahan dengan Olivia.
"Kau ini kenapa sih?" tanya Devin yang bingung dengan sikap Arthur.
"T-tidak apa apa kok hehehe...cuma semalam susah tidur." jawab Arthur.
"Semalam saja kau tidur ngorok! mana ada susah tidur!" ucap Devin.
"Jam 3 aku bangun, terus susah tidur lagi hehehe..." jawab Arthur menggaruk tengkuknya.
"Kalau kau sakit, kita bisa undur latihannya beberapa hari. Aku tidak mau ambil resiko kedepannya." ucap Devin.
"Tidak kek, aku sehat jasmani dan rohani! aman!" ucap Arthur tersenyum canggung.
"Lusa kita langsung latihan, hari ini aku mau urus jadwalnya dulu." ucap Devin.
"Baik." jawab Arthur lalu menyimpan dua kitab pemberian Devin dan lanjut makan sambil mendengarkan pembicaraan mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments