"Tungguin anjink!" ucap Arthur kesal.
"Kau lama satt!" jawab Jonathan kesal.
"Kalian berdua jadi yang pertama untuk melakukan pemberkatan dan meminta restu." ucap Grace.
"Ayo ikut aku." ucap Devin berjalan pergi diikuti seluruh anggota guild The Devil's Crew.
Arthur dan Jonathan hanya menurut saja, mereka berdua mengikuti Devin masuk ke dalam makam Bima dan Silvia yang sudah sangat terkenal.
'Woahhhh! mewah sekali!' batin Arthur yang takjub dengan isi makam Bima dan Silvia.
"Berdo'a lah, mintalah restu padanya kalau kalian ingin menjadi pelindung dunia. Jangan lupa juga untuk berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa supaya beliau senantiasa melindungi kalian dari marabahaya." ucap Devin.
Keduanya menganggukkan kepala lalu duduk bersila memanjatkan do'a pada Yang Maha Esa. Arthur berdo'a supaya panutannya itu di berikan tempat paling nyaman di sana, dia juga meminta perlindungan pada Tuhan untuk setiap kegiatan kemanusiaan nya.
'Tuan Bima, Nyonya Silvia, aku Arthur Dillingham meminta restu kalian untuk menjadi pelindung alam semesta. Semoga restu kalian menjadi jembatan dari Sang Pencipta untuk memberikan perlindungan dan kemudahan di masa yang akan datang.' batin Arthur sepenuh hati.
[Yang Mulia Tuan Besar, aku Zet, adik dari Bob meminta restumu untuk membimbing anak ini. Semoga engkau di tempatkan di sisi terbaiknya dan senantiasa melindungi kami dari jauh]
'Ayah, penerus yang ayah katakan 150 tahun yang lalu telah lahir. Aku meminta restu untuk membimbingnya. Begitupun bob, kami berdua akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan anak ini seperti yang engkau harapkan.' batin Devin sambil menaburkan bunga di makam Bima ayahnya.
'Ibu, aku juga meminta restumu, berikanlah kelancaran untuk setiap urusanku.' ucap Devin menaburkan bunga di makam Silvia ibunya.
Arthur dan Jonathan pun selesai berdo'a, mereka menaburkan bunga di kedua makam suci itu. Mereka juga membasuh kedua batu nisan itu sambil tetap memanjatkan do'a terbaik yang mereka bisa.
Setelah itu giliran anggota guild The Devil's Crew yang memanjatkan do'a dan membasuh batu nisan. Hal yang rutin dilakukan setahun sekali untuk menghormati orang paling berjasa di alam semesta.
"Ayo ke belakang, mereka akan menyusul." ajak Devin.
"Baik Pak." jawab Arthur menganggukkan kepala.
Mereka pun pergi ke belakang gedung utama Asosiasi, tempat patung setinggi 400m berdiri kokoh.
"Megah sekali." gumam Arthur sangat kagum dengan patung di hadapannya.
"Luar biasa..." ucap Jonathan dengan mata berbinar.
"Patung ini sudah berdiri lebih dari 100 tahun, di lengkapi beberapa clone senjata beliau yang tertata rapi dibawah kaki patung ini. Kalau kalian ingin melihat, mari kami temani." ucap Julian.
"B-boleh?" tanya Arthur kaget.
"Ayo, tidak usah malu malu." ajak Devin tersenyum lebar.
Mereka pun masuk ke sebuah ruangan rahasia yang ada di bawah patung Bima itu. Di dalam ruangan rahasia itu terdapat clone senjata milik Bima yang digunakan semasa hidupnya.
Arthur dan Jonathan melihat semua senjata, jubah, bahkan kursi kebesaran Bima di sana penuh kekaguman.
Jonathan terus mengikuti Devin dan Julian yang menjelaskan sejarah setiap barang-barang di sana. Sedangkan Arthur malah memisahkan diri, dia berdiri memandang empat buah pedang yang berjejer rapi di sana.
'Boleh nyentuh gak si?' batin Arthur yang merasa sangat ingin memegang salah satu pedang itu.
[Pegang tinggal pegang bos, kau punya tangan kan?]
Arthur celingak celinguk untuk memastikan keamanan, setelah di rasa aman, tangan kirinya langsung menyentuh bilah pedang Dewa Neraka. Sedangkan tangan kanannya menyentuh bilah pedang Yin Yang.
Woshhhhhhhh....
Satu detik kemudian aura yang saling berlawanan pun meledak. Keempat pedang itu bergetar hebat mencoba melepaskan diri dari kaca pajangan. Arthur yang terpental karena aura keempat pedang itu langsung bergetar ketakutan.
Julian dan Devin langsung menengok saat merasakan ledakan aura yang sangat dahsyat di belakang. Sedangkan Jonathan langsung bersembunyi di belakang Julian.
"Masuklah." ucap Devin pelan sambil tersenyum lebar.
Prangggg....
Jlebbbbb....
Arghhhhhh....
Keempat pedang itu memecah kaca penahan lalu terbang menusuk tubuh Arthur bersamaan, keempat pedang itu menghilang masuk ke dalam tubuh Arthur secara perlahan yang membuat Arthur merasakan sakit yang tidak pernah dia pikirkan.
"Sial!" ucap Arthur pelan sebelum pingsan.
Jonathan, Julian, dan Devin langsung berlari menghampiri Arthur yang tidak sadarkan diri itu.
"A-apa d-dia mati?" tanya Jonathan takut.
"Tidak, tenang saja, dia hanya pingsan. Paling 1 menit sudah sadar kembali." jawab Devin santai.
"Tenanglah, biar dia yang urus, ayo kita keluar dan menyambut anak anak lainnya." ucap Julian.
"Baik Pak!" jawab Jonathan.
Keduanya pun pergi keluar dari ruang rahasia itu, mereka di sambut oleh anggota guild The Devil's Crew yang sudah dari tadi ada di sana.
"Mana Devin?" tanya Riski.
"Di dalem, ada sedikit insiden tadi." jawab Julian santai.
"Oh iya, nih titipan Lidia." ucap Riski memberi dua amplop pada Julian.
"Makasih." ucap Julian tersenyum senang.
Di dalam ruangan rahasia, kini Arthur telah sadar dari pingsannya. Arthur merasakan ada lonjakan energi yang sangat besar di dalam tubuhnya, dia juga merasakan kalau pengelihatan nya menjadi lebih tajam dan mampu memprediksi gerakan di depan mata.
"Minumlah, rileks saja, jangan di tahan atau di tolak. Itu artinya Tuhan mengirimkan wahyu padamu melalui restu Tuan Bima untuk melindungi alam semesta." ucap Devin memberikan satu botol air mineral.
Arthur menganggukkan kepala lalu meminum air mineral pemberian Devin. Dia menenangkan hatinya, menerima semua yang masuk ke dalam tubuhnya seperti apa yang Devin katakan.
"Sudah?" tanya Devin.
"Sudah pak." jawab Arthur sudah kembali bertenaga.
"Ayo keluar, teman-teman mu akan segera datang." ajak Devin.
Mereka pun keluar dari ruangan rahasia menemui anggota guild yang lain.
"Apa aku bilang, tenang." ucap Julian pada Jonathan.
"Kenapa?" tanya Rizal penasaran.
"Nanti aku ceritakan di basecamp paman." jawab Devin.
"Okelah kalau begitu." ucap Rizal setuju.
Tak berselang lama para murid Academy pun mulai berdatangan bersama guru guru pembimbing. Mereka memberikan hormat pada patung Bima, setelah itu mereka berfoto di sana sebagai kenang-kenangan.
"Kenapa temanmu jo?" tanya Shinta pada Jonathan.
"Kecapean bu, tadi gak sarapan dia." jawab Jonathan nyengir.
"Loh, nasi box nya gak cukup?" tanya Vallen heran.
"Enggak bu, orang dia dari kemarin gak makan katanya. Habis ujian itu dia langsung tidur bu, jadi gak sempet makan." jawab Jonathan.
"Oalahh, nanti saya mintain ke panitia ya, kasihan anak orang." ucap Vallen tidak tega dengan Arthur yang terlihat pucat dan lemas.
'Si anjing ini pintar banget kalau suruh bohong!' batin Arthur kesal.
[Bakat penipu bos]
"Kamu kenapa? sakit?" tanya Shinta dengan lembut.
"Lemes aja bu, kurang tidur juga belakangan ini." jawab Arthur dengan suara lemas.
"Makan ya habis ini, itu bu Vallen lagi ngambil nasi kotak." ucap Shinta mengusap kepala Arthur penuh kelembutan.
Arthur hanya menganggukkan kepala dengan tatapan kosong.
[Makanya, kenapa aku bilang kau akan mati kalau tau bos! baru di tampakan 1% wujudnya saja kau sudah ketakutan setengah mati!]
'Itu terlalu mengerikan Zet! sialan! aku tidak bisa melupakannya!' ucap Arthur.
[Hahahaha....bawa santai saja bos]
Tak lama Vallen pun datang membawakan satu kotak makanan untuk Arthur yang terlihat semakin pucat dan lemas.
"Makanlah dulu, setelah itu segera minum pil ini dan bertapa untuk merapihkan pondasi tubuhmu." ucap Devin memberikan satu buah pil berwarna hijau pada Arthur.
"Terimakasih." jawab Arthur mulai makan.
"Mesranya cukk! liat liat!" bisik Jonathan pada Arthur.
Arthur menengok ke arah yang di tuju Jonathan, terlihat jelas Anna yang sedang bermesraan dengan Dion pacarnya. Berfoto ria, berpelukan, saling suap camilan, dan beberapa kali saling berciuman.
"Siapa? pacarmu?" tanya Devin penasaran.
"Mana mau cewek kaya raya sama cowok miskin kayak aku pak! mustahil!" jawab Arthur.
"Jangan marah dong! aku cuma tanya!" ucap Devin kesal.
"Siapa yang marah?!" tanya Arthur ketus.
"Sensi banget si! udah cepetan makan, habis ini acara perpisahan." ucap Shinta.
"Iya bu." jawab Arthur nurut.
Setelah selesai makan, Arthur langsung meminum pil pemberian Devin lalu bertapa untuk merapihkan pondasi di dalam tubuhnya.
Devin dan Julian membantu dengan mengalirkan energi ke dalam tubuh Arthur. Hanya dalam waktu 30 menit Arthur telah selesai merapihkan pondasi yang sangat berantakan.
Wajah Arthur terlihat lebih cerah, dia juga sudah kembali berenergi.
"Sudah?" tanya Shinta.
"Dah bu, makasih ya makanannya." jawab Arthur.
"Ya udah, saya tinggal ya." ucap Sinta tersenyum lalu beranjak pergi bersama Vallen.
"Nah, dibuka pas sampai rumah." ucap Julian memberikan amplop masing-masing satu sesuai namanya pada kedua pemuda itu.
"Terimakasih." ucap mereka berdua bersamaan.
"Kembali ke tempat kalian, acara perpisahan sudah mau di mulai." ucap Julian tersenyum senang.
Mereka berdua menganggukkan kepala lalu pergi meninggalkan mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
( KANG SESAD )
HM bau² Hiatus nih
2023-11-15
0