Saat ini mereka berdua sedang duduk di kantin menikmati makan siangnya. Membicarakan tentang ujian tengah semester yang akan di lakukan minggu depan.
"Job mu apa aja ***? lupa aku." tanya Arthur sambil memakan mie ayamnya.
"Sama kayak kau kan, elemen kita juga sama. Sebenarnya cuma beda jumlah Mana aja sih kita ini, selebihnya sama." jawab Jonathan santai.
"Helehh! peniru!" ucap Arthur kesal.
"Cih! itu takdir!" ucap Jonathan ketus.
Saat keduanya sedang asik makan sambil berbincang santai, lewatlah Anna bersama circle nya yang berisi gadis-gadis cantik dari keluarga ternama.
"Kiw kiw!" goda Arthur genit.
"Ishh! suara miskin! iyuhh!" ucap Anna dengan wajah jijiknya.
"Hahaha...dari mana sayang?" tanya Arthur terkekeh geli.
"Sayang sayang! minimal kaya raya dulu baru panggil sayang! rumah mau ambruk aja sok genit!" ucap Anna mencibir.
"Sayang! sini! ngapain kamu bicara sama si miskin?!" seru seorang pria dari meja lain.
"Maaf sayang! kotoran menjijikkan ini ganggu pemandangan ku!" jawab Anna melirik sinis Arthur.
"Sudahlah! sini! aku traktir makan! biarin aja anak buangan itu!" ucap pria itu.
"Cuih! dasar anak buangan miskin!" ucap Anna meludahi Arthur dan berlalu pergi.
Arthur tersenyum kecut sambil mengelap ludah Anna di meja tempatnya makan.
"Udah si, jauhin kalau kata ku. Gak baik *** buat kau. Dia dateng juga pas butuhnya doang, contohnya pas ujian tulis." ucap Jonathan.
"Itu artinya aku dibutuhin jo, bukan sekedar badut penghibur." ucap Arthur tersenyum lebar.
"Batu anjink!" ucap Jonathan kesal.
"Hahahaha...." Arthur tertawa geli melihat wajah kesal sahabatnya itu.
Jam istirahat pun selesai, semua siswa siswi Academy pun kembali ke kelasnya masing-masing. Kebetulan Arthur, Jonathan dan Anna ini satu kelas, sedangkan kekasih Anna beda kelas, jadi Arthur bisa dengan bebas menggoda Anna tanpa takut di gedik kekasihnya.
Saat guru menjelaskan tentang Summoning binatang semua murid di kelas memperhatikan dengan serius kecuali Arthur yang terus menggoda Anna yang duduk di depan mejanya.
"Sayang, nanti jalan yuk, ada sekaten lho." bisik Arthur.
"Apasih! jijik banget!" ucap Anna pelan.
"Ayolah, mumpung aku baru gajian." bisik Arthur.
"Bu! Arthur ganggu!" adu Anna karena risih.
"Arthur! berulang kali ibu peringatkan kamu! jangan ganggu Anna! batu banget sih!" ucap guru cantik bernama Shinta.
Arthur hanya nyengir tanpa bisa berkata lebih karena malu.
"Coba sekarang kamu praktek kan yang tadi ibu jelaskan!" ucap Shinta tegas.
"Emang bu Shinta jelasin apa?" tanya Arthur dengan polosnya.
Jonathan yang duduk di belakang Arthur hanya bisa menepuk dahi sambil menggelengkan kepala.
"Astagaaaaa! jadi dari tadi saya bicara panjang lebar sambil praktek gak kamu perhatikan?!" teriak Shinta marah.
"Ya maap bu, kecantikan Anna bikin saya gak pokus." jawab Arthur tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Huuuuuuuuu!" seisi kelas menyoraki Arthur.
"Habis jam pelajaran saya, kamu ke ruang BK!" ucap Shinta terdengar sangat marah.
"Iyaa bu, maaf." ucap Arthur pasrah.
"Jo! maju! praktekan apa yang saya jelaskan tadi!" ucap Shinta menunjuk Jonathan.
Jonathan dengan cepat menuruti perintah Shinta karena tidak mau terkena omelannya. Jonathan mempraktikkan semua yang Shinta jelaskan tadi, dengan sempurna Jonathan Summoning seekor ular berkepala 3 berwarna putih sebesar bangku.
Seisi kelas bertepuk tangan mengapresiasi apa yang Jonathan Summoning. Jonathan membungkuk lalu berjalan ke mejanya dengan ular berkepala tiga tadi mengekor di belakangnya.
"Lihat Jonathan! dia yang satu peringkat di bawah kamu saja bisa!" ucap Shinta kembali memarahi Arthur.
"Jo, itu kelas apa?" tanya Arthur.
"Mitos, soalnya masih kecil." jawab Jonathan.
"Gimana? bisa? jangan cuma tanya! dasar miskin!" ucap Anna mencibir Arthur.
"Request kelas apa?" tanya Arthur menantang.
"Dewa! mana mungkin kau bisa!" jawab Anna dengan tatapan remeh.
Arthur berjalan ke depan kelas, dia berdiri tegap di sebelah Shinta yang menunjukkan wajah kesalnya.
"Kalau saya bisa, bu Shinta kasih apa?" tanya Arthur.
"Itu belakangan! praktek dulu!" jawab Shinta ketus.
Arthur menganggukkan kepala tanda setuju, setelah itu dia menutup mata dan merapalkan sebuah mantra pemanggil yang sebelumnya pernah dia baca di perpustakaan.
'Yang mulia tuan besar! Ashura Neilson Nara! aku Arthur Dillingham meminta bantuanmu! dengan berkah sang Pencipta, restu kedua orang tuaku, aku meminta bantuanmu!' batin Arthur.
Woshhhhh....
Sebuah altar muncul di depan Arthur dengan aura yang sangat mengerikan.
Booommmmm....
Seekor Rubah Putih berekor 9, bermata 3, dengan ukuran mini muncul di tengah-tengah altar.
"Bajingan! siapa yang memanggilku!" teriak rubah itu.
"Tuan! aku Arthur Dillingham! aku yang memanggilmu!" jawab Arthur berjongkok di hadapan rubah itu.
"Dillingham?! marga mu Dillingham?!" tanya rubah itu kaget.
"Benar tuan!" jawab Arthur mengangguk sopan.
"Ada apa memanggilku?" tanya rubah itu dengan tatapan tajam.
"Mohon maaf sudah mengganggu waktu anda, saya memanggil hanya untuk membuktikan pada mereka bahwa saya bisa." jawab Arthur sopan.
"Cih! buang buang waktu! intinya aku sudah datang! dasar manusia tidak berguna!" ucap rubah itu lalu menghilang bersama Altar.
"Bagaimana bu?" tanya Arthur menengok ke Shinta yang tertegun.
"I-iya, k-kamu lulus!" jawab Shinta tergagap.
Arthur tersenyum puas lalu kembali ke mejanya dengan senyuman lebar.
"Ezz broo!" ucap Arthur melakukan tos tinju dengan Jonathan.
"Yoii! sepele!" ucap Jonathan memainkan alisnya.
"Idih! cuma summoning sementara aja bangga!" ucap Anna mencibir.
"Yang penting bisa." jawab Arthur bangga.
"Jijik! dasar miskin!" ucap Anna kesal.
Selanjutnya satu persatu murid di dalam kelas pun maju untuk praktek, berbagai hewan berhasil di summoning dengan aman dari yang kuat sampai yang lemah.
Setelah jam pelajaran selesai, seluruh murid pun di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sedangkan Arthur harus ke ruangan BK untuk menuruti panggilan Shinta.
"Kamu gak bosen ya setiap hari ke sini?" tanya guru BK bernama Vallen, salah satu guru cantik pujaan para murid Academy Red Eagle.
"Enggak lah bu, ketemu guru cantik kok bosan hahaha..." jawab Arthur terkekeh.
"Sudah berulang-ulang kali saya peringatkan, jangan ganggu Anna. Dia itu risih sama kamu, sudahlah, saya bosan ngomong hal yang sama setiap hari. Apa sih yang kamu kagumi dari Anna thur?" ucap Vallen.
"Saya seneng aja bu sama dia, gak lebih." jawab Arthur.
"Kalau kamu seneng ya jangan ganggu dia, biarin dia nyaman dengan apa yang dia jalani sekarang. Kamu seneng sama dia kalau dia gak seneng sama kelakuan kamu ya sama aja." ucap Vallen.
"Kamu itu ganteng thur, banyak lho wanita lain di luar sana." ucap Shinta.
"Emang mau sama orang miskin? mana ada bu. Jaman sekarang itu harta segalanya, ganteng pun kalau miskin ya di ludahin." ucap Arthur.
"Kamu tuh cuma belum nemu, lagian Anna itu kan datengin kamu kalau ada maunya doang. Sudahlah, sadar, buka mata kamu nak. Gak baik paksa orang demi kesenangan kamu." ucap Shinta.
"Tolong ya, ini tolong banget thur, saya capek nasehati kamu tiap hari. Bosen lihat muka kamu yang tiap hari dateng ke sini cuma gara gara cewek. Mending kalau kamu bertengkar sama cowok lain, masih ada masalah pentingnya. Lah ini! apa?!" ucap Vallen kesal.
"Iya bu iya, saya minta maaf." ucap Arthur.
"Sudah sana pulang, dah jam berapa ini." ucap Vallen.
"Pamit ya bu." ucap Arthur menyalimi kedua guru cantik itu lalu pulang ke rumahnya
Sesampainya di rumah, Arthur langsung pergi mandi lalu setelah itu memasak untuk makan malamnya. Selesai makan malam, Arthur memutuskan untuk membaca beberapa kitab peninggalan orang tuanya sambil menonton TV.
"Banyak pelajaran berharga di kitab ini, haihhhh....kenapa baru ku buka sekarang ya?!" gumam Arthur aneh sendiri.
Setelah puas membaca kitab, Arthur pun pergi ke kamarnya untuk tidur karena besok harus pergi bekerja setelah pulang dari Academy.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments