"Kau gimana Jo sama Shinta?" tanya Arthur mengajak bicara Jonathan.
"Kemarin malam langsung tunangan kita, kau aku telpon buat dateng malah gak di angkat." jawab Jonathan.
"Aku ke Cafe semalem, ngasih surat resign." ucap Arthur.
"Pantes gak bisa di telpon." ucap Jonathan paham.
"Umur 18 kan kalian ini?" tanya Doni.
"Iya om." jawab Arthur.
"Udah tunangan aja." ucap Doni heran.
"Orang tua om, wajarlah pingin cepet cepet gendong cucu hehe..." ucap Arthur.
"Iya hehe, lagian mumpung calonnya cantik dan penyayang om." ucap Jonathan.
"Lebih tua?" tanya Arie.
"Iya." jawab Jonathan.
"Baguslah, kalau lebih muda atau sepantaran nanti pasti sering cekcok karena beda pendapat atau masalah sepele." ucap Arie.
"Kau kapan?" tanya Kevin ikut nimbrung lalu duduk di sebelah Rizal diikuti Riski dan Joni.
"Gak tau lah, masih miskin juga." jawab Arthur.
"Bagusnya perbaiki ekonomi dulu thur, jangan buru buru. Perjalananmu masih panjang." ucap Riski.
"Makanya itu, gak mau ngerasain cinta cintaan dulu." ucap Arthur.
"Jomblo lebih ringan kok." ucap Rizal.
"Iya hehehe..." jawab Arthur terkekeh.
Arthur meminum kopinya lalu menyulut rokok supaya tenang pikirannya. Keheningan pun kembali terjadi, hanya suara TV yang memberitakan konferensi pers dari tim Abyss.
Julian yang risih dengan keheningan pun keluar dari ruangannya untuk mengecek keadaan di luar. Ternyata benar prediksinya, ada sebuah ucapan yang membuat situasi hening dan sepi.
"Napa dah? tadi rame kok jadi sepi gini." tanya Julian.
"Biasa jul, kayak gak paham aja!" jawab Kevin malas.
"Ck! berkali-kali dihukum masih aja belum kapok! apa perlu di keluarkan?!" tanya Julian yang sudah muak.
"Udah biarin aja, gak usah di pikirin, nanti juga kapok." ucap Devin.
"Awas ya kalian! sekali lagi buat gaduh langsung saya coret dari guild!" ucap Julian lalu kembali ke dalam ruangannya.
"Gak mood gini jadinya, males ngomong." ucap Arthur bersandar di sofa.
"Jam berapa ini Jo?" tanya Arthur.
"12." jawab Jonathan saat membuka ponselnya.
"Balik yok, mau makan." ajak Arthur.
Ajakan Arthur itu didengar oleh Diana yang baru saja mau mengajak mereka makan siang bersama.
"Eh! jangan pulang dulu! makan siang dulu!" ucap Diana.
"Gak usah tante, malah ngerepotin, kita makan di rumah aja. Lagian mamah di rumah sudah nunggu." ucap Arthur.
'Mama taik! orang gak punya orang tua!' batin Arthur.
"Iya tante, maaf sebelumnya." ucap Jonathan setelah menghabiskan kopinya.
"Oalah, ya udah deh kalau gitu, salam buat mamah ya." ucap Diana.
"Iya tante." jawab Arthur setelah menghabiskan kopinya.
"Kita pulang dulu tante, salam buat yang lain." ucap Jonathan mencium tangan Diana.
"Iya iya, hati hati ya." ucap Diana.
"Balik dulu ya." ucap Arthur tos tinju dengan teman-teman barunya.
"Ah gak asik! bentaran napa ***!" ucap Aldo.
"Yee! kek gak paham aja!" ucap Arthur tos tinju dengan Aldo.
"Hati hati ya, gak usah di pikirin omongannya." ucap Aldo.
"Aku mah udah biasa bro, sadar diri lah hahaha...." jawab Arthur.
"Besok jangan lupa ya, dateng pagian dikit biar bisa ngopi bareng kita." ucap Deni.
"Santai." jawab Arthur.
"Balik ges!" ucap Arthur melambaikan tangan.
"Yooo!" jawab mereka.
Arthur dan Jonathan pun pergi meninggalkan basecamp menuju rumah. Sedangkan di basecamp, Diana menceramahi Cinta, Angel dan Siska yang tidak pernah berubah.
"Ini kesempatan terakhir! kalau bunda denger sekali lagi kalian ngehina atau mengejek latar belakang seseorang, dah, bye!" ucap Diana tegas.
Cinta, Siska dan Angel hanya menundukkan kepala sambil menangis seolah-olah mereka yang paling tersakiti.
"Keluarin aja napa si?! aku aja yang udah tua kesel lihatnya!" ucap Henry.
"Jadi mereka yang bikin suasana dibawah jadi sepi tadi?" tanya Albert.
"Tull! orang yang asiknya kebangetan langsung diem total paman! kasihan aku lihat calon muridku itu!" jawab Devin.
"Parah banget ya berarti." ucap Albert.
"Padahal Arthur cuma ngejek levelnya awal masuk guild, eh dia malah ngejek bawa bawa ekonomi. Ya langsung kena mentalnya." ucap Kevin.
"Ohh Arthur namanya, besok kenalin ya, kayaknya asik banget orangnya." ucap Henry.
"Persis mendiang kak, plek ketiplek." ucap Kevin.
"Iya! cuma yang ini lebih slengean." ucap Riski.
"Asik lah pokoknya." tambah Rizal.
Albert hanya mengangguk paham sambil memakan makan siangnya. Di sisi lain, Arthur sedang makan di warteg setelah ganti baju.
Dia masih mengingat ejekan dari tiga wanita tadi, sampai sedikit mengurangi nafsu makannya. Namun dia memaksakan nafsunya, sampai akhir setelah selesai makan Arthur langsung kembali ke rumah untuk beristirahat.
[Latihan saja yuk bos, aku sudah meminta izin pada kakakku untuk mengambil alih alam Jiwa miliknya]
"Aku sedang tidak mood melakukan apapun Zet, maaf ya." ucap Arthur.
[Hey miskin! kalau tidak melakukan aksi, kapan kau kaya bodoh?!]
"Ucapanmu kok mak jleb gitu Zet!" ucap Arthur merasa sakit hati.
[Sudahlah ayo!]
"Baiklah!" jawab Arthur pasrah.
Tubuh Arthur pun berpindah ke sebuah padang rumput yang terdapat sebuah rumah mewah minimalis, kebun herbal yang luas, peternakan sapi dan kambing, sebuah danau besar yang suci, berbagai Goa dengan ukuran berbeda-beda, dan pegunungan hijau yang menyejukkan mata.
Woshhhhh....
Booommm.....
Groahhhh....
Saat Arthur sedang menikmati pemandangan dan udara segar di sana, tiba tiba seekor gorila putih raksasa setinggi 2 tumpuk gunung terjun dari atas langit dan mengaum keras.
"Hoy! perkenalkan! aku Son! penjaga alam Surgawi! apakah kau Arthur Dillingham?!" tanya gorila bernama Son itu.
"I-iya." jawab Arthur ketakutan.
"Santai saja! aku menemui mu karena sudah lama menunggumu datang! jutaan tahun aku menunggumu!" ucap Son.
"Untuk apa?" tanya Arthur kebingungan.
"Aku di tugaskan oleh ayahku untuk menjadi bawahan yang selalu ada di saat pahit maupun manis hidupmu! terimalah aku menjadi bawahanmu bos!" jawab Son.
"B-baiklah." ucap Arthur.
[Teteskan darahmu di mulutnya bos, untuk melakukan kontrak abadi]
Arthur hanya menuruti perintah Zet karena Son sudah rebahan sambil membuka lebar-lebar mulutnya. 15 tetes darah Son telan, hal ini membuat tubuhnya bersinar dan memperbesar ukurannya sampai 4 tumpuk gunung.
"Terimakasih bos! silahkan berlatih! aku mau berevolusi dulu!" ucap Son berlari memasuki Goa nya.
Sedangkan Arthur mulai melakukan pemanasan untuk latihannya.
[Kita latihan panjang bos! 1 tahun! aku sudah stel waktunya! pokoknya kau keluar dari sini malam jam 8! jadi kau masih dapat waktu istirahat yang cukup]
"Baiklah!" jawab Arthur mulai semangat.
Setelah di rasa puas dalam pemanasan, Arthur pun mulai latihan dengan latihan fisik sesuai petunjuk dari Zet. Zet memfokuskan Arthur dalam pembentukan fisik karena stamina dan masa otot Arthur masih cukup lemah.
6 bulan lamanya Arthur di tekan dalam latihan fisik ini, dari jogging membawa 10 galon, mengangkat batu 20kg naik turun pegunungan, push up, pull up, squad jump, dan latihan bertarung tangan kosong Arthur lakukan tanpa merasakan lelah demi sebuah impian.
Setelah menghabiskan 6 bulan latihan fisik, Zet mulai menyuruh Arthur berlatih menyerap energi alam, energi matahari, energi semesta, dan mengendalikan Qi di dalam tubuhnya.
(Note: Qi dengan Mana berbeda ya)
Zet tidak menyuruh Arthur berlatih skill dan sebagainya karena itu akan menjadi tugas Devin kedepannya. Dia hanya bertugas melatih Arthur dasar dasarnya saja.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments