Keesokan harinya, setelah mandi Arthur langsung sarapan dengan sereal sambil chatingan dengan Shinta.
"Apa aku resign aja ya, biar bisa fokus ke guild." gumam Arthur saat membaca saran dari Shinta.
[Berhenti saja bos, ngapain capek-capek kerja kalau bisa dapet duit dari jual batu?]
"Nanti deh sekalian ke rumah Jo." ucap Arthur.
[Bos]
"Hem?" jawab Arthur.
[Cewek kemarin itu oke juga, body nya ngeri! bemper depan belakang jos! daripada Anna Anna itu yang tevos]
"Mesum kau Zet brengsek!" ucap Arthur kesal.
[Yee! kau juga nafsu kok! gak usah munafik!]
"Hehe.." Arthur nyengir mendengar ucapan Zet barusan.
[Tailah!]
Arthur terkekeh geli, dia melanjutkan sarapannya sampai habis. Setelah itu dia pergi menonton TV yang masih satu ruangan dengan ruang makan dan dapur.
Karena efek samping kekenyangan, Arthur pun ketiduran sampai pukul 13.00. Dia bangun karena ponselnya yang terus berdering.
"Halo..." ucap Arthur dengan suara khas bangun tidur.
"Cok! jadi ke sini gak anjeng! bangsat! udah di tungguin dari jam 10 *******!" teriak Jonathan memarahi Arthur.
"Masih jam 8 cukk!" ucap Arthur antara sadar dan tidak sadar.
"Jam 10 matamu! udah jam 1 sattt!" ucap Jonathan yang langsung membuat Arthur kaget.
"Anjink! ketiduran aku! bentar bentar! 20 menit!" ucap Arthur langsung menutup telepon dan berlari ke kamar mandi.
Arthur membasuh mukanya lalu ganti baju, selesai ganti baju dia langsung berangkat menuju rumah Jonathan menggunakan ojol.
Sesampainya di rumah Jonathan pukul 13.30, dia langsung masuk ke dalam karena satpam sudah kenal dengannya.
"Bangsat! 3 jam aku nunggu cok!" umpat Jonathan kesal.
"Ketiduran!" ucap Arthur terkekeh geli.
"Langsung ke kamar aja, kau mau minum apa?" tanya Jonathan.
"Kopi hitam, gulanya 1 sendok aja." jawab Arthur.
"Bentar." ucap Jonathan pergi ke dapur, sedangkan Arthur berjalan menaiki tangga menuju kamar Jonathan.
Arthur sempat bingung kenapa rumah Jonathan sesepi ini, tidak seperti biasanya yang ramai. Arthur masuk ke dalam kamar Jonathan, membuka jendela kamarnya lalu menyulut rokoknya.
"Aroma kamar orang kaya emang beda, gak kayak kamar ku yang bau kulkas mati." gumam Arthur terkekeh geli.
Tak berselang lama, Jonathan pun datang membawa dia cangkir kopi dan beberapa camilan ke dalam kamar.
"Kopiku yang mana ya tadi?" gumam Jonathan lupa.
"Asw! gitu aja lupa bangsat!" ucap Arthur kesal.
"Banyak pikiran ***!" ucap Jonathan.
"Cobain pake sendok aja ***!" ucap Arthur memberi saran.
"Tar aku ambil sendok dulu." ucap Jonathan.
"Ini sendok blok!" ucap Arthur menunjuk satu sendok kecil di atas nampan.
"Anjink jadi bodo gini aku ***!" ucap Jonathan menepuk jidatnya, Jonathan mencicipi masing-masing kopi untuk mengetahui yang mana kopi miliknya.
"Naahhh! ini dia! ini punya mu!" ucap Jonathan memberikan kopi milik Arthur.
"Blokkk!" ucap Arthur kesal.
"Sorry ***!" ucap Jonathan sambil nyengir memamerkan giginya.
"Kau mau ngomong apa?" tanya Arthur membuka obrolan.
"Tadi pagi mamah ngomong, katanya mau adopsi anak perempuan dua te-" ucapan Jonathan di potong oleh Arthur.
"Bentar! sebentar! kau peramal? ibumu bilang baru tadi pagi, kok ngajaknya kemaren?" tanya Arthur.
"Aku ngomong yang terbaru dulu anjink! sabar makanya!" jawab Jonathan kesal.
"Gak ada info! ya aku potong jing!" ucap Arthur.
"Nah terus, mamah bilang ke aku kalau alasan dia adopsi anak perempuan itu biar gak bosan di rumah." ucap Jonathan melanjutkan ceritanya.
"Bagus dong." ucap Arthur.
"Bukan gitu ***! kalau nanti kasih sayang ke anak kandungnya berkurang gimana? terus kalau dia anak itu ngerasa di bedakan gimana?" ucap Jonathan.
"Kalian berdua udah gede asw! nggak terlalu perlu banyak kasih sayang orang tua, justru kalian yang harus balas kasih sayang mereka! gak usah di pikirin soal kasih sayang mereka ke kalian! terus kalaupun kalian merasa tau jika dua anak itu ngerasa di bedakan ya kalian tinggal bilang ke mamah papah kalian." ucap Arthur.
"Sesimpel itu *** sebenarnya, pemikiran simpel kek gitu mungkin gak pernah di pikirin anak anak manja kayak kau sama kakakmu." tambah Arthur.
"Iya juga ya, keknya kita berdua emang semanja itu sama mereka. Pemikiran sesimpel ini lho ***!" ucap Jonathan sambil menganggukkan kepala.
"Terus apa lagi? ceritain aja semua, biar langsung clear." tanya Arthur.
"Kemarin itu kan si Bobby bawa pacarnya kelulusan kita, kau lihat kan? nah pulang dari sana, tiba tiba ayah nyeletuk, katanya mau nikahin aku!" jawab Jonathan.
"Sama siapa?" tanya Arthur menaikkan alis kirinya.
"Bu Shinta." jawab Jonathan.
"Uhukk..uhukkk...siapa siapa?" tanya Arthur tersedak.
"Bu Shinta ***! kau sendiri kan kalau dia itu masih perawan, dan lagi orang tuanya itu deket banget sama ayahku. Rekan bisnis lah." jawab Jonathan.
[Emm...bos, di pengelihatan ku, cewek kemarin itu sebenarnya tevos bos. Cuma kebantu pakaian ketat, cantiknya juga kebantu riasan tebal]
'Eumm...sepertinya betul Zet, aku juga berpikir seperti itu.' ucap Arthur menyetujui ucapan Zet.
[Lupakanlah]
"Gimana menurutmu? masalah itu yang bikin aku jadi bodo, pelupa, emosian gini." ucap Jonathan.
"Ya gak papa, toh dari pada pacaran terus harus nikah karena jebol. Menghindari hal buruk itu lebih baik jo." ucap Arthur.
"Tapi aku masih muda ***, aku juga masih mau main sama kau, sahabatku." ucap Jonathan.
"Tai! kau aja gak pernah mau ku ajak main asw!" ucap Arthur kesal.
"Ya kau ngajakin pas aku lagi berak! asw juga kau! udah di bilang lagi berak, tunggu nanti nyusul! malah marah asw!" ucap Jonathan kesal.
[Aku harus waspada denganmu bos! sialan! kau juga penipu!]
'Kemarin itu hanya bercanda Zet! santai saja!' ucap Arthur terkekeh geli.
"Emang kalau udah nikah gak bisa main? gak bisa keluar? kan bisa izin sama istri, lagian dia pasti paham lah kalau masa muda itu harus dibumbui kenangan bersama teman-teman." ucap Arthur.
"Dengan kau menikah itu kau bisa belajar banyak hal, dari tanggungjawab, bagaimana cara mendapatkan uang untuk membiayai istri dan anakmu, bagaimana mengatasi masalah dalam rumah tangga, bagaimana menjadi kepala rumah tangga yang baik, dan masih banyak hal lagi." lanjut Arthur.
"Jangan pikirin yang sekarang, tapi kedepannya gimana, apa kau bisa? kalau kau pikirin yang sekarang kau gak bakalan bisa bikin step step buat masa depan. Gak bakalan maju kalau kau begitu, bodo banget si anjing!" ucap Arthur.
"Terima enggak ***?" tanya Jonathan masih ragu.
"Gini aja deh, kau rencana nikah kapan?" tanya Arthur balik.
"Kapan ya? mungkin umur 24 atau 25." jawab Jonathan.
"Sama siapa?" tanya Arthur.
"Gak tau." jawab Jonathan.
"Haaa! dari kapan sampai siapa aja gak ada yang pasti! sekarang kau itu di hadapkan dengan pasangan yang pasti dan tanggal menikah yang pasti! kenapa menolak? kalau di umur 25 kau menikah dengan cewek jelek gimana? padahal sekarang kau di kasih cewek cantik." ucap Arthur.
[Umur mu berapa sih bos?]
'18 bodoh!' jawab Arthur.
[Bisa bijak gini ya]
"Aku pikirin dulu deh." ucap Jonathan.
"Mau apa enggak? gak ada jawaban aku pikir dulu!" ucap Arthur.
"Y-ya udah deh iya." jawab Jonathan.
"Telpon ayahmu, bilang kau setuju." ucap Arthur.
"Ah nanti aja lah ***! nunggu dia pulang." ucap Jonathan.
"Iya kalau pulang! kalau amit-amit ayahmu kecelakaan terus meninggal gimana?" tanya Arthur.
"Ck anjink! iya iya dah!" jawab Jonathan kesal.
Jonathan langsung menelepon ayahnya dan mengiyakan tawaran ayahnya semalam. Sedangkan Arthur menghisap rokoknya sambil memikirkan nasibnya dengan Shinta yang sudah dia sukai sejak kemarin malam.
'Anjink! nasib kek gini bisa lo nasehati orang! bodo! orang itu juga nurut lagi asw! lebih bodo dia ternyata!' batin Arthur.
"Iya iya, ayah urus deh, aku terima jadi aja." ucap Jonathan lalu menutup telepon.
"Apa katanya?" tanya Arthur penasaran.
"Habis dari ngurus adopsi di yayasan mereka mau langsung ke rumah bu Shinta." jawab Jonathan.
"Anjink anjink! padahal semalam aku jalan *** sama dia! asw malah jadi jodohmu! *******!" ucap Arthur kesal.
"Asw! jadi semalam kau jalan sama dia?! brengsek! lebih milih cewek dari aku! tai! semalam stress banget padahal aku!" ucap Jonathan kesal.
"Udah janji cok! masa aku batalin gitu aja!" ucap Arthur.
"Kau mau cerita apa lagi?!" tanya Arthur mengalihkan pembicaraan.
"Ini, soal amplop kemarin, kau udah buka?" tanya Jonathan.
"Udah." jawab Arthur.
"Di rekrut juga?" tanya Jonathan.
"Iya." jawab Arthur singkat.
"Bareng ya, aku gak berani sendiri." ucap Jonathan.
"Jemput." jawab Arthur.
"Gampang itu!" ucap Jonathan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments