Bab 14

Arthur dan Jonathan berbincang-bincang santai di kamar sampai matahari terbenam. Mereka tidak sadar kalau orang tua Jonathan sudah pulang bersama anak angkat nya.

Arthur terus memberikan berbagai macam saran, kritik, dan nasehat pada Jonathan yang ternyata sedang mendapatkan banyak masalah minggu minggu ini.

Ceklek...

"Loh! nak Arthur! kebetulan, ayo makan malam dulu, tante sudah masak banyak hari ini." ucap Sintia.

"Loh! dah malem aja!" ucap Arthur kaget.

"Kalian keasikan ngobrol sih, udah ayo turun buat makan malam." ucap Sintia.

"Enggak usah tan, aku pulang aja, malah ngerepotin gini." ucap Arthur mencoba menolak tawaran Sintia.

"Udah ayo!" ucap Jonathan menyeret Arthur.

'Haha! hemat Zet!' batin Arthur.

[Bagus juga trik mu!]

'Orang miskin punya banyak cara bro!' ucap Arthur bangga menjadi anak miskin.

Mereka turun ke ruang makan untuk makan malam bersama. Di ruang makan, Bobby tersenyum lebar, dia baru paham kenapa adiknya menyetujui rencana ayahnya.

"Sialan, ternyata mulutmu sangat di turuti adikku ya hahaha..." ucap Bobby.

"Dia lebih bodoh bro! makanya selalu menuruti nasehatku." ucap Arthur terkekeh geli.

"Sialan!" ucap Jonathan kesal.

"Si kepala batu ini ternyata luluh karena Arthur pah hahahaha...." ucap Bobby pada ayahnya.

"Hahahaha....untung Arthur datang ya, coba kalau enggak, Shinta sudah jadi milik orang lain." ucap Bruno tertawa keras.

"Noh! apa aku bilang blokk! untung loh! kalau kau nunda nelpon tadi, gagal punya istri cantik jo!" ucap Arthur memukul pelan kepala Jonathan.

"Hahaha...bener kan firasat mamah, pasti ada andil mulut Arthur." ucap Sintia.

[Sedekat itu ya kalian bos! hahaha...]

'Gimana gak deket! dari SD!' ucap Arthur.

[Mantap!]

"Kenalin, Clara sama Della, anak angkat papah sama mamah. Clara yang rambutnya hitam, kalau Della yang pirang. Kalian berdua, ini kakak kalian, Bobby sama Jonathan. Kalau ini sahabat kak Jonathan, namanya Arthur." ucap Sintia.

"Halo." ucap kedua gadis yang berusia sekitar 16 tahun.

"Kembar?" tanya Jonathan.

"Enggak, cuma mirip saja. Mamah adopt keduanya soalnya mereka sahabat dari kecil, jadi mamah gak tega kalau cuma adopt salah satu." jawab Sintia.

"Mamah udah pantau dari kapan?" tanya Jonathan.

"5 bulan ya pah?" tanya Sinta pada Bruno.

"Iya, sekitar 5 atau 6 bulan." jawab Bruno.

"Ingat kata kataku tadi." bisik Arthur.

"Ya baguslah kalau mamah seneng, aku juga ikut seneng." ucap Jonathan.

"Oh iya, soal guild, itu beneran jo?" tanya Bruno.

"Beneran pah, Arthur juga kok, besok kamis tes medis sekaligus buat kartu member." jawab Jonathan.

"Wah keren kau! dulu aku aja udah ajuin berkali-kali gak pernah di terima." ucap Bobby.

"Selamat ya, nanti mamah kasih hadiah." ucap Sintia.

"Iya, nanti papah beliin sesuatu buat kamu!" ucap Bruno.

"Makasih." ucap Jonathan tersenyum bangga bercampur senang.

Arthur hanya menghela nafas, dia tetap makan sambil tersenyum mendengarkan obrolan keluarga cemara ini.

[Tak apa bos, walaupun tidak ada yang memberikan hadiah kau harus tetap semangat. Orang tua mu di atas sana pasti sangat bangga melihat pertumbuhan mu]

Arthur hanya tersenyum, selesai makan malam Arthur langsung pamit untuk pulang karena moodnya sudah turun untuk ngobrol bersama Jonathan.

Sesampainya di rumah, Arthur langsung ganti baju, setelah itu dia membuat kopi lalu duduk di teras rumah sambil melamun.

"Hahhh...gini banget jadi anak tunggal, coba aja ada adik atau kakak. Pasti gak bakalan sepi, bisa di ajak susah seneng, bisa banggain mereka. Pasti enak banget hidupku kalau ada mereka." gumam Arthur sambil menghembuskan asap rokok yang setiap malam menjadi teman curhatnya.

[Adopsi aja bos, anak anak jalanan. Lumayan bisa jadi teman ngobrol. Kau bisa sekolahkan mereka juga, hitung hitung amal lah]

"Belum kepikiran ke sana aku Zet." ucap Arthur.

[Kalau begitu ya sudah, sementara ajak ngobrol Jet saja bos]

"Helehhh! serigala kok tiap hari cuma makan tidur makan tidur!" ucap Arthur kesal.

"Auuuu!" Jet mengaum kesal mendengar keluhan Arthur.

"Apa?! hem?! gak terima? mau kurangin jatah makan mu?' tanya Arthur kesal.

Jet langsung berdiri dan menggesekkan tubuhnya di kaki Arthur sebagai permintaan maaf.

Pukul 01.00, Arthur pun masuk ke dalam rumah untuk tidur. Keesokan harinya juga sama, dia hanya di rumah bermain game sampai sore. Setelah itu pergi ke Cafe untuk resign, pulang dari Cafe Arthur kembali melamun di teras rumah meratapi hidup.

Arthur melamun di teras sampai tengah malam, setelah terasa mengantuk dia langsung pergi ke kamar untuk tidur.

Pagi harinya Arthur bangun karena alarm dari Zet. Dia mandi, bersiap siap untuk pergi ke basecamp guild The Devil's Crew. Tak lama setelah Arthur selesai bersiap siap, Jonathan datang mengetuk pintu.

Mereka berdua pun berangkat bersama, 30 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di basecamp guild The Devil's Crew yang sangat besar dan megah.

"Cari siapa mas?" tanya Satpam bernama Ando.

"Mau tes medis pak." jawab Jonathan.

"Boleh saya lihat surat panggilannya?" tanya Ando.

"Silahkan." ucap Jonathan memberikan dua amplop pada Ando.

Ando membaca dengan teliti, mencocokkan dengan foto yang di berikan bos nya.

"Asli, silahkan masuk, langsung ruang tamu saja." ucap Ando.

"Baik Pak." jawab Jonathan.

Mereka kembali kedalam mobil, memarkirkan mobil di garasi lalu berjalan memasuki basecamp yang berbentuk rumah besar dan megah.

Ternyata di ruang tamu mereka sudah di tunggu oleh Julian, Devin, Lidia, Riski, dan 9 anak muda seangkatan keduanya serta 5 pemuda pemudi dari beberapa Academy.

"Itu anak pilihanmu, bawalah. Yang satunya ikut sini." ucap Julian.

"Siapa namamu? lupa aku." tanya Devin pada Arthur.

"Arthur Dillingham." jawab Arthur.

"Satu marga kita, ikut aku ya, kau duduk dan ikuti Julian.' ucap Devin.

"Baik." jawab Jonathan langsung duduk di sofa.

Sedangkan Arthur pergi mengikuti Devin ke halaman belakang diikuti oleh Kevin dan Tigers.

"Aku laki lho pak!" ucap Arthur jadi takut sendiri.

"Matamu! aku bukan gay satt!" ucap Tigers memukul kepala Arthur keras.

"Kirain kan." ucap Arthur cengengesan sambil mengelus kepalanya.

Sesampainya di halaman belakang yang terdapat sebuah gazebo dan bar mini di sampingnya, Arthur langsung disuruh membuka baju oleh Devin.

"Aku pulang lah!" ucap Arthur ketakutan.

"Enggak bangsat! kita semua normal cok! buruan!" ucap Kevin terkekeh geli.

"Benar ya?!" ucap Arthur memastikan.

"Iya!" jawab Devin cengengesan.

Arthur membuka bajunya dan terlihatlah tato di dada, punggung dan lengannya. Devin menyibakkan rambut belakang Arthur yang memperlihatkan tato khusus yang di buat oleh Zet.

"Kau dapat tato ini dari mana?" tanya Devin.

[Katakan saja tak apa, dia pemilik sistem juga. Kakak ku yang mendampinginya]

"Zet pak!" jawab Arthur tegas.

"Tukang tato mana itu?" tanya Kevin penasaran.

"Di pelosok, sudah tua dia, kampungan juga." jawab Arthur.

[Sialan kau bos!]

"Ohh! namanya lumayan modern ya." ucap Kevin.

"Yang di punggung?" tanya Devin.

"Sama pak." jawab Arthur.

"Tidak mungkin, ini sudah lama dan bawaan." ucap Devin.

"Entahlah, aku juga baru sadar beberapa bulan ini." ucap Arthur.

"Dia wadah Drago paman, sedangkan temannya itu wadah Bao. Anak ini kalau jatuh ke tangan yang salah bisa jadi mesin pembunuh yang mengerikan." ucap Devin.

"Drago? woah! berbahaya sekali!" ucap Kevin kaget.

"Pakai bajumu, kita mulai tes medis di ruangan medis." ucap Devin.

Arthur memakai bajunya kembali lalu berjalan mengikuti tiga senior itu. Saat masuk ke dalam ruang medis, Arthur langsung terpesona dengan dokter yang sudah menunggu.

[** nya kecil bos! sayang sekali! kalau besar dikit bisa lah]

'Anjink kau Zet!' ucap Arthur kesal.

[Yang gede gede aja bos hahaha! sama kriteria kita bos! hihihihi!]

'Anti kecil-kecil club!' ucap Arthur.

[Hahahahaha! brengsek!]

"Ihiyy! pandangan pertama awal aku berjumpa tenenet! hahaha!" ucap Kevin tertawa geli.

"Sattt!" ucap Arthur tertawa malu.

"Santai aja broo! ayo cepat!" ucap Kevin.

Arthur pun melakukan tes medis, beberapa tes dia jalani dengan baik. Kevin, Tigers dan Devin sempat tertawa terbahak-bahak saat Arthur melakukan tes detak jantung karena Arthur sangat gerogi.

"Kalau bilang bang suka!" ucap Kevin.

"Bukan begitu dong urutannya!" ucap Arthur.

"Gimana tuh?" tanya Kevin menggoda.

"Arghh! bodo!" ucap Arthur kesal.

"Hahahahaayyy!" Kevin tertawa keras.

Selesai tes detak jantung, Arthur pun di tes kesehatan tubuhnya.

"Kamu sering begadang?" tanya dokter cantik bernama Adel.

"Iya dok." jawab Arthur.

"Sambil ngopi?" tanya Adel.

"Iya." jawab Arthur.

"Ngerokok juga?" tanya Adel lagi.

"Kalau ngopi gak ngerokok itu kurang dok, kalau sama rokok itu beghhh! sempurna! kayak dokter ahayy!" jawab Arthur gombal.

"Cihuy cihuy!" ucap Kevin.

"Gombal dikit gak ngaruh!" ucap Tigers tertawa geli.

"Sialan! ini tes medis ter bobrok!" ucap Devin yang lelah tertawa.

"Kekuranganmu hanya di sini, dengan sedikit treatment kesehatan kamu akan masuk ke dalam kriteria guild." ucap Adel datar.

"Jadi?" tanya Arthur.

"Gagal lah apa lagi!" jawab Adel kesal.

"Ck kata siapa?! aman aman! langsung buat kartu member saja!" ucap Devin.

"Betul! sakit dikit gak ngaruh!" ucap Kevin.

"Tapi..." Adel tak jadi melanjutkan ucapannya karena Arthur sudah di seret keluar ruangan.

Bersambung....

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6'
7 Bab 7
8 Bab 8*
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16'
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21'
22 Bab 22
23 Bab 23*
24 Bab 24'
25 Bab 25
26 Bab 26'
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 34
34 Bab 33
35 Bab 35'
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64'
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73'
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84'
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91'
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155: Season 2 End
156 S3 Bab 156
157 S3 Bab 157
158 S3 Bab 158
159 S3 Bab 159
160 S3 Bab 160
161 S3 Bab 161
162 S3 Bab 162'
163 S3 Bab 163
164 S3 Bab 164
165 S3 Bab 165
166 S3 Bab 166
167 S3 Bab 167
168 S3 Bab 168
169 S3 Bab 169
170 S3 Bab 170
171 S3 Bab 171
172 S3 Bab 172
173 S3 Bab 173
174 S3 Bab 174
175 S3 Bab 175
176 S3 Bab 176
177 S3 Bab 177
178 S3 Bab 178
179 S3 Bab 179
180 S3 Bab 180
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6'
7
Bab 7
8
Bab 8*
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16'
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21'
22
Bab 22
23
Bab 23*
24
Bab 24'
25
Bab 25
26
Bab 26'
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 34
34
Bab 33
35
Bab 35'
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64'
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73'
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84'
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91'
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155: Season 2 End
156
S3 Bab 156
157
S3 Bab 157
158
S3 Bab 158
159
S3 Bab 159
160
S3 Bab 160
161
S3 Bab 161
162
S3 Bab 162'
163
S3 Bab 163
164
S3 Bab 164
165
S3 Bab 165
166
S3 Bab 166
167
S3 Bab 167
168
S3 Bab 168
169
S3 Bab 169
170
S3 Bab 170
171
S3 Bab 171
172
S3 Bab 172
173
S3 Bab 173
174
S3 Bab 174
175
S3 Bab 175
176
S3 Bab 176
177
S3 Bab 177
178
S3 Bab 178
179
S3 Bab 179
180
S3 Bab 180

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!