Arthur dan Jonathan berbincang-bincang santai di kamar sampai matahari terbenam. Mereka tidak sadar kalau orang tua Jonathan sudah pulang bersama anak angkat nya.
Arthur terus memberikan berbagai macam saran, kritik, dan nasehat pada Jonathan yang ternyata sedang mendapatkan banyak masalah minggu minggu ini.
Ceklek...
"Loh! nak Arthur! kebetulan, ayo makan malam dulu, tante sudah masak banyak hari ini." ucap Sintia.
"Loh! dah malem aja!" ucap Arthur kaget.
"Kalian keasikan ngobrol sih, udah ayo turun buat makan malam." ucap Sintia.
"Enggak usah tan, aku pulang aja, malah ngerepotin gini." ucap Arthur mencoba menolak tawaran Sintia.
"Udah ayo!" ucap Jonathan menyeret Arthur.
'Haha! hemat Zet!' batin Arthur.
[Bagus juga trik mu!]
'Orang miskin punya banyak cara bro!' ucap Arthur bangga menjadi anak miskin.
Mereka turun ke ruang makan untuk makan malam bersama. Di ruang makan, Bobby tersenyum lebar, dia baru paham kenapa adiknya menyetujui rencana ayahnya.
"Sialan, ternyata mulutmu sangat di turuti adikku ya hahaha..." ucap Bobby.
"Dia lebih bodoh bro! makanya selalu menuruti nasehatku." ucap Arthur terkekeh geli.
"Sialan!" ucap Jonathan kesal.
"Si kepala batu ini ternyata luluh karena Arthur pah hahahaha...." ucap Bobby pada ayahnya.
"Hahahaha....untung Arthur datang ya, coba kalau enggak, Shinta sudah jadi milik orang lain." ucap Bruno tertawa keras.
"Noh! apa aku bilang blokk! untung loh! kalau kau nunda nelpon tadi, gagal punya istri cantik jo!" ucap Arthur memukul pelan kepala Jonathan.
"Hahaha...bener kan firasat mamah, pasti ada andil mulut Arthur." ucap Sintia.
[Sedekat itu ya kalian bos! hahaha...]
'Gimana gak deket! dari SD!' ucap Arthur.
[Mantap!]
"Kenalin, Clara sama Della, anak angkat papah sama mamah. Clara yang rambutnya hitam, kalau Della yang pirang. Kalian berdua, ini kakak kalian, Bobby sama Jonathan. Kalau ini sahabat kak Jonathan, namanya Arthur." ucap Sintia.
"Halo." ucap kedua gadis yang berusia sekitar 16 tahun.
"Kembar?" tanya Jonathan.
"Enggak, cuma mirip saja. Mamah adopt keduanya soalnya mereka sahabat dari kecil, jadi mamah gak tega kalau cuma adopt salah satu." jawab Sintia.
"Mamah udah pantau dari kapan?" tanya Jonathan.
"5 bulan ya pah?" tanya Sinta pada Bruno.
"Iya, sekitar 5 atau 6 bulan." jawab Bruno.
"Ingat kata kataku tadi." bisik Arthur.
"Ya baguslah kalau mamah seneng, aku juga ikut seneng." ucap Jonathan.
"Oh iya, soal guild, itu beneran jo?" tanya Bruno.
"Beneran pah, Arthur juga kok, besok kamis tes medis sekaligus buat kartu member." jawab Jonathan.
"Wah keren kau! dulu aku aja udah ajuin berkali-kali gak pernah di terima." ucap Bobby.
"Selamat ya, nanti mamah kasih hadiah." ucap Sintia.
"Iya, nanti papah beliin sesuatu buat kamu!" ucap Bruno.
"Makasih." ucap Jonathan tersenyum bangga bercampur senang.
Arthur hanya menghela nafas, dia tetap makan sambil tersenyum mendengarkan obrolan keluarga cemara ini.
[Tak apa bos, walaupun tidak ada yang memberikan hadiah kau harus tetap semangat. Orang tua mu di atas sana pasti sangat bangga melihat pertumbuhan mu]
Arthur hanya tersenyum, selesai makan malam Arthur langsung pamit untuk pulang karena moodnya sudah turun untuk ngobrol bersama Jonathan.
Sesampainya di rumah, Arthur langsung ganti baju, setelah itu dia membuat kopi lalu duduk di teras rumah sambil melamun.
"Hahhh...gini banget jadi anak tunggal, coba aja ada adik atau kakak. Pasti gak bakalan sepi, bisa di ajak susah seneng, bisa banggain mereka. Pasti enak banget hidupku kalau ada mereka." gumam Arthur sambil menghembuskan asap rokok yang setiap malam menjadi teman curhatnya.
[Adopsi aja bos, anak anak jalanan. Lumayan bisa jadi teman ngobrol. Kau bisa sekolahkan mereka juga, hitung hitung amal lah]
"Belum kepikiran ke sana aku Zet." ucap Arthur.
[Kalau begitu ya sudah, sementara ajak ngobrol Jet saja bos]
"Helehhh! serigala kok tiap hari cuma makan tidur makan tidur!" ucap Arthur kesal.
"Auuuu!" Jet mengaum kesal mendengar keluhan Arthur.
"Apa?! hem?! gak terima? mau kurangin jatah makan mu?' tanya Arthur kesal.
Jet langsung berdiri dan menggesekkan tubuhnya di kaki Arthur sebagai permintaan maaf.
Pukul 01.00, Arthur pun masuk ke dalam rumah untuk tidur. Keesokan harinya juga sama, dia hanya di rumah bermain game sampai sore. Setelah itu pergi ke Cafe untuk resign, pulang dari Cafe Arthur kembali melamun di teras rumah meratapi hidup.
Arthur melamun di teras sampai tengah malam, setelah terasa mengantuk dia langsung pergi ke kamar untuk tidur.
Pagi harinya Arthur bangun karena alarm dari Zet. Dia mandi, bersiap siap untuk pergi ke basecamp guild The Devil's Crew. Tak lama setelah Arthur selesai bersiap siap, Jonathan datang mengetuk pintu.
Mereka berdua pun berangkat bersama, 30 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di basecamp guild The Devil's Crew yang sangat besar dan megah.
"Cari siapa mas?" tanya Satpam bernama Ando.
"Mau tes medis pak." jawab Jonathan.
"Boleh saya lihat surat panggilannya?" tanya Ando.
"Silahkan." ucap Jonathan memberikan dua amplop pada Ando.
Ando membaca dengan teliti, mencocokkan dengan foto yang di berikan bos nya.
"Asli, silahkan masuk, langsung ruang tamu saja." ucap Ando.
"Baik Pak." jawab Jonathan.
Mereka kembali kedalam mobil, memarkirkan mobil di garasi lalu berjalan memasuki basecamp yang berbentuk rumah besar dan megah.
Ternyata di ruang tamu mereka sudah di tunggu oleh Julian, Devin, Lidia, Riski, dan 9 anak muda seangkatan keduanya serta 5 pemuda pemudi dari beberapa Academy.
"Itu anak pilihanmu, bawalah. Yang satunya ikut sini." ucap Julian.
"Siapa namamu? lupa aku." tanya Devin pada Arthur.
"Arthur Dillingham." jawab Arthur.
"Satu marga kita, ikut aku ya, kau duduk dan ikuti Julian.' ucap Devin.
"Baik." jawab Jonathan langsung duduk di sofa.
Sedangkan Arthur pergi mengikuti Devin ke halaman belakang diikuti oleh Kevin dan Tigers.
"Aku laki lho pak!" ucap Arthur jadi takut sendiri.
"Matamu! aku bukan gay satt!" ucap Tigers memukul kepala Arthur keras.
"Kirain kan." ucap Arthur cengengesan sambil mengelus kepalanya.
Sesampainya di halaman belakang yang terdapat sebuah gazebo dan bar mini di sampingnya, Arthur langsung disuruh membuka baju oleh Devin.
"Aku pulang lah!" ucap Arthur ketakutan.
"Enggak bangsat! kita semua normal cok! buruan!" ucap Kevin terkekeh geli.
"Benar ya?!" ucap Arthur memastikan.
"Iya!" jawab Devin cengengesan.
Arthur membuka bajunya dan terlihatlah tato di dada, punggung dan lengannya. Devin menyibakkan rambut belakang Arthur yang memperlihatkan tato khusus yang di buat oleh Zet.
"Kau dapat tato ini dari mana?" tanya Devin.
[Katakan saja tak apa, dia pemilik sistem juga. Kakak ku yang mendampinginya]
"Zet pak!" jawab Arthur tegas.
"Tukang tato mana itu?" tanya Kevin penasaran.
"Di pelosok, sudah tua dia, kampungan juga." jawab Arthur.
[Sialan kau bos!]
"Ohh! namanya lumayan modern ya." ucap Kevin.
"Yang di punggung?" tanya Devin.
"Sama pak." jawab Arthur.
"Tidak mungkin, ini sudah lama dan bawaan." ucap Devin.
"Entahlah, aku juga baru sadar beberapa bulan ini." ucap Arthur.
"Dia wadah Drago paman, sedangkan temannya itu wadah Bao. Anak ini kalau jatuh ke tangan yang salah bisa jadi mesin pembunuh yang mengerikan." ucap Devin.
"Drago? woah! berbahaya sekali!" ucap Kevin kaget.
"Pakai bajumu, kita mulai tes medis di ruangan medis." ucap Devin.
Arthur memakai bajunya kembali lalu berjalan mengikuti tiga senior itu. Saat masuk ke dalam ruang medis, Arthur langsung terpesona dengan dokter yang sudah menunggu.
[** nya kecil bos! sayang sekali! kalau besar dikit bisa lah]
'Anjink kau Zet!' ucap Arthur kesal.
[Yang gede gede aja bos hahaha! sama kriteria kita bos! hihihihi!]
'Anti kecil-kecil club!' ucap Arthur.
[Hahahahaha! brengsek!]
"Ihiyy! pandangan pertama awal aku berjumpa tenenet! hahaha!" ucap Kevin tertawa geli.
"Sattt!" ucap Arthur tertawa malu.
"Santai aja broo! ayo cepat!" ucap Kevin.
Arthur pun melakukan tes medis, beberapa tes dia jalani dengan baik. Kevin, Tigers dan Devin sempat tertawa terbahak-bahak saat Arthur melakukan tes detak jantung karena Arthur sangat gerogi.
"Kalau bilang bang suka!" ucap Kevin.
"Bukan begitu dong urutannya!" ucap Arthur.
"Gimana tuh?" tanya Kevin menggoda.
"Arghh! bodo!" ucap Arthur kesal.
"Hahahahaayyy!" Kevin tertawa keras.
Selesai tes detak jantung, Arthur pun di tes kesehatan tubuhnya.
"Kamu sering begadang?" tanya dokter cantik bernama Adel.
"Iya dok." jawab Arthur.
"Sambil ngopi?" tanya Adel.
"Iya." jawab Arthur.
"Ngerokok juga?" tanya Adel lagi.
"Kalau ngopi gak ngerokok itu kurang dok, kalau sama rokok itu beghhh! sempurna! kayak dokter ahayy!" jawab Arthur gombal.
"Cihuy cihuy!" ucap Kevin.
"Gombal dikit gak ngaruh!" ucap Tigers tertawa geli.
"Sialan! ini tes medis ter bobrok!" ucap Devin yang lelah tertawa.
"Kekuranganmu hanya di sini, dengan sedikit treatment kesehatan kamu akan masuk ke dalam kriteria guild." ucap Adel datar.
"Jadi?" tanya Arthur.
"Gagal lah apa lagi!" jawab Adel kesal.
"Ck kata siapa?! aman aman! langsung buat kartu member saja!" ucap Devin.
"Betul! sakit dikit gak ngaruh!" ucap Kevin.
"Tapi..." Adel tak jadi melanjutkan ucapannya karena Arthur sudah di seret keluar ruangan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments