Tiga hari Arthur tidak masuk Academy, dia masuk saat ujian tengah semester di mulai. Arthur mengambil nomor ujiannya terlebih dahulu di ruang BK, lagi lagi dia bertemu dua guru cantik di sana.
"Misi bu, mau ambil nomor ujian." ucap Arthur dengan wajah masih sedikit lebam.
"Syukurlah kamu tetap ikut ujian thur!" ucap Vallen lega.
"Males ikut susulan bu." jawab Arthur menerima nomor ujiannya dari Shinta.
"Udah sembuh kan? tenang aja, Dion sama Anna udah di skors satu minggu." ucap Shinta.
"Udah bu, udah agak mendingan." jawab Arthur.
"Ya udah, sana ke kelas kamu, bentar lagi masuk." ucap Shinta.
Arthur menganggukkan kepala lalu berlalu pergi ke kelasnya. Sepanjang jalan Arthur terus ditatap oleh para murid Academy, terlihat jelas mereka menahan tawa.
Arthur tidak memperdulikan mereka, dia masuk ke dalam kesal dan duduk di kursi sesuai nomor ujiannya. Selama 5 hari ini Arthur tidak masuk kerja karena di beri cuti oleh ayah Jonathan supaya fokus ujian.
Arthur setiap malam selalu belajar tanpa memandang remeh ujian tengah semester ini. Dia mau nilainya sempurna dan lulus dengan predikat terbaik supaya bisa masuk ke guild impiannya yaitu The Devil's Crew.
Setelah selesai ujian tengah semester, para murid pun diberi libur selama satu minggu untuk merefresh otak mereka. Di liburan kali ini Arthur bekerja full, dia mengumpulkan uang untuk membeli senjata dan skill di sistemnya.
Siangnya Arthur mencari rongsokan, malamnya dia bekerja di Cafe. Hasil kerja kerasnya selama satu minggu ini adalah 700 ribu, Arthur langsung membeli dua Skill dan satu kitab teknik berpedang.
Dua skill ini adalah skill pertama yang dia miliki selama hidupnya. Skillnya adalah Sword Of Justice dan Devil's Steps. Sword of justice adalah 4 tebasan mematikan dari 4 elemen dasar yang melambangkan keadilan sekaligus kematian bagi para manusia yang tidak adil.
Sedangkan Devil's Steps adalah langkah setan yang tidak bisa di lihat, layaknya kita yang awam tidak akan bisa melihat hal ghaib.
Arthur melatih kedua skillnya dengan serius, dia ingin skill pertamanya ini menjadi mematikan walaupun hanya di tingkat S.
Setelah liburan selesai, semua murid Academy di seluruh nusantara pun mulai masuk kembali untuk menimba ilmu. Di semester akhir ini para murid lebih banyak praktek dari pada materi, kenapa? karena praktek lebih penting di masa depan dari pada materi.
Tanpa praktek materi tidak akan berguna, begitupun sebaliknya, tanpa materi praktek tidak akan ada gunanya. Arthur pun kembali bertemu dengan sahabatnya yang minggu lalu berlibur ke luar negeri sambil menjenguk kakek dan neneknya.
Mereka berdua bercengkrama di kelas, kali ini Arthur duduk di bangku pojok belakang dekat jendela tepat di belakang Jonathan. Penampilannya juga berbeda, Arthur lebih macho dengan lengan di lipat dan rambut di kuncir.
"Aku mau tato, kau sekalian tidak? mumpung uang saku dari kakekku belum ke pake." ucap Jonathan.
"Mahal *** tato!" ucap Arthur ketus.
"Aku yang bayar ***! kemarin kakekku tf 3000 dolar, santai ***! katanya uang itu buat traktir kau juga!" ucap Jonathan.
"Anjink! 3000 dollar! sattt! keluarga mu ngasih sangu kayak ngasih nasi basi ke ayam ***!" ucap Arthur.
"Ntar kita tato ya! kau bebas mau tato apapun! Academy juga gak ngelarang ***." ucap Jonathan.
"Uruslah." jawab Arthur setuju.
"Shapp!" ucap Jonathan.
Tak lama Anna bersama circle nya masuk ke kelas dengan wajah jutek dan arogan. Arthur tidak perduli, dia memilih untuk terus berbincang-bincang dengan sahabatnya membahas tentang ujian praktek beberapa bulan lagi.
"Kau dah ada skill?" tanya Jonathan.
"Udah, dua, seminggu kemarin kan aku kerja keras *** buat beli skill sama kitab berpedang. Walaupun belum ada pedangnya hahahaha...." jawab Arthur tertawa geli.
"Anjaaay! aku belum beli ***! nantilah aku beli!" ucap Jonathan.
"Anjink belum beli skill! gimana ujian praktek mu besok bodoh!" ucap Arthur tidak habis pikir dengan Jonathan ini.
"Lupa ***! nanti aku sekalian beli kitab pembentukan energi!" ucap Jonathan.
"Kalau kitab itu aku dah ada, warisan orang tua broo." ucap Arthur.
"Anjer! enak banget!" ucap Jonathan iri.
"Hahaha....nasib anak baik!" ucap Arthur terkekeh.
"Anjaayyy!" ucap Jonathan terkekeh.
Tak berselang lama guru pembimbing pun masuk dan mengajak para murid untuk keluar ke Aula praktek. Pelajaran kali ini adalah praktek pembentukan energi Mana.
Arthur mendengarkan penjelasan guru pembimbing dengan seksama, jika dia tidak mengerti dia akan langsung bertanya.
Arthur sangat cuek dengan tatapan aneh Anna dan teman-teman sekelasnya.
"Di sini ada yang belum punya summoning permanen?" tanya guru pembimbing bernama Djarot.
"Saya pak! kemarin saya Summoning rubah putih ekor 9, tapi dia langsung hilang gitu aja pak." jawab Arthur mengangkat tangannya.
"Woahhh! hebat kamu! sekarang coba lagi! jangan langsung ke yang terkuat! ayo coba bayangkan hewan hewan yang menurut kamu lucu! Summoning permanen ini bukan sebagai teman bertarung saja, tapi sahabat dalam perjalanan kalian menjadi seorang hunter sejati!" ucap Djarot.
"Ayo ***! cobain!" ucap Jonathan.
"Aku pingin serigala sih, coba ya." ucap Arthur duduk bersila.
Arthur membayangkan sosok Serigala yang sejak kecil dia idam idamkan, setelah paten Arthur langsung merapalkan mantra Summoning.
Woshhhhh....
Segerombolan serigala berbulu emas yang terus mengeluarkan sengatan listrik muncul di hadapan Arthur dan menjilati mulut Arthur sebagai tanda bahwa dialah alpha dalam kelompok yang berjumlah 12 ekor itu.
"Auuuuuuu..." seekor serigala sebesar motor Harley mengaum lalu diikuti oleh kelompoknya.
Beberapa detik kemudian serigala yang lain pun menghilang setelah memberikan hormat menyisakan ketua kelompok mereka.
"Arthur, dialah ketua kelompok serigala petir! selamat! kamu telah resmi menjadi tuan atau alphanya!" ucap Djarot memberi selamat.
"Nyetrum gak pak ini?" tanya Arthur sedikit takut.
"Tidak, mereka tidak akan menyambar jika tidak merasa terancam." jawab Djarot terkekeh mendengar pertanyaan Arthur.
"Ooooo! kalau gitu namamu Jet!" ucap Arthur mengelus kepala serigala di hadapannya.
Jet menunjukkan wajah senangnya lalu menggesekkan tubuhnya ke kaki Arthur.
"Baiklah! ayo kita mulai prakteknya!" ucap Djarot.
Praktek pun di mulai setelah semua murid paham akan penjelasan materi barusan. Djarot menyuruh anak didiknya membuat benda kecil terlebih dahulu, mereka dididik bertahap.
"***! liat!" ucap Jonathan memegang sebuah skop bentuk dari energi Mana nya.
"Wanjink! skop! kau mau nguli?!" tanya Arthur.
"Whahahaha!" Jonathan tertawa geli sambil mempraktikkan layaknya seorang kuli.
Tak mau kalah, Arthur langsung membuat sebuah cangkul lalu memamerkan pada Jonathan.
"Mau garap sawah mana pak?" tanya Jonathan tertawa cekikikan.
"Sawah punya pak Djarot hahahaha...." jawab Arthur tertawa geli.
Djarot hanya menggelengkan kepala melihat dua murid paling berbakat dari semua angkatan tahun ini sedang bercanda.
"Apa kau liat liat?! cangkul juga palamu!" ucap Arthur pada Anna.
"Sabarr, have fun brooo!" ucap Jonathan.
"Candaaa hahahaha..." ucap Arthur tertawa geli.
Pelajaran terus berlanjut sampai jeda istirahat, murid satu kelas terlihat sangat kesulitan dan tidak ada perkembangan. Berbeda dengan Arthur dan Jonathan yang sudah membuat berbagai macam benda random sambil tertawa cekikikan.
Karena bel istirahat telah berbunyi, Djarot pun menghentikan pelajaran dan menyuruh siswa-siswi untuk istirahat. Arthur dan Jonathan langsung berlari ke kantin untuk makan siang.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments