Suami Berondongku 2
Kehidupan keluarga Vano sangat harmonis. Walaupun kadang kala ada pertengkaran dan perdebatan kecil yang mewarnainya. Justru hal itulah yang membuat keduanya semakin mesra menginjak usianya yang semakin bertambah. Di tambah dua buah hati yang kini sudah dewasa dan semuanya adalah anak yang patuh.
Namun, saat Axel sedang menyukai gadis yang bernama Kila, ia mendapat petentangan dari Mama dan juga Papanya. Karena Kila usianya di atas Axel. Nindy ngga mau kejadian yang sama terulang kembali.
Pagi yang cerah, dimana sinar sang surya perlahan mulai mengintip melaui celah dedaunan dan menyinari bumi ini.
Vano menggeliatkan badan dan sedikit demi sedikit membuka mata walau masih terasa sangat mengantuk. Ia melihat istrinya masih tertidur pulas. Perlahan menyibakan rambutnya yang sedikit menutupi pipi Nindy. Wanita yang sudah menemaninya mengarungi bahtera rumah selama 20 tahun ini.
"Cuuuuuuupppp"!!!
Sebuah kecupan manis mendarat di kening Nindy.
"Pagi sayank?" bisik Vano lembut.
"Emm pagi juga sayank" balas Nindy masih setengah terpejam. Dengan erat Vano memeluk Nindy.
"Capek ya...?" ucap Vano yang sedari tadi tak lepas pandangan dari wajah Nindy. Nindy hanya mengangguk menjawab Vano. Meskipun umur semakin bertambah, Nindy tetap terlihat cantik, karena Nindy pandai merawat badan dan kecantikanya. Hal itu yang membuat Vano semakin jatuh cinta.
"Sayank, hariini kamu nggak pengen ke mana atau ngapain gitu..?" tanya Vano. Nindy membuka mata, lalu tersenyum.
"Nggak mau, mau seharian sama kamu sayank..." jawab Nindy menggoda Vano. Vano menyentil hidung Nindy dengan lembut. Lalu mengecupnya dengan lembut. Tak tahan dengan bibir istrinya, Vano pun mendaratkan ciumanya di sana, dan akhirnya, momen tadi malam terjadi lagi dan lagi. Karena keduanya belum sempat memakai baju tadi malam dan hanya memakai selimut sampai pagi ini. Jadilah mereka berolah raga pagi.
Sekitar 10 menitan keduanya terengah-engah karena kenikmatan. Peluh membasahi keduanya.
"Makasi sayank, kamu tetap sama seperti yang dulu, tiap hari kamu bikin aku jatuh cinta lagi lagi dan lagi..."
"Ah bisa saja kamu yank, akukan sudah tua, umur saja udah 50 tahun lebih yank..." jawab Nindy sambil membelakangi Vano.
"Walaupun kamu 50 lebih, tetep ga da yang bisa menggeser posisi kamu di hati aku, only you my wife..."
"Idih, gombal ah...."
"Ow ta ajak olah raga pagi lagi og kalau gitu..."
Vano menggoda Nindy san sengaja membalikan badan Nindy menghadap ke arahnya. Nindy sontak bilang ampun dan tertawa cekikikan. Sungguh sangat bikin orang lain saja.
"Yank tolong ambilin baju aku dong, aku mau bangun nih...?" pinta Nindy.
"Ambil sendiri ah..." jawab Vano meledek.
"Malu iiihhh, kan gak pake baju sama sekali."
"Kenapa mesti malu, kamu udah berapa tahun hidup bersamaku yank, iiihhh tak gigit beneran og, bikin gemes saja..."
"Ya udah kamu tutup mata dulu yank, jangan ngintip yach?" pinta Nindy. Vano mengiyakan, namun itu hanya bohongan. Saat Nindy berdiri dan hendak mengambil bajunya yang berada di lantai, Vano dengan cepat berdiri dan membopongnya. Sontak saja Nindy kaget bukan main.
"Ehh yank, apaan sih...?"
Ssssssstttttt
Vano tersenyum dan membawa istrinya ke kamar mandi.
"Kita mandi bareng sayank..." bisik Vano lembut.
Semakin menambah mesra saja dalam bopongan Vano, Nindy mencium bibir suaminya dengan mesra. Gairah pagi keduanya semakin berkobar saja. Mengalahkan pasangan muda yang tengah di landa asmara.
Entah berapa kali adegan itu terjadi. Yang jelas pukul 09.00 wib, keduanyabaru keluar kamar dengan baju santai namun rapi.
"Pagi Pah, Mah...?" sapa Zia yang sudah mager di depan televisi. Biasa nonton kartun, kelakuan Zia masih kayak bocil sih.
"Pagi juga sayank...." balas Nindy dan langsung berjalan menuju dapur. Sedangkan Vano duduk bersama putrinya. Vano ngobrol santai bersama putrinya. Sesekali terdengar canda tawa antara anak dan papa tersebut.
Nindy sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi. Karena hari ini hari libur, jam sarapan juga agak siang. Bukan karena hal itu, melainkan kebanyakan olah raga di kamar dan bikin males keluar kamar.
Tak berapa lama, Axel keluar dari kamar. Dengan hanya memakai singlet dan celana pendek menampakan kekekaran badanya. Ia semakin tampan saja. Bahkan ketampanan Vano waktu masih muda bisa di kalahkanya. Namun sayangnya, ia di tinggalkan ceweknya, dan kini ia bersikap dingin dengan cewek.
"Pagi Pa...?"
"Baru bangun kamu...?"
"Iya pah..." sahut Axel dan menyahut cemilan yang tengah di pegang Zia.
"Iiiihhhhh, kakak, kembaliin...!!" seru Zia dengan melotot. Vano hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kapan lagi akan melihat momen seperti ini jika bukan sekarang dan mumpung masih ada kesempatan. Jikakelak mereka sudah berkeluarga, mungkin tidak akan pernah lagi seperti ini. Jadi Vano membiarkan jika kedua anaknya saling jail satu sama lain.
Axel cuek, mengunyahnya sambil duduk di dekat Zia. Zia berhasil merebutnya.
"Pelit amat jadi adek..."
"Biarin huuu..."
"Kak anterin Zia ya ke rumah Dea..."
"Ogah, males..." jawab Axel ketus.
"Tuuuhhh kan, pergi sendiri gak boleh, minta anter gak mau, maunya gimana siii..." gumam Zia.
"Emang mau ke sana jm berapa..?"
"Ya masih nanti sore sih.."
"Nah itu masih nanti sore, udah ngreog aja sekarang..." ujar Axel.
Nindy muncul dari dapur karena mendengar kedua anaknya berdebat. Sedang Vano asik membaca koran paginya.
"Ribut apa sih, dari tadi Mama dengerin dari dapur gak berhenti..."
"Itu Ma, kak Axel jail..." jawab Zia dengan sewot.
"Ya sudah, ayo kita sarapan, udah Mama siapin tuh..."
"Ayo Pah...?" ajak Nindy menghampiri Vano.
Vano melipat koranya kembali untuk kemudian sarapan bersama keluarga kecilnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments