BAB. 10

Pertemuan pertama antara Axel dan Kila terkesan biasa saja. Sebatas pelanggan dan penjaga toko. Setelah selesai membayar keduanya segera pergi dari toko tersebut. Sementara Kila, iasangat senang hari itu omsetnya agak lumayan. Karena bonus yang akan ia dapat di akhir bulan cukup lumayan juga.

"Ehheemmm....!!!" suara deheman seseorang mengagetkan Kila. Ia menoleh ke sumber suara, karena saat itu toko sepi, hanya ada Kila dan pengunjung yang baru masuk tersebut. Kila sangat kaget melihat pria yang menyapanya itu.

"Lama tak jumpa Kila Raya Maheswari....?" sapa pria itu yang seakan mengejek keadaan Kila saat ini.

"Kamu...?" balas Kila.

"Emmm, rupanya sekarang kamu bekerja di sini? Emang susah ya, apa mungkin takdir kamu kaya gini, selalu hidup susah...?" ledek pria itu lagi.

"Ooohhh ini mantan kamu yank..?" sergah seorang cewek yang tiba-tiba muncul di belakang lelaki itu. Lagaknya seperti orang kaya, sombong lagi.

"Iya, mantan kekasih buruku yank. Entah karena apa atau mungkin mataku yang rabun hingga memilihnya menjadi kekasihku. Tapi itu nggak lama kok yank, hanya bertahan 6 bulan, karena Papa sama Mama gak setuju." kilah lelaki itu membuat Kila eneg melihatnya.

"Oh ya, baguslah kalau ortu kamu sadar yank, belum terlambat..." cewek itu tak henti nyinyir terus.

Sungguh muak Kila harus menyaksikan dan mendengar semua itu lagi. Ia berusaha sabar. Lelaki yang tengah berkoar-koar di hadapanya adalah mantan kekasihnya dulu. Boro-boro beli, cuma lihat-lihat dan hanya berkomentar buruk tentang Kila.

Denis Arya Sutomo. Ia adalah anak tunggal dari seorang pengusaha. Orang tuanya tajir melintir. Ia adalah mantan kekasih Kila. Hanya karena rasa penasaran, Denis mengejar Kila. Usut punya usut, Denis mendengar kalau Kila cewek yang susah di dapatkan. Denis dan Kila satu angkatan semasa kuliah, Kila seni dan Denis jurusan bisnis. Niat Denis mengejar Kila kesampaian dan berhasil. Ia sangat senang dan rupanya itu di jadikan taruhan. Sedangkan Kila tak tahu menahu akan hal itu. Setelahberjalan 6 bulan masa pacaran, barulah Kila tahu semuanya. Ia menahan sakit hatinya, sampai suatu saat dan pada moment yang pas sekali, saat Denis berkumpul dengan temanya, dan pada saat itu pula tengah berada di kantin kampus, Kila dengan tegas menyatakan putus dengan Denis. Di depan semua orang yang tengah berada di kantin tersebut. Semua yang mendengarnya terkejut dan kaget.

Braaakkkkkk

Suara gebrakan tangan Denis begitu keras.

"Kamu mutusin aku...?" bentak Denis yang berjalan mendejati Kila.

"Kamu fikir aku suka kamu beneran? Atas dasar apa aku suka sama kamu woi...!!! Pikir dong pake otak!!!! Kamu tuh cuma buat taruhan aku sama temen-temenku saja, paham!! Berlagak mutusin aku...!! Gede juga nyali kam!!" ucap Denis dengan ketus dan sinis. Kila tertunduk. Hancurdan sakit banget ia mendengar kata-kata itu dari Denis. Namun ia mencoba kuat dan tak menangis. Dengan segenap kekuatan yang tersisa, ia membalas perkataan Denis.

"Sudahkah selesai bicaranya? Kalau sudah selesai dan tak ada lagi ocehan yang mau kamu sampaikan, aku akan pergi, karena semua omong kosong kamu tak penting bagiku. Sekarangaku sudah tidak peduli sama kamu, karena mulai hari ini kita bukan siapa-siapa lagi dan tak ada hubungan apa pun. Dan untuk taruhanya, terima kasih ya, kamu sudah membuktikan diri kamu yang sebenarnya hari ini. Ingatlah, drama manis yang kau berikan padaku sekarang, akan mendapat balasan dengan karma sadis yang sangat menyakitkan. Makasih untuk semuanya.."

Setelah berkata seperti itu, Kila tersenyum penuh kepuasan dan kemenanga. Ia tidak menangis, bahkanuntuk memberikan kesempatan air matanya menggenang di matanya saja tidak ia ijinkan. Dengan langkah yang penuh wibawa, iaberjalan meninggalkan tempat itu dan juga Denis yang tertegun di buatnya. Ia masih saja menatap kepergian Kila. Ia tak menyangka gadis yang sangat kuat. Ia juga berani melawanya. Sejak saat itu, Denis sangat membenci Kila hingga saat ini.

"Kalau kalian tidak membeli, silahkan kalian tinggalkan toko ini, disini tidak menerima ocehan pencitraan, disini tempat membeli baju..." ucap Kila dengan senyum manisnya. Masih saja Kila bisa bersikap baik seperti itu.

"Belagu amat, barujadi pelayan udah membuat kecewa pelangganya, aku juga tak sudi beli baju di tokomu ini..." kilah cewek yang bernama Mawar itu.

"Ayo, kita pergi saja dari tempat ini yank, kalau lama-lama di sini aku bisa kena gatal-gagal, hhiiiiii...." ucap cewek itu lagi yang mempraktekan dirinya saat kena gatal-gatal.

"Iya silahkan, maaf pintunya sebelah sana..." Kila menunjuk pintu masuknya sambil senyum meledek. Denis dan juga Mawar pergi dengan kesal.

Kila bernafas lega. Melihat Denis dan pacarnya sudah meninggalkan tokonya, ia sangat senang. Karena muak dengerin ocehan mantan kekasih buruknya itu.

Hari sudah menjelang malam. Sekitar pukum 20.00 wib, Kila segera beberes menutup toko. Karena juga sudah capek juga. Setelah selesai menutup toko, bergegas ia pulang ke kosnya. ia tak jadi mampir ke cafe seperti yang ia rencakan tadi siang. Ia langsung saja pulang ke kosnya dengan mengendarai motor scoopynya. Dalam benaknya, ia ingin segera rebahan di kamar kos tercintanya.

Begitulah rutinitas Kila sehari-hari. Kadang capek, kadang seneng, kadangsedih dan kadang juga bahagia. Beberapa menit kemudian, ia sampai di kosnya. Kebetulan hari itu agak sepi. Penghuni lainya masih pada belum pulang. Ternyata ia yang pertama phlang ke kosnya.

Setelah memarkir sepeda motor, iamasuk ke dalam kamar. Rehat sebentar, habis itu baru mandi. Ia menyempatkan memasak nasi menggunakan magic com, karena merasa sangat lapar sekali. Setelah nasi matang, Kila makan. Selesai makan ia membuka ponselnya. Ada pesan dari nenek, menyuruhnya pulang jika ada waktu senggang. Namun untuk waktu sekarang ia tak bisa, karena ia punya rencana.

Malam semakin larut. Kila tertidur dengan pulas. Di temani malam yang memeluknya dengan sejuta mimpi yang menghiasinya.

"Mah, belum tidur...?" tanya Vano ketika melihat Nindy masih duduk di ruang tamu menunggu suaminya pulang.

"Belum Xel, Mama nungguin papa kamu..." jawab Nindy dengan lembut.

"Mama tidur aja, biar Axel yang nungguin Papa, Mah...?" Axel membujuk Nindy, karena kasian melihat Mamanya sudah terlihat sangat ngantuk sekali.

"Engga Xel, Mama belum ngantuk kok. Kamu saja yang tidur, ini juga udah malem lo.." ucap Nindy yang menengok arloji di tanganya menunjukan pukul 23.30 wib.

"Ya sudah kalau begitu, Axel temenin Mama aja, kita nungguin Papa sama-sama Mah...." jawab Axel dan kemudian duduk di sebelah Nindy. Axel memainkan ponselnya agar tidak bosen sampai saat Papanya pulang nanti. Tak berapa lama, gerbang pintu pagar terbuka sendiri, karena sudah otomatis memakai remot. Jadi tidak merepotkan orang lain. Sebuah mobil warna hitam masuk. Dan tak lain itu adalah Vano. Ia keluar dari mobil dan sudah di sambut Nindy di depan pintu.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!