BAB. 09

Seperti biasa, setelah hari libur usai, semua anggota keluarga Vano bersiap ke rutinitas masing-masing. Axel kuliah, Vano ke resto , Zia juga bersiap akan ke kampusnya.

"Pagi sayank....?" sapa Vano yang sudah rapi dengan baju dinasnya. Nindy membalas sapaan suaminya dengan senyum yang mengembang sambil masih sibuk menyiapkan sarapan di meja makan. Meja yang tak terlalu besar namun cukup untuk 8 orang itu kini sudah di penuhi banyak makanan. Roti tawar coklat dan pandan selalu menjadi penghuni tetap di atas meja tersebut. Tak lupa berbagai macam selai yang menjadi kawan setia roti tawar tersebut telah tersaji dan tertata dengan rapi di samping roti tawarnya. Tak ketinggalan, Nindy juga menyiapkan susu hangat dan juga teh untuk suaminya.

"Sayank, nantiaku pulang agak telat, karena ada klien yang akan bekerja sama dengan resto kita.." Vano memberitahu Nindy karena ia tak ingin istrinya cemas menunggunya nanti.

"Klien dari mana, Pa..?" tanya Nindy sambil menggeser kursi dan duduk di sebelah suaminya.

"Dari jepang sayank, mereka tau resto kita dari instagram, dan karena penasaran, mereka akan datang ke indonesia khusunya mengunjungi resto kita..." jelas Vano dan Nindy mengangguk-angguk.

"Waahh, klien Papa dari Jepang? Hebat Papa ini..." sahut Zia yang telah berada di ruang makan.

"Pagi Pah, Mah...?" sapa Axel yang juga sudah rapi dan akan sarapan pagi itu.

"Pagi juga sayang..." balas Nindy menyahut sapaan putranya.

"Zia, tar kamu nebeng kak Axel dulu ya, soalnya Papa mau berangkat lebih awal, karena ada klien, jadi Papa harus bersiap-siap untuk menyambut klien Papa. Gimana Xel, kamunggak keberatan kan anterin adek kamu...?" kata Vano.

"Beres Pa, tar Axel anterin kok..." jawab Axel yang sibuk mengoles rotinya dengan selai coklat.

"Makasi kak Axel..." tukas Zia. Lalu ia juga segera mengambil roti dan mengolesnya dengan selai kacang kesukanya, lalu mengunyahnya dengan pelan. Vano melihat arlojinya, ia segera menyelesaikanya lalu segera berangkat setelah sarapan.

"Sayank, aku berangkat dulu..." pamit Vano lalu mencium kening Nindy. Tak lupa Axel dan juga Zia, mencium tangan Papanya sebelum Vano berangkat ke resto. Rutinitas yang setiap hari tak pernah terlupakan. Vano segera meluncur menaiki mobil kesayanganya.

"Mah, kami berangkat..." pamit Axel sesaat kemudian.

"Susunya di habisin dulu sayang...." tandas Nindy.

"Udah, Ma..." jawab Zia.

"Ya sudah, kalian hati-hati di jalan yach, jangan ngebut..."

"Iya, Ma..."

Keduanya segera berangkat setelah berpamitan. Dengan motor Ninjanya, Axel segera meluncur mengantar Zia terlebih dahulu. Axel dan juga Zia bisa barengan kali ini, yaitu mengambil kuliah di jam pagi. Sambil menikmati udara pagi, Zia melihat suasana pagi di kotanya yang sangat sejuk itu.

Di tempat lain, pagi itu Kila terlihat sudah rapi. Karena sudah kebiasaan, Kila selalu bangun pagi sebelum adzan subuh berkumandang. Sungguh sangat rajin. Karena ia mempunyai cita-cita dan tujuan hidup yang sedang ia perjuangkan.

Mi instan dan segelas teh hangat selalu menjadi teman saat ia sarapan. Di saat Killa kelaparan di jam-jam yang tidak menentu, miinstanlah yang paling mengeri hehehe.

Selesai sarapan, Kila segera bersiap berangkat ke toko baju yang menjadi tempatnya untuk mengais rejeki. Walau dengan gaji yang tidak terlalu tinggi, tapi cukuplah untuk biaya hidupnya sehari-hari. Untuk menambah penghasilannya, Kila juga mencoba membuat desain model-model baju, siapa tau ada yang berminat dan membelinya. Dari kecil Kila suka menggambar, dan bakat tersebut kini ia curahkan untuk mendesain model baju. Setelah mematut diri dan berdandan biasa saja, Kila segera berangkat ke tempat kerjanya dengan menaiki motor scoopy kesayanganya. Tak ketinggalan ia membawa laptopnya. Rencananya, hari ini setelah pulang kerja, ia akan mampir ke cafe yang biasa ia datangi.

Dalam hitungan setengah jam, Kila sudah sampai di toko. Setelah memarkirkan sepeda motornya, ia membuka pintu. Ia memasang tulisan open di pintu kaca tersebut. Membersihkan lantai terlebih dahulu dan mengelap kaca, serta menata baju-baju yang di rasa tempatnya kurang pas. Kini semua sudah beres. Pemilik toko mempercayakan tokonya kepada Kila, dan memberikan kunci cadangan toko untuk mempermudah Kila saat datang untuk membukanya.

"Emmm, semoga hari ini penuh berkah ya Tuhan, aamiin...." doa Killa. Toko tempat Killa bekerja, tersedia baju cewek dan cowok kekinian, jadi tak heran jika pengunjungnya dari kalangan muda. Semua outfit kekinia dan trend masa kini.

"Xel, tar pulang kuliah ada acara gak...?" tanya Angga.

"Tumben lu nanya..."

"Kamu nanya....?!!!" bibir Angga nyinyir.

"Kamu bertanya-tanya...?!!!" balas Axel.

"Beneran ini gua nanya lu..." sahut Angga lagi.

"Gak ada, mau ajak ke mana...?"

"Anterin gua ke distro dong, yang ada di ujung jalan deket sama BCA itu loh...."

"Oh itu, boleh juga, tar gua temenin lu. Emang bajunya bagus-bagus di situ..?" kata Axel.

"Makanya tar kita tengok lah, Aku juga dapat info dari temen gua.."

"Ok ok.."

Angga mengacungkan jempolnya ke arah Axel. Setelah tiga jam mengikuti mata kuliah, akhirnya selesai sudah. Sesuai janji Axel, ia mengantar sahabatnya itu ke distro yang di maksud. Karena Angga tak bawa mobil karena sedang ada di bengkel. Entah apa lagi rusak. Ia dan Axel segera meluncur. Angga yang nyetir sedangkan Axel yang bonceng. Tak berapa lama mereka sudah sampaj. Tau sendiri kan kalau anak muda mnain motor, dengan kecepatan berapa.

Ciiiiittttttt

Motor yang di kendarai Angga dan juga Axel berhenti di depan toko yang di tunggu oleh Kila. Setelah memarkirkan, mereka segera memasuki toko.

"Selamat datang di toko ini, semoga cocok..." sapa Kila saat keduanya masuk ke dalam.

"Gadis ini..." batin Axel saat tau pelayan yang menyambutnya siapa. Begitu juga dengan Angga tak kalah kagetnya.

"Silakan mas-masnya mau pilih apa, semoga puas dan cocok berbelanja di sini." kata Kila dengan ramahnya.

"Iya mbak..." jawab Angga sopan.

Angga mulai melihat-lihat, Axel juga melihat-lihat. Ternyata komplit untuk kebutuhan anak muda. Angga segera beeaksi, dan bertanya ini itu ke Kila. Dengan sabar Kila melayani serta menjelaskan.

"Xel kamu nggak sekalian beli...?" tanya Angga.

"Engga Ngga, kamu aja, aku hanya nemenin kamu..." jawab Axel sambil melirik Kila.

Ternyata sangat manis kalau di lihat dari dekat.

Gumam Axel dalam hati. Setelah mondar-mandir sana sini, melihat ini itu dan mencobanya, akhirnya ada beberapa baju dan dua potong celana ia pilih.

"Sudah ini saja, Mas...?" tanya Kila ketika Angga membayarnya.

"Iya mba..." jawab Angga.

"Maaf mbak, kalau boleh saya mau tanya, itupun kalau mbak nggak keberatan ngejawabnya..." iseng-iseng Angga berkata.

"Boleh, silahkan Masnya mau tanya apa...?" jawab Kila yang sibuk menyecan semua baju yang di beli oleh Angga.

"Emm, mbak udah punya pacar belum...?"

Mendengar pertanyaan Angga, Kila hanya tersenyum. Sedang Axel melotot melihat Angga.

Bersambung......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!